Anda di halaman 1dari 12

RESUME

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 2

NURADILLAH PURNAMA SARI 1901067

NURAFRIANI 1901066

NASMA 1901063

NOVIANTY IKE SYAFITRI 1901065

PUTRI INDAH 1901086

NELMY APRIANI 1901064

MILY INDIYANA 1901062

NURFAUZIAH 1901068

MELDA SANNY PM 1901061

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG PROGRAM
STUDI S1-KEPERAWATAN
MAKASSAR
2020
BAB I

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENDAHULUAN
Para ahli mendefenisikan komunitas atau masyarakat dari berbagai sudut
pandang, WHO (1974) mendefenisikan sebagai kelompok sosial yang ditentukan
oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya
saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan
yang lainnya, sedangkan Spradley (1985) mendefenisikan komunitas sebagai
sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
Saunders (1991) juga mendefenisikan komunitas sebagai tempat atau kumpulan
orang-orang atau sistem sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, yang
memiliki nilai-nilai keyakinan minta relatif sama serta ada interaksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan.
Dalam pelaksanaannya Asuhan Keperawatan komunitas diupayakan dekat
dengan komunitas, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama merupakan
pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya pelayanan atau asuhan yang
diberikan merupakan upaya essensial atau sangat dibutuhkan komunitas secara
universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan demikiaan di dalam
keperawatan komunitas penggunaan teknologi tepat guna, tumbuh kembang pada
balita di wilayah binaannya, seyogyanya ia bisa memilih alat permainan edukatif
sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Apabila daerah tersebut wilayah pengrajin kayu, bekas potongan kayu tersebut
diciptakan sebagai balok atau kubus dan lain-lain sebagainya untuk menstimulus
balita, dengan melibatkan orangtua balita menyiapkan peralatan tersebut, tidak
hanya menggunakan permainan yang modern seperti ”LEGO” yang belum
terjangkau oleh komunikasi.
Peran serta komunitas yersebut diartikan sebagai suatu proses dimana
individu,keluarg dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri,
dengan peran sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya
berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.
Bantuan yang diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan
ketidakmauan dengan menggunakan potensi lingkungan untuk mendirikan
masyarakat, sehingga pengembangan wilayah setempat (Locality Development)
merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan.
Dalam praktek keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan
adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu:
Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Intervensi keperawatan
dilakukan haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat secara mandiri, maupun
dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain melalui lintas program atau lintas
sektoral.
Pada kenyataannya belum semua tenaga keperawatan komunitas memberikan
pelayanan sesuai konsep, hal ini antara lain karena pemahaman yang belum sama
tentang konsep dasar keperawatan komunitas dan perannya dalam keperawatan
komunitas, dengan materi ini diharapkan para sejawat perawat dapat
mendesiminasikan ilmunya baik kepada peserta didik maupun kepada sejawat
perawat lain yang bekerja di komunitas, selanjutnya akan diuraikan asumsi
keyakinan dan falsafah komunitas.

B. ASUMSI, KEYAKINAN DAN FALSAFAH KEPERAWATAN


KOMUNITAS
1. Asumsi Dasar
Menurut American Nurses Association (ANA, 1980) asumsi dasar
keperawatan komunitas didasarkan asumsi berikut :
a. Sistem kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
sistem pelayanan kesehatan
c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek
d. Fokus utama adalah keperawatan primer,sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan utama.

Dengan demikian perawatan komunitas dikembangkan ditatanan pelayanan


kesehatan yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas.

2. Keyakinan
Beberapa keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas, yaitu :
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang.
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam
hal ini komunitas.
c. Perawatan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik bersifat
mendukung maupun menghambat, untuk itu harus diantisipasi.
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Dari asumsi dan keyainan yang mendasar tersebut dikembangkan falsafah


keperawatan komunitas yang akan menjadi landasan keperawatan komunitas

3. Falsafah Keperawatan Komunitas


Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu keoada falsafah
atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusiaan
merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunita yang terdiri dari 4
komponen dasar, seperti yang diuraikan di bawah ini :
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada
pada lokasi atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai,
keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk
kelompok beresiko tinggi antara lain; daerah terpencil, daerah rawan,
daerah kumuh.

b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien, yang
bersifat biologis, psikologis, sosial cultural dan spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor atau
meningkatkan kemampuan klien/komunitas menghadapi stressor melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Berdasarkan falsafah tersebut diatas dikembangkan pengertian, tujuan, sasaran


dan strategi intervensi keperawatan komunitas.

C. PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI INTERVENSI


KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengertian Keperawatan Komunitas
Pengertian keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh
faktor lingkungan melalui fisik, biologis, psikologis, sosial dan cultural dan
spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi
pencegahan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai
tujuan.
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui :
a. Pelayanan kesehatan langsung (direct care) terhadap individu, keluarga
dan kelompok dalam kontes komunitas
b. perhatian lagsung terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan
bagaimana masalah/issue kesehatan masyarakat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok.
3. Sasaran Keperawatan Komunitas
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi
(kelompok penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil).
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Adapun strategi intervensi keperawatan komunitas yaitu proses kelompok
pendidikan kesehatan dan kerjasama (Friendship).

D. PERAN PERAWAT KOMUNITAS


1. Memberikan Pelayanan Kesehatan
Memberikan pelayanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan terhadap individu,
keluarga dan masyarakat.
2. Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko
tinggi, kader kesehatan dan lain-lain.
3. Pengelolah
Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengevaluasi)
pelayanan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung dan
menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan keperawatan
komunitas.
4. Konselor
Memerikan konseling/bimbingan kepada kader kesehatan, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas. Pembelaan
Klien Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan komunitas Peneliti. Melakukan penelitian untuk
mengembangkan keperawatan komunitas.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5
kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan
atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:
1. Sanders Interactional Framework Model ini menekankan pada proses interaksi
komunitas. Model ini juga dikenal sebagai model tiga dimensi dengan
komponen pengkajian:
a. Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
b. Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat
c. Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)
2. Kliens interactional framework
a. Masyarakat sebagai system social
b. Pola komunikasi
c. Pengambilan keputusan
d. Hubungan dengan system lain
e. Batas wilayah
f. Penduduk dan lingkungannya
g. Karakter penduduk (demografi)
h. Faktor lingkungan, biologi dan social
i. Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)
3. Community assessment wheel (community as client model)
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data
inti dari masyarakat itu sendiri (community core)
a. Community core (data inti)
Aspek yang dikaji:
1) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas
2) Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan
3) Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan
4) Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama
b. Phisical environment pada komunitas
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan
dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi
wilayah komunitas
c. Pelayanan kesehatan dan social
Pelayanan kesehatan :
1) Hospital
2) Praktik swasta
3) Puskesmas
4) Rumah perawatan
5) Pelayanan kesehatan khusus
6) Perawatan di rumah
7) Counseling support services
8) Pelayanan khusus (social worker)

Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:

1) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)


2) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)
3) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana
transportasi)
4) statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan
5) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan
d. Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:
1) Karakteristik pendapatan keluarga/R
2) rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga
3) pendapatan kelas bawah
4) keluarga mendapat bantuan social
5) keluarga dengan kepala keluarga wanita
6) rata-2 pendapatan perorangan
7) Karakteristik pekerjaan
e. status ketergantungan
JUmlah populasi secara umum (umur > 18 th)
1) yg menganggur
2) yg bekerja
3) yg menganggur terselubung

Jumlah kelompok khusus

1) kategori yang bekerja, jml dan


2) Keamanan transportasi
3) Keamanan
4) Protection service
5) Kwalitas udara, air bersih
d. Transportasi (milik pribadi/umum)
e. Politik & Government
1) Jenjang pemerintahan
2) Kebijakan Dep.Kes
f. Komunikasi
1) Formal
2) In formal
g. Pendidikan
1) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
2) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas
h. Recreation
Menyangkut tempat rekreasi

B. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya
jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang
hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus
dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil
wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan
(Mubarak, 2005).
2. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
3. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik
yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan
dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
4. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
a. Klasifikasi data atau kategori data
b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
5. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
(Mubarak, 2005).
6. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya
dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak
mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah
(Mubarak, 2005)
7. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah
(Mubarak, 2005):
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumberdaya masyarakat
8. Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke
(1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
b. Jumlah yang beresiko
c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diat
g. Sesuai dengan program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya manusia

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat
dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang
mungkin terjadi (Mubarak, 2009).
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak,
2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan
yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,
2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara
lain sebagai berikut:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan

E. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal
ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak,
2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program
yang telah disusun (Mubarak, 2009).
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya
dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang
diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi
fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti
organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership)
(Mubarak, 2009).

F. EVALUASI
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat
komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul
Effendi, 1998:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap.
DAFTAR PUSTAKA

klikperawat.wordpress.com › konsep-dasar-keperawata.

keperawatandanpengetahuan.blogspot.com › 2013/03

www.academia.edu › KONSEP_DASAR_ASUHAN_KEP..

id.scribd.com › doc › KONSEP-ASUHAN-KEPERAW...

Anda mungkin juga menyukai