Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA

“PENYAKIT MENULAR PADA PERAWAT”

Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah KPK3

Disusun Oleh :

M chahsan efendy (010115A086)

Nurul azizah (010115A089)

Sinta widyawati (010115A119)

Siti anisa pabela (010115A120)

Rafika rahma (010115A098)

Natalia Purwaningrum I (010115A078)

YaniBudiharti (010115A137)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN

2016

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Tuhan Yang Maha Esa maha pengasih lagi maha
penyayang kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telat
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yaitu tentang “penyakit akibat kerja”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua sumber yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


terdapat kekurangan baik dari segi susunan dan cara pengeditan kerapiaan
makalahnya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
banyak orang dan dapat memberikam manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Ungaran, 08 november 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iii

Bab I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

Bab II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 3

A. Penyakit Akibat Kerja (PAK) ............................................................. 3


B. Cara Deteksi atau Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ....................... 4
C. Penyakit Menular Pada Perawat.......................................................... 5
D. Resiko yang Mungkin akan Terjadi .................................................... 7
E. Tindakan Perawat dalam Menggunakan Kewaspadaan Universal ..... 8
F. Kebijakan K3 di Rumah Sakit Mengenai Penyakit Menular dari Pasien
ke Perawat ........................................................................................... 11
Bab III PENUTUP ................................................................................................ 12

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumahsakit dan fasilitas


medis lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien,
yang masuk kedalam program patient safety.

Melihat tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan di rumah sakit,


maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian penyakit atau
traumatic akibat lingkungan kerja dan faktor manusianya. Salah satu diantaranya
adalah penggunaan APD. Kemampuan perawat untuk mencegah transmisi infeksi
di rumah sakit dan upaya pencegahan adalah tingkatan pertama dalam pemberian
pelayanan bemutu. Perawat berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial, hal
ini disebabkan perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang
berhubungan langsung dengan klien dan bahan infeksius di ruang rawat (Habni,
2009). Perawat juga bertanggung jawab menjaga keselamatan klien di rumah sakit
melalui pencegahan kecelakaan, cidera, trauma dan melalui penyebaran infeksi
nosokomial di unit perawatan intensif aktifitas perawat tinggi dan cepat, hal ini
sering menyebabkan perawat kurang memperhatikan teknik aseptik dalam
melakukan tindakan keperawatan (Potter, 2005).
Risiko infeksi nosokomial selain dapat terjadi pada pasien yang dirawat di
rumah sakit, dapat juga terjadi pada para petugas rumah sakit. Berbagai prosedur
penanganan pasien memungkinkan petugas terpajan dengan kuman yang berasal

1
dari pasien. Infeksi nosokomial merupakan salah satu risiko kerja yang dihadapi
oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Darah dan cairan tubuh merupakan media
penularan penyakit dari pasien kepada tenaga kesehatan. Human
Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B dan Virus Hepatitis C merupakan
ancaman terbesar pada tenaga kesehatan. Pada tahun 2002, WHO memperkirakan
terjadi 16.000 kasus penularan virus hepatitis C, 66.000 kasus penularan hepatitis
B dan 1.000 kasus penularan HIV pada tenaga kesehatan di seluruh dunia dan
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di
negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit
infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian yang dilakukan oleh
WHO menunjukkan bahwa sekitar 8.7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara di
Eropa, Timur tengah, dan Asia Tenggara dan Pasifik terdapat infeksi nosokomial
dengan Asia Tenggara sebanyak 10% (Anggraini, 2000).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu PAK?
2. Apa itu penyakit menular pada perawat?
3. Apa saja resiko penyakit menular?
4. Apa pencegahan penyakit menular?
C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu PAK
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyakit menular pada perawat
3. Agar mahasiswa mengetahui resiko penyakit menular
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui pencegahan penyakit menular

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)


Penyakit yang di derita karyawan dalam hubungan dengan kerja
baik faktor resiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material
yang di pakai, proses produksi, cara kerja, limbah perusahaan dan hasil
produksi (Occupational Medicine Practice, 1991).

Faktor-Fakor Penyebab Penyakit Akibat Kerja:

1. Faktor Fisik
a) Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian
b) Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria,
heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke.
c) Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak,
ultraviolet menyebabkan konjungtivitis, dll
d) Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease
e) Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses
metabolisme, Polineurutis.
2. Faktor Kimia
a) Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping,
hasil (produk), sisa produksi atau bahan buangan.
b) Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
c) Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran
pencernaan, kulit dan mukosa
d) Masuknya dapat secara akut dan secara kronis
e) Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan
sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek
bius (narkose), Pengaruh genetic.

3
3. Faktor Biologi

Berasal dari : virus, bakteri, parasit, jamur, serangga, binatang buas,


dll

4. Faktor Ergonomi/fisiologi
a) Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang
salah, Kontruksi salah.
b) Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang,
perubahan bentuk, dislokasi.
5. Faktor Psikologi
a) Akibat : suasana kerja monoton dan tidak nyaman, hubungan kerja
kurang baik, upah kerja kurang, terpencil, tak sesuai bakat.
b) Manifestasinya berupa stress

B. Cara Deteksi atau Pencegahan Penyakit Akibat Kerja.


1. Monitoring Kesehatan Tenaga Kerja
a) Riwayat penyakit
b) Riwayat pekerjaan
c) Pemeriksaan klinik
d) Pemeriksaan laboratories
e) Pemeriksaan Rontgen
f) Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan gejala penyakit.

2. Monitoring Lingkungan Kerja


a) Pemantauan personil (diukur dekat masuknya kontaminan)
b) Pemantauan lingkungan kerja

4
C. PENYAKIT MENULAR PADA PERAWAT

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent


yang infeksius yang ditransmisikan/ditularkan oleh manusia, binatang,
atau benda kepada host yang rentan (Bennenson, 1990).Penyakit infeksi
merupakan penyakit dari manusia atau binatang yang diakibatkan dari
adanya infeksi (Benneson 1990).
Macam-macam penyakit menular pada perawat, diantaranya :
1. Menular secara langsung
a) Tubercolosis (TBC)
Penyakit menular yang di sebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis,Tbc menular secara langsung melalui udara pernafasan
sewaktu penderita batuk, bersin, meludah atau berbicara Menular tidak
langsung melalui dahak dan ludah dari penderita tbc yang telah mengering
kemudian kuman tbc terbang terbawa angin dan tehirup,Umumnya
penularan terjadi akibat percikan dahak berada dalam waktu lama dalam
ruangan.

Gejala pokok:

1) Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih


2) Gejala tambahan:
3) Demam atau meriang lebih dari 1 bulan
4) Sesak nafas dan nyeri dada
5) Berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan
6) Pernah mengeluarkan dahak bercampur darah
7) Nafsu makan dan berat badan menurun

b) Influenza

Jika anda terkena flu, anda akan merasa tidak enak badan
untuk beberapa hari, tapi anda mungkin tidak akan mengalami
komplikasi dengan penyakit lain atau anda bisa saja membutuhkan

5
perawatan rumah sakit. Jika anda memiliki sistem imun yang lemah
atau penyakit kronis, flu dapat menjadi fatal. Untuk mereka dengan
risiko tinggi flu,maka pertahanan pertama adalah dengan
suntikn/vaksin flu tahunan.

Gejala influenza :

Sebenarnya, flu seperti pilek biasa dengan hidung yang berair,


bersin dan pembengkakan tenggorokan. Tapi pilek biasanya berkembang
secara lambat, dan flu datang secara tiba-tiba. Meskipun pilek dapat
menjadi gangguan, anda biasanya lebih khawatir terhadap flu.

c) Hepatitis B
Penyakit infeksi akut yang menyebabkan peradangan hati
yang disebabkan oleh virus hepatitis b , Sumber penularan:

1) Darah
2) Saliva
3) Kontak dengan mukosa penderita virus Hepatitis B
4) Dan lain lain diantaranya alat makan, alat kedokteran yang
terkontaminasi virus hepatitis b,

Cara penularan:

1) Parenteal: dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa


2) Nonparental: karena persentuhan yang erat dengan benda yang
tercemar virus hepatitis b
3) Tanda dan gejala:
4) Demam
5) Mual muntah, anoreksia
6) Ikterus

6
7) Nyeri ulu hati
8) Urin gelap
9) Hepatomegali atau splenomegali

2. Menular secara tidak langsung


HIV-AIDS
Penyakit AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome
atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus).Penanganan HIV/AIDS memerlukan
perhatian yangserius dari berbagai pihak.. Hal ini terutama
karenapenyakit ini mengakibatkan penurunan daya tahan
tubuhyang akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup
danproduktifitas bangsa. 15 Responden pada penelitian inirata-rata
berusia 12 tahun dan merupakan anak pertamadan kedua.

D. RESIKO YANG MUNGKIN AKAN TERJADI


Resiko penularan penyakit pada petugas kesehatan termasuk perawat
telah lama disadari. Di setiap rumah sakit , baik pemerintah , maupun
swasta , selalu ada upaya pencegahan penularan penyakit. Biasanya di
bentuk komisi khusus untuk mencegah terjadinya penularan penyakit di
rumah sakit.
Di rumah sakit , perawat bisa tertular penyakit dari pasien dan tenaga
keshatan lain. Sebaliknya,jika perawat sakit, dia juga dapat menularkan
pada pasien dan teman sejawatnya, baik perawat maupun tenaga kesehatan
lain. Penularan penyakit di rumah sakit dapat terjadi melalui udara
(influenza, pneumonia, campak) atau melalui cairan tubuh, seperti
hepatitis B dan HIV..
Untuk menghindari penularan penyakit, rumah sakit telah mempunyai
aturan mengenai kewajiban mencuci tangan, memakai masker, atau aliran

7
udara ruangan yang menurunkan resiko penularan. Kejadian yang cukup
sering di alami perawat adalah kecelakaan tertusuk jarum suntik dan benda
tajam lainnya sewaktu menolong pasien. Kecelakaan seperti ini juga sudah
ada panduan pertolonganya.
Tenaga kesehatan, termasuk perawat di ajurkan oleh organisasi
kesehatan dunia atau WHO untuk menjalani imunisasi influenza, hepatitis
B dan cacar air. Di berapa rumah sakit kewajiban ini sudah dijalankan
dengan baik tetapi masih ada rumah sakit yang belum menjalankan
imunisasi untuk tenaga kesehatan dengan cakupan yang tinggi. Cakupan
influenza pada tenaga kesehatan di Thailand sudah mencapai 93% vaksin
di sediakan oleh kementrian kesehatan dan imunisasi dikerjakan di unit
kerja masing-masing.
Perawat atau tenaga kesehatan lain dapat membawa penyakit ke rumah
dan berpotensi menularkan ke keluarganya. Hal ini di sadari oleh perawat
sehingga sebelum pulang ke rumah, perawat akan berusaha agar tidak
membawa kuman penyakit pulang dengan mencuci tangan, menganti
pakain dan lain lain.
Sebaliknya, perawat yang sedang sakit atau yang berpotensi
menularkan penyakit, misaknya menderita influenza, harus di istirahatkan
agar tidak menularkan penyakit influenzanya kepada orang lain. Jika
perawat menularkan influenza kepada anak atau orang usia lanjut yang
kekebalan tubuh rendah, anak atau orang usia lanjut tersebut dapat
menderita influenza berat, bahkan mungkin influenzanya di sertai
komplikasi.

E. TINDAKAN PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN


KEWASPADAAN UNIVERSAL
Perawat sebagai petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
keperawatandan melakukan prosedur keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan pasien akankontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
pasien. Hal ini sangat berisikoterpapar infeksi yang secara potensial

8
membahayakan jiwanya, dan menjadi tempatdimana agen infeksius dapat
berkembang biak yang kemudian menularkan infeksidari satu pasien
kepasien lain. Oleh karena itu tindakan kewaspadaan universal
sangatpenting dilakukan.
Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan
tubuh dapat berpotensi menularkanpenyakit, baik berasal dari pasien
maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).
Prinsip kewaspadaan universal (universal precaution) di pelayanan
kesehatanadalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi
ruangan, serta sterilisasiperalatan.Kewaspadaan universal berlaku untuk
darah, sekresiekskresi (kecuali keringat), luka pada kulit, dan selaput
lendir. Penerapan standar inipenting untuk mengurangi risiko penularan
mikroorganisme yang berasal dari sumberinfeksi yang diketahui atau tidak
diketahui (misalnya pasien, benda terkontaminasi,jarum suntik bekas
pakai, dan spuit) di dalam system pelayanan kesehatan.
Ketiga prinsip tersebut di jabarkan menjadi lima kegiatan pokok
yaitumencuci tangan guna mencegah infeksi silang, pemakaian alat
pelindung diantaranyapemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksiuslain, pengelolaan alat kesehatan,
pengelolaan alat tajam untuk mencegah perlukaan dan pengelolaan limbah
(Depkes RI, 2003).
1. Cuci Tangan
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting
dalampencegahan dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005).
Tujuan mencuci tanganadalah untuk membuang kotoran dan
organisme yang menempel dari tangan danuntuk mengurangi
jumlah mikroba total pada saat itu. Mikroorganisme pada
kulitmanusia dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu
flora residen dan floratransien. Flora residen adalah mikrorganisme

9
yang secara konsisten dapat diisolasidari tangan manusia, tidak
mudah dihilangkan dengan gesekan mekanis yang telahberadaptasi
pada kehidupan tangan manusia. Flora transien yang flora transit
atauflora kontaminasi, yang jenisnya tergantung dari lingkungan
tempat bekerja.
2. Sarung tangan
a. Bila kontak dengan darah,cairan tubuh,sekresi dan bahan
terkontaminasi
b. Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka
3. Masker,kaca mata. Masker muka
a. Mengantisipasi bila terkena,melindungi selaput lendir mata
,hidung dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan
tubuh.
4. Baju pelindung
a. Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
b. Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat
terkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
5. Kain
a. Tangani kain tercemar cegah dari sentuhan kulit atau
selaput lendir
b. Janagn melakukan prabilas kain yang tercemar di area
6. Peralatan perawatan pasien
a. Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk
mencegah kontak langsung dengan kulit,atau selaput lendir
dan menvcegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
b. Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
7. Pembersihan lingkungan
Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam ruang pasien
8. Instrumen tajam
a. Hindari memasang kembali penutum jarum bekas

10
b. Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
c. Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi
jarum bekas dengan tangan
d. Memasukkan instrumen tajam kedalam tempat yang tidak
tembus tusukan
9. Resusitasi pasien
Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang
lain untuk menghindari kontak langsung mulut dalam resusitasi
mulut ke mulut
10. Penempatan pasien
Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam
ruangan pribadi atau isolasi.

F. KEBIJAKAN K3 DI RUMAH SAKIT MENGENAI PENYAKIT


MENULAR DARI PASIEN KE PERAWAT

1. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja terutama perawat.


2. Memenuhi semua peraturan perundangan undangan yang berlaku
dirumah sakit.
3. Melakukan perbaikan sistem menejemen dan kinerja K3 guna
meningkatkan budaya K3 yang baik ditempat kerja.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit yang di derita karyawan dalam hubungan dengan kerja
baik faktor resiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material
yang di pakai, proses produksi, cara kerja, limbah perusahaan dan hasil
produksi (Occupational Medicine Practice, 1991).Penyakit yang menular
pada perawat bisa secara langsung dan tidak langsung. Untuk mencegah
agar tidak tertular maka menggunakan alat pelindung diri atau APD untuk
kinerja perawat dengan pasien guna menurunkan resiko penularan.
Kejadian yang cukup sering di alami perawat adalah kecelakaan tertusuk
jarum suntik dan benda tajam lainnya sewaktu menolong pasien.
Kecelakaan seperti ini juga sudah ada panduan pertolonganya.Tenaga
kesehatan, termasuk perawat di ajurkan oleh organisasi kesehatan dunia
atau WHO untuk menjalani imunisasi influenza, hepatitis B dan cacar air.

B. Saran
Sebagai perawat profesional sebaiknya jika melakukan tindakan
perawat di haruskan mengetahui identifikasi pasien dan penyakitnya. Saat
bekerja perawat di haruskan menggunakan alat pelindung diri atau APD
misalnya handscoon,masker dll.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kuswaji s.penyakit akibat kerja pada dokter,dokter gigi,perawat an tenaga


kesehatan lainnya.JDKI,2; 6;1994;37-40

Steven Jonas,Roymandl.Goldsteen,Karen Goldsteen(2007).Introduction to


the US health care system.apringer publishing company

13

Anda mungkin juga menyukai