Anda di halaman 1dari 57

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. K DENGAN HIPERTENSI DI


BANJAR ANGKLING, DESA BAKBAKAN, GIANYAR

OLEH :
KELOMPOK 4
1. Dianiati Gilbert Cristine Jacob (16.321.2322)
2. I Gusti Ayu Wulan Sari Dewi (16.321.2482)
3. Ni Komang Sindy Claudia (16.321.2499)
4. Ni Luh Ayu Widiawati Setiari (16.321.2500)
5. Ni Putu Pratiwi Ayu Susanti (16.321.2519)
6. Ni Putu Tiya Cahyani (16.321.2521)
7. Ni Wayan Krisnayanti (16.321.2525)
8. I Putu Agus Saputra (16.321.2486)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi
merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga
membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Penyakit
hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi
meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan
di Indonesia menunjukan 1,8 – 28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah
penderita hipertensi. Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan
dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi
seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan
makanan yang tinggi kadar lemaknya. Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi
terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada
kembar monozigot(satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita
yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah
tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang
dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbultanda dan gejala hipertensi dengan
kemungkinan komplikasinya. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah
jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita
hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan
aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada gejala atau
tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, banyak orang merasa sehat
dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2007,sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.Hipertensi biasanya
dimulai “diam - diam” umumnya setelah usia 30 tahun atau 40 tahun. Dalam kasus-kasus
pencegahan, penyakit ini bisa dimulai lebih awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik
secara berkala,misalnya pada situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan
kembali ke normal lebih lama dari biasanya. Atau tekanannya mungkin hanya naik saat bekerja,
tidak pada istirahat atau berlibur. Pada kasus-kasus seperti ini kita membicarakan “hipertensi
labil”. Atau jika angkanya terletak diatas sasaran normal, kita menyebutnya “hipertensi
perbatasan” namun, jika angkanya diatas normal secara konsisten, penyakitnya telah berkembang
ketahap “stabil” hipertensi kronis bisa memiliki berbagai bentuk. Contohnya sangat banyak,
bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang mudadengan tekanan darah yang sangat
tinggi, dari 200/120 samapi 250-140.

1. 2 Rumusan Masalah
1. 2. 1 Bagaimana konsep dasar penyakit hipertensi ?
1. 2. 2 Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dengan hipertensi ?
1. 2. 3 Bagaimana asuhan keperawatan gerontik pda Ny. K dengan hipertensi di banjar angkling,
Desa bakbakan, Gianyar ?

1. 3 Tujuan Penulisan
1. 3. 1 Untuk mengetahui konsep dasar penyakit hipertensi
1. 3. 2 Untuk mengetahui dasar asuhan keperawatan dengan hipertensi
1. 3. 3 Untuk mengetahui asuhan keperawatan gerontik pda Ny. K dengan hipertensi di Banjar
Angkling, Desa bakbakan, Gianyar
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Konsep Dasar Penyakit Hipertensi

2. 1. 1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG
(Luckman Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara
Hearrison 1997). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic
lebih dari 90 mmHg. Pada Usila : peningkatan tekanan sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg. (Saiful. 2015)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,
2001).
Hipertensi didefinisikan oleh JointNational Committee on Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Presure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD)
normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Hipertensi menurut Caraspotmerupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim
Nasrin, 2003 ).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg,
hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).
2. 1. 2 Etiologi Hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
hipertensi primer dan hipertensi sekunder ( Lany Gunawan, 2001 ). Hipertensi primer terdapat
pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi
sekunder.
2. 1. 2. 1 Hipertensi Primer
Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh
darah.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data


penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alkohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin)

2. 1. 2. 2 Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain. Penyebab
hipertensi sekunder adalah :
1. Ginjal
1) Glomerulonefritis
2) Pielonefritis
3) Nekrosis tubular akut
4) Tumor
2. Vascular
1) Aterosklerosis
2) Hiperplasia
3) Trombosis
4) Aneurisma
5) Emboli kolestrol
6) Vaskulitis
3. Kelainan endokrin
1) DM
2) Hipertiroidisme
3) Hipotiroidisme
4. Saraf
1) Stroke
2) Ensepalitis
5. Obat – obatan
1) Kontrasepsi oral
2) Kortikosteroid

2. 1. 3 Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis.
Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka
akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan
adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada
peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan
kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono, Slamet. 1996 ).

2. 1. 4 Pathway

Terlampir
2. 1. 5 Klasifikasi Hipertensi

2. 1. 5. 1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan


besar yaitu :
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

2. 1. 5. 2 Klasifikasi hipertensi menurut WHO:


1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91-
94 mmHg.
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.

2. 1. 5. 3 Klasifikasi tekanan darah menurut Laporan JointNational Committee on Detection,


Evaluation, and Treatment of High Blood Presure (1993)
Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Ke
Atas
Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109
Stadium 3 (berat) 180-209 110-119
Stadium 4 ( sangat berat) ≥210 ≥120

2. 1. 5. 4 Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan
darah. Dibagi menjadi dua:
1. Hipertensi emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat
antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau progresif target akut
atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan
di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya gejala
yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau
kerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam.
Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah
dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).

2. 1. 6 Gejala Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung,
1995):

1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Tanda dan gejala klinis pada klien dengan hipertensi adalah:

1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg


2. Sakit kepala
3. Pusing/migraine
4. Rasa berat ditengkuk
5. Penyempitan pembuluh darah
6. Sukar tidur
7. Kelemahan
8. Nokturia
9. Azotemia
10. Sulit bernafas saat beraktivitas

2. 1. 7 Pemeriksaan Diagnostik

2. 1. 7. 1 Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. 1. 7. 2 BUN (Blood Unit Nitrogen)
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus
adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan
hipertensi)
2. 1. 7. 3 Glukosa
Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
2. 1. 7. 4 Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi
efek samping terapi diuretik.
2. 1. 7. 5 Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
2. 1. 7. 6 Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
2. 1. 7. 7 Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
2. 1. 7. 8 Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
2. 1. 7. 9 Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
2. 1. 7. 10 Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
2. 1. 7. 11 Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
2. 1. 7. 12 IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal /
ureter
2. 1. 7. 13 Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
2. 1. 7. 14 CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
2. 1. 7. 15 EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

2. 1. 8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

2. 1. 8. 1 Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
1. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
2. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dapat megendalikan tekanan darah bahkan dapat
menstabilkan tekanan darah seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari
denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit
berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali perminggu dan paling baik 5 kali
perminggu
3. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat
otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
3) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. 1. 8. 2 Terapi dengan Obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint National
Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, USA, 1988)
menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit lain yang ada pada penderita.

2. 1. 9 Komplikasi

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi


essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah
komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala seperti
sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi
essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejalagejala sebagai berikut: pusing, mudah
marah, telinga berdengung, mimisan (jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk,
mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah: gangguan penglihatan,
gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak), yang
mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan,
gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius
seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi
dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan
gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok,
dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium
(komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita
hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan
berbagai macam komplikasi antara lain : stroke, gagal jantung, gagal ginjal, mata. Hubungan
stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa tahanan dari pembuluh darah
memiliki batasan dalam menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh
darah yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan yang juga kecil.
Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah, maka pembuluh darah ini
akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak
baik.
Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan sebagai
pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya komplikasi yang tidak baik.
Dengan adanya faktor-faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya hipertensi dapat
dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari komplikasi yang fatal. Usaha-usaha
pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu sbb.:
1. Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram garam dapur. Batasi
pula makanan yang mengandung garam natrium seperti corned beef, ikan kalengan, lauk
atau sayuran instan, saus botolan, mi instan, dan kue kering. Pembatasan konsumsi garam
mengakibatkan pengurangan natrium yang menyebabkan peningkatan asupan kalium. Ini
akan menurunkan natrium intrasel yang akan mengurangi efek hipertensi.
2. Menghindari kegemukan (obesitas). Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10%
dari berat badan normal. Pada penderita muda dengan hipertensi terdapat kecenderungan
menjadi gemuk dan sebaliknya pada penderita muda dengan obesitas akan cenderung
hipertensi. Pada orang gemuk akan terjadi peningkatan tonus simpatis yang diduga dapat
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
3. Membatasi konsumsi lemak. Ini dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi
karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan kolesterol. Hal ini akan
menyumbat pembuluh darah dan mengganggu peredaran darah sehingga memperberat
kerja jantung dan memperparah hipertensi. Kadar kolesterol normal dalam darah yaitu 200-
250 mg per 100cc serum darah.
4. Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh
nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang, naik sepeda dan tidak
dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat besi
karena latihan yang berat dapat menimbulkan hipertensi.
5. Makan buah-buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak mengandung
vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah.
6. Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan alkohol dapat
meningkatkan tekanan darah. Menghindari rokok dan alkohol berarti menghindari
kemungkinan hipertensi.
7. Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau ketegangan jiwa.
Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai dan menyenangkan,
mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga mengurangi respons susunan saraf pusat
melalui penurunan aktivitas simpatetik sehingga tekanan darah dapat diturunkan.
8. Merangkai hidup yang positif. Hal ini dimaksudkan agar seseorang mengurangi tekanan
atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah yang
mengganjal dalam hati. Komunikasi dengan orang dapat membuat hati menjadi lega dan
dari sini dapat timbul ide untuk menyelesaikan masalah.
9. Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan sehari-hari yang
menjadi beban jika tidak terselesaikan. Jika hal ini terjadi pada Anda, lebih baik melakukan
kegiatan santai dulu. Setelah pikiran segar kembali akan ditemukan cara untuk mengatasi
kesulitan itu.
10. Membagi tugas yang kita tidak bisa selesaikan dengan sendiri dapat mengurangi beban
kita. Orang yang berpendapat dirinya mampu melakukan segala hal dengan sempurna biasa
disebut perfeksionis, orang ini akan selalu stres dan menanggung beban kerja dan pikiran
berlebihan. Kita harus sadar bahwa kemampuan setiap orang terbatas untuk mampu
mengerjakan segala-galanya. Dengan memberi kesempatan pada orang lain untuk
membantu menyelesaikan tugas kita, beban kita dapat berkurang dan kita juga banyak
teman, yang tentunya akan menimbulkan rasa bahagia.
11. Menghilangkan perasaan iri atau dengki juga mengurangi ketegangan jiwa sehingga hati
kita menjadi tentram. Menolong orang lain dengan tulus dan memupuk sikap perdamaian
juga akan memberikan kepuasan yang tersendiri pada kita. Dengan memupuk sikap-sikap
seperti itu, tentu kita akan mengurangi ketegangan, beban, stres yang timbul sehingga
hipertensi dapat dihindari.
Orang yang sudah pernah memeriksakan dirinya dan diketahui menderita hipertensi,
dapat diberikan obat-obat golongan diuretika, alfa bloker, beta bloker, vasodilator, antagonis
kalsium dan penghambat ACE. Tentu saja, penggunaan obat-obat ini atas petunjuk dokter.
2. 2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

2. 2. 1 Pengkajian
2. 2. 1. 1 Identitas klien
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
5. Jenis kelamin :
6. Suku :
7. Agama :
8. Status perkawinan :
9. Tanggal pengkajian :
2. 2. 1. 2 Status kesehatan saat ini
Menunujukkan kondisi atau kedaan pasien pada saat ini
2. 2. 1. 3 Riwayat kesehatan dahulu
Mengethaui klien ada atau tidaknya riwayat penyakit dahulu
2. 2. 1. 4 Riwayat kesehatan keluarga
Mengetahui ada atau tidaknya keluarga yang memiliki penyakit keturunan
2. 2. 1. 5 Genogram
Riwayat keturunan 3 generasi untuk menggambarkan regenerasi penyakit yang bersifat
genetic.
2. 2. 1. 6 Tinjauan system

1. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
2) Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak,
otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada
masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
1) Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat
penggunaan diuretic
2) Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
6. Neurosensori
1) Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
2) Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker,
penurunan keuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
1) Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.
8. Pernafasan
1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan
(krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan
1) Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. 2. 1. 7 Pengkajian Psikososial dan spritual


1. Psikososial

1) Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan

2) Fokus-fokus pada diri bertambah

3) Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian

4) Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan

2. Spiritual
Perkembangan spiritual

1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam ke hiduapannya


2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihatdalam berfikir dan
bertindak dalam sehari hari
3) Perkembangan spiritual pada usia tahu menurut Fowler 1978,Universalizing
,perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bartindak cengan cara
memberikan contoh cara mecintai dankeadilan

2. 2. 1. 8 Pengkajian Fungsional Klien


1. KATZ Indeks
Klien termasuk dalam kategori A karena semuanya masih bisa dilakukan secara mandiri
tanpa pengawasan , pengarahan atau bantuan dari orang lain di antaranya yaitu makan,
kontinensia (BAK,BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi, pasien
tidak menggunakan alat bantu berjalan.
2. Modifikasi dari bartel indeks

No Kriteria Dengan Bantuan Mandiri Keterangan


1 Makan
2 Minum
3 Berpindah dari satu tempat
ketempat lain

4 Personal toilet (cuci muka,


menyisir rambut, gosok gigi).
5 Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh,
meyiram)
6 Mandi
7 Jalan dipermukaan datar
8 Naik turun tangga
9 Mengenakan pakaian
10 Kontrol Bowel (BAB)

11 Kontrol Bladder (BAK)


12 Olah raga/ latihan
13 Rekreasi/ pemanfaatan waktu
luang
Keterangan:
1) 130 : mandiri
2) 65-125 : ketergantungan sebagian
3) 60 : ketergantungan total

2. 2. 1. 9 Pengkajian Status Mental Gerontik


1. Short Portable Status Mental Questioner (SPSMQ)
Benar SalahNo Pertanyaan
01 Tanggal berapa hari ini?
02 Hari apa sekarang?
03 Apa nama tempat ini?
04 Dimana alamat anda?
05 Berapa umur anda?
06 Kapan anda lahir?
07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
09 Siapa nama ibu anda?
Jumlah Jumlah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara menurun
Interpretasi hasil:
1) Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
3) Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10: Kerusakan intelektual berat

2. MMSE (Mini Mental Status Exam)


No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar
a. Tahun :
b. Musim :
c. Tanggal :
d. Hari :
e. Bulan :
Orientasi 5 Diamana kita sekarang?
a. Negara :
b. Provinsi :
c. Kota :
d. Di :
e. Wisma :
2 Registrasi 3 Sebutkan nama tiga obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik dan
mengatakan asing-masing
obyek.
a. Meja, Kursi, Bunga.
3 Perhatian 5 Minta klien untuk memulai dari
dan angka 100 kemudian dikurangi
kalkulasi 7 sampai 5 kali / tingkat:
(93, 86, 79, 72, 65)
4. Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2
(registrasi) tadi. Bila benar, 1
point masing-masing obyek.
5 Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu
benda dan tanyakan nama pada
klien
a. Missal jam tangan
b. Missal pensil
Minta klien untuk mengulangi
kata berikut: “tidak ada, jika,
dan, atau, tetapi”. Bila benar
nilai satu poin
a. Pertanyaan benar 2 buah:
tak ada, tetapi
Minta klien untuk menuruti
perintah berikut terdiri dari 3
langkah.
“ ambil kertas ditangan anda,
lipat dua dan taruh dilantai”
a. Ambil kertas ditangan anda
b. Lipat dua
c. Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut ( bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point)
a. “tutup mata anda”
Perintahkan pada klien
untuk menulis satu kalimat
dan menyalin gambar
b. Tulis satu kalimat
c. Menyalin gambar
*Klien bisa menyebutkan
benda yang ditunjuk pemeriksa.
Selain itu, klien bisa mengambil
kertas, melipat jadi dua, dan
menaruh di bawah sesuai
perintah. klien dapat menulis
satu kalimat.
Total Nilai

Interpretasi hasil : 29 (>23)

2. 2. 1. 10 Pengkajian Depresi Geriatrik (YESAVAGE)

PERTANYAAN JAWABAN SKOR


YA/
TIDAK
Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan
anda?
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan atau
minat atau kesenangan anda?
Apakah anda merasa bahwa hidup ini kosong belaka?
Apakah anda merasa sering bosan?
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
saat?
Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi
pada anda?
Apakah anda merasa bahagia di sebagian besar hidup
anda?
Apakah anda merasa sering tidak berdaya?
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada
pergi keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan
orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan?
Apakah anda merasa berharga?
Apakah anda merasa penuh semangat?
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
harapan?
Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya
daripada anda?
Jumlah

Penilaian:
Nilai 1 jika menjawab sesuai kunci berikut :
a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya
Skor 5-9 : kemungkinan depresi
Skor 10 atau lebih : depresi

2. 2. 1. 11 Pengkajian Risiko Jatuh : Test Skala Keseimbangan Berg


1. Pengkajian Skala Resiko Jatuh dengan Postural Hypotensi
Reach Test (FR test) Hasil
Mengukur tekanan darah lanisa Diperoleh hasil pengukuran
dalam tiga posisi yaitu: dalam tiga posisi pada klien
a. Tidur sebagai berikut:
b. Duduk a. Tidur : ….. mmHg
c. Berdiri b. Duduk : ….. mmHg
Catatan jarak antar posisi c. Berdiri : …..mmHg
pengukuran kurang lebih 5 – 10
menit.
KESIMPULAN

2. Fungsional reach test (FR Tests)


Reach Test (FR test) Hasil

1. Minta lansia untuk menempel


ditembok
2. Minta lansia untuk
mencondongkan badannya ke
depan tanpa melangkahkan
kakiknya.

3. Ukur jarak condong antara


tembok dengan punggung
lansia dan biarkan
kecondongan terjadi selama 1
– 2 menit.
KESIMPULAN

2. 2. 1. 12 APGAR keluarga

NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK


(2) -KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali pada
keluarga (teman- teman) saya
untuk membantu apabila saya
mengalami kesulitan (adaptasi)
2 P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dan
mengungapkan masalah dengan
saya (hubungan)
3 G: Growth
Saya puas bahwa
keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung
keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
(pertumbuhan)
4 A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi saya,
seperti marah, sedih atau
mencintai
5 R: Resolve
Saya puas dengan cara teman
atau keluarga saya dan saya
menyediakan waktu bersama-
sama mengekspresikan afek dan
berespon
JUMLAH

Penilaian :
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10 : tidak ada disfungsi keluarga

2. 2. 1. 13 Informasi Penunjang

1. Laboratorium
2. Radiologi
3. Diagnosa medis
4. Terapi medis, obat dan lain-lain

2. 2. 2 Diagnosa Yang Mungkin Muncul


2. 2. 2. 1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan fusiologis
2. 2. 2. 2 Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
2. 2. 2. 3 Hypervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
2. 2. 2. 4 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan o2
2. 2. 2. 5 Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan
2. 2. 2. 6 Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan hipertensi
2. 2. 3 Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi
pencederaan fusiologis asuhan keperawatan …x24 lokasi,karakteristik,durasi,frekuens
jam diharapkan Nyeri akut i, kualitas, dan intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
hilang dengan kriteria hasil
3. Identifikasi pengetahuan dan
:
keyakinan tentang nyeri
1. Keluhan nyeri (-)
4. Monitor efek samping penggunaan
2. Meringis (-)
3. Sikap protektif (-) analgetik
4. Gelisah (-) 5. Berikan teknik non farmakologis
5. Kesulitan tidur (-)
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresure,
terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain.
6. Jelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
8. Kolaborasi pemberian analgetik
jika,perlu
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tanda / gejala primer
perubahan afterload asuhan keperawatan ..x24 penurunan curah jantung (meliputi
jam diharapkan penurunan dyspnea,
curah jantung kembali kelelahan,edema,ortopnea,
efektif dengan kriteria hasil paroxysmal noctornadyspne,
: peningkatan CVP)
1. Kekuatan nadi perifer 2. Monitor tekanan darah (tekanan
(+) darah ortostatik, jika perlu)
2. Edema (-) 3. Monitor aritmia(kelainan irama
3. Dyspnea (-)
dan frekuensi)
4. Suara jantung s3 (-)
4. Periksa tekanan darah dan
5. Tekanan darah normal
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
5. Posisikan pasien semi fowler atau
fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
6. Anjurkan beraktifitas fisik secara
bertahap
7. Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika perlu.

3. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi dan kekuatan
mekanisme regulasi. asuhan keperawatan ..x24 nadi
2. Monitor frekuensi nafas
jam diharapkan status
3. Monitor tekanan darah
cairan kembali seimbang 4. Monitor elastisitas atau tugor kulit
dengan kriteria hasil : 5. Identifikasi tanda-tanda
1. Asupan cairan sesuai
hypervolemia (mis.dyspnea,edema
kebutuhan
perifer,edema anasarka,JVP
2. Haluan urin (+)
3. Edema (-) meningkat, CVP meningkat, reflek
4. Tugor kulit elastis
hepatojugular positif, berat badan
menurun dalam waktu singkat )
6. Atur interval waktu pemantaun
sesuai kondisi pasien
7. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi gangguan fungsitubuh
ketidakseimbangan asuhan keperawatan ..x24 yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor lokasi dan ketidak
jam diharapkan intoleransi
nyamanan selama melakukan
aktifitas kembali efektif
aktifitas
dengan kriteria hasil :
3. Lakukan latihan rentang gerak
1. Frekuensi nadi normal
2. Keluhan lelah (-) pasif dan atau aktif.
3. Dyspnea saat aktivitas 4. Anjurkan tirah baring
5. Ajrkan strategi koping untuk
(-)
4. Frekuensi nafas mengurangi kelahan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
normal
cara meningkatan asupan makanan
5. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi factor resiko jatuh
penglihatan asuhan keperawatan ..x24 (mis.lebih >65 tahun, penurunan
jam diharapkan resiko tingkat kesadaran, deficit kongnitif,
jatuh tidak terjadi dengan hipotensi ortostatik, gangguan
kriteria hasil : keseimbangan, gangguan
1. Jatuh saat berdiri (-)
penglihatan, gangguan neuropati.
2. Jatuh saat berjalan(-)
2. Identifikasi factor lingkungan yang
3. Jatuh saat dipindahkan
meningkatkan resiko jatuh
(-)
(mis.lantai licin, penerangan
kurang)
3. Atur tempat tidur mekanis pada
posisi terrendah
4. Gunakan alat bantu berjalan
(mis.kursi roda,wolker)
5. Anjurkan menggunakan alas kaki
yang tidak licin
6. Amjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan tubuh
7. Anjurkan melebarkan jarak kdua
kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
6. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab kenaikan
dengan hipertensi asuhan keperawatan ..x24 TIK (mis.lesi menempati ruang,
jam diharapkan resiko gangguan metabolism, gangguan
perfusi serebral teratasi serebral, peningkatan tekanan vena,
dengan kriteria hasil : obstruksi aliran cairan
1. Tekanan intracranial
serebrospinal,hipertensi intra kranial
2. Sakit kepala (-)
3. Kesadaran (+) idiopatik)
4. Tekanan darah sistolik 2. Monitor peningkatan TD
3. Monitor penurunan frekuensi
normal
5. Tekanan diastolic jantung
4. Monitor kadar co2 dan
normal
pertahankan dalam rentang yang
diindikasikan
5. Monitor tekanan perfusi serebral
6. Atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
7. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. 2. 4 Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan sesuai rencana tindakan yang telah di buat.

2. 2. 5 Evaluasi Keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya

2. 3 Asuhan Keperawatan Pada Ny. K Dengan Hipertensi di Banjar


Angkling, Desa Bakbakan, Gianyar

2. 3. 1 Pengkajian
2. 3. 1. 1 Identitas klien
1. Nama :Ny. K
2. Umur : 77 Tahun
3. Alamat : Br.Angkling, Desa bakbakan- Gianyar
4. Pendidikan : SMA
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Suku : BALI
7. Agama : Hindu
8. Status perkawinan : Janda
9. Tanggal pengkajian : Minggu, 29 November 2019
2. 3. 1. 2 Status kesehatan saat ini
1. Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Saat ini Ny. K masih mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin.
3. Klien mengatakan tidak pernah tidur siang, karena tidak bisa tidur pada saat
siang hari.
4. Klien mengatakan kakinya terkadang gemetar saat berjalan.
5. Klien mengatakan sering pusing, masuk angin dan merasa sakit pada bagian
tengkuknya.
6. Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan terkadang mengganggu
aktivitasnya.
7. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas
(P)
8. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
9. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
10. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
11. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
12. Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.
2. 3. 1. 3 Riwayat kesehatan dahulu
1. Penyakit : Masa kanak-kanak Ny. K tidak pernah dirawat di rumah sakit dan
jika sakit panas hanya di rawat jalan, dan pada masa tua pasien mengalami
tekanan darah tinggi sejak usia 55 tahun, dan pernah mengalami tetanus pada
usia 67 tahun.
2. Alergi : Ny. K mengatakan alergi dengan udang, jika makan udang seluruh
badannya gatal-gatal seperti biduran.
3. Kebiasaan : Ny. K tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum
alcohol.
2. 3. 1. 4 Riwayat kesehatan keluarga
Ny. K mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit
hipertensi atau darah tinggi dan strok yaitu adiknya yang bungsu.
2. 3. 1. 5 Tinjauan sistem

1. Keadaan umum
Composmentis (E4V5M6).
2. Integumen
Kulit terlihat keriput warna kulit sawo matang.
3. Kepala
Bentuk bulat, distribusi rambut merata, warna hitam keputihan.
4. Mata
Simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva tidak Anemis.
5. Telinga
Simetris,Tampak bersih, pendengaran baik, tidak ada benjolan, tidak cairan
yang keluar.
6. Mulut dan Tenggorokan
Mulut bersih, gigi sudah banyak yang tanggal tersisa tinggal 4 buah, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
7. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis.
8. Dada
Simetris, tidak ada pembengkakan.
9. Sistem pernafasan
Pernafasan normal, tidak ada masalah
10. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah 150/80 mmHg
11. Sistem gastrointestinal
Tidak ada masalah, terdengar suara bising usus, makan 3x sehari hanya bisa
menghabiskan 1 porsi, BAB 1x sehari.
12. Sistem perkemihan
BAK lancar 6x sehari, tidak ada inkontinensia urin.
13. Sistem Musculoskeletal
Ny. K biasanya merasakan kesemutan dan keram pada lutut saat cuaca dingin
sehingga sulit berdiri. Tonus otot berkurang, tulang dada, pipi, klavikula
tampak menonjol, terjadi sarkopenia, ekstremitas atas bawah hangat.
14. Sistem Endokrin
Ny. K mengatakan tidak menderita kencing manis,palpasi : tidak ada
pembesaran kelenjar
15. Sistem Immun Hematologi
Ny. K mengatakan tidak pernah disuntuk imunisasi,sensitivitas terhadap zat
alergen ( - )
16. Sistem Reproduksi
Ny. K mengatakan menopause sekitar umur 50 tahun
17. Sistem Neurosensori
System Persyarapan : Keadaan status Ny.K baik dengan emosi terkadang tidak
stabil respon Ny. K terhadap pembicaraan ( + ) ,kemampuan pendengaran
baik, tidak ada kekakuan
18. System Penglihatan
Ny. K mampu melihat dengan baik ,mata kanan kirinya tidak ada gangguan
penglihatan
2. 3. 1. 6 Pengkajian Psikososial dan spritual
1. Psikososial
Kemampuan bersosialisasi saat ini baik kadang saling ngobrol dengan teman
satu kamarnya dan penghuni wisma lain.
2. Masalah emosional
Klien mengatakan mengalami susah tidur, gelisah, tetapi tidak banyak
pikiran.
3. Spiritual
Klien beragama hidhu dan melakukan puja tri sandia 3 kali sehari.
2. 3. 1. 7 Pengkajian Fungsional Klien
Modifikasi dari bartel indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan 10 Frekuensi:3x
sehari
Jumlah:
secukupnya
Jenis, nasi, sayur,
lauk
2 Minum 10 Frekuensi: 6-8
kali sehari
Jumlah: secangkir
kecil
Jenis: air putih,
dan susu
3 Berpindah dari 15 Mandiri
satu tempat
ketempat lain

4 Personal toilet 5 Frekuensi: 3x


(cuci muka,
menyisir rambut,
gosok gigi).
5 Keluar masuk 5 Frekuensi: 2-3
toilet (mencuci kali
pakaian, menyeka
tubuh, meyiram)
6 Mandi 15 2x sehari pada
pagi hari dan sore
hari.
7 Jalan dipermukaan 10 Setiap ingin
datar melakukan
sesuatu misalnya
mengambil
minum atau ke
kamar mandi.
8 Naik turun tangga 10 Baik tapi harus
pelan-pelan
9 Mengenakan 10 Mandiri dan rapi
pakaian
10 Kontrol Bowel 10 Frekuensi: 1x
(BAB) sehari
Konsistensi: padat

11 Kontrol Bladder 10 Frekuensi: 6x


(BAK) sehari
Warna: kuning
12 Olah raga/ latihan 10 Klien mengikuti
senam yang
diadakan PSTW
saat pagi hari
13 Rekreasi/ 10 Jenis: rekreasi
pemanfaatan keluar 1 tahun
waktu luang sekali dari
bpstw/hanya
duduk saja
kadang
mengobrol
dengan teman.
Kesimpulan:
Ny. K termasuk dalam kategori A karena semuanya masih bisa dilakukan
secara mandiri tanpa pengawasan , pengarahan atau bantuan dari orang lain di
antaranya yaitu makan, kontinensia (BAK,BAB), menggunakan pakaian, pergi
ke toilet, berpindah dan mandi, pasien tidak menggunakan alat bantu berjalan.
2. 3. 1. 8 Pengkajian Status Mental Gerontik
1. Short Portable Status Mental Questioner (SPSMQ)
Benar Salah
No Pertanyaan
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
√ 06 Kapan anda lahir?
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
Jumlah Jumlah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan
3 dari setiap angka baru, semua secara
menurun
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengkajian Ny.K termasuk kategori fungsi intelektual
utuh dikarenakan mendapatkan skor 1 dari hasil pengkajian tabel.

2. MMSE (Mini Mental Status Exam)


No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
f. Tahun : 2019
g. Musim : Kemarau
h. Tanggal : 29
i. Hari : Minggu
j. Bulan : September
Orientasi 5 5 Diamana kita sekarang?
f. Negara : Indonesia
g. Provinsi : Bali
h. Kota : Gianyar
i. Di : Banjar Angking,
Desa bakbakan
Registrasi 3 3 Sebutkan nama tiga obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik dan
mengatakan asing-masing
obyek.
b. Meja, Kursi, Bunga.
*Klien mampu menyebutkan
kembali obyek yang di
perintahkan
3 Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai dari
dan angka 100 kemudian dikurangi
kalkulasi 7 sampai 5 kali / tingkat:
(93, 86, 79, 72, 65)
*Klien dapat menghitung
pertanyaan semuanya.
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2
(registrasi) tadi. Bila benar, 1
point masing-masing obyek.
*Klien mampu mengulang
obyek yang disebutkan
5 Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu
benda dan tanyakan nama pada
klien
c. Missal jam tangan
d. Missal pensil
Minta klien untuk mengulangi
kata berikut: “tidak ada, jika,
dan, atau, tetapi”. Bila benar
nilai satu poin
b. Pertanyaan benar 2 buah:
tak ada, tetapi
Minta klien untuk menuruti
perintah berikut terdiri dari 3
langkah.
“ ambil kertas ditangan anda,
lipat dua dan taruh dilantai”
d. Ambil kertas ditangan anda
e. Lipat dua
f. Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut ( bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point)
d. “tutup mata anda”
Perintahkan pada klien
untuk menulis satu kalimat
dan menyalin gambar
e. Tulis satu kalimat
f. Menyalin gambar
*Klien bisa menyebutkan
benda yang ditunjuk pemeriksa.
Selain itu, klien bisa mengambil
kertas, melipat jadi dua, dan
menaruh di bawah sesuai
perintah. klien dapat menulis
satu kalimat.
Total Nilai 29
Kesimpulan :
Ny. K dalam aspek fungsi mental masih baik
2. 3. 1. 9 Pengkajian Depresi Geriatrik (YESAVAGE)

PERTANYAAN JAWABAN SKOR


YA/
TIDAK
Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan Ya 0
anda?
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan atau Ya 1
minat atau kesenangan anda?
Apakah anda merasa bahwa hidup ini kosong belaka? Tidak 0
Apakah anda merasa sering bosan? Tidak 0
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap Ya 0
saat?
Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi Tidak 0
pada anda?
Apakah anda merasa bahagia di sebagian besar hidup Ya 0
anda?
Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Tidak 0
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada Ya 1
pergi keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah Tidak 0
dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan
orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini Ya 0
menyenangkan?
Apakah anda merasa berharga? Ya 1
Apakah anda merasa penuh semangat? Ya 0
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada Tidak 0
harapan?
Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya Tidak 0
daripada anda?
Jumlah 3
Kesimpulan :
Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu 3 sehingga disimpulkan
Ny. K kemungkinan depresi.
2. 3. 1. 10 Pengkajian Risiko Jatuh : Test Skala Keseimbangan Berg
1. Pengkajian Skala Resiko Jatuh dengan Postural Hypotensi
Reach Test (FR test) Hasil
Mengukur tekanan darah lanisa Diperoleh hasil pengukuran
dalam tiga posisi yaitu: dalam tiga posisi pada Ny. K
d. Tidur sebagai berikut:
e. Duduk d. Tidur : 130/70 mmHg
f. Berdiri e. Duduk : 140/90 mmHg
Catatan jarak antar posisi f. Berdiri : 140/90 mmHg
pengukuran kurang lebih 5 – 10
menit.
KESIMPULAN
Dari hasil skoring pada Ny. K diperoleh hasil skoring total = 20
mmHg maka dapat dikatakan bahwa Ny. K memiliki resiko jatuh
mengingat usia Ny. K juga sudah semakin tua dan kemunduruan
fungsi organ karena usia tua serta penyakit yang di derita.

2. Fungsional reach test (FR Tests)


Reach Test (FR test) Hasil

4. Minta lansia untuk menempel 1. Lansia dapat berdiri


ditembok sendiri tanpa bantuan /
5. Minta lansia untuk
mandiri.
mencondongkan badannya ke 2. Hasil pemeriksaan
depan tanpa melangkahkan diperoleh < 6 ichi (5,5
kakiknya. inchi)

6. Ukur jarak condong antara


tembok dengan punggung
lansia dan biarkan
kecondongan terjadi selama 1
– 2 menit.
KESIMPULAN
Dari hasil skoring pada Ny. K diperoleh hasil skoring total = 5,5
inchi, maka dapat dikatakan bahwa Ny. K memiliki resiko jatuh.

2. 3. 1. 11 APGAR Keluarga

NO ITEMS SELALU KADANG TIDAK


PENILAIAN (2) -KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi 2
Saya puas bisa
kembali pada
keluarga (teman-
teman) saya untuk
membantu apabila
saya mengalami
kesulitan (adaptasi)
2 P: Partnership 2
Saya puas dengan
cara keluarga (teman-
teman) saya
membicarakan
sesuatu dan
mengungapkan
masalah dengan saya
(hubungan)

3 G: Growth 2
Saya puas bahwa
keluarga(teman-
teman) saya
menerima dan
mendukung
keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
(pertumbuhan)
4 A: Afek 1
Saya puas dengan
cara keluarga (teman-
teman) saya
mengekspresikan
afek dan berespons
terhadap emosi saya,
seperti marah, sedih
atau mencintai
5 R: Resolve 2
Saya puas dengan
cara teman atau
keluarga saya dan
saya menyediakan
waktu bersama-sama
mengekspresikan
afek dan berespon
JUMLAH
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengkajian Ny. K tidak ada disfungsi keluarga karena
dalam berkomunikasi dan berkerabat dengan baik.
2. 3. 1. 12 Informasi Penunjang

1. Laboratorium
Klien mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan laboratorium
2. Radiologi
Klien mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan radiologi
3. Diagnosa medis
Hipertensi
4. Terapi medis, obat dan lain-lain
amblodipine 3x1 5mg
livron B-PLEX 3x1 mg

2. 3. 2 Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds : Hipertensi Nyeri Akut
1. Klien mengatakan sering pusing, masuk
angin dan merasa sakit pada bagian Otak
tengkuknya.
2. Klien mengatakan rasa nyeri yang
Resistensi
dirasakan terkadang mengganggu
pembuluh darah
aktivitasnya. otak meningkat
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat
terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
4. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q) Nyeri tengkuk
5. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
6. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
7. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)

Do : Nyeri Akut
1. Wajah klien tampak meringis saat
menahan nyeri.
2 Ds: Hipertensi Gangguan
1. Klien mengatakan memiliki penyakit
pola tidur
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Kurang control
2. Saat ini Ny. K masih mengkonsumsi
tidur
obat antihipertensi secara rutin.
3. Klien mengatakan tidak pernah tidur
siang, karena tidak bisa tidur pada saat Susah tidur,
siang hari. gelisah
4. Klien mengatakan mengalami susah
tidur, gelisah, tetapi tidak banyak
Gangguan Pola
pikiran.
Tidur
Do :
1. TD: 140/90 mmHg
3 Ds: Hipertensi Resiko jatuh
1. Klien mengatakan kakinya terkadang
gemetar saat berjalan.
Perubahan
Do:
1. Klien tampak gemetar saat memegang mobilitas fisik
gelas berisi susu yang mau
dipindahkan ke kamar. Kekuatan otot
2. Hasil postural hypotensi lebih dari 20
menurun
mmHg pada tekanan diastolik.
3. Hasil reach test <6 inchi
4. Pada saat diminta berdiri dan Kaki gemetar saat
mengangkat satu kaki klien hanya berjalan
melakukan sebentar dan kembali
duduk. Resiko Jatuh
5. Hasil TUG Test 24 detik.
2. 3. 3 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
klien mengatakan sering pusing, masuk angin dan merasa sakit pada bagian
tengkuknya, klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan terkadang
mengganggu aktivitasnya, klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu
banyak melakukan aktivitas (P), nyeri terasa seperti mencengkram (Q), klien
mengatakan nyeri di tengkuk (R), klien mengatakan skala nyeri 5 (S), nyeri
yang dirasakan hilang timbul (T), wajah klien tampak meringis saat menahan
nyeri.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur ditandai
dengan klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah
tinggi, saat ini Ny. K masih mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin,
klien mengatakan tidak pernah tidur siang, karena tidak bisa tidur pada saat
siang hari, klien mengatakan mengalami susah tidur, gelisah, tetapi tidak
banyak pikiran, TD: 140/90 mmHg.
3. Resiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun ditandai dengan
klien mengatakan kakinya terkadang gemetar saat berjalan, klien tampak
gemetar saat memegang gelas berisi susu yang mau dipindahkan ke kamar,
hasil postural hypotensi lebih dari 20 mmHg pada tekanan diastolik, hasil
reach test <6 inchi, pada saat diminta berdiri dan mengangkat satu kaki klien
hanya melakukan sebentar dan kembali duduk, hasil TUG Test 24 detik.
2. 3. 4 Nursing Care Plan

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 1. Identifikasi
berhubungan selama 1x 3 pertemuan nyeri dapat berkurang lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,
dengan agen dengan kriteria hasil : kualitas, dan intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
pencederaan 6. Keluhan nyeri (-)
3. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
7. Meringis (-)
fusiologis
8. Sikap protektif (-) tentang nyeri
9. Gelisah (-) 4. Monitor efek samping penggunaan
10. Kesulitan tidur (-)
analgetik
5. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresure, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain.
6. Jelaskan penyebab periode dan pemicu
nyeri
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
8. Kolaborasi pemberian analgetik jika,perlu
2 Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi factor penganggu tidur ( fisik dan/atau
tidur berhubungan 3 pertemuan, diharapkan masalah insomnia Ny. K
psikologis.
dengan kurang dapat teratasi dengan kriteria hasil:
3. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
control tidur 1. Tidak ada keluhan sulit tidur
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
2. Tidak ada keluhan tidak puas
4. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
tidur
kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi
3. Tidak ada keluhan pola tidur
akupresur)
berubah
5. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
4. Tidak ada keluhan istirahat
6. Ajarkan factor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.psikologis,
gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
7. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.
3 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Identifikasi factor resiko jatuh (mis.lebih >65
berhubungan 1x3 pertemuan Ny. K tidak mengalami jatuh, tahun, penurunan tingkat kesadaran, deficit
dengan gangguan dengan kriteria: kongnitif, hipotensi ortostatik, gangguan
penglihatan 1. Jatuh saat berdiri (-) keseimbangan, gangguan penglihatan,
2. Jatuh saat berjalan(-)
gangguan neuropati.
3. Jatuh saat dipindahkan (-)
2. Identifikasi factor lingkungan yang
meningkatkan resiko jatuh (mis.lantai licin,
penerangan kurang)
3. Atur tempat tidur mekanis pada posisi
terrendah
4. Gunakan alat bantu berjalan (mis.kursi
roda,wolker)
5. Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak
licin
6. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
7. Anjurkan melebarkan jarak kdua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri

2. 3. 5 Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Hari, tanggal Jam Implementasi Evaluasi Ttd

1 Nyeri kronis Minggu, 12.30 1. Identifikasi S :


berhubungan 29 september lokasi,karakteristik,dura P: klien mengatakan masih nyeri
dengan 2019 si,frekuensi, kualitas, Q: nyeri terasa mencengkram
proses dan intensitas nyeri. R: nyeri di tengkuk
2. Identifikasi skala nyeri
penyakit S: skala 5
T: hilang timbul
O:TD: 140/90 mmHg, Nadi: 80x/menit, ,
RR: 22x/menit.
A: Masalah nyeri kronis belum teratasi
P:
- Kaji nyeri klien
Minggu, 16.00 1. dentifikasi S:
29 sepetember lokasi,karakteristik,d P: klien mengatakan nyeri mulai
urasi,frekuensi,
2019 berkurang
kualitas, dan
intensitas nyeri. Q: nyeri terasa mencengkram
2. dentifikasi R: nyeri di tengkuk
pengetahuan dan
keyakinan tentang S: skala 4
nyeri T: hilang timbul
3. Berikan teknik non
-pasien mengatakan bahwa sudah sedikit
farmakologis untuk
mengurangi rasa mengetahui tentenag pengetahuan nyeri
nyeri (mis. TENS, O: TD: 140/70 mmHg, Nadi: 84x/menit, ,
hypnosis, RR: 20x/menit.
akupresure, terapi
A: Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
music, biofeedback,
terapi pijat, aroma P:
terapi, teknik - Kaji nyeri klien
imajinasi terbimbing, - Motivasi klien untuk melakukan
kompres teknik non farmakologis
hangat/dingin, terapi
bermain.

Minggu,29 17.00 1. identifikasi lokasi, S:


september karakteristik, P:klien mengatakan nyeri sudah
2019 durasi,frekuensi,kual berkurang
itas dan itensitas Q: nyeri terasa mencengkram
nyeri. R: nyeri di tengkuk
2. Berikan teknik non
S: skala 2
farmakologis untuk
T: hilang timbul
mengurangi rasa
O:TD: 140/80 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR:
nyeri
22x/menit.
(mis.TENS,hypnosis,
A: Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
akupresure,terapi,mu
P:
sic,biofeedback,terap
- Kaji nyeri klien
i pijat, aroma terapi, - Motivasi klien untuk melakukan
teknik imajinasi teknik non farmakologis.
terbimbing,kompres
hangat/dingin,terapi
bermain.
Identifikasi
lokasi,karakteristik,d
urasi,frekuensi,
kualitas, dan
intensitas nyeri.
Identifika
2 Gangguan Minggu, 29 16.30 1. identifikasi pola aktivitas S:
pola tidur september dan tidur - klien mengatakan susah tidur,
berhubungan 2019 2. identifikasi factor terkadang merasa gelisah
- Klien mengatakan dapat tidur pada
dengan penganggu tidur (fisik dan
siang hari 15 menit tetapi tidur pada
kurang /atau psikologis
malam hari masih terbangun.
control tidur 3. modifikasi lingkungan
O:
(mis.pencahayaan,kebisinga
- klien tampak lesu, terdapat kantong
n,suhu,matras dan tempat
mata.
tidur)
- Lingkungan pasien sudah
Identifikasi pola aktivitas
mendukung seperti tidak terlalu ada
dan tidur
pencahayaan yang menganggu dan
Identifikasi factor
tempat tidur yang terasa nyaman.
penganggu tidur ( fisik A:
- Masalah gangguan pola tidur.belum
dan/atau psikolog
teratasi
Modifikasi lingkungan (mis.
P:
Pencahayaan, kebisingan, - Kaji pola tidur klien
- Motivasi klien untuk bisa tidur dan
suhu, matras, dan tempat
kurangi beban pikiran
tidur
Minggu, 29 17.00 1. Identifikasi pola tidur S:
sepetember dan aktivitas - Klien mengatakan sudah bisa tidur
2. Lakukan prosedur untuk
2019 tetapi perasaan gelisah masih
meningkatkan
dirasakan
kenyamanan - Klien mengatakan dapat tidur pada
(mis.pijat,pengaturan siang hari sebentar tetapi tidur pada
posisi, terapi akupresure) malam hari masih terbangun.
3. Jelaskan pentingnya - Pasien mengatakn sudah mengerti
tidur cukup selama sakit tentang pentingnya tidur selama sakit
O:
- klien tampak memahami apa yang
sudah dijelaskan
- klien sudah tampak tidak lesu lagi
A:Masalah keperawatan gangguan pola tidur
sebagian
P:Motivasi klien untuk melakukan prosedur
yang meningkatkan kenyamanan.
Minggu,29 sep 18.00 1. identifikasi pola aktivitas S:
2019 dan tidur - klien mengatakan sudah bisa sedikit
2. lakukan prosedur untuk
tidur
meningkatkan kenyamanan - klien juga mengatakan sudah tidak
(mis.pijat, pengaturan merasakan gelisah lagi.
posisi,terapi akupresuer) O:
Identifikasi pola tidur dan - klien sudah tidak tampak pucat dan
aktiv lesu
- klien juga sudah maampu melakukan
Lakukan prosedur untuk
prosedur yang sudah di berikan
meningkatkan kenyamanan
A:Masalah keperawatan insomnia teratasi
(mis.pijat,pengaturan posisi,
sebagian
terapi akupresure)
P:Motivasi klien untuk melakukan prosedur
untuk meningkatkan kenyamanan.

3 Risiko jatuh Minggu,29 sep 18.30 1. Identifikasi factor resiko S:


2019 jatuh (mis.lebih >65 - Klien mengatakan senang diajarkan
tahun, penurunan tingkat tentang latihan keseimbangan.
- Klien mengatakan akan melakukan
kesadaran, deficit
latihan keseimbangan setiap hari.
kongnitif, hipotensi
O:
ortostatik, gangguan
- Klien tampak mampu
keseimbangan, gangguan
mempraktekkan latihan
penglihatan, gangguan
keseimbangan.
neuropati.
2. Identifikasi factor A:
lingkungan yang - Masalah keperawatan resiko jatuh
meningkatkan resiko teratasi sebagian.
jatuh (mis.lantai licin, P:
penerangan kurang) - Evaluasi latihan keseimbangan

Minggu, 29 19.00 1. Mengevaluasi latihan S:


sep 2019 keseimbangan. Klien mengatakan masih ingat sebagian
gerakan latihan keseimbangan.
O:
Klien mampu mempraktekkan latihan
keseimbangan, meskipun gerakan yang
lainnya masih lupa.
A:
Masalah keperawatan resiko jatuh teratasi
sebagian.
P:
Motivasi klien untuk latihan keseimbangan.
Minggu, 29 19.30 1. Mengevaluasi latihan S:Klien mengatakan belum perlu
september keseimbangan. menggunakan alat bantu untuk berjalan.
2019 O:Klien masih mampu berjalan tanpa
menggunakan alat bantu.
A:Masalah keperawatan resiko jatuh teratasi
sebagian.
P:Motivasi klien untuk latihan
keseimbangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Gerontik pada klien Ny. K dengan insonsomnia
dan risiko selama 1x 3 pertemuan didapatkan hasil :
3. 1. 1 Nyeri kronis pada Ny. K masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien
mengatakan nyeri sudah berkurang dengan skala 2.
3. 1. 2 Insomnia pada Ny. K masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien
mengatakan masih terbangun di malam hari karena pipis.
3. 1. 3 Resiko jatuh pada Ny. K masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien
mengatakan belum perlu menggunakan alat bantu untuk berjalan.

3.2 Saran
3. 2. 1 Bagi petugas kesehatan
3. 2. 1. 1 Bagi perawat dalam memiliki tanggung jawab untuk selalu memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya perawat juga harus memperhatikan dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien khususnya lansia yang mengalami hipertensi untuk
menerapkan terapi relakasi otot progresif untuk dilakukan sehari-hari.
3. 2. 1. 2 Memperhatikan lingkungan pelayan sehingga dapat mengurangi resiko jatuh

3. 2. 2 Bagi lansia
3. 2. 2. 1 Bagi lansia relaksasi otot progresif ini di harapkan dapat menjadi terapi mandiri
untuk lansia saat lansia mengalami hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Delta Agustin. 2015. Pemberian Massage Punggung Terhadap Kualitas Tidur Pada Asuhan
Keperawatan Ny.U dengan Stroke Non Haemorogik di Ruang Anggrek II RSUD dr.
Muwardi Surakarta. Surakarta : Karya Tulis Stikes Kusuma Husada.

Dinas Kesehatan Sleman. 2013. Kesehatan Usia Lanjut. http://dinkes.slemankab.


go.id/kesehatan-usia-lanjut. Dikutip pada tanggal 27 April 2016.

Huda Nurarif & Kusuma H,. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Jogja: Medi Action.

Kaplan N, M. 2010. Primary Hypertension: Patogenesis, Kaplan Clinical Hypertension. 10th


Edition: Lippincot Williams & Wilkins, USA.

Herdman, Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-


2011.Jakarta : EGC

Hidayat. 2009. Konsep Personal Hygiene diakses dalam http://hidayat2.wordpress.com


diakses tanggal 18 Juli 2013

Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Nurhidayat, Saiful. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Lansia. Ponogoro :


UNMUHPonogoro Press diakses dalam http://eprints.umpo.ac.id/2194/2/MONOGRAF%2C
%20terbit%20Nopember%202015%20revisi.pdf
Genogram.

X X X X

X ↖ ꓫ

Keterangan :

= Perempuan

=Laki-Laki

= Pasien

= Meninggal

= Tinggal Setu Rumah

Anda mungkin juga menyukai