Oleh:
2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR
1. Fisiologi Tidur
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus
tidur/terjaga umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus
siang/malam. Selain siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang
berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1
hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat
(NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan tidur sangat
ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama
tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut,
tekanan darah, pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi
tubuh dianggap melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi
maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM-
Rapid Eye Movement). Tahap tidur REM dikarakterisasikan dengan
meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat
tidur REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses mental dan kesehatan
emosi.
1) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadarmenjadi tidur.
Berlangsung beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi
lambat. Tahap I ini ditandai dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerakkekiri dan kekanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun. Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga,
dan gelombang otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai
dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik
yang disebut gelombang tid
3) Tahap III
Merupakan awaltahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung
15-30menit.Tahap III ini ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit.
Tahap ini ditandai dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam
bangun pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan
frekwensi 1-2 siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta
enuresis (mengompol).
3. Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya
menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga
masalah insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau
ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari
( Maslow, 2005).
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka
mengalami kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau
tidur pendek atau tidur non retoratif (Edinger dan Sarana, 2005).
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental
seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu
Initial insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten
insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga,
terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur
kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa. Misalnya tidur berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk,
nokturnal, enuresis (mengompol), badan goyang, dan bruksisme (gigi
bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan
terutama pada siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-
tiba pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami
mimpi seperti nyatayang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-
mimpi ini sulit dibedakan dari kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan
tidak mampu bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur
adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan Fromberz, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara
melalui hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat
tidur. Ada tiga jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan
campuran. Bentuk yang paling umum adalah apnea obstruktif atau
Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA mempengaruhi 10-15% dari
dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering terjadi juga pada
wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez, dan
Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut
atau tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas
tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung
(hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik
(Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih mencoba untuk
bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering
menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau mendengkur.
Ketika pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap
gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan
terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun
bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum
tidur REM.
B. Tanda dan Gejala
1. Dewasa
a. Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
1) Perubahan mood
2) Agitasi
3) Mengantuk sepanjang hari
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan,
enuresis, atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap
permintaan anak untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti
permintaan untuk tidur larut malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang
tua.
c. Sering bangun saat malam hari.
C. Pohon Masalah
Lingkungan Latihan
Obat &
tidak nyaman kelelahan
Substansi Stress/
Gaya hidup emosional
Mengubah Mengurangi
pola tidur Rutinitas & Kecemasan
kenyamanan Sulit tidur
bekerja
tidur
rotasi
Nutrisi & kalori
Tegang/frus
tasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan
Motivasi tidur
perubahan
Sering
jadwal tidur
terbangun
Gangguan tidur
Keinginan
menanti tidur
Penyakit infeksi
Gangguan
Gangguan Tidur proses tidur
Lemah&letih
Kesiapan
Akibat factor Akibat factor Deprivasi
meningkatkan
eksternal internal tidur
tidur
Gangguan pola
Insomnia
tidur
D. Pemeriksaan Diagnostik
E. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena
penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun
cara yang dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang
dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa
pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan,
aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan
nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat
tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita
mengikuti irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus
disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress
berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh
tenaga ahli atau dokter psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita
dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk
meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya
atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi
tidur si penderita gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu
bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu
tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski
hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan
kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si
penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang
menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari
rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu
untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-
obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh
dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan
gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien
dengan format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku
bangsa, alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan
antara pasien dengan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang
menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti :
1) Apa yang dirasakan klien
2) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
3) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
4) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu
klien.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi
ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh
klien.Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit
keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali
atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Insomnia
2. Deprivasi tidur
3. Kesiapan meningkatkan tidur
4. Gangguan pola tidur
H. Rencana Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Klien:
A. Biodata
1. Identitas Klien:
Nama : Ny. P
Tempat Tanggal Lahir : Pagar Alam 14-02-1975
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Palembang
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Irt
Status Perkawinan : Menikah
Alamat :Belumai Rt/Rw 009/003 Desa Ulu
Rurah Pagaralam
Tanggal Masuk Rs : 15-11-2020
No Medrec : 2011150050
Diagnosa Medis. : Hemaroid Gr IV
5. Genogram;
Dibuat 3 generasi
Keterangan
Meninggal
laki-laki
perempuan
pasien
4 Personal Hygiene
- Mandi
2x seehari 1x sehari
- Cuci rambut
- Gosok gigi 3x sehari 3x sehari
- Ganti Pakaian
- Gunting Kuku Setip mandi 2x sehari
- Gangguan / Masalah
Seminggu sekali Seminggu sekali
5 Pola Aktifitas/latihan fisik Bersih bersih Tidak dapat
- Mobilisasi /Jenis aktifitas
rumah dan melakukan
memenuhi aktivitas dengan
kewajiban sebagai baik karna
istri dedang sakit
I. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
1. Tingkat Kesadaran:
a. Kualitatif : Composmenti
b. Kuantitatif : GCS : E4 V5 M6
2. Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 170/100 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 36,5°C
b. Mata
- Pupil : Isokor
- Sklera : Anikterik
- Konjungtiva : Anemis
c. Hidung
- Bentuk : Normal
- Secret : Tidak ada sekret
- Massa Abnormal : Tidak ada masalah
- Fungsi Penciuman: Tidak ada masalah
- Pernafasan : Tidak ada masalah.
d. Telinga :Tidak di lakukan Pemeriksaan
e. Mulut
h. Paru-paru
- Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan teratur
- Bunyi : Pekak
- Iktus kordis : tidak terdapat iktus kordis
j. Abdomen
- Bentuk : Cembung
- Turgor, : <3 detik
- Distensi, : Tidakada
- Peristaltic, : 21 x/menit
- Ascites, : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada kelainan
m k. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
1. Data Psikologis
a. Pengaruh penyakit terhadap psikologis
Pasien ingin cepat pulang karena merasa takut, tidak nyaman dan sulit
tidur, serta cemas karena tidak bisa beraktivitas seperti biasa dan takut
tidak ada yang mengurus keperluan keluarga dirumah.
b. Persepsi klien terhadap penyakit
Pasien ingen cepat sembuh
2. Data Social
a. Hubungan klien dengan orang lain (perawat/petugas kesehatan lain, klien
lain, keluarga, masyarakat)
hubungan baik, pasien mudah bergaul dengan orang-orang disekitar
rumah.
3. Data Spiritual
Pasien beragama Islam, sering melaksanakan ibadah.
F. Data penunjang
Hasil laboratorium
Immunologi-hepatitis
G. Therapi
Diet : NS
DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan pasca operasi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan luka inssisi
PRIORITAS MASALAH
1 Nyeri
2 Gangguan Pola Tidur
INTEVENSI