NERS
STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSENGON
KABUPATEN JEMBER PERIODE
19 APRIL2021 - 01 MEI 2021
Oleh:
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pofesi Ners Angkatan XXVI
Oleh :
Irfan Firmansyah, S.Kep NIM 202311101020
CirIla Aripratiwi, S.Kep NIM 202311101035
Khusniya Fatin Nur’aini, S.Kep NIM 202311101048
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Data terbaru terkait dengan gizi pada ibu hamil yang tersebar di 5
wilayah sebanyak 31 ibu hamil mengalami KEK, dengan rata rata mereka
merupakan keluarga gakin.
5
laki laki
4 perempuan
3
0
Baratan Bintoro Jumerto Banjarsengon Slawu
Sumber Air
8000
7000
6000
sumur gali dengan
5000 terlindung
4000 sumur gali pompa
3000 sumur bor
2000 mata air terlindung
perpipaan
1000
0
to ta
n on or
o wu
er ra ng nt sla
m a se i
Ju B
jar
B
n
Ba
3
2
1
0
Baratan Bintoro Slawu Jumerto Banjarsengon
Jenis PTM
1000
900
800
700
DM
600
Hipertensi
500
400
300
200
100
0
Januari Februari Maret
DO:
1. Terdapat 2701
warga yang
mengalami
hipertensi
2. Setiap hari terdapat
warga yang control
terkait dengan
hipertensi maupun
DM
DS: kurangnya pengetahuan serta minat Defisit kesehatan
Pj KIA mengataka masyarakat Komunitas pada
bahwa banyak dari ibu Masyarakat wilayah kerja
hamil yang tidak Puskesmas Banjarsengon
mengetahui tentang gizi
ibu hamil
DO:
Pada wilayah
Banjarsengon terdapat
32 ibu hamil dengan
KEK
KEK terbesar terjadi di
Kelurahan baratan yakni
10 orang dengan 7
berasal dari keluarga
miskin
Tabel 9. Analisa Data
3.6 Diagnosa Keperawatan
N Diagnosa Keperawatan
o
1 Defisit kesehatan Komunitas pada Masyarakat wilayah kerja Puskesmas Banjarsengon:
Hipertensi dan Diabetes Melitus berhubungan dengan masyarakat menganggap sepele
dengan masalah kesehatan yang ada dibuktikan dengan PJ PTM mengatakan bahwa
kasus terbanyak pada Puskesmas Banjarsengon merupakan kasus DM dan Hipertensi,
Beberapa dari warga mengatakan bahwa hipertensi dan DM disebabkan karena gaya
hidup dan pola makan mereka yang salah serta kurang mengetahui tanda tanda awal,
Terdapat 2701 warga yang mengalami hipertensi, Setiap hari terdapat warga yang
control terkait dengan hipertensi maupun DM.
2 Defisit kesehatan Komunitas pada Masyarakat wilayah kerja Puskesmas Banjarsengon:
Ibu Hamil dengan KEK berhubungan dengan kurangnya pengetahuan serta minat
masyarakat dibuktikan dengan Pj KIA mengataka bahwa banyak dari ibu hamil yang
tidak mengetahui tentang gizi ibu hamil , Pada wilayah Banjarsengon terdapat 32 ibu
hamil dengan KEK, KEK terbesar terjadi di Kelurahan baratan yakni 10 orang dengan 7
berasal dari keluarga miskin.
Tabel 10. Diagnosa Keperawatan
3.7 Perencanaan Keperawatan
Manajemen lingkungan
komunitas (I. 14515)
Observasi
1. Lakukan skrining resiko
gangguan kesehatan
lingkungan (melakukan
prolanis pada klien DM
dan Hipertensi)
2. Identifikasi factor resiko
kesehatan yang diketahui
(menanyakan bagaimana
pola hidup dalam sehari-
hari, seperti pola makan)
Terapeutik
3. Libatkan partisipasi
masyarakat dalam
memelihara keamanan
lingkungan (melibatkan
kader atau tokoh
masyarakat dalam kegiatan
pendidikan kesehatan)
Edukasi
4. Berikan pendidikan
kesehatan untuk kelompok
resiko (memberikan
pendidikan Kesehatan
mengenai Hipertensi dan
DM, mulai dari aturan
makanan, dan hala-hal apa
saja yang dapat memicu
terjadinya masalah)
Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain dalam
program kesehatan
komunitas untuk
menghadapi resiko yang
diketahui (berkolaborasi
Bersama kader desa)
2 Defisit kesehatan Status kesehatan Kognitif warga dapat memahami Edukasi perilaku upaya
Komunitas pada komunitas (L.12109) mengenai gizi sehat bagi ibu kesehatan (I. 12435)
Masyarakat wilayah 1. Partisipasi dalam hamil Observasi
kerja Puskesmas program kesehatan 1. Identifikasi kemampuan
Banjarsengon: Ibu komunitas dari menerima informasi
Hamil dengan KEK skala 2 (cukup (menanyakan ketersediaan
menurun) menjadi untuk dilakukan
skala 4 (cukup implementasi)
meningkat) Terapeutik
2. Pemantauan 2. Sediakan materi dan media
standar Kesehatan pendidikan kesehatan
komunitas dari (menyiapkan lembar balik
skala 3(sedang) sebagai media)
menjadi skala 5 3. Jadwalkan pendidikan
(meningkat) kesehatan sesuai
3. Prevalensi penyakit kesepakatan (kontrak
dari skala 2 (cukup waktu untuk melakukan
meningkat) pendidikan kesehatan)
menjadi skala 4 4. Berikan kesempatan untuk
(cukup menurun) bertanya (menanyakan
apakah ada pertanyaan
sebelum dimulai kegiatan)
5. Berikan pujian dan
dukungan terhadap usaha
posistif dan capaiannya
(berikan pujian terhadap
perilaku positif yang
dilakukan)
Edukasi
6. Jelaskan penangan
masalah Kesehatan
(berikan pendidikan
Kesehatan tentang
pentingnya kecukupan gizi
pada ibu hamil)
7. Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan (berikan
dukungan untuk selalu
mengikuti posyandu)
8. Ajarkan mengidentifikasi
tujuan yang akan dicapai
(berikan kesempatan pada
klien untuk mengungkap
keinginan terkait kondisi
yang dialami)
9. Ajarkan program
kesehatan dalam sehari-
hari (berikan pendidikan
Kesehatan tentang jenis-
jenis makanan yang bisa
dikonsumsi setiap hari
untuk mencukupi
kebutuhan gizi)
Manajemen lingkungan
komunitas (I. 14515)
Observasi
1. Identifikasi factor resiko
kesehatan yang diketahui
(taanyakan bagaimana
pola hidup dalam sehari-
hari, seperti pola makan)
Terapeutik
2. Libatkan partisipasi
masyarakat dalam
memelihara keamanan
lingkungan (melibatkan
kader atau tokoh
masyarakat dalam kegiatan
pendidikan kesehatan)
Edukasi
3. Berikan pendidikan
kesehatan untuk kelompok
resiko (memberikan
pendidikan Kesehatan
tentang gizi pada ibu
hamil)
Kolaborasi
4. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain dalam
program kesehatan
komunitas untuk
menghadapi resiko yang
diketahui (berkolaborasi
Bersama kader desa)
3.8 Tindakan Keperawatan
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi
Senin, 26 April Defisit kesehatan Komunitas pada Manajemen lingkungan komunitas (I. 14515)
2021 Masyarakat wilayah kerja Puskesmas 1. Melakukan skrining resiko gangguan
Banjarsengon: Hipertensi dan Diabetes kesehatan lingkungan dengan melakukan
Melitus prolanis pada klien DM dan Hipertensi di
Kelurahan Baratan
2. Mengidentifikasi faktir risiko kesehatan
dengan menanyakan bagaimana pola hidup
dalam sehari-hari, seperti pola makan
3. melibatkan kader atau tokoh masyarakat
dalam kegiatan pendidikan kesehatan
Selasa, 27 April Defisit kesehatan Komunitas pada Edukasi perilaku upaya kesehatan (I. 12435)
2021 Masyarakat wilayah kerja Puskesmas 1. Menanyakan ketersediaan untuk dilakukan
Banjarsengon: Hipertensi implementasi
2. Menyiapkan leaflet sebagai media
3. Memberikan pendidikan Kesehatan tentan
Hipertensi
4. Memberikan dukungan untuk selalu kontrol
secara rutin ke fasilitas Kesehatan terdekat
5. Memberikan pujian terhadap perilaku positif
yang dilakukan
6. Mengajarkan rendam air garam dan relaksasi
nafas dalam pada klien dengan hipertensi
untuk dilakukan setiap hari secara rutin sesuai
kemampuan atau bertahap
7. Memberikan pendidikan Kesehatan untuk
aturan pola makan pada klien dengan
Hipertensi
Rabu, 28 April Defisit kesehatan Komunitas pada Edukasi perilaku upaya kesehatan (I. 12435)
2021 Masyarakat wilayah kerja Puskesmas 1. Menanyakan ketersediaan untuk dilakukan
Banjarsengon: Diabetes Melitus implementasi
2. Menyiapkan leaflet sebagai media
3. Memberikan pendidikan Kesehatan tentang
perawatan kaki diabetes
4. Memberikan dukungan untuk selalu kontrol
secara rutin ke fasilitas Kesehatan terdekat
5. Memberikan pujian terhadap perilaku positif
yang dilakukan
6. Mengajarkan senam kaki diabetes pada klien
dengan DM untuk dilakukan setiap hari
secara rutin sesuai kemampuan atau bertahap
7. Memberikan pendidikan Kesehatan untuk
aturan pola makan pada klien dengan DM
Kamis, 29 April Defisit kesehatan Komunitas pada Edukasi perilaku upaya kesehatan (I. 12435)
2021 Masyarakat wilayah kerja Puskesmas 1. Menanyakan ketersediaan untuk dilakukan
Banjarsengon: Ibu Hamil dengan KEK implementasi
2. Menanyakan apakah ada pertanyaan sebelum
dimulai kegiatan
3. Memberikan pendidikan Kesehatan tentang
pentingnya kecukupan gizi pada ibu hamil
4. Memberikan dukungan untuk selalu
mengikuti posyandu
5. Memberikan pendidikan Kesehatan tentang
jenis-jenis makanan yang bisa dikonsumsi
setiap hari untuk mencukupi kebutuhan gizi
Manajemen lingkungan komunitas (I. 14515)
1. Menaanyakan bagaimana pola hidup dalam
sehari-hari, seperti pola makan
3.9 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Formatif
A. Senin, 26 April 2021
Subjektif
1) Kader mengatakan bahwa rata rata yang memiliki darah tinggi
dan kadar glukosa tinggi merupakan kelompok umur lansia
2) Rata rata warga mengatakan bahwa darah tinggi dan
diabetesnya didapatkan dari keturunan dan gaya hidup mereka
yang tidak sesuai
Obyektif
Terdapat 23 warga yang menderita hipertensi di Kelurahan
Baratan, sekitar posyandu dengan data sebagai berikut :
Inisial Usia Jenis Kelamin Tekanan
Darah
Ny.P 47 P 140/100
Ny. S 79 P 150/110
Tn.S 58 L 150/90
Ny.R 71 P 130/90
Ny. S 60 P 150/120
Ny. S 51 P 160/100
Ny. M 56 P 200/120
Tn. S 50 L 190/100
Ny. S 70 P 150/90
Ny. S 85 P 190/100
Tn.K 85 L 140/90
Ny. S 50 P 110/90
Ny.S 49 P 180/120
Ny.K 47 P 190/130
Ny.S 56 P 130/80
Ny.D 51 P 160/100
Ny.S 85 P 130/100
Ny.E 45 P 160/110
Ny.S 56 P 200/130
Ny. B 80 P 150/100
Ny.S 48 P 150/110
Terdapat 13 warga yang menderita hipertensi di Kelurahan
Baratan, sekitar posyandu dengan data sebagai berikut :
Inisial Usia Jenis ABPI Glukosa
Kelamin
Ny. S 79 P 1,2 200
ny. M 56 P 1,3 232
Tn. S 58 L 1,1 220
Ny. S 51 P 1,1 210
Ny.H 68 P 0,9 241
Ny.Y 50 P 1,1 212
Ny. S 49 P 0,9 256
Ny.k 47 P 1,2 217
Ny. D 51 P 0,9 273
Ny. S 85 P 1,1 266
Ny.S 56 P 1,1 268
Ny.B 80 P 0,8 345
Ny.S 48 P 0,5 369
Assasement
Defisit kesehatan Komunitas pada Masyarakat wilayah kerja
Puskesmas Banjarsengon: Hipertensi dan diabetes teratasi
sebagian
Planning
Anjurkan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah
dan glukosa secara rutin
Evaluasi Sumatif
A. Kamis, 29 Maret 2021
Subyektif
1) Warga Kelurahan Baratan sekitar posyandu mengatakan bahwa
mereka suda melakukan relaksasi otot progresifteknik rendam
kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam secara mandiri di
rumah sehari 2 kali
2) Masyarakat mengatakan sudah mulai mengurangi konsumsi
garam dan kopi
Objektif
Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah :
Inisial Usia Jenis Kelamin Tekanan
Darah
Ny.P 47 P 130/100
Ny. S 79 P 145/110
Tn.S 58 L 140/90
Ny.R 71 P 120/80
Ny. S 60 P 130/100
Ny. S 51 P 150/90
Ny. M 56 P 190/110
Tn. S 50 L 190/100
Ny. S 70 P 145/100
Ny. S 85 P 190/100
Tn.K 85 L 130/90
Ny. S 50 P 120/80
Ny.S 49 P 160/110
Ny.K 47 P 170/120
Ny.S 56 P 130/80
Ny.D 51 P 140/100
Ny.S 85 P 130/100
Ny.E 45 P 150/90
Ny.S 56 P 180/130
Ny. B 80 P 150/100
Ny.S 48 P 150/110
Assassment
Defisit kesehatan Komunitas pada Masyarakat wilayah kerja
Puskesmas Banjarsengon: Hipertensi teratasi sebagian
Planning
1) Anjurkan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan tekanan
darah secara rutin
2) Anjurkan masyarakat untuk mengurangi konsumsi garam dan
kopi
5.1 Kesimpulan
Mahasiswa profesi ners angkatan 26 periode tanggal 19 April sampai 1 Mei
2021 telah melakukan pengkajian, mengidentifikasi masalah keperawatan,
memprioritaskan masalah kesehatan, merencanakan tindakan keperawatan, dan
melakukan implementasi keperawatan serta melakukan evaluasi pada masyarakat
di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaarsengon.
Setelah dilakukan pengkajian maka prioritas masalah yag diambil yakni
berfokus pada penyakit tidak menular yakni Hipertensi dan Diabetes serta
masalah ibu hamil dengan KEK. Berdasarkan wilayah Kelurahan Baratan
merupakan kelurahan paling tinggi dengan kondisi penyebaran penyakit tidak
menular yakni Hipertensi dan Diabetes maka mahsiswa memberikan
implementasi kombinasi rendam kaki air hangat dan teknik relaksasi nafas dalam
dan senam kaki diabetes. Selain itu mahasiswa juga memberikan penddikan
kesehatan terkait dengan gaya hidup, phbs, dan perawatan kaki penderita diabetes.
Pada masalah ibu hamil mahasiswa memberikan pendidikan kesehatan di ruang
tunggu Poli KIA.
Setelah diberikan implementasi pada kelompok hipertensi, kelompok
mengalami penurunan tekanan darah, selain itu pengetahuan warga bertambah
selain itu, mahasiswa juga terus memotivasi warga agar tetap patuh berobat. Pada
kelompok diabetes melitus rata raa mengalami penurunan kadar glukosa dan nilai
abi berhasil pada rentang nilai normal. Selai itu pada kelompok ibu hamil juga
bertambah pengetahuan mengenai pentignya gizi saat hamil.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat akan lebih meningkatkan kesadarannya akan
pentingnya kesehatan serta selalu mendukung program pemerintah dalam
meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat.
5.2.2 Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan instansi pendidikan dapat menjalin kerjasama lintas sektor
dengan pemerintah dan masyarakat dalam menunjang keberhasilan
program kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan di
masyarakat.
5.2.3 Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan mahasiswa profesi yang selanjutnya dapat melanjutkan
program yang belum terlaksana. Kepada para perawat komunitas, kader
dan tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat berperan aktif dalam
mengupayakan kesehatan masyarakat secara berkala sehingga mampu
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat dalam
meningkatkan kesehatannya.
5.2.4 Bagi layanan kesehatan
Diharapkan pelayanan kesehatan dapat meningkatkan tindakan preventif
dan promotif mengenai masalah kesehatan di masyarakat sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara signifikan dengan
melakukan kolaborasi dengan lintas sektor seperti tokoh agama, organisasi
masyarakat dan lintas sektor lainnya
DAFTAR PUSTAKA