Anda di halaman 1dari 14

ANASTESI LOKAL PENJAHITAN PERINEUM

DOSEN PENGAMPU : ENDHANG KHODARSIH, SST

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 14

SITI REYHANAH 712405S.18.026


TIA KUMALASARI 712405S.18.027
WAHDAH 712405S.18.028

AKADEMI KEBIDANAN ABDI PERSADA BANJARMASIN


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan
anugerah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Melakukan penjahitan perineum
karena episiotomi/laserasi dengan menggunakan anastesi lokal” yang disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Tidak sedikit kesulitan
yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan
dari semua pihak yang terkait, baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut
dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada
Dosen yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami membutuhkan
kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata, besar harapan
kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, November 2019

Penyusun
Kelompok 14

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................


DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................
C. Tujuan ........................................................................................................................
D. Manfaat ......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................
A. Definisi Penjahitan Perineum ..................................................................................
B. Anastesi, Prinsip Penjahitan Perineum ..................................................................
C. Tipe Anastesi .............................................................................................................
D. Klasifikasi Laserasi/Trauma Perineum ..................................................................
E. Manfaat dan Tujuan Anastesi Lokal Pada Penjahitan Laserasi Perineum ........
F. Prinsip-Prinsip Penjahitan Laserasi Perineum .....................................................
G. Persiapan ...................................................................................................................
H. Pilihan Obat...............................................................................................................
I. Pemberian Anastesi Lokal .......................................................................................
J. Mengetahui Alat dan Bahan Penjahitan Perineum ...............................................
K. Prosedur Penjahitan Perineum ...............................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator pengukuran derajat kesehatan masyarakat. Penyebab angka kematian ibu (AKI)
diantaranya adalah perdarahan. Perdarahan pada ibu bersalin dapat disebabkan salah satunya
karena robekan perineum.
Robekan jalan lahir bisa ditangani dengan penjahitan. Sebelum dilakukan penjahitan,
perineum harus diobservasi terlebih dahulu derajat robekanya, setelah itu proses penjahitan
bisa dilakukan dengan melakukan prosedur pra penjahitan terlebih yaitu dengan di anestesi
secara lokal yang merupakan salah satu isi dari program asuhan sayang ibu, tetapi sampai
saat masih terdapat penjahitan yang tidak dilakukan anestesi terlebih dahulu, setelah
dianestesi kemudian dilakukan metode penjahitan perineum dengan jenis penjahitan jelujur.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penjahitan Perineum ?
2. Apa dan bagaimana Anastesi, Prinsip Penjahitan Perineum ?
3. Apa saja Tipe Anastesi ?
4. Bagaimana Klasifikasi Laserasi/Trauma Perineum ?
5. Apa Manfaat dan Tujuan Anastesi Lokal Pada Penjahitan Laserasi Perineum ?
6. Bagaimana Prinsip-Prinsip Penjahitan Laserasi Perineum ?
7. Bagaimana Persiapan ?
8. Pilihan Obat ?
9. Bagaimana cara Pemberian Anastesi Lokal ?
10. Apa saja Alat dan Bahan Penjahitan Perineum?
11. Bagaimana Prosedur Penjahitan Perineum?

C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Penjahitan Perineum
2. Mengetahui Anastesi, Prinsip Penjahitan Perineum
3. Mengetahui Tipe Anastesi
4. Mengetahui Klasifikasi Laserasi/Trauma Perineum
5. Mengetahui Manfaat dan Tujuan Anastesi Lokal Pada Penjahitan Laserasi Perineum
6. Mengetahui Prinsip-Prinsip Penjahitan Laserasi Perineum
7. Mengetahui Persiapan
8. Mengetahui Pilihan Obat
9. Mengetahui cara Pemberian Anastesi Lokal

1
10. Mengetahui Alat dan Bahan Penjahitan Perineum
11. Mengetahui Prosedur Penjahitan Perineum

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan tentang cara melakukan penjahitan perineum dengan
anastesi lokal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi tentang cara melakukan penjahitan perineum dengan anastesi
lokal untuk pendidikan kesehatan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk memudahkan dalam memahmi untuk praktik di lapangan terhadap pasien
yang mengalami robekan pada jalan lahir mengikuti cara penjahitan perieneum dengan
anastesi lokal pada makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penjahitan Perineum


Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang
mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis
Penjahitan adalah teknik aseptik yang harus dilakukan di bawah analgesia yang memadai.
Praktisi harus lembut, sensitif dan tidak boleh terburu-buru bila ibu belum cukup mendapat
anastesia (perlu waktu bekerja dengan baik). (Saynders et al., 2002)

B. Anastesi, Prinsip Penjahitan Perineum


Anastesi (pembiusan; berasal dari bahasa yunani an-“tidak, tanpa” dan aesthetos
“persepsi, kemampuan untuk merasa”), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan
rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan
rasa sakit pada tubuh.
Pembiusan lokal atau anastesi lokal adalah salah satu jenis anastesi yang hanya
melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan
kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah
selesai operasi tiudak membuat lama waktu penyembuhan operasi.

C. Tipe Anastesi
1. Pembiusan total (hilangnya kesadaran total)
2. Pembiusan lokal (hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan/ pada sebagian
kecil tubuh)
3. Pembiusan regional (hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade
selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya)

D. Klasifikasi Laserasi/Trauma Perineum


Derajat Laserasi Deskripsi Laserasi Perinal
Robekan derajat satu Hanya mengenai kulit
Robekan derajat dua Mengenai kulit dan otot, bisa kecil atau
ekstensif
Robekan derajat tiga Mengenai kulit, otot dan melebar ke sfinger
ani
Sultan (2002) membagi lagi menjadi;
3a: robekan parsial sfinger ani mengenai
kurang dari 50% ketebalannya
3b: robekan komplet sfinger ani.

3
3c: sfinger interna juga robek
Robekan derajat empat Mengenai kulit, otot dan melebar sampai
sfinger ani dan mukosa rektum
*robekan ini harus dijahit oleh praktisi berpengalaman (sultan, 2002)

E. Manfaat dan Tujuan Anastesi Lokal Pada Penjahitan Laserasi Perineum


1. Salah satu dari penerapan asuhan sayang ibu, penjahitan sangat menyakitkan pasien,
dengan pemberian anastesi local maka rasa sakit ini dapat diatasi.
2. Memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pasien sehingga proses adaptasi
psikologis masa nifas tidak terganggu dengan pengalaman yang tidak menyenangkan saat
persalinan.
3. Memberikan konsep yang positif tentang bidan bagi pasien.
4. Tujuan Menghentikan pendarahan
5. Merapikan bentuk jaringan perineum
6. Mencegah terjadinya infeksi
7. Mengurangi rasa tidak nyaman pada ibu.

F. Prinsip-Prinsip Penjahitan Laserasi Perineum


1. Bidan memiliki penglihatan yang baik terhadap lapangan kerja penjahitan perineum.
2. Posisi pasien memungkinkan bidan dapat dengan nyaman dan leluasa melakukan
penjahitan, yaitu litotomi. Jika diperlukan dapat ditambahkan pengganjal di bawah
bokong dengan ketebalan beberapa cm.
3. Penggunaan cahaya yang cukup terang.
4. Anatomi dapat dilihat dengan jelas.
5. Teknik yang steril.
a) Menggunakan sarung tangan ekstra di atas sarung tangan steril yang telah dikenakan
sebelumnya.
b) Mengatur posisi kain steril di area rectum dan di bawahnya sampai di bawah
ketinggian meja atau tempat tidur.
6. Tindakan cepat.
7. Aseptik dan antisepsis pada daerah episiotomy.
8. Jika luka episiotomi meluas, tangani seperti robekan derajat III dan IV.
9. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan catgut cromic 2-0.
10. Mulai dari sekitar 1 cm diatas puncak luka episiotomi sampai pada batas vagina.
11. Gunakan pinset untuk menarik jarum melalui jaringan vagina.
12. Jahit otot perineum dengan benang 2-0 secara interuptus.
13. Jahit kulit secara intruptus dan subkutikuler dengan benang 2-0
14. Bekerja hati-hati.

4
15. Hati-hati jangan samoai kasa/kapas tertinggal dalam vagina.

G. Persiapan Anastesi Lokal


Alat dan Bahan
1. 1 tabung suntik 10 ml steril, sekali pakai dengan jarum IM ukuran 22G panjang 4 cm atau
lebih
2. Pinset anatomis
3. Pegangan jarum (nald puder)
4. 2-3 jarum jahit tajam (jarum otot dan jarum kulit)
5. Benang kromik sekali pakai ukuran 2.0 dan/atau 3.0
6. 1 pasang sarung tangan steril

H. Pilihan Obat
1. Bupivakain
Dosis: sesuai prosedur dan status serta berat badan pasien, serta sesuai resep dokter
anastesi
Indikasi : anastesi lokal regional untuk nyeri persalinan, sseksio sesaria, dan prosedur
pasca-kelahiran (mis. Penjahitan, pengeluaran plasenta manual, peredaan nyeri pasca-
bedah)
Rute pemberian : rute spinal/epidural lumbal
Kontraindikasi: hipovolemia, hiptensi, infeksi maternal,gangguan pembekuan darah atau
penanganan pembekuan darah yang sedang berlangsung (Banister, 1997), gangguan
jantung/pernapasan, epilepsi, blok jantung komplet (Joint Formulary Committe, 2003)
Efek samping : efek SSP, depresi pernapasan dan konvulsi, hipotensi, brakikardia (Joint
Formulary Committe, 2003)

I. Pemberian Anastesi Lokal


1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan bantu ibu relaks
2. Hisap 10 ml larutan lidokain 1 % ke dalam alat suntik sekali pakai ukuran 10 ml (tabung
suntik yang lebih besar boleh digunakan, jika diperlukan)
3. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik tersebut

5
4. Tusukkan jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan, lalu tarik jarung sepanjang tepi
luka ke arah bawah di antara mukosa dan kulit perineum
5. Aspirasi atau tarik pendorong tabung suntik untuk memastikan bahwa jarum tidak berada
di dalam pembuluh darah.
6. Suntikkan anastesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan
7. Tarik jarum sampai ke bawah atas tempat jarum tersebut disuntikkan
8. Arahkan lagi jarum ke daerah atas tengah luka dan ulangi tusukan jarum sepanjang tepi
luka
9. Tunggu selama dua menit dan biarkan anastesi tersebut bekerja, kemudian uji daerah
yang dianastesi dengan cara dicubit atau disentuh dengan jarum.

Informent consent Gunakan sarung tangan DTT

Bersihkan jalan lahir dengan Pasang alas bokong


kapas DTT

Masukkan jarum antara mukosa Aspirasi dan injeksikan anastesi sambil


dan kulit perineum tarik jarum perlahan

Ulangi, aspirasi dan injeksikan Hentikan penginjeksian, jangan tarik


anastesi pada luka disebelahnya jarum tapi dibelokkan kembali

Tanyakan, bila nyeri jangan


melakukan penjahitan namun
Tunggu, sambil melakukan bila tidak lakukan penjahitan
penekanan dengan gaas

J. Alat dan Bahan Penjahitan Perineum


1. Kom DTT berisi :
a. 1 pasang sarung tangan DTT/ Steril
b. 1 buah nald folder/ pemegang jarum
c. 2 jarum jahit tajam (ukuran 9 dan 11) jarum kulit dan jarum otot
d. Benang kromik dan cut gut no 2/0 3/0
e. Kassa steril
f. 1 buah pinset sirurgis

6
g. Doek steril
2. Spuit 5 cc
3. Lidocaine 2 ampul
4. Betadine
5. Kom berisi kapas basah
6. Benkok
7. Clorin 0.5 %
8. Lampu

K. Prosedur Penjahitan Perineum


1. Meminta pasien untuk mengatur posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi
tempat tidur atau meja.
2. Memasang handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu
3. Mengatur lampu dinyalakan sesuai focus
4. Mencuci tangan
5. Menggunakan sarung tangan
6. Membersihkan vulva, vagina dan perineum ibu dengan kapas basah DTT sambil menilai
dalam dan luasnya luka
7. Memeriksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap.
8. Memasukkan jari yang bersarung tangan ke dalam anus dengan hati – hati dan angkat jari
tersebut perlahan – lahan untuk mengidentifikasi sfingter ani.
9. Meraba tonus atau ketegangan sfingter
10. Mengganti sarung tangan baru setelah melakukan pemeriksaan rectum
11. Memberikan anastesi local
12. Menyiapkan jarum dan benang. Menggunakan benang kromik 2 – 0 atau 3 – 0
13. Memjelaskan pada ibu apa yang akan anada lakukan dan bantu ibu merasa santai.
Memberitahu ibu akan terasa nyeri dan menyengat
14. Melakukan anastesi pada ujung luka/ robekan, dimasukkan secara subkutan sepanjang
tepi luka
15. Melakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap, jika ada darah,
Tarik jarum sedikit dan kembali masukkan dan ulangi melakukan aspirasi.
16. Tunggu 1 – 2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil optimal dari
anastesi local dan uji dengan cara dicubit dengan pinset.
17. Menjahit laserasi pada perineum
18. Menilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka
19. Untuk penjahitan robekan derajat I dan II
20. Sebaian besasr robekan pada derajat I menutup secara spontan tanpa dijahit
21. Memeriksa Uterus dan memastikan bahwaw uterus berkontraksi

7
22. Setelah memastikan idak ada cedera pada sfingter ani lanjutkan penjahitan
23. Mendekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya menjadi satu
dengan mudah
24. Membuat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam
vagina. Setelah membuat tusukan pertama, membuat ikatan dan potong pendek benang
yang lebih pendek dan ikatan
25. Menutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, menjahit ke bawah kea rah cincin himen
26. Tepat sebelum cincin himen, memasukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah
cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi. Memeriksa bagian antara jarum di
perineum dan bagian atas laserasi. Memperhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka
27. Meneruskan kea rah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga
mencapai bagian bawah laserasi. Memastikan bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot
yang terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk
melakukan satu atau dua lapis jahitan terputu – putus untuk menghentikan perdarahan
atau mendekatkan jaringan tubuh secara efektif
28. Setelah mencapai ujung laserasi, mengarahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan,
menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan
menjadi jahitan lapis ke dua Periksa lubang bekas jarum, jahitan lapis kedua inin akan
meninggalkan luka yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan
menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
29. Menusukkan jarum dan robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari
belakang cincin himen.
30. Mengikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Memotong ujung benang dan
sisakan sekitar 1,5 cm
31. Memberitahu pasien bahwa penjahitan selesai dilakukan
32. Membersihkan tempat dan masukkan alat- alat kedalam larutan klorin 0,5%
33. Melakukan dekontaminasi alat dan sarung tangan
34. Mencuci tangan
35. Mencatat hasil dalam rekam medis

8
9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anastesi lokal adalah Pembiusan yang dilakukan pada jalan lahir sebelum dilakukan
penjahitan. Penjahitan perinium adalah suatu tindakan penjahitan pada jaringan perinium
yang mengalami robekan karena proses persalinan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mampu mengaplikasikan dan melakukan penjahitan perineum dengan anastesi
lokal pada pasien secara profesional dan telaten
2. Bagi Institusi Pendidikan
Mampu di pahami bagaimana cara melakukan penjahitan perineum dengan
anastesi lokal untuk pendidikan kesehatan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Mampu di lakukan oleh tenaga profesional sesaui prosdur penjahitan perieneum
dengan anastesi lokal pada makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu


Jannah, Nurul. 2014. Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: ECG.
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2009. Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). Jakarta: TIM
Wahyani, Elisabeth. 2009. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press

11

Anda mungkin juga menyukai