Anda di halaman 1dari 18

KARANGAN ILMIAH

PENYAKIT HIPERTENSI

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Bahasa Indonesia pada program studi D-IV
Keperawatan
Dosen Pembimbing : Darmanto, S., MM

DISUSUN OLEH :
AZ ZAHRA RIZQI ANISA
P27220021138

PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas

rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul

"Penyakit Hipertensi"

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Darmanto, S., MM

selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesiayang telah membantu penulis dalam

mengerjakan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini memberikan panduan pada

penyakit hipertensi

Saya menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran

dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Saya juga

berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan

tentang penyakit hipertensi.

Wassallamuallaikum wr.wb.

Surakarta, 31 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1

A. Latar Belakang……………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………...3

C. Tujuan…………………………………………………………………….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….3

A. Pengertian Hipertensi……………………………………………………..4

B. Klasifikasi Hipertensi……………………………………………………..5

C. Manifestasi Hipertensi……………………………………………………5

D. Etiologi Hipertensi………………………………………………………..6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………10

A. Kesimpulan………………………………………………………………10

B. Saran……………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi sangat erat hubungannya dengan factor gaya hidup dan pola pada

makanan. Gaya hidup akan sangat berpengaruh di bentuk sikap atau kebiasaan

seseorang yang memiliki efek positif maupun efek negatif pada kesehatan tubuh.

Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal

hipertensi termasuk salah satu penyakit pembunuh secara diam diam, sebab

penderita hipertensi merasa sehat serta tanpa adanya keluhan berarti sebagai

akibatnya pada pemeriksaan hipertensi ditemukan saat dilakukan pemeriksaan ruti

atau ketika pasien datang dengan keluhan lain. Akibat gawatnya hipeertensi saat

sudah terjadi komplikasi, jadi baru di sadari ketika telah menyebabkan gangguan

pada organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan

fungsi kognitif atau stroke.

Hipertensi intinya mengurangi harapan hidup para penderitanya. Penyakit

ini sebagai muara beragam penyakit degenerative yang mampu menyebabkan

kematian. Hipertensi selain menyebabkan angka kematian yang tinggi juga akan

berdampak pada mahalnya pengobatan dan perawatan yang wajib ditanggung oleh

para penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan

kualitas hidup, jika seseorang mengalami tekanan darah tinggi serta tidak

menerima pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur maka hal ini

1
akan membawa penderita ke pada masalah masalah yang cukup serius bahkkan

bisa

2
2

berakibat kepada kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus

menyebabkan jantung bekerja dengan ekstra keras, akhirnya kondisi ini

mengakibatkan terjadinya kerusakan pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan

juga pada mata.

Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk bisa

mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan supaya tidak terjadi

komplikasi. Hal ini dikarenakan Sebagian besar penderita hipertensi berdomilisi

di pedesaan atau daerah terpencil dan juga dengan Pendidikan yang masih rendah.

Pendidikan yang rendah pada pasien tadi bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan

tentang berbagai penyakit terutama hipertensi secara baik. Pengetahuan pada

pasien hipertensi yang kurang akan bisa berlanjut pada kebiasaan-kebiasaan yang

kurang baik pada hal penyakit hipertensi. Biasanya penderita tetap mengkonsumsi

garam yang berlebih, kebiasaan meminum kopi adalah salah satu contoh

bagaimana kebiasaan yang keliru tetapi tetap dilaksanakan. Pengetahuan yang

kurang serta kebiasaan yang masih keliru pada penderita bisa mempengaruhi

motivasi untuk melakukan pengobatan

Motivasi adalah dorongan, keinginan serta tenaga penggerak yang berasal

pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu dengan mengesinampingkan hal hal

yang dianggap kurang berguna. Motivasi yang kuat berasal yang berasal dari

oasien hipertensi untuk sembuh akan memberikan pelajaran yang berharga, proses

untuk menjaga tekanan darah pada penderita hipertensi tidak hanya menggunakan

perawatan non farmokologi seperti olah raga, tetapi juga dilakukan menggunakan
cara pengobatan farmakologi. Pengobatan farmakologi diperoleh salah satunya

dengan menggunakan cara melakukan control ke puskesmas. Pengobatan pada

3
3

penderita hipertensi akan mempercepat kondisi tekanan darah penderita hipertensi

tetap terjaga dengan normal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Hipertensi?

2. Apa saja klasifikasi dalam Hipertensi?

3. Apa saja manifestasi Hipertensi?

4. Apa saja yang termasuk Etiologi Hipertensi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tentang apa itu penyakit Hipertensi

2. Untuk mengetahui Klasifikasi dalam penyakit Hipertensi

3. Untuk mengetahui manifestasi Hipertensi

4. Untuk mengetahui Etiologi Hipertensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler atau kategori penyakit yang

tidak menular (PTM) yang telah endemic. Hipertensi ialah suatu keadaan

dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic ≥

90 mmHg (JNC-VII, 2003). Hipertensi acapkali dianggap sebagai “the silent

killer” (pembunuh siluman), karena acaplkali penderita hipertensi bertahun-

tahun tanpa merasakam sesuatu gangguan atau gejala. Tanpa disadari

penderita mengalami komplikasi pada organ organ vital seperti jantung, otak

ataupun ginjal. Tanda tanda dampak hipertensi seperti pusing, gangguan

penglihatan dan sakit pada mata. Seringksli terjadi pada waktu hipertensi telah

lanjut disaat tekanan darah telah mencapai angka tertentu dan bermakna

(Trivanto 2017). Prevelensi hipertensi akan terus menongkat tajam, diprediksi

pada tahun 2025 nanti kurang lebih 29% orang dewasa di semua dunia

menderita hipertensi. Hipertensi telah menyebabkan kematian kurang lebih 8

juta orang setiap tahun, 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara, yang 1/3

populasinya menderita hipertensi, (Kemenkes RI, 2016).

Kota Medan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki

masalah menggunakan hipertensi, berdasarkan data indeks pembangunan

kesahatan masyarakat pada tahun 2016, prevelensi hipertensi Kota Medan ialah

4
26,27% data ini lebih tinggi asal pravelensi Sumatra Utara (22,99) dan

pravelensi

5
5

Indonesia (24,33%) Kecamatan Medan. Helvetia merupakan kecamatan

menggunakan jumlah masalah tertinggi pada kota Medan di tahun 2017. Data

perkara hipertensi di dewasa pada kecamatan medan Helvetia di tahun 2014

ialah 544 orang dan jumlah penduduk usia 18-45 tahun merupakan 108.626

orang (Dinkes Kota Medan). Hipertensi adalah pemicu terjadinya stroke serta

jantung coroner penyebab kematian. Selain masalah fisik hipertensi

menyebabkam persoalan psikis dimana merasa takut serta cemas akan

penurunan fungsi tubuh sebab penyakitnya yang menyebabkan ketergantungan

fisik di orang lain, cemas di pasien hipertensi juga akam menaikam tekanan

darah tinggi.

B . Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan World Health Organization (Noorhidayah, 2016) pembagian

terstruktur mengenai hipertensi merupakan :

1. Tekanan darah normal ialah jika sistolik kurang atau sama dengan 140

mmHg dan diastolic kurang atau sama menggunakan 90 mmHg.

2. Tekanan darah perbatasan (border line) ialah jika siatolik 141-149

mmHg dan diastolik 91-94 mmHg.

3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) ialah jika sistolik lebih besar atau

menggunakan 160 mmHg dan diastolik sama dengan 95 mmHg.

C . Manifestasi Hipertensi

5
6

Berdasarkam Tambayong (Kusuma, 2016), indikasi serta tanda tanda pada

hipertensi dibedakan menjadi beberapa yaitu :

1. Tidak terdapat tanda tanda yang khusus yang bisa dihubungkan

menggunakan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan

arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak

akan pernah terdiagnosa bila tekanan darah tidak teratur.

2. Tanda tanda yang lsering terjadi sering dikatakan bahwa tanda tanda

yang menyertai hipertensi mencakup nyeri kepala dan kelelahan pada

pernyataan ini ialah tanda tanda yang sering terjadi mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa tanda

tanda atau indikasi pada penderita hipertensi yaitu :

a. Mengeluh sakit kepala atau pusing

b. Lemas dan kelelahan

c. Sesak nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epistaksis

h. Kesadaran menurun

D . Etiologi Hipertensi

Etiologi hipertensi sesuai penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan

(Ardiansyah, 2012) yaitu


7

1. Hipertensi primer (esensial) Hipertensi primer ialah hipertensi esensial

atau hipertensi yang 90% tidak diketahui penyebabnya. Beberapa factor

yang diduga berkaitan menggunakan berkembangnya hipertensi esensial

antara lain :

a. Genetik individu dengan keluarga hipertensi mempunyai potensi lebih

tinggi menerima penyakit hipertensi.

b. Jenis kelamin serta usia lelaki berusia 35-50 tahun serta perempuan

yang sudah menapouse beresiko tinggi mengalami penyakit hipertensi,

c. Konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak, konsumsi garam yang

tinggi atau konsumsi kuliner menggunakan kandungan lemak yang

tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit

hipertensi.

d. Berat badan obesitas, berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal

tak jarang dikaitkan menggunakan berkembangya hipertensi.

e. Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol merokok tak jarang

dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi sebab reaksi bahan atau

zat yang terkandung pada keduanya.

2. Hipertensi sekunder, artinya jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.

Hipertensi sekunder ditimbulkan oleh beberapa penyakit yaitu :

a. Coarctationaora, yaitu penyempitan aorta congential yang mungkin

terjadi beberapa tingkat di aorta toraksi atau aorta abdominal.

Penyempitan aorta tadi bisa menghambat aliran darah sebagai

akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah di atas area kontiksi.


8

b. Prnyakit perenkim serta vascular ginjal. Penyakit ini aalah penyakit

primer penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler

berhubungan dengan penyempitan.

c. Satu atau lebih arteri besar, yang secara eksklusif membawa darah ke

ginjal kurang lebih 90% lesi arteri renal di pasien dengan hipertensi

ditimbulkan oleh ateroklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan

abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait

menggunakan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur dan fungsi

pada ginjal.

d. Penggunaan kontasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral

yang mempunyai kandungan esterogen dapat mengakibatkan

terjadinya hipertensi melalui prosedur renin-aldosteron-mediate

volume explanation di hipertensi ini, tekanan darah akan balik normal

sesudah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.

e. Gangguan endokrin, disfungdi medulla adrenal atau korteks adrenal

bisa mengakibatkan hipertensi sekunder adrenalmediate hypertension

ditimbulkan karena kelebihan utama aldosteron, kortisol, dan

kotekkolamin.

f. Kegemukan (obesitas) serta malas berolahraga.

g. Stres, yang cenderung mengakibatkan peningkatan tekanan darah

sementara waktu.

h. Kehamilan.

i. Luka bakar.
9

j. Peningkatan tekanan vaskuler.

k. Merokok, nikotin dalam rokok merangsang divestasi katekolamin.

Peningkatan katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardial,

peningkatan denyut jantung dan mengakibatkan vasokortisom yang

kemudian mengakibatkan kenaikan tekanan darah.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler atau kategori penyakit yang

tidak menular (PTM) yang telah endemic. Hipertensi ialah suatu keadaan

dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah

diastolic ≥ 90 mmHg (JNC-VII, 2003). Hipertensi acapkali dianggap

sebagai “the silent killer” (pembunuh siluman), karena acaplkali penderita

hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakam sesuatu gangguan atau gejala.

2. Tidak terdapat tanda tanda yang khusus yang bisa dihubungkan

menggunakan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri

oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan

pernah terdiagnosa bila tekanan darah tidak teratur.

3. Hipertensi primer (esensial) Hipertensi primer ialah hipertensi esensial

atau hipertensi yang 90% tidak diketahui penyebabnya. Beberapa factor

yang diduga berkaitan menggunakan berkembangnya hipertensi esensial.

4. Hipertensi sekunder, artinya jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.

Hipertensi sekunder ditimbulkan oleh beberapa penyakit.

10
11

B. Saran

1. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit hipertensi

adalah salah satunya memperbaiki pola makan menjadi lebih normal, salah

satunya mengkonsumsi makanan seimbang, rutin mengkonsumsi buah dan

aneka sayuran juga air putih sesuai kebutuhan tubuh.

2. Hal yang dapat dilakukan kedua adalah mengendalikan pikiran agar bisa

terhindar dari stress, contohnya mengendalikan pikiran adalah selalu

berpikir positip dan jika peril lakukan olahraga atau yoga serta meditasi

untuk mengurangi stress.


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Nanda


Nicnoc. Jogjakarta: Mediactio Publishing.

Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medical Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta :


DIVA Ekspres.

Kemenkes. 2016. Infodatin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Riset.

Noorhidayah, S.A. 2016. Hubungan Kepatuhan Minum Obat. Antihipertensi


Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi di. Desa Salamrejo. Jurnal
STIKES Muhammadiyah Kudus, nomor 3(2) halaman: 87-97.

Santoso, Agus. 2020. “Penyebab Hipertensi, " (online),


(http://repository.pkr.ac.id/511/6/Bab%201.pdf, diakses tanggal 26
November 2021).

Suparman. 2010. “Hipertensi,” (online),


(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/517/3/Chapter%201.pdf, diakses
tanggal 27 November 2021).

Triyanto, Endang. 2017. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi.


Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai