D DENGAN MASALAH
KESEHATAN HIPERTENSI PADA Tn. M. DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TEGALGUBUG
Disusun Oleh:
YULITA KASTERA
Puji syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berjudul “Asuhan
Keperawatan pada Hipertensi“ dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas kelompk keperawatan
komunitas.
Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun tugas ini menyadari
bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang.
Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat,
selebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I_PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Makalah
BAB II_PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Epidemiologi
C. Etiologi
D. Faktor Predisposisi
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
G. Klasifikasi
H. Komplikasi
I. Pemeriksaan Penunjang
J. Penatalaksanaan
A. Pengkajian
B. Klafikasi data
C. Analisa data
D. Diagnosis nanda nic noc
E. Rencana intervensi
BAB IV _PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah hipertensi ini antara lain :
1. Memahami dan menjelaskan definisi hipertensi.
2. Memahami dan menjelaskan gejala hipertensi.
3. Memahami dan menjelaskan penyebab hipertensi.
4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
5. Memahami dan menjelaskan Pengobatan hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg
jika tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih
besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang
dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi,
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga
B. Epidemiologi
Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di
remaja.
C. Etiologi
hipertensi).
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
1. Penyakit Ginjal
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
2. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronism
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
3. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
- Keracunan timbal akut
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan
stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis
adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti,
akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan
dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita
E. Patofisiologi
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias
terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini
keadaan hipertensi.
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
G. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel
berikut:
Klasifikasi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-150 90-99
stage I
Hipertensi >150 >100
stage II
(Arif Muttaqin, 2009).
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO:
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat I (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub group: Perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi Sistol terisolasi >140 <90
Sub group: Perbatasan 140-149 <90
(Andy Sofyan, 2012)
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Sistol (mmHg) Dan/Atau Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <180
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Tahap I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Tahap II ≥160 Atau ≥100
Hipertensi Sistol ≥140 Dan <90
Terisolasi
(Andy Sofyan, 2012)
The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of
Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila tekanan
sistolik dan diastolic turun dalam kategori yang berbeda, maka yang dipilih adalah
kategori yang lebih tinggi. berdasarkan pada rata-rata dari dua kali pembacaan
atau lebih yang dilakukan pada setiap dua kali kunjungan atau lebih setelah
skrining awal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang
dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi,
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga
atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik
masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
hipertensinya reversible setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari
kombinasi peningkatan curah jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume
darah meningkat secara drastis. Pada wanita sehat, peningkatan volume darah
vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan TPR berkurang pada
kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita dengan PIH, tidak
peningkatan besar volume darah secara langsung meningkatkan curah jantung dan
tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat dari gangguan imunologik yang
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007)
adalah diantaranya:
acut (IMA).
I. Pemeriksaan Penunjang
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau
ekordiografi.
J. Penatalaksanaan
karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat
raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi
asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam
lewat kulit).
pengobatan farmakologis.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
1. Diuretik
(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah :
3. Betabloker
sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini
terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping
yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan
lemas.
6. Antagonis kalsium
obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Identitas Pengkajian
Nama : Tn.M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 60 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiun
Alamat : Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan
Tanggal Masuk : 16 April 2012
No.Register : 06-46-47
Ruangan/Kamar : Mengkudu (K2B2)
Golongan Darah : O
Tanggal Pengkajian : 17 April 2012
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Keperawatan : Hipertensi
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Hubungan dengan Pasien : anak
Pekerjaan : PNS
Umur : 25 Tahun
Alamat : Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan
2. Keluhan Utama
Pasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai,
sakit kepala disertai leher terasa tegang dan kaku.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dirawat dirumah sakit umum Dr.Rm Djoelham di ruangn mengkudu
dengan keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa
tegang, pasien mengatakan sulit beraktivitas.
4. Riwayat Masa Lalu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 1987 dengan kasus
yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang diderita pasien
adalah faktor keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu
pasien juga pernah menderita hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat
penyakit hipertensi.
6. Riwayat Keadaan Psikososial
Pasien mempergunakan bahasa Indonesia, presepsi terhadap penyakitnya, pasien
sangat optimis untuk cepat sembuh dan pasien selalu berharap dan berdoa kepada
Allah SWT, pasien memilki hubungan yang sangat baik dengan keluarga dan
saudara.
Genogram
Dari keterangan genogram diatas orangtua pasien keduanya sudah
meninggal, orang tua laki-laki pasien meninggal karena terserang penyakit
kanker hati, sedangkan ibu pasien meninggal karena penyakit hipertensi, dari
hasil perkawinan ke-2 orangtua pasien terdapat 10 jumlah saudara pasien, dari
kesepuluh jumlah saudara kandung pasien tersebut dirinci sebagai beriku :
anak pertama perempuan, dan anak kedua perempuan, kedua anak perempuan
tersebut meninggal karena menderita penyakit kanker rahim. Kemudian anak
ketiga laki-laki adalah pasien yang menderita penyakit hipertensi yang
dirawat dirumah sakit umum Dr.RM.Djoelham. Anak keempat perempuan,
anak kelima adalah laki-laki dan meninggal karena penyakit stroke, anak
keenam laki-laki, anak ketujuh laki-laki, anak kedelapan laki-laki, anak
kesembilan laki-laki dan anak kesepuluh perempuan. Anak kesepuluh ini
meninggal karena menderita penyakit stroke.
Pasien menikah dan mempunyai tiga orang anak, yang pertama laki-
laki yang sudah menikah, anak kedua perempuan dan anak ketiga perempuan,
mereka tinggal dalam satu rumah terkecuali anak pertama yang sudah
berumah tangga. Sementara riwayat sang istri pasien, kedua orang tuanya itu
sudah meninggal dan orang tua laki-laki dari istri meninggal dikarenakan
menderita penyakit kanker hati. Jumlah saudara istri pasien ada delapan,
belum ada yang meninggal dari delapan saudara pasien tersebut.
7. Pemeriksaan Fisik
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 350c
Keadaan umum : Lemah
Penampilan : Pasien kurang rapi dan bersih
Kesadaran : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran normal
(dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaannya
TB : 178 cm
BB : 94 Kg
Ciri Tubuh : Gemuk
8. Pengkajian Pola Fungsional
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat
ketombe
b. Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta
baik tidak dijumpai
c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan
bau-bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai
adanya peradangan dan pendarahan
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan
maupun peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung
berirama, tidak adanya dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit
beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
j. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi
Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1 hari,
makanan kesukaan yang berlemak, sedangkan makanan pantangan
tidak ada.
Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari. Porsi yang
disajikan habis 1/3 porsi dengan diet M2, pasien dilarang makan
makanan yang banyak mengandung minyak dan lemak.
2) Eliminasi
BAB :
Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari dengan konsistensi
lembek
Sesudah masuk Rumah Sakit BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi
lembek
BAK :
Sebelum masuk Rumah Sakit BAK 5-6 x sehari
Sesudah masuk Rumah Sakit BAK 4-5 x sehari
3) Pola Istirahat
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8 jam dan tidur
siang + 1-2 jam,
Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam pada siang
hari pasientidak bisa tidur karena suasana yang tidak tenang, kurang
nyaman, sehingga klien tampak kusam dan pucat.
4) Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit
dirumah dan jumlah jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya
sebentar adanya hospitalisasi suasana dirumah sakit tidak terlaksana
optimal karena badrest
5) Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari
sekali kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
6) Therapy
Infus RL : 20 gtt/i
Furosemide : 1 amp/12 jam
Amlodepine : 2 x 10 mg
Dulculax syrp : 3 x 1
Cotrimoxazole : 3x4 80 mg
B.Laxadine : 3x1
Ludios : 2x1
Sohobion : 2x1
9. Data Penunjang
Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :
No Kimia Darah Hasil Normal Unit
1 Bil.total 1,35 <1 Mg/dL
2 Bil.Direk 0,59 <0,25 Mg/Dl
3 SGOT 30,5 <37 U/I
4 SGPT 38,4 <40 U/I
5 Ureum 27,2 10-15 Mg/dL
6 Kreatinim 1,08 0,6-11 Mg/dL
7 Uric acid 7,8 3,4-70 Mg/dL
8 Cholesterol total 129 <200 Mg/dL
9 Mglyceride 93 <150 Mg/dL
10 HDL 38 >55 Mg/dL
11 LDL 72 <150 Mg/dL
No Gula Darah Hasil Normal
1 Puasa 75-115
2 2 Jam pp <120
3 dd random 92
4 serologi
B. Klafikasi Data
C. Analisa Data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
DS: Pasien
1 mengatakan kepala Peningkatan Gangguan rasa nyaman
pusing, dan leher terasa tekanan darah nyeri
tegang.
DO: : Px tampak meringis
kesakitan, kondisi badan
lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
D
2 S: Pasien mengatakan tidak Perubahan jenis Gangguan pola nutrisi
selera makan diet
DO: pasien tampak lemah,
Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi
3 DS: Pasien mengatakan Efek Gangguan istirahat
susah tidur Hospitalisasi tidur
DO: pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 2
jam pasien susah tidur
siang
4 : pasien mengatakan kedua kelemahan fisik Gangguan pola
kakinya susah digerakkan aktivitas
Do : aktivitas pasiens di bantu
oleh keluarga dan perawat
D. DIAGNOSIS NANDA NIC NOC
Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta
:EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tingg
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf