FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA
TUMGGADEWI
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Dosen Pembimbing
NIP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatnya SWT, serta dorongan dari semua pihak
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN KRITIS .
BAB I : PENDAHULUAN
3.5 Lampiran…………….………….……………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit ketoasidosis diabetikum
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi ketoasidosis
diabetikum
2. Mengetahui dan memahami klasifikasi ketoasidosis
diabetikum
3. Mengetahui dan memahami etiologi ketoasidosis
diabetikum
4. Mengetahui dan memahami patofisiologi ketoasidosis
diabetikum
5. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala ketoasidosis
diabetikum
6. Mengetahui dan memahami komplikasi ketoasidosis
diabetikum
7. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang
ketoasidosis diabetikum
8. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan yang tepat
untuk pasien dengan ketoasidosis diabetikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
2.4 Klasifikasi
a. Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl
b. Elektrolit darah (tentukan corrected Na) dan osmolalitas serum.
c. Analisis gas darah, BUN dan kreatinin.
d. Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai gambaran lekositosis),
HbA1c, urinalisis (dan kultur urine bila ada indikasi).
e. Foto polos dada.
f. Ketosis (Ketonemia dan Ketonuria)
g. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
h. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330
mOsm/l
i. Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
j. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4
bulan terakhir
k. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan
pada HCO3 250 mg/dl
2.7 Penatalaksanaan
1. Pengkajian
A. Anamnesis :
1. Riwayat DM
2. Poliuria, Polidipsi
3. Berhenti menyuntik insulin
4. Demam dan infeksi
5. Nyeri perut, mual, mutah
6. Penglihatan kabur
7. Lemah dan sakit kepala
B. Pemeriksaan Fisik
1. Data Subyektif
a. Riwayat penyakit dahulu
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Status metabolic
E. Diagnose Keperawatan
Intervensi :
1. Kaji status pernafasan dengan mendeteksi pulmonal.
2. Berikan fisioterapi dada termasuk drainase postural.
3. Penghisapan untuk pembuangan lendir.
4. Identifikasi kemampuan dan berikan keyakinan dalam bernafas.
5. Kolaborasi dalam pemberian therapi medis
B. Ansietas berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebihan (diuresis osmotic) akibat
hiperglikemia
Kriteria hasil :
TTV dalam batas normal
Pulse perifer dapat teraba
Turgor kulit dan capillary refill baik
Keseimbangan urin output
Kadar elektrolit normal ü GDS normal
Intervensi :
1. Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan setiap jam
2. Observasi kepatenan atau kelancaran infus
3. Monitor TTV dan tingkat kesadaran tiap 15 menit, bila stabil lanjutkan untuk
setiap jam
4. Observasi turgor kulit, selaput mukosa, akral, pengisian kapiler
5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium :
Hematokrit
BUN/Kreatinin
Osmolaritas darah
Natrium
Kalium
1. Monitor pemeriksaan EKG
2. Monitor CVP (bila digunakan)
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam :
Pemberian cairan parenteral
Pemberian therapi insulin
Pemasangan kateter urine
Pemasangan CVP jika memungkinkan
4.1 Pengkajian
Pengumpulan Data
A. Pengkajian primer
1. Airway
Takikardia dan takipnea pada prosedur pembayaran atau kegiatan Letargi /
disorientasi, antar-muka, syok hipovolemik, sianosis
2. Breathing
Frekuensi pernapasan meningkat, merasa kekurangan oksigen, sakit kepala,
penglihatan kabur
3. Circulation
Gejala : Mungkin adanya riwayat hipertensi, IM akut Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, pemulihan yang lama Takikardia.
4. Distability
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan Kram otot, tonus otot menurun, gangguan
istirahat/tidur, takipnea, Wajah meringis dengan palpitasi, Frekuensi pemapasan
meningkat.
B. Pengkajian sekuder
(Menurut pengumpulan data base oleh Doengoes)
1. Aktivitas / Istirahat
Look : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, Kram otot, tonus otot
meningkat, cedera istirahat / tidur
Listen : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas Letargi /
disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
Sirkulasi
Look : kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan yang
lama, kemerahan, bola mata cekung.
Listen : Takikardia, Nadi yang menurun / tidak ada, Disritmia, Krekels,
Distensi vena jugularis
Feel: Kulit panas, kering.
2. Integritas / Ego
Look : Stres, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi, Ansietas.
Feel: peka rangsang
3. Eliminasi
Look : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, kesulitan berkemih
(infeksi), ISSK baru / berulang. Urine encer
Listen : Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Bising usus
lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Abdomen keras, adanya asites.
Feel : Rasa sakit / terbakar, Nyeri tekan abdomen.
4. Nutrisi / Cairan
Look : Hilang nafsu makan, Mual / muntah, peningkatan masukan
glukosa/karbohirdrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa hari /
minggu, penggunaan diuretik (Thiazid). Kulit kering / bersisik, turgor jelek,
muntah, Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolic dengan
peningkatan gula darah).
Listen : Kekakuan / distensi perut
Feel : Haus, bau halisitosis / manis, bau buah (napas aseton).
5. Neurosensori
Look : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor / koma (tahap lanjut)
Listen : Refleks tendon dalam menurun (koma)
Feel : Pusing / pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parestesia, Gangguan penglihatan
6. Nyeri kenyamanan
Look : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
Listen : Abdomen yang tegang /nyeri (sedang/berat)
7. Pernapasan
Look : batuk dengan / tanpa sputum purulen, Frekuensi pernapasan
meningkat
Listen : Frekuensi pernapasan meningkat
Feel : Merasa kekurangan oksigen
8. Keamanan
a. Look : Kulit kering, gatal, ulkus kulit, Kulit rusak, lesi / ulserasi
b. Listen : diaforesis
c. Feel : Demam, Menurunnya kekuatan, umum / rentang, Parestesia / paralisis
otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam).
9. Penyuluhan/pembelajara
Look : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat seperti steroid, diuretik
(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
10. Rencana pemulangan
Look : Mungkin memerlukan bantuan dalam pemantauan diet, pengobatan,
perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
1. Gangguan Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis dan respirasi yang
meningkat, ditandai dengan
2. Ansietas berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, pengobatan yang di
berikan, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi,
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan reflex mual dan muntah, nyeri
abdomen,
4.3 Perencanaan keperawatan
Terapiutik
Ciptakan
suasana
terapiuti
k untuk
menumb
uhkan
kepercay
aan
Temani
pasien
untuk
mengura
ngi
kecemas
an
Edukasih
Anjurkan
keluarga
bersama
pasien
jika
penuh
Anjurkan
melakuk
an
kegiatan
yang
tidak
kompetit
if,sesuai
kebutuha
n
Anjurkan
mengung
kapkan
perasaan
dan
persepsi
DAFTAR PUSTAKA
Septianraha. 2011. Gawat Darurat Ketoasidosis Diabetik.
https://www.slideshare.net/mobile/sepianraha/gadar-ketoasidosis-diabetik (24 November
2019)
SoewondoP.KetoasidosisDiabetik.In:Sudoyo AW,SetiyohadiB,AlwiI,SimadibrataM,Setiati
S,editors.BukuajarIlmuPenyakitDalam.4thed.Jakarta:PusatPenerbitanDepartemenIlmu
PenyakitDalam FKUI;2006.p.1896-9.
LAMPIRAN
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Asuhan Keperawatan
4. Diagnosa
5. Perencanaan Keperawatan
6. Daftar pustaka