DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 14
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan
anugerah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Melakukan penjahitan perineum
karena episiotomi/laserasi dengan menggunakan anastesi lokal” yang disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Tidak sedikit kesulitan
yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan
dari semua pihak yang terkait, baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut
dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada
Dosen yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami membutuhkan
kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata, besar harapan
kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Kelompok 14
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator pengukuran derajat kesehatan masyarakat. Penyebab angka kematian ibu (AKI)
diantaranya adalah perdarahan. Perdarahan pada ibu bersalin dapat disebabkan salah satunya
karena robekan perineum.
Robekan jalan lahir bisa ditangani dengan penjahitan. Sebelum dilakukan penjahitan,
perineum harus diobservasi terlebih dahulu derajat robekanya, setelah itu proses penjahitan
bisa dilakukan dengan melakukan prosedur pra penjahitan terlebih yaitu dengan di anestesi
secara lokal yang merupakan salah satu isi dari program asuhan sayang ibu, tetapi sampai
saat masih terdapat penjahitan yang tidak dilakukan anestesi terlebih dahulu, setelah
dianestesi kemudian dilakukan metode penjahitan perineum dengan jenis penjahitan jelujur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penjahitan Perineum ?
2. Apa dan bagaimana Anastesi, Prinsip Penjahitan Perineum ?
3. Apa saja Tipe Anastesi ?
4. Bagaimana Klasifikasi Laserasi/Trauma Perineum ?
5. Apa Manfaat dan Tujuan Anastesi Lokal Pada Penjahitan Laserasi Perineum ?
6. Bagaimana Prinsip-Prinsip Penjahitan Laserasi Perineum ?
7. Bagaimana Persiapan ?
8. Pilihan Obat ?
9. Bagaimana cara Pemberian Anastesi Lokal ?
10. Apa saja Alat dan Bahan Penjahitan Perineum?
11. Bagaimana Prosedur Penjahitan Perineum?
C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Penjahitan Perineum
2. Mengetahui Anastesi, Prinsip Penjahitan Perineum
3. Mengetahui Tipe Anastesi
4. Mengetahui Klasifikasi Laserasi/Trauma Perineum
5. Mengetahui Manfaat dan Tujuan Anastesi Lokal Pada Penjahitan Laserasi Perineum
6. Mengetahui Prinsip-Prinsip Penjahitan Laserasi Perineum
7. Mengetahui Persiapan
8. Mengetahui Pilihan Obat
9. Mengetahui cara Pemberian Anastesi Lokal
1
10. Mengetahui Alat dan Bahan Penjahitan Perineum
11. Mengetahui Prosedur Penjahitan Perineum
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan tentang cara melakukan penjahitan perineum dengan
anastesi lokal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi tentang cara melakukan penjahitan perineum dengan anastesi
lokal untuk pendidikan kesehatan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk memudahkan dalam memahmi untuk praktik di lapangan terhadap pasien
yang mengalami robekan pada jalan lahir mengikuti cara penjahitan perieneum dengan
anastesi lokal pada makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
C. Tipe Anastesi
1. Pembiusan total (hilangnya kesadaran total)
2. Pembiusan lokal (hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan/ pada sebagian
kecil tubuh)
3. Pembiusan regional (hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade
selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya)
3
3c: sfinger interna juga robek
Robekan derajat empat Mengenai kulit, otot dan melebar sampai
sfinger ani dan mukosa rektum
*robekan ini harus dijahit oleh praktisi berpengalaman (sultan, 2002)
4
15. Hati-hati jangan samoai kasa/kapas tertinggal dalam vagina.
H. Pilihan Obat
1. Bupivakain
Dosis: sesuai prosedur dan status serta berat badan pasien, serta sesuai resep dokter
anastesi
Indikasi : anastesi lokal regional untuk nyeri persalinan, sseksio sesaria, dan prosedur
pasca-kelahiran (mis. Penjahitan, pengeluaran plasenta manual, peredaan nyeri pasca-
bedah)
Rute pemberian : rute spinal/epidural lumbal
Kontraindikasi: hipovolemia, hiptensi, infeksi maternal,gangguan pembekuan darah atau
penanganan pembekuan darah yang sedang berlangsung (Banister, 1997), gangguan
jantung/pernapasan, epilepsi, blok jantung komplet (Joint Formulary Committe, 2003)
Efek samping : efek SSP, depresi pernapasan dan konvulsi, hipotensi, brakikardia (Joint
Formulary Committe, 2003)
5
4. Tusukkan jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan, lalu tarik jarung sepanjang tepi
luka ke arah bawah di antara mukosa dan kulit perineum
5. Aspirasi atau tarik pendorong tabung suntik untuk memastikan bahwa jarum tidak berada
di dalam pembuluh darah.
6. Suntikkan anastesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan
7. Tarik jarum sampai ke bawah atas tempat jarum tersebut disuntikkan
8. Arahkan lagi jarum ke daerah atas tengah luka dan ulangi tusukan jarum sepanjang tepi
luka
9. Tunggu selama dua menit dan biarkan anastesi tersebut bekerja, kemudian uji daerah
yang dianastesi dengan cara dicubit atau disentuh dengan jarum.
6
g. Doek steril
2. Spuit 5 cc
3. Lidocaine 2 ampul
4. Betadine
5. Kom berisi kapas basah
6. Benkok
7. Clorin 0.5 %
8. Lampu
7
22. Setelah memastikan idak ada cedera pada sfingter ani lanjutkan penjahitan
23. Mendekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya menjadi satu
dengan mudah
24. Membuat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam
vagina. Setelah membuat tusukan pertama, membuat ikatan dan potong pendek benang
yang lebih pendek dan ikatan
25. Menutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, menjahit ke bawah kea rah cincin himen
26. Tepat sebelum cincin himen, memasukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah
cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi. Memeriksa bagian antara jarum di
perineum dan bagian atas laserasi. Memperhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka
27. Meneruskan kea rah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga
mencapai bagian bawah laserasi. Memastikan bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot
yang terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk
melakukan satu atau dua lapis jahitan terputu – putus untuk menghentikan perdarahan
atau mendekatkan jaringan tubuh secara efektif
28. Setelah mencapai ujung laserasi, mengarahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan,
menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan
menjadi jahitan lapis ke dua Periksa lubang bekas jarum, jahitan lapis kedua inin akan
meninggalkan luka yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan
menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
29. Menusukkan jarum dan robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari
belakang cincin himen.
30. Mengikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Memotong ujung benang dan
sisakan sekitar 1,5 cm
31. Memberitahu pasien bahwa penjahitan selesai dilakukan
32. Membersihkan tempat dan masukkan alat- alat kedalam larutan klorin 0,5%
33. Melakukan dekontaminasi alat dan sarung tangan
34. Mencuci tangan
35. Mencatat hasil dalam rekam medis
8
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anastesi lokal adalah Pembiusan yang dilakukan pada jalan lahir sebelum dilakukan
penjahitan. Penjahitan perinium adalah suatu tindakan penjahitan pada jaringan perinium
yang mengalami robekan karena proses persalinan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mampu mengaplikasikan dan melakukan penjahitan perineum dengan anastesi
lokal pada pasien secara profesional dan telaten
2. Bagi Institusi Pendidikan
Mampu di pahami bagaimana cara melakukan penjahitan perineum dengan
anastesi lokal untuk pendidikan kesehatan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Mampu di lakukan oleh tenaga profesional sesaui prosdur penjahitan perieneum
dengan anastesi lokal pada makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11