Anda di halaman 1dari 42

PENGANTAR KONSEP

DASAR MEDIKASI
Kelompok 7 Keperawatan Dasar II
NAMA KELOMPOK
1. SHOLLA YALLAITANI (201101117)
2. SRI AMALIA (201101119)
3. SUMIYATI (201101121)
4. TIKI ANUGRAINI PSB (201101123)
5. TRI WAHYUNI MUNTHE (201101125)
6. VERA NOVRIANTY SIHOTANG (201101127)
7. WIDYA RIBKA RONAULI S. (201101129)
8. YOHANA MARIA NOORDIKA (201101131)
9. NABILAH DHIYAULHAQ (201101133)
10. YOSE ANDRIAN FRANSISCO ZAI (201101135)
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Pengertian dan Reaksi Obat Bagi Prinsip Pemberian
Farmakokinetik
Peran Obat Tubuh Obat

01 02 03 04

05 06 07
Cara Pemberian Bentuk Sediaan Reaksi Tubuh
Obat Obat Terhadap Obat
01
Pengertian dan
Peran Obat
Pengertian

Dalam farmakologi, obat adalah zat kimia,


biasanya struktur kimianya diketahui, yang ketika
diberikan pada organisme hidup akan menghasilkan
efek biologis.
Obat juga disebut medikasi atau obat dalam
pemahaman masyarakat umum, adalah zat kimia yang
digunakan
untuk mengobati, menyembuhkan, mencegah,
atau mendiagnosis suatu penyakit atau untuk
meningkatkan kesejahteraan. 
Secara tradisional, obat-obatan diperoleh melalui
ekstraksi tumbuhan obat, tetapi baru-baru ini juga
melalui sintesis organik. Obat-obatan farmasi dapat
digunakan dalam jangka waktu terbatas, atau secara
teratur untuk gangguan kronis.
Peran Obat

Penetapan Diagnosis Pencegahan Penyakit Menyembuhkan Penyakit

Mengubah Fungsi Normal Peningkatan Kesehatan Mengurangi Rasa Sakit


Tubuh Untuk Tujuan Tertentu
02
Reaksi Obat Bagi
Tubuh
Efek ialah perubahan fungsi struktur atau
proses sebagai akibat
kerja obat

KERJA Sehubungan dengan obat, dikenal 2 macam efek, yaitu


efek normal dan efek abnormal. Efek normal ialah efek
yang timbul pada sebagian besar (kebanyakan
individu); dan efek abnormal ialah efek yang timbul
pada sebagian kecil individu atau kelompokindividu
EFEK (RESPON) tertentu.
EFEK NORMAL

Efek Utama (Primer) Efek Samping Efek Utama

Ialah efek yang tidak


menjadi tujuan utama
Ialah efek yang pengobatan. Efek ini Dapat menimbulkan
sesuai dengan dapat menguntungkan efek sekunder, yaitu
efek yang tidak
tujuan pengobatan atau merugikan
tergantung pada kondisi diinginkan dan
dan situasi pasien merupakan reaksi
misal: morfin untuk organisme (tubuh)
menghilangkan rasa terhadap efek primer
misalnya Antihistamin
sakit (difendramin) untuk obat.
melawan kerja histamin.
EFEK ABNORMAL

Toleransi Intoleranasi

Ialah peristiwa yang


terjadi jika dibutuhkan
dosis yang lebih tinggi Adalah suatu
untuk menimbulkan penyimpangan respon
efek yang sama dengan terhadap dosis tertentu
yang dihasilkan oleh obat, dibedakan menjadi
dosis terapi normal. intoleransi kuantitatif
Toleransi obat dan kualitatif.
dibedakan menjadi
toleransi semu, toleransi
sejati, toleransi alami.
03
Farmakokinetik
Adalah suatu proses atau kejadian yang dialami
molekul obat mulai saat masuknya obat ke dalam
tubuh sampai keluarnya obat tersebut dari dalam
tubuh atau dapat dikatakan efek tubuh terhadap
obat .
Prinsip Dasar Farmakokinetik
merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah.

01
Bergantung pada cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran
cerna (mulut sampai rektum), kulit, paru, otot, dan lain-lain.

Absorpsi Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat dimasukkan ke dalam tubuh,
melalui jalurnya hingga masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Pada level seluler,
obat diabsorpsi melalui beberapa metode, terutama transport aktif dan
transport pasif.

Absorbsi obat umumnya terjadi secara pasif melalui proses difusi. Kecepatan
absorpsi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah
sifat fisikokima bahan obat, terutama sifat stereokimia dan kelarutannya
adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan dan cairan

02
tubuh caranya adalah obat masuk ke dalam pembuluh darah untuk
selanjutnya ditransportasikan bersama aliran darah dalam sistim sirkulasi
menuju tempat kerjanya.

Distribusi Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung beberapa faktor yaitu:
a) Aliran darah

Obat b) Permeabilitas kapiler


c) Ikatan protein.

Distribusi obat dibedakan atas 2 fase


Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ
yang perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak.
Distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang
perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan
lemak
03 Merupakan proses tubuh mengubah komposisi
obat sehingga menjadi lebih larut air untuk
dapat dibuang keluar tubuh dengan bantuan
Metabolisme enzim.

Empat jalur dasar metabolisme adalah


A. Oksidasi
B. Reduksi
C. Hidrolisis
D. Konjugasi.
Ekskresi obat artinya eliminasi atau

04 pembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar


obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui
urin. Obat jugadapat dibuang melalui paru-
Ekskresi Obat paru,
eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan
traktusintestinal.
04
Prinsip Pemberian
Obat
02
Benar
01 Obat
04
Benar Pasien Benar Cara
Pemberian
03 06
Benar
Benar Dosis Dokumentasi
05
Benar Waktu
08
Hak Klien
07 Untuk
Menolak 10
Benar Pendidikan
Kesehatan Perihal Benar
Medikasi Klien Evaluasi
09 12
Benar Reaksi
Benar Dengan Obat
Pengkajian Lain
11
Benar Reaksi
Terhadap
Makanan
05
Cara Pemberian
Obat
Anteral

01 Oral

Pemberian obat yang paling


umum yakni melalui mulut
namun memerlukan jalan yang
paling rumit untuk mencapai
jaringan.
02 Sublingual

Penempatan di bawah lidah


memungkinkan obat tersebut
berdifusi kedalam anyaman
kapiler dan karena itu secara
langsung masuk ke dalam
sirkulasi sistemik
03 Rektal

Bentuk sediaan obat untuk


pemberian rektal umumnya
adalah suppositoria dan ovula.
50% aliran darah dari bagian
rektum memintas sirkulasi
portal; jadi, biotransformasi
obat oleh hati dikurangi
Parenteral
01 Intravena

Pemberian obat dengan cara


memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit.

Lokasi injeksi :
• vena medianan cubitus / cephalika
(daerah lengan)
• vena saphenous (tungkai)
• vena jugularis (leher)
• vena frontalis
02 Intramuskular
Injeksi intramuskular merupakan cara
memasukkan obat ke dalam jaringan otot,
dengan tujuan dapat diserap dengan cepat
oleh pembuluh darah.

Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada


daerah paha (vastus lateralis) dengan
posisi ventrogluteal (posisi berbaring),
dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid).
03 Subkutan
adalah metode pemberian obat pada area
kulit bagian bawah.

Area penyuntikan pada daerah lengan


bagian atas sebelah luar atau sepertiga
bagian dari bahu, paha sebelah luar,
daerah dada dan sekitar umbilicus
(abdomen), area scapula, ventrogluteal
dan dorsogluteal.
CARA PEMBERIAN OBAT
YANG LAIN

01 Inhalasi

Memberikan pengiriman obat yang


cepat melewati permukaan
luas dari saluran nafas dan epitel paru-
paru, yang menghasilkan efek
hampirsama dengan efek yang
dihasilkan oleh pemberian obat secara
intravena.
02 Intranasal

Desmopressin ini diberikan secara intranasal pada


pengobatan diabetes Insipidus, kalsitonin insipidus,
kalsitonin salmon. Suatu hormon peptide yang
digunakan dalam pengobatan osteoporosis, ini tersedia
dalam bentuk semprot hidung obat narkotik kokain dan
biasanya digunakan juga dengan cara mengisap.
03 Intratekal/intraventrikular

Memberikan obat-obat secara langsung ke


dalam cairan serebrospinal, seperti
metotreksat pada leukemia limfostik akut.

04 Topikal
Pemberian secara topikal digunakan bila
suatu efek lokal obat
diinginkan untuk pengobatan.

Misalnya:
Pengobatan klortrimazol diberikan dalam
bentuk krem secara langsung pada kulit.
05 Transdelmar
Rute pemberian ini mencapai efek sistemik
dengan pemakaian obat pada
kulit,biasanya melalui suatu “transdermal
patch”.

Kecepatan absorbsi sangat bervariasi


tergantung pada sifat-sifat fisik kulit pad
tempat pemberian.

Cara pemberian obat ini paling sering


digunakan untuk pengiriman obat secara
lambat, seperti obat
antiangina,nitrogliserin
06
Bentuk Sediaan
Obat
Padat
1. Pulvis (serbuk)= campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar.
 
2. Pulveres= serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama,
dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum.Contohnya adalah puyer.
 
3. Tablet (compressi) = sediaan padat kompak dibuat secara kempa
cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata
atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
bahan tambahan.
Padat
4. Pil (pilulae)= bentuk sediaan padat bundar dan kecil
mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian
oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan
kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
 
5. Kapsul (capsule)= sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

6. Suppositoria = sediaan padat dalam berbagai bobot dan


bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,
umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Semipadat
1. Krim= Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air,
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Digunakan pada daerah
yang peka dan mudah dicuci. Krim cocok untuk kondisi
inflamasi kronis dan kurang merusak jaringan yang baru
terbentuk. Contoh: salep.

2. Pasta= Sediaan setengah padat berupa massa lembek (lebih


kenyal dari salep) yang dimaksudkan untuk pemakaian luar
(dermatologi)

3. Gel (Jelly) = berbentuk jernih dan tembus cahaya yang


mengandung zat-zat aktif dalam keadaan terlarut. Lebih encer
dari salep, mengandung sedikit atau tidak ada lilin.
Cair
1. Solutiones (Larutan) = sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam
air. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan
larutan topikal (kulit).

2. Suspensi = sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak


larut terdispersi dalam fase cair.

3. Guttae (Obat Tetes) = sediaan cairan berupa larutan, emulsi,


atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar,
digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes
yang menghasilkan tetesan.
Cair
4. Injectiones (Injeksi) = sediaan steril berupa larutan, emulsi
atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lendir.

5. Sirup = sediaan cair berupa larutan yang mengandun


disebutkan lain, dengan kadar sakarosa.

6. Infus = sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi


simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
Gas
Sediaan yang dikemas dibawah tekanan,
mengandung zat aktif terapetik. Digunakan
untuk pemakaian topikal pada kulit dan lokal
pada hidung, mulut, atau paru-paru.
Terdiri dari inhalasi/spray/aerosol
07
Reaksi Tubuh
Terhadap Obat
Alergi
Alergi obat adalah reaksi berlebihan dari system
kekebalan tubuh (sistem imun) terhadap suatu obat yang
digunakan.

Gejala alergi obat


● ruam atau bentol-bentol di kulit.
● Gatal-gatal di kulit.
● Mata terasa gatal atau berair.
● Hidung meler dan tersumbat.
● Pembengkakan pada bibir, lidah, dan wajah.
● Mengi atau saat bernapas berbunyi seperti siulan dan sesak
napas.
● Demam
Penyebab Alergi

Alergi obat disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang bereaksi secara
berlebihan ketika mengonsumsi atau menggunakan obat.
Saat sistem imun mendeteksi adanya obat yang masuk dan dianggap
berbahaya, maka akan muncul antibodi spesifik untuk obat tersebut. Antibodi
spesifik ini akan mengeluarkan histamin yang menimbulkan keluhan dan
gejala.
Alergi obat tidak sama dengan sensitivitas terhadap obat. Meskipun
dapat mengakibatkan gejala yang mirip, sensitivitas terhadap obat tidak
melibatkan peran sistem imun seperti yang terjadi pada alergi obat.
Toksikologi

Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang


merugikan bagi organisme hidup.

Zat-zat toksis digolongkan dengan cara-cara yang bermacam-macam tergantung pada


minat dan kebutuhan dari yang menggolongkannya. Sebagai contoh, zat-zat toksis
dibicarakan dalam kaitannya dengan organ-organ sasaran dan dikenal sebagai racun liver,
racun ginjal penggunaannya dikenal sebagai pestisida, pelarut, bahan additif pada
makanan dan lain-lain dan kalau dihubungkan ke sumbernya dikenal sebagai toksin
binatang dan tumbuhan kalau dikaitkan dengan efek-efek mereka dikenali sebagai
karsinogen, mutagen dan seterusnya.
Agen Toksis Dapat Digolongkan
Sebagai

01 Sifat Fisik Kimia 03


Gas, debu, dan Turuna-turunan
logam-logam anilin, hidrokarbbon
dihalogenesi, dan
seterusnya

02 Kebutuhan Daya 04
Pelabelan Racunnya
Sangat toksik,
Mudah meledak,
sedikit toksik, dan
mudah terbakar,
lainnya
pengoksidir
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai