DISUSUN OLEH :
SESIANA RAHMAWATI
220202070
Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan dikarena sebagian besar
orang-orang paruh baya atau lansia berisiko terkena hipertensi. Hipertensi pada lansia
disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan katub jantung yang
membuat kaku katub, menurunnya kemampuan memompa jantung, kehilangan elastisitas
pembuluh darah perifer, dan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Nurarif
A.H. & Kusuma H., 2016). Penyebab lansia menderita hipertensi diatas karena
kemunduran fungsi kerja tubuh.
Keluarga mempunyai peranan sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan dan
pengurangan resiko penyakit dalam masyarakat karena keluarga merupakan unit terkecil
dalam masyarakat. Bila terdapat masalah satu anggota keluarga akan menjadi satu unit
kelurga. Karena ada hubungan yang kuat antara kelurga dengan status anggota
kelurganya. Peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek keperawatan kesehatan
anggota kelurganya, untuk itulah keluargalah yang berperan dalam menetukan cara
asuhan yang diperlukan oleh keluarga (Dion & Betan, 2013).
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan, ada
5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman ( 1998 ) dalam Dion &
Betan, ( 2013 ) yaitu : mengenal masalah dalam kesehatan keluarga, membuat keputusan
tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat, menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Tugas keluarga tersebut harus selalu
dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa diantara tugas tersebut tidak dijalankan
justru akan menimbulkan masalah kesehatan dalam keluarga.
Berdasarkan Pengkajian yang telah dilakukan di Desa Tanjung Gusta Barat B didapatkan
hasil 27.6 % yang mengalami hipertensi pada usia dewasa. Untuk itulah perlu dilakukan
upaya pelayanan kesehatan keluarga dengan hipertensi yang salah satunya adalah
keluarga Tn. T Dari latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan
dengan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.T
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah hipertensi
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada pasien dengan masalah hipertensi
3. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien dengan
masalah hipertensi
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada pasien dengan masalah
hipertensi
5. Mahasiswa mampu evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah hipertensi
6. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada pasien dengan masalah
hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Hipertensi merupakan suatu keadaan medis yang cukup serius dimana secara
signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak, ginjal, jantung, dan
penyakit lainnya. Hipertensi dapat terjadi apabila tekanan darah lebih besar dari
dinding arteri dan pembuluh darah itu sendiri (WHO, 2019).
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Mayo Clinic, 2018 Hipertensi memiliki dua jenis :
a. Hipertensi primer (esensial) Pada usia dewasa, hipertensi terjadi tanpa gejala
yang tampak. Peningkatan tekanan darah secara terus menerus dan telah terjadi
lama baru dikatakan seseorang menderita hipertensi meskipun penyebab
pastinya belum jelas. Pada kasus peningkatan tekanan darah ini disebut dengan
hipertensi primer (esensial).
b. Hipertensi sekunder Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi yang
disebabkan oleh beberapa factor tidak terkontrol. Pada kejadian ini disebut
dengan hipertensi sekunder dimana peningkatan darah yang terjadi dapat
melebihi tekanan darah pada hipetensi primer.
3. Gejala Hipertensi
Menurut Kemenkes RI, 2018 tidak semua penderita hipertensi memiliki gejala
secara tampak, mayoritas dari penderitanya mengetahui menderita hipertensi setelah
melakukan pemeriksaan pada fasilitas kesehatan baik primer maupun sekunder. Hal
ini pula yang mengakibatkan hipertensi dikenal dengan sebutan the silent killer.
Tetapi pada beberapa penderita memiliki gejala seperti :
a. Sakit Kepala
b. Gelisah
c. Jantung berdebar-debar
d. Pusing
e. Penglihatan kabur
f. Rasa sesak di dada
g. Mudah lelah
4. Manifestasi
Sebagian besar penderita hipertensi tidak dijumpai kelainan apapun selain
peningkatan tekanan darah yang merupakan satu-satunya gejala. Setelah beberapa
tahun penderita akan mengalami beberapa keluhan seperti nyeri kepala di pagi hari
sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah bangun. Jika terdapat gejala,
maka gejala tersebut menunjukkan adanya kerusakan vaskuler dengan manifestasi
khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.
Melalui survey dan berbagai hasil penelitian di Indonesia, menunjukkan bahwa
keluhan penderita hipertensi yang tercatat berupa pusing, telinga berdengung, cepat
marah, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, sakit kepala,
mata berkunang-kunang, gangguan neurologi, jantung, gagal ginjal kronik juga tidak
jarang dijumpai. Dengan adanya gejala tersebut merupakan pertanda bahwa
hipertensi perlu segera ditangani dengan baik dan patuh.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber
informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga,
observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data
sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama
2) Umur
3) Alamat dan telepon
4) Pekerjaan
5) Pendidikan
6) Nomor
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga dari pihak suami dan istri
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
6) Stres dan Koping Keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan. Stressorr
jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada
akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan
keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan
dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota
keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak
memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga
dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat
ini atau yang akan datang.
f. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota
keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah
hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai
berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah sekelompok tindakan yang ditentukan untuk dilaporakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yan gtelah diidentifikasi (Effendy, 2007).
Perencanaan terdiri dari:
a) Prioritas masalah
Dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu:
1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah (mudah, sebagian, sulit)
3) Potensi dapat dicegah (tinggi, cukup, rendah)
4) Menonjolnya masalah
Adapun cara menghitung skoring prioritas masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
Skor x
Bobot
Angka Tertinggi
1) Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
2) Jumlah skor untuk semua kriteria
3) Dari sekian beberapa masalah yang diskoring tadi, maka nilai masalah
dengan nilai tertinggi
4) Prioritas disusun berdasarkan skor tertinggi
b) Tujuan
4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana perawtan kesehatan keluarga. Perawat
melaksanakan tindakan-tindakan keperawtan yang telah direncanakan disesuaikan
dengan keadaan keluarga.
5. Evaluasi
Merupakan pengukuran keberhasilan dalam pelaksanaan dari tindakan keperawatan
yang direncanakan. Evaluasi biasa berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
Dimana evaluasi mengungkapkan tiga masalah atau kemungkinan, yaitu
1) Masalah dapat diselesaikan
2) Sebagian saja masalah yang dapat terpecahkan
3) Muncul masalah baru.
BAB 3
Sub pokok bahasan :Mengetahui tentang pengertian dari hipertensi, mengetahui ciri-ciri
hiperteensi, mengetahui tanda dan gejala hipertensi, komplikasi
hipertensi
Sasaran : Pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
Tempat : Dusun IV Barat A Desa Tanjung Gusta kec. Sunggal kab. Deli
Serdang
Perorganisasian waktu
1 Acara diawali dengan pembukaan oleh ketua : SESIANA RAHMAWATI
Penyuluhan tentang hipertensi sasaran dapat mengerti dan memahami serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang disampaikan selama 20 menit
AYU ASHARI SARUSUK
2 Penutup oleh Pembawa Acara : Tiara Mahbengi
Organisasi Kepanitiaan
Ketua Panitia : Sesiana Rahmawati
Sekretaris : Tiara mahbengi
Bendahara : Hemmia Florenta
Pembawa Acara : Linda susanti
Penyaji/Leader : Ayu ashari sarusuk
Sie. Perlengkapan :
1. Jiwa sukma sipayung
3. Bertina Munthe
Sie. Konsumsi :
1. Elfrida Saragih
2. Nadia Aramita
Sie. Dokumentasi :
1. Reihanisya Fitra
9) Susunan Acara
a) Kata Sambutan
Ketua Panitian: Dosen USM-Indonesia
Keterangan :
= Perawat
Leaflet,materi penyuluhan.
VI. Kegiata penyuluhan
Evaluasi
Menanyakan kepada peserta
4 5 menit penyuluhan tentang materi yang
diberikan
Penutup:
a. mengucapkan terimakasih
kepada peserta penyuluhan
b. mengucapkan salam
No dokumen No revisiHalaman
Alat
Stetoskop
Sphygnomanometer
alat tulis
150 gram tomat merah matang
PersiapanAlat 50 ml air
Blender
Pisau
Penyaring
gelas ukur 200 cc
Cara membuat jus tomat
langkah-langkah
cuci bersih tomat kemudian potong potong tomat
Prosedur lalu blender semua bahan hingga halus dan rata yang terakhir
saring jus tomat
Hal-hal yang Jus tomat diminum satu kali sehari setiap pagi sebelum makan dan
Perlu minum 1 gelas jus tomat selama 7 hari berturut- turut
Diperhatikan