Oleh:
ANIK BUDIARTI
NIM: 19.11.1.113.3
Laporan Pendahulan dan Asuhan Keperawatan ini dibuat dan telah disetujui dalam rangka
Stase Keperawatan Gawat Darurat Program Profesi S1 Keperawatan Stikes Ganesha Husada
Kediri di Ruang Rawat Inap RS HVA Toeloengredjo Pare Kediri
Mengetahui
A. DEFINISI
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat bayi atau anak yang
mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang demam terjadi pada usia 6
bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada usia < 6 bulan
atau > 3 tahun. Suhu tubuh yang tinggi dapat menimbulkan kejang, ada anak yang
mempunyai ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38°C
sedangkan pada anak yang ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu
40°C atau lebih (Pudiastuti, 2011). Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada
otak secara mendadak dan sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh
aktivitas otak yang abnormal secara adanya pelepasan listrik serebral yang sangat
berlebihan (Hidayat, A,2008).
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari terjadinya kejang demam tidak diketahui. Kejang
demam biasanya berhubungan dengan demam yang tiba-tiba tinggi dan kebanyakan
terjadi pada hari pertama anak mengalami demam. Kejang berlangsung selama
beberapa detik sampai beberapa menit. kejang demam cenderung ditemukan dalam
satu keluarga, sehingga diduga melibatkan faktor keturunan (faktor genetik). Kadang
kejang yang berhubungan dengan demam disebabkan oleh penyakit lain, seperti
keracunan, meningitis atau ensefalitis Roseola atau infeksi oleh virus herpes pada
manusia juga sering menyebabkan kejang demam pada anak-anak. Shigella pada
Disentri juga sering menyebakan demam tinggi dan kejang demam pada anak-anak
(Guyton and Hall, 2014).
Menurut (Mumpuni, 2016) penyebab dan faktor resiko terjadinya kejang
demam adalah sebagai berikut:
1. Infeksi virus
2. Infeksi tratus pernapasan atas
3. Infeksi traktur digestivus (gastroenteritis)
4. Infeksi saluran kemih
5. Otitis media
6. Factor generic
C. GEJALA KLINIS
Ada 2 bentuk kejang demam (Mumpuni, 2016), yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut:
a. Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
b. Kejang umum tonik dan atau klonik
c. Umumnya berhenti sendiri
d. Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
2. Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala
klinis sebagai berikut:
a. Kejang lama > 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
D. PATOFISIOLOGI
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam
yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel
neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh
ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl–). Akibatnya
konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di
luar sel neuron terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi
ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut
potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan
sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh:
1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
2. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran
listrik dari sekitarnya
3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
4. Pada keadaan demam kenaikan suhu 1o C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada
anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibandingkan
dengan orang dewasa yang hanya 15 %. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh
dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang
singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas
muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan
“neurotransmitter” dan terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung lama
(lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen
dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi
artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang
disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme
otak meningkat (Elizabeth, 2006)
E. PATHWAY
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, hal ini dilakukan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga dapat diketahui
permasalahan yang ada (Hidayat,A, 2008). Adapun pengkajian yang dilakukan pada
anak dengan kejang demam sebagai berikut:
1. Identifikasi pasien dan keluarga
a. Pasien: nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
diagnosa keperawatan.
b. Orang tua: nama, umur, pekerjaan, suku, pendidikan, alamat, pekerjaan
c. Sibling rivalry: Urutan anak dalam keluarga, umur, adanya penyakit yang
sama sebelumnya.
2. Riwayat kejang
3. Kaji perilaku kejang
4. Kaji sifat kejang: kejang bersifat lokal (kejang parsial) atau kejang yang bersifat
umum (miotonik, tonik-klonik, atonik)
5. Kaji lamanya kejang
6. Kaji Gerakan saat kejang
a. Kejang parsial: mengecap-ngecapkan bibirnya, gerakan mengunyah, dan
adanya gerakan tangan.
b. Kejang mioklonik: kehilangan kesadaraan hanya sesaat.
c. Kejang tonik-klonik: adanya gerakan klonik ekstermitas atas dan bawah.
d. Kejang atonik : kepala menunduk dan dapat jatuh ketanah yang terjadi secara
singkat tanpa peringatan
7. Riwayat penyakit sekarang yang menyertai Apakah kejang demam, diare, truma
kepala, gagap bicara (khususnya pada penderita epilepsi), gagal ginjal, kelainan
jantung, DHF, ISPA, OMA, Morbili dan lain-lain.
8. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Kedaan ibu sewaktu hamil per trimester,
apakah ibu pernah mengalami infeksi atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat
trauma, perdarahan per vaginam sewaktu hamil, penggunaan obat-obatan maupun
jamu selama hamil. Riwayat persalinan ditanyakan apakah sukar, spontan atau
dengan tindakan (forcep/vakum), perdarahan ante partum, asfiksi dan lain-lain.
Keadaan selama neonatal apakah bayi panas, diare, kejang demam, tidak mau
menetek, dan kejang-kejang.
9. Riwayat Imunisasi Jenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum
ditanyakan serta umur mendapatkan imunisasi dan reaksi dari imunisasi. Pada
umumnya setelah mendapat imunisasi DPT efek sampingnya adalah panas yang
dapat menimbulkan kejang.
10. Kaji status neurologi: perubahan kesadaran, peningkatan suhu tubuh, perubahan
tingkah laku
11. Riwayat psikososial: faktor pencetus dan status
12. Pemeriksaan diagnostic:
a. Melakukan fungsi lumbal, Foto Rongent.
b. Elektron Efaiogram (EEG)
c. CT Scan, MRI sesuai indikasi.
d. Darah lengkap, Gula Darah, Elektrolit serum, kalsium,magnesium
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) diagnose keperawatan pada anak
kejang demam sebagai berikut:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh diatas
nilai normal, kulit merah, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai dengan
mengeluh tidak nyaman, gelisah, mengeluh sulit tidur, tidak mampu rileks,
mengeluh kedinginan/kepananasan, merasa gatal, mengeluh mual, mengeluh
Lelah, menunjukan gejala distress, tampak merintih/menangis, pola eliminasi
berubah, postur tubuh berubah, iritabilitas.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan pada anak dengan kejang terdiri dari kriteria/tujuan menurut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) dan intervensi
keperawatan menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) sebagai berikut
Guyton and Hall. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. In Elsevier, Singapore.
https://doi.org/10.1016/B978-1-4160-5452-8.00020-2
Hanny, R., & Waldi, N. (2009). Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. In Dr. Hanny
Hidayat,A, Azis. (2008). Konsep dasar keperawatan(2nd ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Mumpuni, Y. (2016). 45 Penyakit Yang Sering Hinggap Pada Anak. Yogyakart : Rapha
Publishing.
Nurafif.A.H, Kusuma. (2015). Asuhan Keperawatan Bedasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. MediAction: Yogyakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnosis (1st ed.). DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan(1st ed.). DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan(1st ed.). DPP PPNI.
Widagdo. (2012). Tatalaksana Masalah Keperawatan Pada Anak Dengan Kejang Demam.
Sagung Seto.
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Keluhan Utama
Kejang
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 12 Mei 2022 pasien datang diantarkan oleh ibunya ke UGD RS Hva
Toeloengredjo. Pada pukul 08.00 dilakukan pengkajian di UGD. Ibu klien
mengatakan 1 hari yang lalu anakya demam terus menerus hingga mengalami kejang
kira-kira 10-15 menit, pilek, batuk, badannya lemas, bab dan bak biasa. Ibu pasien
mengatakan anaknya tidak nyaman, mengeluh sulit tidur, tidak mampu rileks dan
merasa lelah. Pasien tampak gelisah. Lalu dilakukan pengkajian TTV di dapatkan
Suhu: 39◦C, Pernafasan: 26x/menit, Nadi: 90x/menit, Tekanan Darah :130/80 mmHg.
Setelah itu pasien diberikan terapi obat diazepam intravena 1,5-2,5mg
(0,3-0,5mg/kg/BB) dan diberikan terapi cairan infus RL 12 tetes per menit. Karena
membutuhkan perawatan lebih lanjut, Pada pukul 10.00, pasien dibawa ke ruang
cilinaya. Saat di ruangan dilakukan pengkajian kembali dengan hasil Suhu: 39◦C,
Pernafasan: 22x/menit, Nadi: 85x/menit, Tekanan Darah :130/80 mmHg. Pasien
tampak gelisah, tidak mampu rileks dan, mengeluh tidak nyaman.
4. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Ibu pasien mengatakan pasien belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
a. Riwayat MRS Sebelumnya : Tidak
b. Riwayat dioperasi : Tidak
c. Riwayat Kelainan Bawaan : Tidak
d. Riwayat Alergi : Tidak
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti
ini.Ibu klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes
militus, asma, dll.
Genogram
Keterangan
: Perempuan
: Laki-Laki
Mahasiswa
Diagosa keperawatan
1. Risiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan intake cairan yang tidak
adekuat
2. Deficit perawatan diri
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit yang
dialami anak
Intervensi
No Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
.
1. Risiko kurang volume Tujuan: - Pantau tanda-tanda vital
cairan tubuh Kebutuhan cairan - Anjurkan klien memakan
berhubungan dengan terpenuhi makanan yang tidak
intake cairan yang tidak Kriteria hasil: mengandung serat
adekuat. - Mukosa bibir tidak - Berikan makanan yang lunak
kering - Berikan cairan melalui infus
- Anjurkan klien banyak
minum
- Pantau intake dan output
2. Deficit perawatan diri Tujuan: - Lakukan personal hygiene
Setelah dilakukan - Patau kebersihan kuku
Tindakan keperawatan - Pantau integritas kulit
selama 1x24 jam
diharapkan klien mampu
melakukan perawatan
diri secara mandiri
dengan kriteria hasil:
- Mampu melakukan
aktifitas fisik dan
pribadi secara mandiri
- Mampu membersikan
tubuh secara mandiri
- Mampu merawat
mulut dan gigi secara
mandiri.
3. Kurang pengetahuan Tujuan: pengetahuan - Kaji tingkat Pendidikan
berhubungan dengan anak meningkat keluarga klien
kurang informasi Kriteria hasil: - Kaji tingkat pengetahuan
tentang penyakit yang - Keluarga mengerti keluarga klien
dialami anaknya dengan proses - Jelaskan pada keluarga klien
penyakit kejang tentang peyakit kejang
demam demam melalui panker
- Keluarga klien tidak - Beri kesempatan pada
bertanya lagi tentang keluarga untuk menanyakan
penyakit, perawatan hal yang belum di mengerti
dan kondisi klien
Implementasi
NO
NO. TANGGAL JAM IMPLEMENTASI JAM EVALUASI
DX
1. Kamis, 12 Mei 1 09.00 - Menganjurkan ibu klien agar banyak 09.10 WIB S:
2022 WIB memberi anakya minum air putih dengan - Ibu klien mengatakan klien
menyuruh minum sebanyak 8 gelas per selam sakit susah untuk diberi
hari minum air putih
- Melakukan ttv - Ibu klien mengatakan nafsu
S: 36oc, n: 82x / i, p: 23x/i makan anaknya sudah ada
- Memberikan makanan lunak seperti nasi O:
lunak, pisang, kentang, dan sup - Klien tampak tidak mau minum
- Melakukan pemberian cairan infus kaen air putih
1b 10 tetes - Frekuensi BAK 3-4 kali sehari
- Memantau intake dan output dengan - Klien tampak sudah mau makan
intake menghitung cairan masuk, banyak bubur dan roti
klien minum 3 gelas dalam sehari dan - Mukosa bibir sedikit kering
output urine pasien yang keluar 300 cc A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan dan
keseokan hari dikaji kembali
2. Kamis, 12 Mei 2 10.00 - Melakukan personal hygiene dengan 10.30 WIB S:
2022 WIB memandikan klien menggunakan alat-alat - Ibu klien mengatakan klien
seperti handuk, sabun, washlap, selimut selama sakit klien tidak
mandi, celemek, pakaian ganti klien, dimandikan
baskom berisi 2 ar hangat, perlak - Ibu klien mengatakan klien
- Melakukan kebersihan kuku dengan tampak kotor
melakukan pemotongan uku klien, alat O:
yang digunakan cepit kuku, kom, perlak, - Badan klien tampak kotor
baskom kecil yang berisi air hangat, - Baju klien tampak kotor
washlap dengan merendam kuku klien - ADL tampak dibantu
terlebih dahulu selam 5 menit, kemudian A:
keringkan kuku klien terlebih dahulu - Masalah sebagian teratasi
baru dipotong dengan memandikan klien
- Memantau integritas kulit jika kulit klien P:
kering maka kita lakukan tindakan seperti - Intervensi dilanjutkan dengan
mengelap badan klien Tindakan selanjutnya
3. Kamis, 12 Mei 3 11.00 - Mengulang Kembali tingkat Pendidikan 11.30 WIB S:
2022 WIB keluarga klien dengan menanyakan ibu - Ibu klien mengatakan takut
klien Pendidikan terakhirnya, ibu klien penyakit anaknya kambuh lagi
tamatan S1. - Ibu klien mengatakan tidak tahu
- Mengulang Kembali tingkat pengetahuan betul tentang penyakit kejang
keluarga klien dengan menanyakan demam
apakah keluarga klien tahu tentang - Ibu klien mengatakan panas
penyakit anaknya dan ibu klien badan anaknya sudah berkurang
menjawab tidak tahu dengan penyakit - Ibu klien mengatakan
anaknya tersebut. mengatakan kejang sudah tidak
- Mejelaskan kepada keluarga klien ada lagi sejak masuk RS
tentang penyakit kejang demam melalui O:
pankes atau dengan cara melakukan - Ibu klien terlihat sering
penyuluhan kepada keluarga bertanya-tanya
- Memberi kesempatan untuk menanyakan - Saat ditanya tentang penyakit
hal yang belum dimengerti kejang demam, ibunya kurang
tahu dalam menjawabnya
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan dan
dikaji Kembali keesokan
harinya pengetahuan klien
tentang penyakit anaknya
1. Jum’at, 13 Mei 1 09.00 - Menganjurkan ibu klien agar banyak 09.10 WIB S:
2022 WIB memberi anakya minum air putih dengan - Ibu klien mengatakan klien
menyuruh minum sebanyak 8 gelas per sudah mau minum air putih
hari sesering mungkin
- Ibu klien mengatakan nafsu
- Melakukan ttv makan anaknya sudah ada
S: 36oc, n: 82x / i, p: 23x/i O:
- Memberikan makanan lunak seperti nasi - Klien tampak mau minum air
lunak, pisang, kentang, dan sup putih
- Melakukan pemberian cairan infus kaen - Diare sudah tidak ada lagi
1b 10 tetes - Klien tampak sudah mau makan
Memantau intake dan output dengan intake bubur dan roti
menghitung cairan masuk, banyak klien A:
minum 3 gelas dalam sehari dan output - Masalah sebagian teratasi
urine pasien yang keluar 300 cc P:
- Intervensi dihentikan karena
klien diizinkan pulang oleh
dokter jam 10.00 WIB
2. Jum’at, 13 Mei 2 10.00 - Melakukan personal hygiene dengan 10.30 WIB S:
2022 WIB memandikan klien menggunakan alat-alat - Ibu klien mengatakan klien
seperti handuk, sabun, washlap, selimut sudah membersihkan badan
mandi, celemek, pakaian ganti klien, klien meskipun haya dilap saja
baskom berisi 2 ar hangat, perlak - Ibu klien mengatakan klien
- Melakukan kebersihan kuku dengan sudah tampak bersih
melakukan pemotongan uku klien, alat O:
yang digunakan cepit kuku, kom, perlak, - Badan klien tampak bersih
baskom kecil yang berisi air hangat, - Baju klien tampak sudah
washlap dengan merendam kuku klien diganti setiap dibersihkan
terlebih dahulu selam 5 menit, kemudian A:
keringkan kuku klien terlebih dahulu - Masalah teratasi
baru dipotong P:
Memantau integritas kulit jika kulit klien - Intervensi dihentikan karena
kering maka kita lakukan tindakan seperti klien diizinkan pulang oleh
mengelap badan klien dokter jam 10.00 WIB
3 Jum’at, 13 Mei 3 11.00 - Mengulang Kembali tingkat Pendidikan 11.30 WIB S:
2022 WIB keluarga klien dengan menanyakan ibu - Ibu klien mengatakan klien
klien Pendidikan terakhirnya, ibu klien sudah mulai tahu tentang
tamatan S1. penyakit kejang demam
- Mengulang Kembali tingkat pengetahuan - Ibu klien mengatakan panas
keluarga klien dengan menanyakan badan anaknya sudah berkurang
apakah keluarga klien tahu tentang - Ibu klien mengatakan kejang
penyakit anaknya dan ibu klien sudah tidak ada lagi sejak masuk
menjawab tidak tahu dengan penyakit RS
anaknya tersebut. O:
- Mejelaskan kepada keluarga klien - Saat ditanya tentang penyakit
tentang penyakit kejang demam melalui kejang demam, ibunya sudah
pankes atau dengan cara melakukan tahu dalam menjawabnya.
penyuluhan kepada keluarga A:
Memberi kesempatan untuk menanyakan - Masalah sudah teratasi
hal yang belum dimengerti P:
- Intervensi dihentikan karena
klien diizinkan pulang oleh
dokter jam 10.00 WIB