PENDAHULUAN
salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Hipertensi juga disebut
sebagai penyakit tidak menular, karena hipertensi tidak ditularkan dari orang ke
orang. Penyakit tidak menular adalah penyakit kronis yang tidak dapat ditularkan ke
orang lain. Penyakit tidak menular masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang
menjadi perhatian di Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan munculnya PTM secara
umum disebabkan oleh pola hidup setiap individu yang kurang memperhatikan
kesehatan (Riskesdas, 2018). Data yang dikeluarkan oleh WHO (2018) menujukkan
26,6% pria dan 26,1% wanita. Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi
Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau
menjadi 29,2% di tahun 2021 (Pratama, 2016). Diperkirakan setiap tahun ada 9,4
juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. 333 juta dari 972 juta
pengidap hipertensi berada di negara maju dan sisanya berada di negara berkembang
1
didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan yang minum obat hipertensi
sebesar 9,5%. Sehingga terdapat 0,1% penduduk yang tidak pernah didiagnosis
hipertensi oleh tenaga kesehatan tetapi minum obat hipertensi. Prevelensi hipertensi
di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada usia >18 tahun sebesar
sebesar 39,60% Kalimantan Timur sebesar 39,30% dan Kalimantan Barat sebesar
29,4%. Berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia > 18 tahun pravalensi
Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2017 berjumlah 1.382 penderita, dan meningkat
pada tahun 2018 berjumlah 8.062 penderita, dari data diatas dapat kita simpulkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara.
D. Manfaat
1. Bagi peneliti
3. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat memberikan suatu pemikiran bagi masyarakat dalam
Keperawatan.
3
BAB II
TINJAUAN TIORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Hipertensi
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
jantung dengan cara vasokontriksi selektif pada organ perifer. Jika hal ini terjadi
Kumala, 2011).
2. Etiologi Hipertensi
penyakit tiroid, obesitas, atau gangguan tidur (sleep apne). Konsumsi pil
4
kelahiran biasanya akan mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
a. Usia
melalu arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung
tekanan darah.
b. Jenis kelamin
Penderita hipertensi lebih sering ditemukan pada kaum pria dari pada
kaum wanita, hal ini disebabkan secara hormonal laki-laki lebih rentan
c. Ras
5
Hipertensi pada yang berkulit hitampaling sedikit dua kalinya pada
yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras
115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih,
d. Pola hidup
hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum alkohol dan lebih
sehat.
Faktor risiko hipertensi dbagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor yang tidak
dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
antara lain umur, jenis kelamin, dan genetik. Faktor risiko yang dapat diubah
antara lain kebiasaan merokok, konsumsi serat, stres, aktivitas fisik, konsumsi
garam,
bertahun-tahun. Gejala yang paling sering muncul pada pasien hipertensi jika
6
hipertensinya sudah bertahun-tahun dan tidak diobati antara lain seperti sakit
kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur,
5. Patofisiologi
hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh
dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya
volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
7
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
8
6. Pathway
a. Terapi farmakologi
b. Terapi nonfarmakologi
1) Pola diet
makanan yang kaya akan buah, rendah lemak atau bebas lemak hewani.
10
3) Aktivitas fisik
fisik sehari- hari atau berolahraga secara teratur seperti senam aerobik
5) Penurunan stress
cara yang dapat dilakukan dalam tatalaksana stress seperti meditasi, yoga
6) Terapi herbal
didapat dan efek samping yang minimal. Terapi herbal adalah terapi
11
antihipertensi yang dimiliki herbal diantaranya adalah kalium, memiliki
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
hipokoagulabilitas, anemia.
ginjal.
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
12
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal).
e. Makanan / Cairan
f. Neurosensori
Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori(ingatan), respon motorik (penurunan kekuatan genggaman),
13
perubahan retinal optik.
g. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat,
nyeriabdomen.
h. Pernapasan
i. Keamanan
j. Pembelajaran / Penyuluhan
iskemia miokard.
serebral.
14
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
3. Intervensi Keperawatan
iskemia miokard.
NOC : NIC :
darah
pengobatan antiaritmia
15
menghindari kelelahan
bandingkan
kulit
16
- Monitor adanya cushing triad (tekanan
peningkatan sistolik)
vital sign
NOC : NIC :
sehari hari (ADLs) secara - Monitor nutrisi dan sumber energi yang
mandiri adekuat
aktivitas
17
tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
yang disukai
beraktivitas
aktif beraktivitas
18
motivasi diri dan penguatan
spiritual
NOC : NIC :
bantuan) pasien
19
setelah nyeri berkurang mencari dan menemukan dukungan
manajemen nyeri
Analgesic Administration
20
- Berikan analgesik tepat waktu terutama
21
RR = 14-24 x/ menit menimbulkan kecemasan
teknik relaksasi
kecemasan
proses penyakit
NOC : NIC :
pengobatan tepat.
- Pasien dan keluarga mampu - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
22
dijelaskan perawat/tim cara yang tepat
penanganan
23
tepat
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ainsyah Nyak Gam
Tempat / Tanggal Lahir : 01 Juli 1949
Umur : 73 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir :
Agama : Islam
Suku : Aceh
Status perkawinan :
Pekerjaan :
Alamat : Desa tanjong mulieng, Baktiya Barat
Diagnosa Medik : Hipertensi + Syndrome Geatri
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nurjannah
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Aceh
Hubungan dgn pasien : Anak
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Alamat : Desa tanjong mulieng, Baktiya Barat
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang :
1) Riwayat penyakit saat ini : Hipertensi + Syndrome Geatri
2) Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri dibagian tengkuk sejak 2
hari disertai pusing, lemas, mual muntah, dan nafsu makan
berkurang
b. Riwayat kesehatan yang lalu :
Pasien juga pernah merasakan nyeri tengkuk 3 bulan terakhir ini.
25
4. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
1) Cara makan : Oral
2) Frekuensi : 1 kali/hari
3) Jenis diet : MB
4) Nafsu makan : Tidak ada nafsu nakan
5) Porsi makan :¼
6) Alasan : Mual muntah
7) Perubahan BB selama sakit : Turun 2 kg
b. Pola eliminasi
1) Buang air besar
a) Frekuensi : 1 kali/hari
b) Waktu : Dipagi hari
2) Buang air kecil
a) Frekuensi : 4 kali/hari
b) Jumlah :-
c. Pola tidur dan istirahat
1) Waktu tidur : jam 22.00 sampai dengan jam 05.00
2) Lama tidur : 8 jam/hari
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas pasien : Pasien melakukan makan, eliminasi dan
ganti pakaian dibantu oleh anak yang sedang menjaga.
2) Aktivitas ibadah pasien selama di rawat di rumah sakit : pasien melakukan
ibadahnya di tempat tidur pasien.
e. Personal hygiene
1) Rambut : Bersih
2) Mulut/gigi geligi : bersih
3) Kulit : bersih
4) Kuku : Pendek dan bersih
5) Genetalia : Tidak dikaji
5. Aspek psikologis
1) Konsep diri
a) Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas
26
b) Ideal diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat bersemangat untuk
sembuh
c) Harga diri : Pasien tidak merasakan malu akan penyakitnya
d) Peran diri : Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang yang masih
memiliki tugas untuk berdakwah
e) Identitas : Pasien adalah seorang kepala keluarga dikarenakan suaminya suda
meninggal
6. Aspek spiritual
1) Nilai dan keyakinan : Pasien beragama islam, biasanya pasien melakukan
ibadahnya lima kali dalam sehari
2) Kegiatan ibadah : Selama dirawat di rumah sakit, pasien hanya bisa berdoa
kepada Allah agar diberi kesembuhan
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Suhu Tubuh : 36 °C
2) Tekanan Darah : 200/100 mmHg
3) Nadi : 122 x/menit
4) Pernafasan : 23 x/menit
5) Tinggi badan : 169 cm
6) Berat badan : 74 kg
b. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Normocephalus, rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka,
tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.
2) Mata
3) Hidung
27
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada
secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan, gigi tampak kuning, tampak careas gigi dan gigi tampak
ompong, mengalami kesulitan saat mengunyah dan tidak ada kesulitan saat
menelan.
5) Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan,
tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada
benjolan, pendengaran masih bagus
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan
vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa berat (kaku
kuduk).
7) Dada
Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
8) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
9) Genetalia
Tidak terkaji
10) Ekstremitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4
11) Integument
Kebersihan cukup baik, warna kulit putih, lembab, tidak ada gangguan pada
kulit.
28
8. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
9. Program pengobatan
29
Injeksi - Ondancetron 1 amp/12 j
- Santagesik 1 amp/12 j
- Citicolin 250 mg/12 j
- Ceftriaxone 1 gr/12 j
Oral - Amlodipin 1x10 mg
- Valsatran 1x80 mg
- Betahistin 2x1
- Plunarizin 1x1
- Diazepam 2 mg 1x1
Analisa Data
30
- Pasien mengatakan merasa lemah Aktivitas
- Pasien mengeluh lelah
- Pasien mengatakan sebagian
aktivitasnya dibantu keluarga
Do :
- Pasien hanya duduk dan berbaring
ditempat tidur
- Lemah
- Lelah
- TD : 200/100 mmHg
- Pols : 122 x/menit
- RR : 23 x/menit
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
31
32
3. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
HARI KE-1
33
nonfarmakologis untuk Kolaborasi nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri 7. Berkolaborasi pemberian mengurangi rasa nyeri
Edukasi analgetik 4. Kolaborasi pemberian
1. Jelaskan penyebab, periode, analgetik
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Defisit nutrisi Tujuan : Observasi S:
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi 1. Mengindentifikasi status 1. Pasien mengatakan sering
faktor psikologis keperawatan selama 3x24 jam nutrisi muntah dan tidak ada nafsu
maka Status nutrisi membaik 2. Mengindentifikasi kebututan makan
dengan kalori dan nutrien O:
Kriteria Hasil : 3. Memonitor asupan makanan 2. Muntah
- Porsi makanan yang dihabiskan 4. Memonitor berat badan 3. Nafsu makan berkurang
4. Porsi makan tidak
34
meningkat Terapeutik dihabiskan
- Berat badan membaik 5. Memberikan makanan tinggi 5. Berat badan turun 2 kg
- Nafsu makan membaik kalori dan tinggi protein selama sakit
Intervensi 6. Memberikan suplemen A : Masalah belum teratasi
Observasi makanan P : Intervensi dilanjutkan
1. Identifikasi status nutrisi Kolaborasi 1. Monitor asupan makanan
2. Indentifikasi kebututan kalori 7. Berkolaborasi dengan ahli 2. Monitor berat badan
dan nutrien gizi untuk menentukan 3. Berikan makanan tinggi
3. Monitor asupan makanan jumlah kalori dan jenis kalori dan tinggi protein
4. Monitor berat badan nutrien yang dibutuhkan 4. Berikan suplemen
Terapeutik makanan
1. Berikan makanan tinggi kalori 5. Kolaborasi dengan ahli
dan tinggi protein gizi untuk menentukan
2. Berikan suplemen makanan jumlah kalori dan jenis
Kolaborasi nutrien yang dibutuhkan
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
3. Intoleransi aktivitas Tujuan : Observasi S:
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi gangguan fungsi - Pasien mengatakan merasa
35
kelemahan keperawatan selama 3x24 jam tubuh yang mengakibatkan lemah
maka Toleransi aktivitas kelelahan - Pasien mengeluh lelah
membaik dengan Terapeutik - Pasien mengatakan sebagian
Kriteria Hasil : 2. Lakukan latihan rentang gerak aktivitasnya dibantu keluarga
- Frekuensi nadi meningkat pasif atau pasif O:
- Keluhan lelah menurun 3. Berikan aktivitas distraksi - Pasien hanya duduk dan
- Tekanan darah membaik yang menenangkan berbaring ditempat tidur
- Frekuensi nafas membaik Edukasi - Lemah
Intervensi 4. Anjurkan tirah baring - Lelah
Observasi 5. Ajarkan strategi koping untuk - TD : 200/100 mmHg
1. Identifikasi gangguan fungsi mengurangi kelelahan
- Pols : 122 x/menit
tubuh yang mengakibatkan Kolaborasi
- RR : 23 x/menit
kelelahan 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
A : Masalah belum teratasi
Terapeutik tentang cara meningatkan
P : Intervensi dilanjutkan
1. Lakukan latihan rentang gerak asupan makanan
1. Lakukan latihan rentang
pasif atau pasif gerak pasif atau pasif
2. Berikan aktivitas distraksi yang 2. Berikan aktivitas distraksi
menenangkan yang menenangkan
Edukasi 3. Anjurkan tirah baring
1. Anjurkan tirah baring 4. Kolaborasi dengan ahli
2. Ajarkan strategi koping untuk gizi tentang cara
36
mengurangi kelelahan meningatkan asupan
Kolaborasi makanan
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningatkan
asupan makanan
HARI KE-2
37
berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjuttkan
1. Identifikasi skala nyeri
2. Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Defisit nutrisi Observasi S:
berhubungan dengan 1. Memonitor asupan makanan - Pasien mengatakan muntah
faktor psikologis 2. Memonitor berat badan sudah sedikit berkurang dan
Terapeutik nafsu makan sudah mulai
3. Memberikan makanan tinggi meningkat
kalori dan tinggi protein O:
4. Memberikan suplemen - Muntah sedikit berkurang
makanan - Nafsu makan sudah mulai
Kolaborasi sedikitmeningkat
5. Berkolaborasi dengan ahli - ½ Porsi makan dihabiskan
gizi untuk menentukan - Berat badan turun 2 kg
jumlah kalori dan jenis selama sakit
nutrien yang dibutuhkan A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor asupan makanan
38
2. Monitor berat badan
3. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
4. Berikan suplemen
makanan
5. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
3. Intoleransi aktivitas Terapeutik S:
berhubungan dengan 1. Lakukan latihan rentang gerak - Pasien mengatakan lemah
kelemahan pasif atau pasif sedikit berkurang
2. Berikan aktivitas distraksi - Pasien mengatakan lelah sedikit
yang menenangkan berkurang
Edukasi - Pasien mengatakan sebagian
3. Anjurkan tirah baring aktivitasnya belum sepenuhnya
Kolaborasi bisa dilakukan sendiri
4. Kolaborasi dengan ahli gizi O:
tentang cara meningatkan - Pasien hanya duduk dan
asupan makanan berbaring ditempat tidur
- Lemah sedikit berkurang
39
- Lelah sedikit berkurang
- TD : 140/90 mmHg
- Pols : 70 x/menit
- RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Lakukan latihan rentang
gerak pasif atau pasif
2. Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
3. Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningatkan asupan
HARI KE-3
40
6. Menganjurkan memonitor nyeri O:
secara mandiri - TD : 120/80 mmHg
7. Mengajarkan teknik nonfarmakologis - Pols : 60 x/menit
untuk mengurangi rasa nyeri - RR : 20 x/menit
Kolaborasi - Skala nyeri 0
8. Berkolaborasi pemberian analgetik - Mual sudah mulai berkurang
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Defisit nutrisi berhubungan Observasi S:
dengan faktor psikologis 1. Memonitor asupan makanan - Pasien mengatakan muntah sudah
2. Memonitor berat badan berkurang dan nafsu makan sudah
Terapeutik mulai meningkat
3. Memberikan makanan tinggi kalori O:
dan tinggi protein - Muntah berkurang
4. Memberikan suplemen makanan - Nafsu makan sudah mulai
Kolaborasi meningkat
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk - 1 Porsi makan dihabiskan
menentukan jumlah kalori dan jenis - Berat badan naik 2 kg
nutrien yang dibutuhkan A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. Intoleransi aktivitas Terapeutik S:
41
berhubungan dengan 5. Lakukan latihan rentang gerak pasif - Pasien mengatakan lemah sedikit
kelemahan atau pasif berkurang
6. Berikan aktivitas distraksi yang - Pasien mengatakan lelah sedikit
menenangkan berkurang
Edukasi - Pasien mengatakan sebagian
7. Anjurkan tirah baring aktivitasnya belum sepenuhnya bisa
Kolaborasi dilakukan sendiri
8. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang O:
cara meningatkan asupan makanan - Pasien hanya duduk dan berbaring
ditempat tidur
- Lemah berkurang
- Lelah lelah berkurang
- TD : 120/80 mmHg
- Pols : 60 x/menit
- RR : 20 x/menit
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
42
43
BAB 1V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan pada Ny. A dengan Riwayat penyakit Hipertensi
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang mencangkup pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
6yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy
44
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta, EGC, Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3 rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
45