Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN PERIOPERATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan

KELOMPOK V

1. SRI INDRAWATI NIM (E521083567)


2. SRI NASIKATUN NIM (E521083568)
3. SUSILO BUDI UTOMO NIM (E521083569)
4. SUWANTO NIM (E521083570)
5. TRI YUNI NIM (E521083571)

MAHASISWA S1 KEPERAWATAN PROGSUS RSI PATI


STIKES MUHAMMADIYAH KABUPATEN KUDUS
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan kepada penulis,
sehingga dapat menyusun makalah tentang KONSEP KEPERAWATAN PERIOPERATIF
ini dengan lancar. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang kita tunggu syafaatnya di akhir jaman kelak.
Makalah ini disusun untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi para mahasiswa. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, tentunya masih banyak kekurangan baik dari
segi materi dan sistematika. Selanjutnya dengan kerendahan hati, penulis berharap kepada
pembaca agar memberikan koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifanya membagun sangat penulis harapkan guna memperbaiki
penulisan makalah tersebut.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini. Semoga amal baik semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan
balasan yang berlipat ganda. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pati, 31 Mei 2018


Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................. i


Daftar isi ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULAN
a. Latar belakang ...................................................................................... 1
b. Rumusan masalah ................................................................................ 2
c. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II RUMUSAN MASALAH


a. Konsep dasar perioperatif ..................................................................... 3
b. Asuhan keperawatan preoperative ........................................................ 4
c. Asuhan keperawatan intraoperative ...................................................... 7
d. Asuhan keperawatan post-operative ...................................................... 9

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
KONSEP KEPERAWATAN PERIOPERATIF

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindakan operasi atau pembedahan, baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa
kompleks yang menegangkan. Kebanyakan prosedur bedah dilakukan di kamar operasi rumah
sakit, meskipun beberapa prosedur yang lebih sederhana tidak memerlukan hospitalisasi dan
dilakukan di klinik-klinik bedah dan unit bedah ambulatori. Individu dengan masalah kesehatan
yang memerlukan intervensi pembedahan mencakup pula pemberian anastesi atau pembiusan
yang meliputi anastesi lokal, regional atau umum. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang
kian maju.
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Istilah
perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan,
yaitu? preoperative phase, intraoperative phase dan post operative phase. Masing- masing fase di
mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang
membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas
keperawatan yang luas yan dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses keperawatan
dan standar praktik keperawatan.
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hapir semua
pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien.
Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan
dengan kecemasan yang mereka alami. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung
pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait
(dokter bedah, dokter anstesi dan perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama
proses perioperatif.
Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenis
pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor tersebut faktor pasien
merupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit tersebut tidakan pembedahan adalah
hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri pembedahan mungkin merupakan hal yang paling
mengerikan yang pernah mereka alami. Mengingat hal terebut diatas, maka sangatlah pentig
untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah – langkah perioperatif. Tindakan perawatan
perioperatif yang berkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya
pembedahan dan kesembuhan pasien.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar operatif ?


2. Bagaimana askep preoperative ?
3. Bagaimana askep intraoperatif ?
4. Bagaimana askep post-operative ?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami konsep dasar operatif.


2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan preoperative.
3. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan intraoperative.
4. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan post-operative.
BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR PERIOPERATIF

PENGERTIAN PERIOPERATIF
a. Perioperatif atau perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang
dimulai dari prabedah (preoperatif), bedah (intraoperatif), dan pascabedah (postoperatif).
b. Praoperatif merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan yang dimulai
sejak ditentukannya persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien berada dimeja
bedah.
c. Intrabedah atau intraoperasi merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak pasien
ditransfer kemeja bedah dan berakhir saat pasien dibawa ke ruang pemulihan.
d. Pascabedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang
dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya.

JENIS PEMBEDAHAN
Jenis Pembedahan Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan lokasinya, pembedahan dapat dibagi menjadi bedah thorak, bedah
kardiovaskular, bedah neurologi, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah kepala leher,
bedah digestif dan lain-lain.

Jenis Pembedahan Berdasarkan Tujuan


Berdasarkan tujuannya, pembedahan dapat dibagi menjadi :
1. Pembedahan Diagnostik, ditujukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala dari
penyakit, seperti biopsy, eksplorasi, dan laparatomi.
2. Pembedahan Kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit,misalnya
pembedahan apendiktomi.
3. Pembedahan Restoratif, dilakukan untuk memperbaiki deformitas atau menyambung
daerah yang terpisah.
4. Pembedahan Paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa menyembuhkan
penyakit.
5. Pembedahan Kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk bagian tubuh seperti
rhinoplasti.

JENIS ANESTESI
Anestesi dapat dibagi menjadi anestesi umum, anestesi regional, anestesi lokal,
hipoanestesi dan akupuntur.
Anestesi Umum
Anestesi umum adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok pusat kesadaran otak
dengan menghilangkan kesadaran dan menimbukan relaksasi serta hilangnya sensasi rasa.
Pada umumnya, metode pemberiannya adalah dengan inhalasi dan intravena.
Anestesi Regional
Anestesi regional adalah anestesi yang dilakukan untuk meniadakan proses kejutan pada
ujung atau serabut saraf, serta hilangnya rasa pada daerah tubuh tertentu, dan pasien msi
berada dalam keadaan sadar. Metode umum yang digunakan adalah melakukan blok
saraf, blok regional intravena dengan tourniquet, blok daerah spinal dan melalui epidural.
Anestesi Lokal
Anestesi lokal adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf
pada daerah yang akan dilakukan anestesi dan pasien dalam keadaan sadar. Metode yang
digunakan adalah infiltrasi dan topikal
Hipoanestesi
Hipoanestesi adalah anestesi yang dilakukan untuk membuat status kesadaran pasif
secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta
mengurangi kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas. Metode yang digunakan
adalah hypnosis.
Akupuntur
Akupuntur adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok rasa nyeri dengan merangsang
keluarnya endorphin tanpa menghilangkan kesadaran. Metode yang banyak digunakan
adalah jarum atau elektrode pada permukaan.
ASPEK LEGAL DALAM PEMBEDAHAN
Aspek legal adalah hal yang penting dalam melaksanakan pembedahan untuk
mengantisipasi kemungkinan dampak yang terjadi. Melalui surat persetujuan dilakukannya
tindakan (informed consent),berbagai informasi mengenai sifat, prosedur yang akan dilakukan,
adanya pilihan terhadap prosedur pembedahan, seta resiko terhadap pilihan dari pembedahan
dapat diketahui oleh pasien. Informed consent pada dasarnya bertujuan untuk melindungi pasien
dari tindakan yang dilakukan, serta melindungi tim pembedah dari pengaduan atau tuntutan
hukum.

2. ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF


PRA BEDAH / PRA OPERATIF
A. Pengkajian Keperawatan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam tahap prabedah adalah pengetahuan tentang
persiapan pembedahan dan pengalaman masa lalu, kesiapan psikologis, pengobatan yang
mempengaruhi kerja obat dan anestesi, seperti anti biotika yang berpontensi dalam istirahat otot,
antikoagulan yang dapat meningkatkan perdarahan, antihipertensi yang mempengaruhi anestesi
yang dapat menyebabkan hipotensi, diuretika yang berpengaruh pada ketidak seimbangan
potasium, dan lain-lain. Selain itu terdapat juga pengkajian terhadap riwayat alergi obat atau
lainnya, status nutrisi, ada atau tidaknya alat protesa seperti gigi palsu dan sebagainya.
Pemeriksaan lainnya yang dianjurkan sebelum pelaksanaan bedah adalah radiografi
thoraks, kapasitas vital, fungsi paru, dan analisis gas darah pada pemautan sistem respirasi,
kemudian pemeriksaan elektroradiogram, darah, leukosit, eritrosit, hematokrit, elektrolit,
pemeriksaan air kencing, albumin, blood urea nitrogen (BUN), kreatin, dan lain-lain untuk
menentukan gangguan sistem renal dan pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya untuk
mendeteksi gangguan metabolisme.

B. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperaqwatan prabedah adalah :
1. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
2. Takut berhubungan dengan dampak dari tindakan pembedahan atau anestesi.
3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan atau menurunnya
nutrisi.
4. Resiko terjadinya cedera berhubungan dengan defisit pengindraan.

C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1. Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada kecemasan.
2. Memperhatikan tanda-tanda tidak ada ketakutan.
3. Resiko infeksi dan cedera tidak terjadi.
Rencana Tindakan :
1. Untuk mengatasi adanya rasa cemas dan takut, dapat dilakukan persiapan psikologis pada
pasien melalui pendidikan kesehatanm penjelasan tentang peristiwa yang mungkin akan
terjadi, dan seterusnya.
2. Untuk mengatasi masalah risiko infeksi atau edera lainnya dapat dilakukan dengan
persiapan prabedah seperti diet, persiapan perut, kulit, persiapan bernafas dan latihan
batuk, persiapan latihan kaki, latihan mobilitas, dan latihan lain-lain.

D. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan


1. Pemberian Pendidikan Kesehatan Prabedah
Pemberian pendidikan kesehatan yang perlu dijelaskan adalah berbagai informasi
mengenai tindakan pembedahan, diantaranya jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum
.dan kemungkinan pengonatan setelah operasi.
2. Persiapan Diet
Pasien yang akan dibedah memerlukan persiapan khudalam hal pengaturan diet.
Pasien boleh menerima makanan biasa sehari sebelum bedah, tetapi 8 jam sebelum bedah
tidak diperbolehkan makan, sedangkan cairan tidak diperbolehkan 4 jam sebelum bedah,
sebab makanan atau cairan dalam lambung dapat menyebabkan terjadinya aspirasi.
3. Persiapan Kulit
Persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari
mikroorganisme dengan cara menyiram kulit menggunakan sabun heksaklorofin
(hexacholophene) atau sejenisnya sesuai dengan jenis pembedahan. Bila pada kulit
terdapat rambut, maka harus dicukur.
4. Latihan Bernafas dan Latihan Batuk
Cara latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru
sedangkan batuk dapat menjadi kontraindikasi pada bedah intrakranial, mata, telinga,
hidung, dan tenggorokan karena dapat meningkatkan tekanan, merusak jaringan, dan
melepaskan jahitan. Pernafasan yang dianjurkan adalah pernafasan diagfragma, dengan
cara seperti dibawah ini :
a. Atur posisi tidur semi fowler, lutut dilipat untuk thorak.
b. Tempatkan tangan di atas perut.
c. Tarik napas perlahan-lahan melalui hidung, biarkan dada mengembang.
d. Tahan napas selama 3 detik.
e. Keluarkan napas dengan mulut yang dimoncongkan.
f. Tarik napas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3 kali, setelah
napas terakhir, batukkan untuk mengeluarkan lendir.
g. Istirahat.

5. Latihan Kaki
Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dan latihan dampak tromboplebitis.
Latihan kaki yang dianjurkan antara lain latihan memompa otot , latihan quadrisep, dan
latihan mengencangkan glutea. Latihan otot dapat dilakukan dengan mengontraksikan
otot betis dan paha, kemudian istirahatkan otot kaki, dan ulangi hingga 10 kali. Latihan
quadrisep dapat dilakukan dengan cara membengkokkan lutut kaki rata pada tempat tidur,
kemudian luruskan kaki pada tempat tidur, dan ulangi hingga 5 kali. Latihan
mengencangkan glutea dapat dilakukan dengan cara menekan otot pantat, kemudian coba
gerakan kaki ke tepi tempat tidur, lalu istirahat dan ualangi sebanyak 5 kali.

6. Latihan Mobilitas
Latihan mobilitas dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah
dekubitus, merangsang peristaltik serta mengurangi adanya nyeri. Untuk melakukan
latihan mobilitas, pasien harus mampu menggunakan alat ditempat tidur, seperti
menggunakan penghalang agar bisa memutar badan, melatih duduk di sisi tempat tidur
atau dengan cara menggeser pasien ke sisi tempat tiduratau dengan cara menggeser
pasien ke sisi tempat tidur, melatih duduk diawali tidur fowler, kemudian duduk tegak
dengan kaki menggantung disisi tempat tidur.
7. Pencegah Cedera
Untuk mengatasi risiko terjadi cedera, tindakan yang perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan bedah adalah :
a. Cek identitas pasien
b. Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat mengganggu, misalnya cincin, gelang
dan lain-lain.
c. Bersihkan cat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi
d. Lepaskan lensa kontak
e. Lepaskan protesa
f. Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien tidak dapat mendengar
g. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kencing
h. Gunakan kaos kaki anti emboli bila pasien berisiko mengalami tromboplebitis

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan
dalam memahami masalah atau kemungkinan yang terjadi pada intra dan pasca bedah. Tidak ada
kecemasan, ketakutan, serta, tidak ditemukannya risiko komplikasi pad infeksi atau cedera
lainnya.

INTRA BEDAH
A. Pengkajian Keperawatan
Salah satu hal yang perlu dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan posisi pasien.
Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup aspek pemantauan fisiologis,
perubahan tanda vital, sistem, kardiovaskuler, keseimbangan cairan, dan pernapasan selain itu,
lakukan pengkajian terhadap tim dan istrumen pembedahan serta anestesi yang diberikan.
B. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosa keperawatan intrabedah adalah: resiko
terjadinya cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan.

C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Mencegah terjadinya cedera atau risiko lainnya sebagai dampak dari tindakan
pembedahan.
Rencana Tindakan:
1. Gunakan semua alat atau instrumen untuk tidakan pembedahan seperti pemakaian baju
bedah, tutup kepala, masker, penutup sepatu , celemek, dan sarung tangan, serta
pencucian tangan.
2. Lakukan persiapan pelaksanaan anestesi sebelum tindakan pembedahan.
3. Lakukan pemantauan selama masa tindakan pembedahan.

D. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan Bedah


1. Pengunaan Baju Seragam Bedah
Penggunaan seragam bedah desain secara khusus dengan harapan dapat mencegah
kontaminasi dari luar, berprinsip bahwa semua baju dari luar harus diganti dengan baju
bedah yang steril,atau baju harus dimasukkan ke dalam celana, atau harus di tutupi
pinggang untuk mengurangi menyebarnya bakteri, dan gunakan penutup kepala, masker,
sarung tangan serta celemek steril.
2. Mencuci tangan Sebelum Pembedahan
Lihat bagian mencuci tangan steril
3. Menerima Pasien di Daerah Bedah
Sebelum memasuki wilayah bedah , pasien harus melakukan pemeriksaan ulang diruang
penerimaan untuk mengecek kembali nama, bedah yang akan dilakukan, nomer status
registrasi pasien, berbagai hasil laboratorium dan x-ray, persiapan darah setelah
dilakukan pemeriksaan silang dan golongan darah, alat protesa, dan lain-lain.
4. Pengiriman dan Pengaturan Posisi ke kamar Bedah
Posisi yang dianjurkan pada umumnya adalah telentang, telungkup, trendelenburg,
lithotomi, lateral, dan lain-lain.
5. Pembersihan dan Persiapan kulit
Pelaksanaan ini bertujuan untuk membuat daerah yang akan dibedah bebas dari kotoran
dan lemak kulit serta mengurangi adanya mikroba. Bahan yang digunakan dalam
pembersihan kulit ini harus memiliki spektrum khasiat, memiliki kecepatan khasiat, atau
memiliki potensi yang baik serta tidak menurun bila adanya terdapat kadar alkohol, sabun
detergen, atau bahan organik lainnya.
6. Penutupan Daerah Steril
Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan doek steril agar daerah seputar
bedah tetap steril dan mencegah berpindahnya mikroorganisme antara daerah yang steril
dan tidak.
7. Pelaksanaan Anestesi
Pelaksanaan anestesi dapat dilakukan dengan berbagai macam, antara lain anestesi
umum, inhalasi atau intravena, anestesi regional dengan cara memblok saraf, dan anestesi
lokal.
8. Pelaksanaan Pembedahan
Setelah dilakukan anestesi, tim bedah akan melaksanakan pembedahan sesuai dengan
ketentuan pembedahan.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan
dalam mempertahankan status kesehatan, seperti normalnya perubahan tanda vital,
kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
PASCA BEDAH / POST OPERATIF
A. Pengkajian Keperawatan
Beberapa hal yang perlu dikaji setelah tindakan pembedahan (pascabedah) di antaranya
adalah status kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi, dan perubahan tanda vital yang lain,
keseimbangan elektrolit, kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta alat
yang digunakan dalam pembedahan.

B. Diagnosis Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperawatan pasca bedah adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka pembedahan.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sebagai dampak
anestesi.
c. Risiko terjadi retensio urine berhubungan dengan dampak anestesi.
d. Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan penurunan
nafsu makan.
e. Konstipasi berhubungan dengan dampak anestesi.
f. Risiko cedera berhubungan dengan adanya kelemahan.
g. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketahanan yang menurun.
h. Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan.

C. Perencanaan dan Pelaksanaan Keperawatan


Tujuan :
a. Meningkatkan proses penyembuhan luka.
b. Mempertahankan respirasi yang sempurna.
c. Mempertahankan sirkulasi.
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Mempertahankan eliminasi.
f. Mempertahankan aktivitas.
g. Mengurangi kecemasan.
Rencana Tindakan :
a. Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat
dilakukan dengan cara merawat luka dan memperbaiki asupan makanan yang
tinggi protein dan vitamin C. Protein dan vitamin C dapat membantu
pembentukan kolagen, dan mempertahankan integritas dinding kapiler.
b. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara latihan napas, yakni tarik
napas yang dalam dengan mulut terbuka, tahan selama 3 detik, kemudian
hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan cara menarik napas melalui
hidung dengan menggunakan diafragma, kemudian keluarkan napas perlahan-
lahan melalui mulut yang dikuncupkan.
c. Mempertahankan sirkulasi, dengan cara menggunakan stocking pada pasien yang
berisiko tromboplebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus
meninggikan kaki pada tempat duduk guna memperlancar vena balik.
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara memberikan
cairan sesuai dengan kebutuhan pasien dan monitor asupan dan output serta
mempertahankan nutrisi yang cukup.
e. Mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan asupan dan output serta
mencegah terjadinya retensi urine.
f. Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum
ambulatori.
g. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara terapeutik.

D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan, seperti adanya peningkatan proses
penyembuhan luka, sistem respirasi yang sempurna, sistem sirkulasi, keseimbangan cairan dan
elektrolit, sistem eliminasi, aktivitas, serta tidak ditemukan tanda kecemasan lanjutan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keperawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi
berlangsung, yang mana tugas seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan terhadap pasien
supaya saat dilaksanakannya operasi hingga pasca operasi sampai pemulihan pasien, hingga
pasien sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi kebutuhan – kebutuhannya.
Dalam fase penyembuhan apabila pasien sudah diperbolehkan pulang tugas perawat yaitu
memberikan penyuluhan tindakan perawatan diri pasien, terhadap keluarga dan pasien itu
sendiri, supaya terjaga kesehatan pasien dan terawat dengan baik, sehingga pasien sehat seperti
sediakala.

Saran
Hendaknya mahasiswa dapat benar – benar memahami dan mewujud nyatakan peran
perawat yang profesional, serta dapat melaksanakan tugas – tugas dengan penuh tanggung jawab,
dan selalu mengembangkan ilmu keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A.Aziz.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Buku 2. Salemba Medika. Jakarta
Alimul Hidayat, A.Aziz.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Buku 1. Salemba Medika. Jakarta
http://okditiar.wordpress.com/2010/07/02/asuhan-keperawatan-post-operatif/
http://elbeyekbs.blogspot.com/2012/03/instrumen-dasarbasic-instrumen.html
http://bedahminor.com/index.php/main/show_page/2

Anda mungkin juga menyukai