1, Februari 2015
Penelitian
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA PADA
BALITA DI DESA PEMATANG LALANG KECAMATAN PERCUT
SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG
E-mail: labanria@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini adalah pengetahuan tentang ISPA dengan tingginya angka kejadian ISPA pada balita
menunjukkan bahwa ISPA merupakan kelompok penyakit yang kompleks. Faktor pencetus terjadinya
penyakit ISPA adalah faktor lingkungan, individu anak, dan faktor perilaku. Upaya pencegahan ISPA
dalam penelitian ini adalah status imunisasi lengkap, dan mengurangi kebiasaan merokok di rumah.
Berdasarkan data WHO diperkirakan 13 juta balita yang terkena penyakit ISPA. Data dari penduduk
Indonesia yang menderita penyakit ISPA berjumlah 17.443 balita. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Puskemas Tanjung Rejo Desa Pematang Lalang yang mengalami penyakit ISPA berjumlah 10 orang.
Penelitian dalam studi ini menggunakan metode penelitian observasi deskriptif dengan rancangan
penelitian case studi. Metode sampling dalam penelitian ini dengan menggunakan non probability dan
pengambilan sampel dengan teknik quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
lembar quesioner dengan jumlah populasi 93 orang dan sampel 30 responden. Hasil penelitian
menunjukkan pengetahuan ibu dari semua tingkat mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 19 orang
(63,63%), minoritasnya yang berpengetahuan baik 5 orang (16,6%). Semua ibu di Desa Pematang
Lalang Kecamtan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, berisiko kecil pada anak balitanya
menderita ISPA, dari 2 faktor yang mempengaruhi peneliti memperoleh hasil, Imunisasi tidak lengkap 3
responden (10%) Kebiasaan merokok 20 responden (66,6%) dari hasil tersebut yang menunjukan resiko
tinggi terjadinya ISPA dari penelitian ini adalah Faktor Kebiasaan Merokok di rumah Sebanyak 20
orang (66,6%). Untuk itu disarankan kepada keluarga agar lebih meningkatkan pengetahuan dalam
perawatan balita dengan penyakit ISPA.
Derajat ISPA lebih banyak ditemukan dari yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005
pada pneumonia. Balita adalah anak dengan menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai
usia dibawa 5 tahun dengan karakteristik penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia
pertubuhan yakni pertumbuhan cepat pada dengan persentase 22,30% dari seluruh
usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik kematian Balita (Anonim, 2008).
2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 Data Departemen Kesehatan Sumatera
tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Utara dalam sepuluh tahun terakhir kasus
Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra ISPA pada balita masih rendah. Pada tahun
sekolah kenaikan BB kurang lebih 2kg/tahun, 2012 dari 148.431 perkiraan kasus balita
kemudian pertumbuhan konstan mulai yang menderita ISPA yang ditemukan dan
berakhir (Soetjiningsih, 2011). ditangani hanya 17.443 balita atau 11,74%,
Balita yaitu anak yang berusia di bawah angka ini mengalamipenurunan bila
5 tahun merupakan generasi yang perlu dibandingkan tahun 2011 yaitu 22.442 balita
mendapat perhatian, karena Balita merupakan atau 15,56%. Kabupaten dengan jumlah
generasi penerus dan modal dasar untuk penderita kasus ditemukan dan ditangani
kelangsungan hidup bangsa, Balita amat peka terbanyak adalah Kabupaten Simalungun
terhadap penyakit, tingkat kematian Balita yaitu 32,44%, disusul dengan Kota Medan
masih tinggi (Anonim, 2008) . sebesar 25,50% dan Kabupaten Deli Serdang
Kurangnya pengetahuan ibu tentang sebesar 21,53 (Profil Kesehatan Sumatera
Imunisasi DPT menyebabkan banyaknya Utara, 2012).
balita terkena ISPA, imunisasi DPT yakni Menurut Data survey yang dilakukan di
imunisasi yang diberikan agar balita tidak Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei
rentan terkena Infeksi Saluran Pernafasan. Tuan Kabupaten Deli Serdang yang
Diperkirakan kasus pertusis sejumlah 51 juta menderita penyakit Infeksi Saluran
dengan kematian lebih dari 600.000 orang, Pernapasan Akut (ISPA) berjumlah 10 orang
namun hanya 1,1 juta penderita dilaporkan disebabkan karena kurangnya pengetahuan
dari 163 negara dalam tahun 1983. Hampir dan minimnya kesadaran masyarakat tentang
80 % anak-anak yang tidak di imunisasi pemanfaatan halaman rumah dan imunisasi
menderita sakit pertusis sebelum umur 5 lengkap pada balita serta kebiasaan merokok
tahun. Kematian karena pertusis, 5 0 % dalam rumah (Puskesmas Tanjung Rejo Desa
terjadi pada bayi (umur < 1 tahun). Pematang Lalang Kec. Percut Sei Tuan Kab.
World Health Organization (WHO), Deli Serdang, 2014).
memperkirakan insidens infeksi saluran Upaya menanggulangi penyakit ISPA
pernafasan akut (ISPA) di negara dalam hal ini adalah praktek penanggulan
berkembang dengan angka kematian balita di ISPA dikeluarga baik yang dilakukan oleh
atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15% Ibu atau keluarga lainnya dengan
- 20% per tahun pada golongan usia balita. mengusahakan agar balita memperoleh gizi
Menurut WHO, + 13 juta anak balita di dunia yang baik, memberikan imunisasi lengkap,
meninggal setiap tahun dan sebagian besar menjaga kebersihan perorangan dan
kematian tersebut terdapat di negara lingkungan agar tetap bersih, mencegah balita
berkembang, dimana pneumonia merupakan berhubungan dengan klien ISPA (Kartika,
salah satu penyebab utama kematian dengan 2013).
menubuh + 4 juta anak balita setiap tahun Dari latar belakang di atas, penulis
(Asrun, 2009). tertarik untuk mengetahui Gambaran
Di Indonesia, Infeksi Saluran Pengetahuan Ibu tentang ISPA pada Balita di
Pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei
urutan pertama penyebab kematian pada Tuan Kabupaten Deli Serdang.
kelompok bayi dan Balita. Selain itu ISPA
juga sering berada pada daftar 10 penyakit
terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas
76
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari 2015
merugikan dan tidak akan berdampak negatif kepada responden dengan menggunakan
kepada mental maupun fisik dan kerahasiaan skala Guttman yaitu apabila jawaban
responden tetap terjaga. Setelah semua responden benar maka nilainya 1, sedangkan
persyaratan di atas terpenuhi, kemudian jawaban salah nilainya 0.
dilaksanakan proses pengambilan data dari
tempat penelitian. Variabel Pengetahuan
Variabel pengetahuan dalam penelitian
Data primer ini menggunakan skala Guttman dan rumus
Data yang diperoleh sendiri oleh peneliti Strugers dalam menentukan kriteria
dengan melakukan pengukuran, pengamatan, responden.
survei, wawancara terhadap responden Keterangan:
dengan menggunakan kuesioner yang disusun I = Interval kelas
berdasarkan konsep tertulis dan lain-lain. R = Jarak kelas (Skor Maksimal-Skor
Minimal)
Data sekunder K = Jumlah (Kategori).
Data yang diperoleh dari pihak Sedangkan untuk mengetahui persentase
lain/badan/intansi yang secara rutin jawaban responden melalui kriteria
mengumpulkan data. responden menggunakan rumus Determinan
oleh setiadi (2007), yaitu:
Data tersier F
Data yang diperoleh dari hasil penelitian P = X 100%
dan jurnal yang telah di N
publikasikan/dikompilasikan dari pihak lain Keterangan:
dalam bentuk tabel. P = persentase
F = jumlah jawaban benar
Variabel N = jumlah soal
Variabel adalah karakteristik yang
diamati yang mempunyai variasi nilai dan Tabel 1. Interval Kategori Pengetahuan
merupakan operasionalisasi dari suatu konsep Kategori Skor Persentase
No
agar dapat diteliti secara empiris atau Pengetahuan Jawaban (%)
ditentukan tingkatnya (Setiadi, 2007). 1 Baik 14–20 66 – 100
2 Cukup 7-13 33 – 66
Defenisi Operasional 3 Buruk 0-6 0 – 33
Operasional merupakan penjelasan
semua variabel dan istilah yang akan Tehnik Analisa Data
digunakan dalam penelitian secara Dalam melakukan analisa data terlebih
operasional sehingga akhirnya mempermudah dahulu data harus diolah dengan tujuan
pembaca dalam mengartikan makna mengubah data menjadi informasi. Dalam
penelitian. statistik informasi yang diperoleh
1. Pengetahuan adalah hasil tahu ibu yang dipergunakan untuk proses pengambilan
mempunyai balita yanng terkena keputusan. Rancangan analisa data hasil
penyakit ISPA penelitian diformulasikan dengan menempuh
2. Tindakan adalah wujud nyata perawat langkah-langkah yang dimulai dari:
dalam melakukan pencegahan ibu pada 1. Editing
penyakit ISPA. Adalah memeriksa daftar pertanyaan
yang telah diserahkan oleh para
Tehnik Pengukuran pengumpul data. Pemeriksaan daftar
Tehnik pengukuran pada setiap variabel pertanyaan yang telah selesai ini
adalah dengan mengajukan 20 pertanyaan dilakukan terhadap kelengkapan
untuk tindakan dalam bentuk kuesioner
78
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari 2015
3
Tidak Sama
1 3,33
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihat
sekali bahwa pengetahuan ibu tentang penyakit
Total 30 100 ISPA pada Balita Di Desa Pematang Lalang
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
bahwa responden yang mendapatkan Serdang Mayoritas berpengetahuan cukup
imunisasi lengkap (sesuai) sebanyak 26 sebanyak 19 orang Ibu (66,67%) dan
responden dengan persentase sebesar 86,6%, Minoritas berpengetahuan buruk 6 orang
sedangkan Balita yang tidak mendapatkan (20%).
Imunisasi sama sekali sebanyak 1 responden
dengan pesentase 3,33%. PEMBAHASAN
hasil dari tahu seseorang setelah melakukan peneliti selanjutnya dapat meneliti
penginderaan terhadap objek tertentu. tentang Faktor – faktor yang lainya.
Sebagian besar pengetahuan diperoleh 2. Penelitian ini hanya memiliki Gambaran
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau faktor faktor Pengetahuan Ibu tentang
koknitif merupakan domain yang sangat pencegahan ISPA Pada Balita,
penting untuk terbentuknya tindakan berdasarkan lima faktor penyebab yaitu;
seseorang. Adapun faktor lain yang Imunisai, Perbaikan Gizi, Perbaikan
memperngaruhi pengetahuan adalah faktor lingkungan pemukiman, dan kebiasaan
usia, sosial, budaya, dan ekonomi, faktor merokok. diharapkan untuk peneliti
media, faktor pendidikan, faktor pengalaman, selanjutnya dapat meneliti tentang
dan faktor lingkungan. Dalam penelitian ini, Faktor – faktor yang lainya.
peneliti juga mempunyai berbagai 3. Penelitian ini hanya mengunakan satu
keterbatasan, antara lain: variabel dan diharapkan kepada peneliti
1. Keterbatasan Waktu selanjutnya dapat menggunakan dengan
Dalam penyelesaian penelitian ini, dua variabel.
peneliti kurang banyak waktu karna
selama penelitian ini dilakukan, peneliti KESIMPULAN
juga mengikuti berbagai ujian di instasi
Akademi, seperti : PBL sebagai syarat Setelah di lakukan penelitian mengenai
untuk menyelesaikan Program Studi D- “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang ISPA
III Keperawatan. Balita Di Desa Pematang Lalang Kecamatan
2. Keterbatasan Dana Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”
Sumber dana dari penelitian ini berasal dapat disimpulkan bahwa Minimnya
dari orang tua dengan jumlah terbatas. pengetahuan Ibu tentang ISPA pada Ibu Yang
Keterbatasan ini sedikit banyaknya Mempunyai Balita di Desa Pematang Lalang
mempengaruhi kemaksimalan hasil Kecamaan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
penelitian. Serdang dapat diketahui bahwa Ibu tidak
3. Keterbatasan Referensi berusaha mencari informasi tentang ISPA.
Dalam menyelesaikan penelitian ini, Faktor – faktor yang mempengaruhi
peneliti menemui kendala dalam hal upaya pencegahan ISPA pada Ibu Yang
keterbatasan buku referensi dari Mempunyai Balita di Desa Pematang Lalang
perpustakaan institusi pendidikan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
tentang topik Gambaran Pengetahuan Serdang Tahun 2014 berdasarkan Penelitian
Ibu tentang penyakit ISPA Pada Balita. ini dapat di ketahui bahwa Ibu memiliki
Peneliti juga kurang terampil untuk Balita yang tidak di Imunisasi lengkap, 3
mengakses referensi – referensi dari Orang (10%) dan yang tidak melakuan
elektronik. imunisasi sama sekali 1 Orang (3,33%), dan
Penelitian ini dapat dikaji secara lebih 10 orang (33,3%) Ibu yang memiliki keluarga
mendalam oleh penelitian atau peneliti mempunyai kebiasaan merokok di rumah.
lainnya dengan meneliti aspek – aspek yang Sehingga dapat di simpulkan, Imunisasi, , dan
belum dikaji, antara lain: kebiasaan Merokok adalah Faktor – Faktor
1. Didalam penelitian ini peneliti hanya yang mempengaruhi kejadian ISPA pada ibu
mengukur gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai Balita Di Desa Pematang
tentang penyakit ISPA pada Balita oleh Lalang Kecamtan Percut Sei Tuan Kabupaten
karena Ibu tidak berusaha mencari Deli Serdang.
informasi tentang bahaya ISPA dan tidak
pernah mengikuti posyandu Balita yang
ada di pelayanan kesehatan terdekat
seperti Puskesmas diharapkan untuk
81
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari 2015
82