Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah KPK3
Disusun Oleh :
YaniBudiharti (010115A137)
2016
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Tuhan Yang Maha Esa maha pengasih lagi maha
penyayang kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telat
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yaitu tentang “penyakit akibat kerja”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua sumber yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
banyak orang dan dapat memberikam manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
dari pasien. Infeksi nosokomial merupakan salah satu risiko kerja yang dihadapi
oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Darah dan cairan tubuh merupakan media
penularan penyakit dari pasien kepada tenaga kesehatan. Human
Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B dan Virus Hepatitis C merupakan
ancaman terbesar pada tenaga kesehatan. Pada tahun 2002, WHO memperkirakan
terjadi 16.000 kasus penularan virus hepatitis C, 66.000 kasus penularan hepatitis
B dan 1.000 kasus penularan HIV pada tenaga kesehatan di seluruh dunia dan
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di
negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit
infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian yang dilakukan oleh
WHO menunjukkan bahwa sekitar 8.7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara di
Eropa, Timur tengah, dan Asia Tenggara dan Pasifik terdapat infeksi nosokomial
dengan Asia Tenggara sebanyak 10% (Anggraini, 2000).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu PAK?
2. Apa itu penyakit menular pada perawat?
3. Apa saja resiko penyakit menular?
4. Apa pencegahan penyakit menular?
C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu PAK
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyakit menular pada perawat
3. Agar mahasiswa mengetahui resiko penyakit menular
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui pencegahan penyakit menular
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor Fisik
a) Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian
b) Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria,
heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke.
c) Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak,
ultraviolet menyebabkan konjungtivitis, dll
d) Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease
e) Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses
metabolisme, Polineurutis.
2. Faktor Kimia
a) Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping,
hasil (produk), sisa produksi atau bahan buangan.
b) Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
c) Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran
pencernaan, kulit dan mukosa
d) Masuknya dapat secara akut dan secara kronis
e) Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan
sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek
bius (narkose), Pengaruh genetic.
3
3. Faktor Biologi
4. Faktor Ergonomi/fisiologi
a) Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang
salah, Kontruksi salah.
b) Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang,
perubahan bentuk, dislokasi.
5. Faktor Psikologi
a) Akibat : suasana kerja monoton dan tidak nyaman, hubungan kerja
kurang baik, upah kerja kurang, terpencil, tak sesuai bakat.
b) Manifestasinya berupa stress
4
C. PENYAKIT MENULAR PADA PERAWAT
Gejala pokok:
b) Influenza
Jika anda terkena flu, anda akan merasa tidak enak badan
untuk beberapa hari, tapi anda mungkin tidak akan mengalami
komplikasi dengan penyakit lain atau anda bisa saja membutuhkan
5
perawatan rumah sakit. Jika anda memiliki sistem imun yang lemah
atau penyakit kronis, flu dapat menjadi fatal. Untuk mereka dengan
risiko tinggi flu,maka pertahanan pertama adalah dengan
suntikn/vaksin flu tahunan.
Gejala influenza :
c) Hepatitis B
Penyakit infeksi akut yang menyebabkan peradangan hati
yang disebabkan oleh virus hepatitis b , Sumber penularan:
1) Darah
2) Saliva
3) Kontak dengan mukosa penderita virus Hepatitis B
4) Dan lain lain diantaranya alat makan, alat kedokteran yang
terkontaminasi virus hepatitis b,
Cara penularan:
6
7) Nyeri ulu hati
8) Urin gelap
9) Hepatomegali atau splenomegali
7
udara ruangan yang menurunkan resiko penularan. Kejadian yang cukup
sering di alami perawat adalah kecelakaan tertusuk jarum suntik dan benda
tajam lainnya sewaktu menolong pasien. Kecelakaan seperti ini juga sudah
ada panduan pertolonganya.
Tenaga kesehatan, termasuk perawat di ajurkan oleh organisasi
kesehatan dunia atau WHO untuk menjalani imunisasi influenza, hepatitis
B dan cacar air. Di berapa rumah sakit kewajiban ini sudah dijalankan
dengan baik tetapi masih ada rumah sakit yang belum menjalankan
imunisasi untuk tenaga kesehatan dengan cakupan yang tinggi. Cakupan
influenza pada tenaga kesehatan di Thailand sudah mencapai 93% vaksin
di sediakan oleh kementrian kesehatan dan imunisasi dikerjakan di unit
kerja masing-masing.
Perawat atau tenaga kesehatan lain dapat membawa penyakit ke rumah
dan berpotensi menularkan ke keluarganya. Hal ini di sadari oleh perawat
sehingga sebelum pulang ke rumah, perawat akan berusaha agar tidak
membawa kuman penyakit pulang dengan mencuci tangan, menganti
pakain dan lain lain.
Sebaliknya, perawat yang sedang sakit atau yang berpotensi
menularkan penyakit, misaknya menderita influenza, harus di istirahatkan
agar tidak menularkan penyakit influenzanya kepada orang lain. Jika
perawat menularkan influenza kepada anak atau orang usia lanjut yang
kekebalan tubuh rendah, anak atau orang usia lanjut tersebut dapat
menderita influenza berat, bahkan mungkin influenzanya di sertai
komplikasi.
8
membahayakan jiwanya, dan menjadi tempatdimana agen infeksius dapat
berkembang biak yang kemudian menularkan infeksidari satu pasien
kepasien lain. Oleh karena itu tindakan kewaspadaan universal
sangatpenting dilakukan.
Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan
tubuh dapat berpotensi menularkanpenyakit, baik berasal dari pasien
maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).
Prinsip kewaspadaan universal (universal precaution) di pelayanan
kesehatanadalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi
ruangan, serta sterilisasiperalatan.Kewaspadaan universal berlaku untuk
darah, sekresiekskresi (kecuali keringat), luka pada kulit, dan selaput
lendir. Penerapan standar inipenting untuk mengurangi risiko penularan
mikroorganisme yang berasal dari sumberinfeksi yang diketahui atau tidak
diketahui (misalnya pasien, benda terkontaminasi,jarum suntik bekas
pakai, dan spuit) di dalam system pelayanan kesehatan.
Ketiga prinsip tersebut di jabarkan menjadi lima kegiatan pokok
yaitumencuci tangan guna mencegah infeksi silang, pemakaian alat
pelindung diantaranyapemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksiuslain, pengelolaan alat kesehatan,
pengelolaan alat tajam untuk mencegah perlukaan dan pengelolaan limbah
(Depkes RI, 2003).
1. Cuci Tangan
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting
dalampencegahan dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005).
Tujuan mencuci tanganadalah untuk membuang kotoran dan
organisme yang menempel dari tangan danuntuk mengurangi
jumlah mikroba total pada saat itu. Mikroorganisme pada
kulitmanusia dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu
flora residen dan floratransien. Flora residen adalah mikrorganisme
9
yang secara konsisten dapat diisolasidari tangan manusia, tidak
mudah dihilangkan dengan gesekan mekanis yang telahberadaptasi
pada kehidupan tangan manusia. Flora transien yang flora transit
atauflora kontaminasi, yang jenisnya tergantung dari lingkungan
tempat bekerja.
2. Sarung tangan
a. Bila kontak dengan darah,cairan tubuh,sekresi dan bahan
terkontaminasi
b. Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka
3. Masker,kaca mata. Masker muka
a. Mengantisipasi bila terkena,melindungi selaput lendir mata
,hidung dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan
tubuh.
4. Baju pelindung
a. Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
b. Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat
terkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
5. Kain
a. Tangani kain tercemar cegah dari sentuhan kulit atau
selaput lendir
b. Janagn melakukan prabilas kain yang tercemar di area
6. Peralatan perawatan pasien
a. Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk
mencegah kontak langsung dengan kulit,atau selaput lendir
dan menvcegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
b. Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
7. Pembersihan lingkungan
Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam ruang pasien
8. Instrumen tajam
a. Hindari memasang kembali penutum jarum bekas
10
b. Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
c. Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi
jarum bekas dengan tangan
d. Memasukkan instrumen tajam kedalam tempat yang tidak
tembus tusukan
9. Resusitasi pasien
Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang
lain untuk menghindari kontak langsung mulut dalam resusitasi
mulut ke mulut
10. Penempatan pasien
Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam
ruangan pribadi atau isolasi.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit yang di derita karyawan dalam hubungan dengan kerja
baik faktor resiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material
yang di pakai, proses produksi, cara kerja, limbah perusahaan dan hasil
produksi (Occupational Medicine Practice, 1991).Penyakit yang menular
pada perawat bisa secara langsung dan tidak langsung. Untuk mencegah
agar tidak tertular maka menggunakan alat pelindung diri atau APD untuk
kinerja perawat dengan pasien guna menurunkan resiko penularan.
Kejadian yang cukup sering di alami perawat adalah kecelakaan tertusuk
jarum suntik dan benda tajam lainnya sewaktu menolong pasien.
Kecelakaan seperti ini juga sudah ada panduan pertolonganya.Tenaga
kesehatan, termasuk perawat di ajurkan oleh organisasi kesehatan dunia
atau WHO untuk menjalani imunisasi influenza, hepatitis B dan cacar air.
B. Saran
Sebagai perawat profesional sebaiknya jika melakukan tindakan
perawat di haruskan mengetahui identifikasi pasien dan penyakitnya. Saat
bekerja perawat di haruskan menggunakan alat pelindung diri atau APD
misalnya handscoon,masker dll.
12
DAFTAR PUSTAKA
13