Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH :
ULI FITRIANI

INSTITUT Drg. SUHERMAN


TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah da rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir semester keperawatan
komunitas yang berjudul “Comunity as Partner”. Tugas ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk ujian akhir semester.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta
arahan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada Pak Ns. Angga Saeful Rahmat. M.Kep, Sp.Kom selaku dosen
pengajar dan membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari materi tentang keperawatan komunitas. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya bagi penulis sendiri.

Cibinong, 2 Juli 2019

Uli fitriani H

2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan,
serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat
kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal
pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang
bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat
dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran sert masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
prose keperawatan (nursing proses) untuk meningkatkan fungsi kehiidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok masyarakat
melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010; Irnanda, 2013).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

3
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan teori Community as Partner di Kampung
Cilangkap RT 001/RW 017, kelurahan Tapos, kecamatan Depok
b. Tujua Khusus
1. Mengkaji masalah kesehatan sesuai teori Community as Partner di
Kampung Cilangkap RT 001/RW 017, kelurahan Tapos, kecamatan
Depok. Menganalisa masalah kesehatan sesuai teori Community as
Partner di Kampung Cilangkap RT 001/RW 017, kelurahan Tapos,
kecamatan Depok.
2. Menegakan diagnosa keperawatan sesuai teori Community as Partner
di Kampung Cilangkap RT 001/RW 017, kelurahan Tapos, kecamatan
Depok.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
A. Teori Community as Partner
Model Community as Partner didasarkan pada model yang dikembangkan
oleh Neuman dengan menggunakan pendekatan manusia secara utuh dalam
melihat masalah pasien untuk menggambarkan defenisi keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan.
Model tersebut dinamakan model “Community as Partner” untuk menekankan
filosofi dasar dari perawatan kesehatan masyarakat, (Anderson & McFarlane,
2011).
Empat konseptual yang merupakan pusat keperawatan dapat memberikan
sebuah kerangka kerja bagi model Community as Partner yang di defenisikan
sebagai berikut :
1. Individu
Individu dalam model Community as Partner adalah sebuah populasi atau
sebuah agregat. Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefenisikan
(populasi total) atau agregat (lansia, dewasa, anak, perawat) mencerminkan
individu
2. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai komunitas seperti jaringan masyarakat
dan sekelilingnya. Hubungan antara masyarakat dalam komunitas dapat
terjadi dimana masyarakat tinggal, pekerjaan, suku bangsa dan ras, cara hidup
serta faktor lain yang umumnya dimiliki masyarakat.
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan sehari-
hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep positif yang
menekankan pada sumber sosial dan personal sebagai kemampuan fisik.
4. Keperawatan
Merupakan upaya pencegahan (prevention). Keperawatan terdiri dari
pencegahan primer yang bertujuan menurunkan kemungkinan yang
berhadapan dengan stressor atau memperkuat bentuk pertahanan, pencegahan
sekunder yang dilakukan setelah sebuah stressor memasuki garis pertahanan
dan menyebabkan sebuah reaksi serta tujuan deteksi dini dalam mencegah
5
kerusakan lebih lanjut, pencegahan tersier bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembalikan status kesehatan.

B. Konsep Community as Partner


Model Community as Partner memiliki 2 faktor sentral yaitu berfokus pada
komunitas sebagai partner (mitra) yang digambarkan dalam roda assesment.
Fokus sentral tersebut berhubungan dengan masyarakat pada komunitas sebagai
intinya dan menggunakan pendekatan proses keperawatan, (Anderson &
McFarlane, 2011).
Roda pengkajian komunitas dalam Community as Partner terdiri dari dua
bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi yang
merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan
terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk
suatu komunitas. Inti meliputi demografi, nilai, keyakinan dan sejarah penduduk
setempat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh
delapan subsistem komunitas yang terdiri dari
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis pertahanan
yang normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini.
Garis normal pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang
tinggi, angka mortalitas instan yang rendah, atau tingkat penghasilan yang sedan.
Garis pertahanan normal juga meliputi pola koping yang digunakan, kemampuan
memecahkan masalah yang mencerminkan kesehatan komunitas. Fleksibelitas
garis pertahanan digambarkan sebagai sebuah garis putus-putus disekitar
komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan daerah (zona) penyangga
(buffer) yang menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang dinamis yang
dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor. Respon sementara itu
mungkin menjadi gerakan lingkungan melawan sebuah stressor lingkungan atau
sebuah stressor sosial. Kedelapan subsistem tersebut dibagi dalm garis terputus
untuk mengingatkan bahwa subsistem tersebut saling mempengaruhi, (Anderson
& McFarlane, 2011).

6
Komunitas sebagai klien/partner berarti kelompok masyarakat tersebut turut
berperan serta secara aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi
masalah kesehatannya.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis dan
sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat lima kegiatan, yaitu :
a. Data inti
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas riwayat
terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-
orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau
daerah itu.
2. Data demografi karakteristik orang-orang yang ada di area atau
daerah tersebut, distribusi (jenis kelamin, usia, status perkawinan,
etnis), jumlah penduduk,
3. Vital statistic meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan
penyebab utama kematian atau kesakitan.
4. Nilai dan kepercayaan nilai yang dianut oleh masyarakat yang
berkaitan dengan kesehatan, kepercayaan-kepercayaan yang
diyakini yang berkaitan dengan kesehatan, kegiatan keagamaan di
masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang mencerminkan
nilai-nilai kesehatan
b. Subsistem
1. Lingkungan
2. Pendidikan
3. Keamanan
4. Transportasi
5. Politik
6. Pemerintahan
7
7. Pelayanan kesehatan
8. Pelayanan sosial
c. Jenis data
1. Data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2. Data objektif data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran
d. Sumber data
1. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa
atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga,
kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan atau medical record. (wahit, 2005).
e. Cara pengumpulan data
1. Wawancara
2. Anamnesa
3. Pengamatan
4. Pemeriksaan fisik
f. Pengolahan data
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data
2. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
3. Tabulasi data
g. Interpretasi data analisis data
Tujuan analisis data
a. Menetapkan kebutuhan komuniti
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komuniti
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
8
h. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatanh
i. Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria :
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. aspek politis

3. Diagnosa keperawatan
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa
seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat
reaksi yang timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar
dalam pembuatan diagnose atau masalah keperawatan. Diagnosa
keperawatan terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi dan
lingkungan yang dapat bersif ataktual, ancaman dan potensial.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen yaitu problem, etiologi,
sign symtom.

4. Perencanaan / Intervensi
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder,
tersier yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang
sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap
perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan
diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah),
penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana
evaluasi.

5. Pelaksanaan/Implementasi

9
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan
(Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi
dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap
suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi,
stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnose dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses
penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan. Misalnya mengkaji dan member intervensi segera
terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada
pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya
kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.

6. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil
yang diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur,
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah
melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria
evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat
keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan.

a. Evaluasi struktur
10
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau
keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan.
Aspek lingkungan secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan
perlengkapan, fasilitas fisik, rasio perawat-klien, dukungan
administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf
keperawatan dalam area yang diinginkan.
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan
apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang
menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis informasi
yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi
dari perumusan diagnose keperawatan, dan kemampuan tehnikal
perawat.
c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons
prilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan
akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

BAB III
11
PENGKAJIAN KOMUNITAS

A. METODE PENGKAJIAN
Metode pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan antara lain
Windshield survery, informant interview, observasi partisipasi, dan focus group
discussion (FGD).
1. Windshield Survery
Windshield survery dilakukan dengan berjalan-jalan di lingkungan komunitas untuk
menentukan gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi dikomunitas,
lingkungan sekitar komunitas, kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk
yang ditemui di jalan saat survai dilakukan.
2. Informant Interview
Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian sebaiknya dikembangkan dan
dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu dikembangkan untuk melakukan
pengkajian terhadap masyarakat antara lain kuesioner, pedoman wawancara, dan
pedoman observasi. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar masyarakat
membina rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan kontak yang lama dengan
komunitas. Perawat juga harus menyertakan lembar persetujuan (informed
consent) komunitas yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol akan melakukan
tindakan yang membutuhkan persetujuan komonitas. Informed consent juga
mencantumkan jaminan kerahasian terhadap isi persetujuan dan dapat yang telah
disampaikan. Wawancara dilakukan kepada key informant atau tokoh yang
menguasai program.
3. Observasi Partisipasi
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi. Tentukan berapa lama
observasi akan dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat komunitas yang akan di
observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan menggunakan format observasi yang
sudah disiapkan terlebih dahulu, kemudian catat semua yang terjadi, dengan
tambahan penggunaan kamera atau video. Informasi yang penting diperoleh
menyangkut aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang ditemukan di komunitas.
Observasi dilakukan terhadap kepercayaan komunitas, norma, nilai, kekuatan, dan
proses pemecahan masalah di komunitas.
12
4. Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai satu topic melaui
proses diskusi kelompok, berdasarkan pengalaman subjektif kelompok sasaran
terhadap satu institusi/produk tertentu FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai
persepsi terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan yang dan tidak mencari consensus
serta tidak mengambil keputusan menganai tindaka yang harus dilakukan. Peserta
FGD terdiri dari 6-12 orang dan harus homogen, dikelompokkan berdasarkan
kesamaan jenis kelamin, usia, latar belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status
perkawinan, dsb). Lama diskusi maksimal 2 jam. Lokasi FGD harus memberikan
situasi yang aman dan nyaman sehingga menjamin narasumber berbicara terbuka dan
wajar
FGD menggunakan diskusi yang terfokus sehingga membutuhkan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan terbuka, fasilitator, moderato, notulen, dan
observer. Fasilitator dapat menggunakan prtunjuk diskusi agar diskusi terfokus.
Peran fasilitator menjelaskan diskusi, mengarahkan kelompok, mendorong peserta
untuk berpartisipasi dalam diskusi, menciptakan hubungan baik, fleksibel, dan
terbuka terhadap saran, perubahan, gangguan, dan kurangnya partisipasi.
Perekam jalannya diskusi yang paling utama adalah pengamat merangkap
pencatat (observer dan recorder) hal yang perlu dicatat adalah tanggal diskusi, waktu
diskusi diadakan, tempat diskusi, jumlah peserta, tingkat partisipasi peserta,
gangguan selama proses diskusi, pendapat peserta apa yang membuat peserta
menolak menjawab atau membaut peserta tertawa, kesimpulan diskusi , dan
sebagainya. Pengguanaan alat perekam saat SGD berlangsung harus mendapat izin
dari responden terlebih dahulu.
Sebelum membuat instrument pengkajian keperawatan komunitas seperti
kuisioner, pedoman wawancara, pedomanobservasi, atau windshield survey, kisi-kisi
instrument pengkajian sebaiknya dibuat terlebih dahulu, agar data yang akan
ditanyakan dan dikaji kepada komunitas tidak tumpang tindih sehingga waktu yang
digunakan lebih efektif dan efisian
B. PENGKAJIAN
1. Winshield Survey
13
Lokasi pengamatan : Jalan Kampung Cilangkap RT 001/RW 017,
kelurahan Tapos, kecamatan Depok.
1. Tipe perkampungan / pedesaan
 Dari hasil sampling 10 kepala keluarga Perumahan yang ada di RT 001
90 % sudah permanen
2. Lingkungan tempat tinggal
 Dari hasil sampling 10 kepala keluarga 70% jarak antara rumah 1 dengan
yang lainnya berdekatan
 Bangunan rumah 10% tercatat semi permanen.
 Tidak terdapat apartemen di RT 001
3. Umur area perumahan
 Sebagian rumah di RT 001 tercatat direnovasi ulang
 Bangunan di RT 001 sudah lama tetapi terpelihara dengan baik.
 Tidak ada bangunan rusak yang terbengkalai.
4. Karakteristik social-kultural
 Penduduk di RT 001 terdiri dari balita sampai lansia.
 Mayoritas penduduk dewasa muda 73%
 Dari 10 KK RT mayoritas warga berasal dari suku jawa sekitar 60 %,
betawi 25%
 Semua warga terlihat sibuk bekerja.
5. Lingkungan
1. Tampak umum
 Halaman dan pekarangan terlihat bersih, jalanan di RT 001 hanya bisa
dilewati oleh motor, ukuran jalan ± 1-5 meter, untuk warga yang memiliki
kendaraan roda 4 disediakan tempat parkir khusus
 Lokasi Kampung Cilangkap RT 001 bersebrangan dengan pabrik kapas
dan rumah susun. Terdapat tanaman hias di beberapa depan rumah
warga.

1. Bahaya lingkungan

14
 Teramati adanya polusi udara akibat banyaknya kendaraan yang melintas
di RT 001 tersebut.
 Tidak terdapat area bermain.
 Ada penerangan di kanan-kiri jalan.
 Tidak terlihat adanya alat pemadam kebakaran.
 Jalan di daerah kampung cilangkap banyak dilalui motor dan anak anak
karena banyak warung yang berdekatan sehingga tampak ramai.
2. Stressor lingkungan .
 Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka criminal.
 Tidak terlihat adanya penyalahgunaan NAPZA.
 Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan, warga terlihat memiliki
ekonomi menengah ke atas.
3. Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada )
 Terdapat beberapa warung kecil yang menyediakan keperluan rumah
tangga seperti sayuran, lauk, dll sehingga warga tidak kesulitan
menempuh akses ke pasar.
 Terdapat transportasi umum seprti ojek yang selalu ada di pos
 Tidak terdapat tempat rekreasi.
 Terdapat tempat ibadah.
 Tidak terdapat apotek.
 Tidak terdapat kantor pos.
 Tidak terdapat ATM.
 Teramati adanya mobil pengambil sampah.
 Tidak terlihat adanya mading.
4. Pelayanan kesehatan
1. Fasilitas kesehatan
Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik. Terdapat praktek dokter dan
Bidan di RT 001
2. Sumber pelayanan kesehatan
Tidak terdapat puskesmas di RT 001
Tidak terdapat nursing center di RT 001
Terdapat praktik dokter swasta.
15
2. Pengkajian Inti Komunitas
A. Riwayat
 Riwayat wilayah RT 001, RW 017 kelurahan Tapos dahulu adalah
persawahan dan hutan yang luas
 Saat ini sebagian tanah sudah dibeli oleh pihak lain sehingga sebagian
dibangun kontrakan dan rumah susun sampai sekarang.
 Dari 10 KK Usia penduduk yang paling tua di wilayah tersebut adalah 64
tahun.
B. Demografi
 Dari 10 KK didapatkan hasil penduduk berjenis kelamin perempuan
sekitar62% dan 37% berjenis kelamin laki-laki
 Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di RT 001 adalah SLTA.
 Pekerjaan warga RT 001 28% adalah karyawan swasta, sisanya
wiraswasta 12% salah satu nya buka usaha
 Tingkat penghasilannya bervariasi mulai dari 1 - 5 juta perbulan
 Status ekonomi menengah ke atas.
C. Statistik Vital
 Masalah kesehatan yang terjadi di RT 001 adalah Demam Berdarah,
Batuk Pilek, TBC, Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
 Dalam 1 tahun terakhir di RT 001 terjadi kasus Diabetes Melitus
sebanyak 15 % setiap tahunnya namun sejauh ini tidak sampai
menyebabkan kematian.

D. Nilai dan Kepercayaan


 Mayoritas warga berasal dari suku Jawa dan beragama Islam. Ada
beberapa orang pendatang yang berasal dari suku dan agama lain seperti,
Katolik dan Protestan.
 Terdapat masjid di RT 001 tersebut.
 Masyarakat jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter
praktek ataupun klinik kesehatan, terkadang mereka juga membeli obat
cina di toko obat.

16
3. Pengkajian Sub Sistem
a. Lingkungan Fisik
1. Inspeksi
 Di RT 001 terdapat peta rawan masalah berupa polusi udara dan air
 Tidak terdapat pasar
 Tidak terdapat tempat rekreasi
 Data winshield survey terlampir
2. Tanda Vital
 Kondisi iklim tropis dan saat ini musim hujan
 Kondisi lingkungan bersih.
 Lokasi berdekatan dengan kontrakan dan rumah susun sehingga
berpotensi pencemaran udara karena sebagian besar masyarakat
membuang sampah di dekat rumah dan membakar nya dekat sekitar
rumah. .
3. System Review
 Di RT 001 ada kegiatan kerja bakti, namun kerjabakti akan diadakan
saat lingkungan terlihat kotor atau ada keluhan dari masyarakat.
 Ada kegiatan pengajian rutin dua kali seminggu yang dilaksanakan
dirumah warga RT 001

b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


 Pelayanan yang di akses oleh warga RT 001 adalah rumah sakit,
puskesmas dan praktik dokter.
 Jika sakit rata-rata penduduk RT 001 datang langsung ke puskesmas
dan rumah sakit karena mereka tidak puas dengan pelayanan di klinik.
 Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau
terjangkau untuk warga.
 Waktu pelayanan praktik dokter pagi : pukul 05.30 sampai 07.30 dan
sore : 17.00 sampai 20.00. Tetapi waktu pelayan menjadi fleksibel jika
pasien banyak atau ada kasus darurat yang membutuhkan pertolongan
segera.
17
 Pemberi layanan kesehatan adalah praktik dokter dan bidan
 Pengguna layanan kesehatan yang paling banyak adalah anak dan
remaja serta lansia
 Aksesibilitas dan penerima fasilitas kesehatan adekuat
 Askes ke puskesmas kurang lebih 2 km dari RT 001.
 Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh swadaya
masyarakat.

c. Ekonomi
 Pekerjaan penduduk 70% buruh karyawan swasta dan sisanya wiraswasta
atau usaha mandiri. Pendapatan keluarga rata-rata Rp 2.500.000.
 Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga mempunyai
pengeluaran yang berbeda-beda
 Masyarakat di RT02 mampu menyediakan makanan yang bergizi baik
dari segi pengetahuan dan maupun keuangan.
 Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa
asuransi kesehatan, dan BPJS
 Pendapatan masyarakat RT 001 lebih besar dari pada pengeluaran.

d. Keamanan
 Lingkungan aman
 Air di RT 03 berasal dari air tanah , air PAM dan kondisi air jernih.
 Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda motor, mobil, dan
angkutan umum.
 Kondisi jalan raya bagus, namun jalan masuk ke RT 04 agak rusak

e. Politik dan pemerintahan


 Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan

18
 Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas tetapi
penyuluhan dilakukan hanya jika terjadi kasus.dimana puskesmas kurang
tanggap terhadap masalah kesehatan yang terjadi.
 Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus
 Setelah dilakukan penyuluhan tidak terjadi perubahan apapun terhadap
masyarakat dan pola hidup masyarakatnya.

f. Komunikasi
 Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran, telepon
dan ponsel.
 Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di RT 001.
 Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan pengajian.
 Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat RT 001.

g. Pendidikan
 Ada 2% warga yang buta huruf. Warga yang buta huruf kebanyakan
lansia.
 Mayoritas berpendidikan sampai SLTA.
 Terdapat fasilitas pendidikan di RT 001.
 Tidak terdapat perpustakaan ataupun mading disana.

h. Rekreasi
 Warga RT 001 memiliki kebiasaan untuk makan bersama di luar. Hal ini
terbukti dengan banyaknya warung makan yang laris di daerah ini.
 Tidak terdapat tempat hiburan apapun di RT 06 sehingga warga harus
pergi jauh untuk mendapatkan hiburan.

19
ANALISIS DATA KOMUNITAS

Kategori Data Pernyataan Kesimpulan


Geografi :  Lingkungan perumahan dekat dengan  Adanya potensi tercemar polusi udara
Lingkungan fisik kontrakan dan rumah susun.  Kelembaban lingkungan rendah
 Banyak terdapat polusi udara  Lingkungan kurang sehat
 Lingkungan sekitar rumah warga berdebu
dan panas.
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data geografi menjadi factor
predisposisi polusi udara
Demografi :  40% penduduk di RT 001 adalah usia  Jumlah penduduk yang berusia usia
Usia produktif dan pasangan subur produktif dan anak serta remaja
 20% penduduk di RT 001 adalah anak dan  Rasio ketergantungan tinggi
remaja
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan data demografi tersebut konsisten atau
berubah
Statistik Vital  15% warga terkena hipertensi dan diabetes /  Prevalensi kejadian Diabetes melitus tinggi
tahun
 Wabah diabetes selalu ada pada usia

20
produktif Karena pola makan yang tidak baik
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data statistic vital meningkatkan
terjadinya Diabetes di RT 001
System Review  Tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh  PHBS rendah
warga RT 001
 Kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada
laporan warga yang terkena DBD
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data system review berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan di RT 001
Ekonomi  Penghasilan masyarakat di RT 06 rata-rata  Status ekonomi masyarakat menengah ke
Rp. 3.500.000,00 atas
 Pendapatan masyarakat RT 001 lebih besar  Kemampuan masyarakat untuk menyediakan
dari pada pengeluaran. makanan sehat dan bergizi bagi keluarga
 70 % warga RT 001 adalah karyawan swasta baik
dan wiraswasta .
 Masyarakat di RT 001 mampu menyediakan
makanan yang bergizi baik dari segi
pengetahuan dan maupun keuangan.
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data ekonomi berpengaruh

21
terhadap kemampuan masyarakat untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi di RT 001
Pendidikan  Mayoritas warga berpendidikan sampai  Tingkat pendidikan, pengetahuan dan
SLTA. kemampuan warga dalam menerima
 Warga dapat menerima informasi baru informasi baik.
dengan baik.
 Wawasan warga sudah cukup baik dan luas.
 Hanya 2 % warga di RT 001 yang buta
huruf. Warga yang buta huruf adalah lansia
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data pendidikan berpengaruh
terhadap pengetahuan dan kemampuan warga dalam menerima informasi di RT 001

22
RUMUSAN DIAGNOSA

Masalah Etiologi Tanda dan gejala


( Aktual / potensial ) Berhubungan dengan Dimanifestasikan oleh
Tingginya angka kejadian Diabetes di wilayah  Prevalensi kejadian Diabetes tinggi  15% warga terkena Diabetes dewasa /
RT 001 RW 017 kampung Cilangkap  Adanya potensi kurang pengetahuan tahun
warga tentang Diabetes dan pola  Wabah Diabetes selalu ada pada usia
makan yang sesuai produktif karena pola makan yang tidak
 Kelembaban lingkungan rendah baik .
 Aktifitas kerja bakti yang kurang  Lingkungan sekitar rumah warga kering
baik dan berdebu.
 Lingkungan kurang sehat
Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang  PHBS rendah  Tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh
kebersihan lingkungan di wilayah RT 001 Desa warga RT 001
Bantulan  Kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada
laporan warga yang terkena DBD

23
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Tingginya angka kejadian Diabetes di wilayah RT 01 RW 017 Kampung


Cilangkap, berhubungan dengan prevalensi kejadian Diabetes tinggi, ada banyak
warung , rumah susun dan kontrakan, kelembaban lingkungan rendah, dan
lingkungan kurang sehat dimanifestasikan oleh 15% warga terkena Diabetes /
tahun, wabah Diabetes selalu datang saat musim kemarau maupun pergantian
musim, lingkungan perumahan dekat dengan warung dan kontrakan serta rumah
susun, banyak terdapat debu di sekitar rumah, lingkungan sekitar rumah warga
kering danberdebu saat musim kemarau.

2. Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan di wilayah


RT 01 Kampung Cilangkap, berhubungan dengan PHBS rendah dimanifestasikan
oleh tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh warga RT 01
3. , kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada laporan warga yang terkena DBD

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami menarik suatu
kesimpulan. Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, dan ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal
itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Komunitas sebagai klien yang
dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain: orang yang tinggal di daerah
terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.

B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi yang mempelajari
ilmu keperawatan
2. Bagi Mahasiswa
Semoga dengan makalah ini agar bisa memahami dan mempelajari lebih dalam
lagi tentang keperawatan komunitas.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T., McFarlane, J. (2011). Community as partner: theory and practice in nursing.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

26

Anda mungkin juga menyukai