KELOMPOK V
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan kepada penulis,
sehingga dapat menyusun makalah tentang KONSEP KEPERAWATAN PERIOPERATIF
ini dengan lancar. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang kita tunggu syafaatnya di akhir jaman kelak.
Makalah ini disusun untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi para mahasiswa. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, tentunya masih banyak kekurangan baik dari
segi materi dan sistematika. Selanjutnya dengan kerendahan hati, penulis berharap kepada
pembaca agar memberikan koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifanya membagun sangat penulis harapkan guna memperbaiki
penulisan makalah tersebut.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini. Semoga amal baik semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan
balasan yang berlipat ganda. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
BAB I PENDAHULAN
a. Latar belakang ...................................................................................... 1
b. Rumusan masalah ................................................................................ 2
c. Tujuan ................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
KONSEP KEPERAWATAN PERIOPERATIF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan, baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa
kompleks yang menegangkan. Kebanyakan prosedur bedah dilakukan di kamar operasi rumah
sakit, meskipun beberapa prosedur yang lebih sederhana tidak memerlukan hospitalisasi dan
dilakukan di klinik-klinik bedah dan unit bedah ambulatori. Individu dengan masalah kesehatan
yang memerlukan intervensi pembedahan mencakup pula pemberian anastesi atau pembiusan
yang meliputi anastesi lokal, regional atau umum. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang
kian maju.
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Istilah
perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan,
yaitu? preoperative phase, intraoperative phase dan post operative phase. Masing- masing fase di
mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang
membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas
keperawatan yang luas yan dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses keperawatan
dan standar praktik keperawatan.
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hapir semua
pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien.
Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan
dengan kecemasan yang mereka alami. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung
pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait
(dokter bedah, dokter anstesi dan perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama
proses perioperatif.
Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenis
pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor tersebut faktor pasien
merupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit tersebut tidakan pembedahan adalah
hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri pembedahan mungkin merupakan hal yang paling
mengerikan yang pernah mereka alami. Mengingat hal terebut diatas, maka sangatlah pentig
untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah – langkah perioperatif. Tindakan perawatan
perioperatif yang berkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya
pembedahan dan kesembuhan pasien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PENGERTIAN PERIOPERATIF
a. Perioperatif atau perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang
dimulai dari prabedah (preoperatif), bedah (intraoperatif), dan pascabedah (postoperatif).
b. Praoperatif merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan yang dimulai
sejak ditentukannya persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien berada dimeja
bedah.
c. Intrabedah atau intraoperasi merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak pasien
ditransfer kemeja bedah dan berakhir saat pasien dibawa ke ruang pemulihan.
d. Pascabedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang
dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya.
JENIS PEMBEDAHAN
Jenis Pembedahan Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan lokasinya, pembedahan dapat dibagi menjadi bedah thorak, bedah
kardiovaskular, bedah neurologi, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah kepala leher,
bedah digestif dan lain-lain.
JENIS ANESTESI
Anestesi dapat dibagi menjadi anestesi umum, anestesi regional, anestesi lokal,
hipoanestesi dan akupuntur.
Anestesi Umum
Anestesi umum adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok pusat kesadaran otak
dengan menghilangkan kesadaran dan menimbukan relaksasi serta hilangnya sensasi rasa.
Pada umumnya, metode pemberiannya adalah dengan inhalasi dan intravena.
Anestesi Regional
Anestesi regional adalah anestesi yang dilakukan untuk meniadakan proses kejutan pada
ujung atau serabut saraf, serta hilangnya rasa pada daerah tubuh tertentu, dan pasien msi
berada dalam keadaan sadar. Metode umum yang digunakan adalah melakukan blok
saraf, blok regional intravena dengan tourniquet, blok daerah spinal dan melalui epidural.
Anestesi Lokal
Anestesi lokal adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf
pada daerah yang akan dilakukan anestesi dan pasien dalam keadaan sadar. Metode yang
digunakan adalah infiltrasi dan topikal
Hipoanestesi
Hipoanestesi adalah anestesi yang dilakukan untuk membuat status kesadaran pasif
secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta
mengurangi kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas. Metode yang digunakan
adalah hypnosis.
Akupuntur
Akupuntur adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok rasa nyeri dengan merangsang
keluarnya endorphin tanpa menghilangkan kesadaran. Metode yang banyak digunakan
adalah jarum atau elektrode pada permukaan.
ASPEK LEGAL DALAM PEMBEDAHAN
Aspek legal adalah hal yang penting dalam melaksanakan pembedahan untuk
mengantisipasi kemungkinan dampak yang terjadi. Melalui surat persetujuan dilakukannya
tindakan (informed consent),berbagai informasi mengenai sifat, prosedur yang akan dilakukan,
adanya pilihan terhadap prosedur pembedahan, seta resiko terhadap pilihan dari pembedahan
dapat diketahui oleh pasien. Informed consent pada dasarnya bertujuan untuk melindungi pasien
dari tindakan yang dilakukan, serta melindungi tim pembedah dari pengaduan atau tuntutan
hukum.
B. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperaqwatan prabedah adalah :
1. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
2. Takut berhubungan dengan dampak dari tindakan pembedahan atau anestesi.
3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan atau menurunnya
nutrisi.
4. Resiko terjadinya cedera berhubungan dengan defisit pengindraan.
C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1. Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada kecemasan.
2. Memperhatikan tanda-tanda tidak ada ketakutan.
3. Resiko infeksi dan cedera tidak terjadi.
Rencana Tindakan :
1. Untuk mengatasi adanya rasa cemas dan takut, dapat dilakukan persiapan psikologis pada
pasien melalui pendidikan kesehatanm penjelasan tentang peristiwa yang mungkin akan
terjadi, dan seterusnya.
2. Untuk mengatasi masalah risiko infeksi atau edera lainnya dapat dilakukan dengan
persiapan prabedah seperti diet, persiapan perut, kulit, persiapan bernafas dan latihan
batuk, persiapan latihan kaki, latihan mobilitas, dan latihan lain-lain.
5. Latihan Kaki
Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dan latihan dampak tromboplebitis.
Latihan kaki yang dianjurkan antara lain latihan memompa otot , latihan quadrisep, dan
latihan mengencangkan glutea. Latihan otot dapat dilakukan dengan mengontraksikan
otot betis dan paha, kemudian istirahatkan otot kaki, dan ulangi hingga 10 kali. Latihan
quadrisep dapat dilakukan dengan cara membengkokkan lutut kaki rata pada tempat tidur,
kemudian luruskan kaki pada tempat tidur, dan ulangi hingga 5 kali. Latihan
mengencangkan glutea dapat dilakukan dengan cara menekan otot pantat, kemudian coba
gerakan kaki ke tepi tempat tidur, lalu istirahat dan ualangi sebanyak 5 kali.
6. Latihan Mobilitas
Latihan mobilitas dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah
dekubitus, merangsang peristaltik serta mengurangi adanya nyeri. Untuk melakukan
latihan mobilitas, pasien harus mampu menggunakan alat ditempat tidur, seperti
menggunakan penghalang agar bisa memutar badan, melatih duduk di sisi tempat tidur
atau dengan cara menggeser pasien ke sisi tempat tiduratau dengan cara menggeser
pasien ke sisi tempat tidur, melatih duduk diawali tidur fowler, kemudian duduk tegak
dengan kaki menggantung disisi tempat tidur.
7. Pencegah Cedera
Untuk mengatasi risiko terjadi cedera, tindakan yang perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan bedah adalah :
a. Cek identitas pasien
b. Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat mengganggu, misalnya cincin, gelang
dan lain-lain.
c. Bersihkan cat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi
d. Lepaskan lensa kontak
e. Lepaskan protesa
f. Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien tidak dapat mendengar
g. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kencing
h. Gunakan kaos kaki anti emboli bila pasien berisiko mengalami tromboplebitis
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan
dalam memahami masalah atau kemungkinan yang terjadi pada intra dan pasca bedah. Tidak ada
kecemasan, ketakutan, serta, tidak ditemukannya risiko komplikasi pad infeksi atau cedera
lainnya.
INTRA BEDAH
A. Pengkajian Keperawatan
Salah satu hal yang perlu dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan posisi pasien.
Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup aspek pemantauan fisiologis,
perubahan tanda vital, sistem, kardiovaskuler, keseimbangan cairan, dan pernapasan selain itu,
lakukan pengkajian terhadap tim dan istrumen pembedahan serta anestesi yang diberikan.
B. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosa keperawatan intrabedah adalah: resiko
terjadinya cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan.
C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Mencegah terjadinya cedera atau risiko lainnya sebagai dampak dari tindakan
pembedahan.
Rencana Tindakan:
1. Gunakan semua alat atau instrumen untuk tidakan pembedahan seperti pemakaian baju
bedah, tutup kepala, masker, penutup sepatu , celemek, dan sarung tangan, serta
pencucian tangan.
2. Lakukan persiapan pelaksanaan anestesi sebelum tindakan pembedahan.
3. Lakukan pemantauan selama masa tindakan pembedahan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan
dalam mempertahankan status kesehatan, seperti normalnya perubahan tanda vital,
kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
PASCA BEDAH / POST OPERATIF
A. Pengkajian Keperawatan
Beberapa hal yang perlu dikaji setelah tindakan pembedahan (pascabedah) di antaranya
adalah status kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi, dan perubahan tanda vital yang lain,
keseimbangan elektrolit, kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta alat
yang digunakan dalam pembedahan.
B. Diagnosis Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperawatan pasca bedah adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka pembedahan.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sebagai dampak
anestesi.
c. Risiko terjadi retensio urine berhubungan dengan dampak anestesi.
d. Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan penurunan
nafsu makan.
e. Konstipasi berhubungan dengan dampak anestesi.
f. Risiko cedera berhubungan dengan adanya kelemahan.
g. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketahanan yang menurun.
h. Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan.
D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan, seperti adanya peningkatan proses
penyembuhan luka, sistem respirasi yang sempurna, sistem sirkulasi, keseimbangan cairan dan
elektrolit, sistem eliminasi, aktivitas, serta tidak ditemukan tanda kecemasan lanjutan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keperawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi
berlangsung, yang mana tugas seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan terhadap pasien
supaya saat dilaksanakannya operasi hingga pasca operasi sampai pemulihan pasien, hingga
pasien sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi kebutuhan – kebutuhannya.
Dalam fase penyembuhan apabila pasien sudah diperbolehkan pulang tugas perawat yaitu
memberikan penyuluhan tindakan perawatan diri pasien, terhadap keluarga dan pasien itu
sendiri, supaya terjaga kesehatan pasien dan terawat dengan baik, sehingga pasien sehat seperti
sediakala.
Saran
Hendaknya mahasiswa dapat benar – benar memahami dan mewujud nyatakan peran
perawat yang profesional, serta dapat melaksanakan tugas – tugas dengan penuh tanggung jawab,
dan selalu mengembangkan ilmu keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A.Aziz.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Buku 2. Salemba Medika. Jakarta
Alimul Hidayat, A.Aziz.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Buku 1. Salemba Medika. Jakarta
http://okditiar.wordpress.com/2010/07/02/asuhan-keperawatan-post-operatif/
http://elbeyekbs.blogspot.com/2012/03/instrumen-dasarbasic-instrumen.html
http://bedahminor.com/index.php/main/show_page/2