Disusun oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Konsep Teori Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung dan kerusakan ginjal (Ruhyanudin, 2006). Sedangkan menurut
Wijayaningsih (2013) Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan
dimana seseor ang mengalami tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Sopian, 2016)
Menurut WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki
tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥
90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017). Hipertensi sering dijuluki sebagai silent killer atau
pembunuh diam-diam karena dapat menyerang siapa saja secara tiba-tiba serta
merupakan salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Hipertensi juga
beresiko menimbulkan berbagai macam penyakit lainnya yaitu seperti gagal jantung,
jantung koroner, penyakit ginjal dan stroke, sehingga penanganannya harus segera
dilakukan sebelum komplikasi dan akibat buruk lainnya terjadi seperti dapat menurunkan
umur harapan hidup penderitanya (Sulastri, Elmatris, and Ramadhani, 2012 dalam
Andhini, 2017).
Hipertensi pada lansia dibedakan atas hipertensi dimana tekanan sistolik sama
atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg, serta hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (NOC, 2015 dalam Andhini,
2017).
2. Etiologi Hipertensi
Hipertensi apabila dilihat berdasarkan penyebabnya, dikelompokkan menjadi 2 kelompok
(Artiyaningrum, 2016), yaitu :
a. Hipertensi Esensial
Hipertensi Esensial sering juga disebut dengan hipertensi primer , adalah
hipertensi yang belum jelas penyebabnya. Hipertensi esensial biasanya ditandai
dengan terjadinya peningkatan kerja jantung akibat penyempitan pembuluh darah.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat ditentukan antara
lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
Menurut (Kemenkes.RI, 2014) Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin,
riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan
merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan
konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres,
penggunaan estrogen. Ada pun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi:
1) Berdasarkan penyebab :
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial Hipertensi yang penyebabnya tidak
diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid
up seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar
90% penderita hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial Hipertensi yang diketahui
penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah
penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal
atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
c. Berdasarkan bentuk Hipertensi Hipertensi diastolik {diastolic hypertension},
Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik
(isolated systolic hypertension).
1) Hipertensi Pulmonal
5. Komplikasi Hipertensi
Menurut Anggraini Dewi, (2019) dalam (Nurarif & Kusuma, 2016) komplikasi dari hipertensi
adalah :
a. Stroke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat embolus yang
terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi kronis apabila
arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan pembuluh
darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang. Arteri yang mengalami
aterosklerosis dapat melemah dan meningkatkan terbentuknya aneurisma.
b. Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak pada
menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk thrombus yang dapat
menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi hipertensi kronik
dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan
dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapilerkapiler
glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti fungsionla ginjal,
neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya glomerulus
menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma
berkurang sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.
c. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang
mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi disebabkanoleh kelainan
yang membuat peningkatan tekanan kapiler danmendorong cairan ke
dalamruangintertisium diseluruh susunansaraf pusat. Akibatnya neuro-neuro
disekitarnya terjadi koma dan kematian.