Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Oleh :

IKA IRMA YUSTIANA


NIM. 201501117

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
201
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat
dalam sistem hayati tubuh manusia, balk secara individu, keluarga, ataupun
masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling
berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada
diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan
jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari
Keperawatan komunitas belum menjadi suatu trend dikalangan masyarakat
secara merata. Sementara ini orang masih mengenal Posyandu, Puskesmas atau
Rumah Sakit manakala menjumpai masalah kesehatan aktual atau emergency.
Masyarakat mungkin sering lupa atau kurang terbisa berfikir dan berperilaku
yang dapat meningkatkan derajat kesehatan atau pencegahan penyakit. Belum
lagi adanya pemikiran bahwa status kesehatan komunitas adalah semata-mata
menjadi tanggung jawab petugas kesehatan dan bukan bagian dari kinerja
kehidupan masyarakat pada umumnya.
Keperawatan komunitas memprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan
kesehatan (promotif dan preventif) dengan tidak mengabaikan usaha-usaha
kuratif dan rehabilitatif hal ini sesuai dengan motto : lebih baik mencegah dari
pada mengobati. Keperawatan Komunitas juga berguna untuk mengingatkan
dan membawa masyarakat untuk mengantisipasi masalah kesehatannya sendiri,
menggali potensi dan menggunakan sumber daya manisia yang ada di
masyarakat.
2. Tujuan Penulisan
2.1 Tujuan umum
Tujuan umum penulisan ini adalah untuk menjelaskan tentang persfektif dan
falsafah,ruang lingkup keperawatan komunitas.
2.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah untuk menjabarkan tentang :
Falsafah keperawatan komunitas
Ruang lingkup
Tujuan perawatan kesehatan komunitas
Ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas
Kegiatan praktik keperawatan komunitas
Model pendekatan
Metode
Isu dan trend keperawatan komunitas.
3. Manfaat Penulisan
3.1 Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk:
3.2 Memperkuat pemahaman ilmu pengetahuan yaitu tentang materi persfektif
dan falsafah ruang lingkup trend dan isu keperawatan komunitas
3.3 Menjadi bahan masukan dan saran untuk meningkatkan efektivitas dan
kreatifitas mahasiswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan karya ilmiah ini hanya membatasi masalah tentang
materi persfektif dan falsafah ruang lingkup trend dan isu keperawtan
komunitas
BAB II
PRESFEKTIF DAN FALSAFAH,RUANG LINGKUP TREND DAN ISU
KEPERWATAN KOMUNITAS

1. Falsafah keperawatan komunitas


Falsafah Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh lingkungan (bio,
psiko, sisio, cultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu keoada
falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau
kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan
yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan
ini disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunita yang terdiri dari 4
komponen dasar, seperti yang diuraikan di bawah ini :
a. Manusia Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang
berada pada lokasi atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai,
keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok
beresiko tinggi antara lain; daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
b. Kesehatan Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar
klien, yang bersifatbiologis, psikologis, sosial cultural dan spiritual.
d. Keperawatan Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor
atau meningkatkan kemampuan klien/komunitas menghadapi stressor melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier
Berdasarkan falsafah tersebut diatas dikembangkan pengertian, tujuan, sasaran
dan strategi intervensi keperawatan komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan suatu kesatuan yang unik dari praktek
keperawatan dan kesehatan masyarkat yang ditujukan pada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan
maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat
dan pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk
masyarakat (Freedman, 1981).
Menurut Anderson & Farlane (2007), menjelaskan bahwa perawat komunitas
idealnya sebagai seorang advokat individu dan kesehatan keluarga serta
terampil dalam membangun hubungan saling percaya, perawatan memiliki
pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan pelayanan lokal. Karena
pengalaman sebagai advokat kesehatan individu dan keluarga, perawat, dalam
suatu model advokasi komunitas, dapat menerjemahkan pengetahuan khusus
mereka tentang pelayanan keluarga ke dalam konteks yang lebih besar dari
kemitraan komunitas.
Falsafah keyakinan terhadap nilai nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah kesehatan
masyarakat adalah sebagai berikut (Subekti,2005):
Pelayanan kesehatan terjangkau dan dapat diperoleh oleh semua orang dan
merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.

Upaya promotif dan preventif adalah upaya tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif.

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada klien yang berlangsung secara


berkelanjutan.

Perawat sebagai provider dan klien sebagai pelayanan kesehatan menjadi


suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
pelayanan kesehatan.

Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat direncanakan dalam pelayanan


kesehatan secara berkesinambungan.

Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya.


Masyarakat juga harus ikut mendorong, mendidik dan berpartisipasi secara
aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari:
Manusia
Manusia sebagai klien berarti sekumpulan individu atau klien yang memilki
nilai, keyakinan, minat, dan interaksi satu sama lainnya untuk mencapai
tujuan.
Kesehatan
Adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien atau
komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak
dari keberhasilan mengatasi stressor.
Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh di sekitar klien yang
bersifat biologis,
psikologis, sosial, cultural, dan spiritual.
Keperawatan
Intervensi bertujuan untuk menekan stressor atau meningkat kemampuan
klien melalui upaya pencegahan primer, sekunder, dan tertier.
2. Ruang lingkup
Perawatan Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu
lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan
keterampilan erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada
keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi
untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan
masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok
yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan
pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang
menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan
dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan
komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American
Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana
hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar
mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
Meerupakan bidang khusus keperawatan
Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative
dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif
melibatkan partisipasi masyarakat
Bekerja secara team (bekerjasama)
Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima
semua orang
Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal
ini komunitas
Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu
terjalin kerjasama yang baik
Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung
maupun mengahambat
Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka
dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik
keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas
mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia
yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitative
Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus
Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
3. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan
sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan msyarakat dalam hal:
Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan
Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan
Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care)
Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan Lebih
spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkann
angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera
Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah
kesehatan.
Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya
saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat
keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
petumbuhannya, seperti: Ibu hamil, Bayi baru lahir, Balita, Anak usia sekolah
dan Usia lanjut. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya.
Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
Wanita tuna susila
Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
Kelompok-kelompok pekerja tertentu dan lain-lain
Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: Panti
wredha, Panti asuhan, Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan
sosial) dan Penitipan balita
Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan
jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
4. Ruang lingkup keperawatan kesehatan komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah
upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
Penyuluhan kesehatan masyarakat
Peningkatan gizi
Pemeliharaan kesehatan perseorangan
Pemeliharaan kesehatan lingkungan
Olahraga secara teratur
Rekreasi
Pendidikan seks
Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
melalui kegiatan:
Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas
maupun kunjungan rumah
Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di
rumah
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan
rumah sakit.
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas
Perawatan payudara
Perawatan tali pusat bayi baru lahir
Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan
lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta,
patah tulang mapun kelainan bawaan
Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat
Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu
penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus
seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu,
upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara
benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat
dimengerti.
5. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai
lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan
wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan
komunitas adalah sebagai berikut
Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health
nursing), diperusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan kesehatan
masyarakat.
Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut
Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha
pendekatan ilmiah keperawatan.
Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti

Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi


terkait.

Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,


keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan
kesehatan.

6. Model Pendekatan

Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan


masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving
approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan
pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan


yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatsi
oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan
sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat
kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan


terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila
pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas
yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan
bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan
terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan
melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approac

7. Metode

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang


digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam
bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji
masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
adalah:

Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi;
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.;
ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif
dalam langkah-langkah selanjutnya.
Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun
dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan
pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya
dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah
tersebut terdiri dari :. Masalah sehat sakit, Karakteristik populasidan
Karakteristik lingkungan
Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau
wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
Masalah yang ditetapkan dari data umum
Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan:
Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
Kemampuan dan sumber daya masyarakat
Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat
terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera
ditanggulangi.
Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu
tertentu
Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat
Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai
alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber
daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul,
1995).
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
Keperawatan
Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:

Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan


diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus
terhadap penyakit.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat


untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan
tingkat keparahan.

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit
sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.

Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (output).

Perawat komunitas dapat bekerja diberbagai tatanan:

Klinik rawat jalan

Kantor kesehatan
Kesehatan kerja
Sekolah
Rumah
Perkemahan
Institusi pemeliharaan kesehatan
Tempat pengungsian
Perawat komunitas dapat bekerja sebagai :
Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan
masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon
dan Maglaya, 1978).
Perawat keluarga adalah :
Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang
dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga
disepanjang rentang seha t sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan
independen dan interdependen dan secara langsung bertanggung gugat
terhadap keputusan klinis.Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset,
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan,
kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.

Perawat kesehatan sekolah.

Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak


ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan
pelayanan (Logan, BB, 1986) Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan
praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan
masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu
jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan
menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan
dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah
adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader

Perawat kesehatan kerja


Perawat kesehatan kerja. Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-
prinsip keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health
Nursing). Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di
tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-
lain. Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian
riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer
konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality asurance,
peneliti dan kolaburasi dengan komunitas.
Perawat gerontology
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan
memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai
tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan
dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank
keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut
independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan
keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan
kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses
kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya
menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan
administrasi.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga dan
masyarakat yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
8. Isu dan trend keperawatan komunitas.
Keadaan lain di Negara Indonesia yang masih merupakan masalah yang harus
dihadapi dalam permasalahan Bidang Kesehatan meliputi :
Masih cukup tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial
ekonomi.
Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian utama
antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan status gizi serta
tingkat kesejahteraan sosial masyarakat; masih rentannya ketahanan budaya
dan belum diberdayakannya kesenian dan pariwisata secara optimal; masih
rendahnya kedudukan dan peranan perempuan di berbagai bidang kehidupan
dan pembangunan; masih rendahnya partisipasi aktif pemuda dalam
pembangunan nasional, belum membudayanya olahraga dan masih rendahnya
prestasi olahraga. Berbagai permasalahan tersebut akan diatasi melalui
pelaksanaan berbagai program pembangunan yang mengacu pada arah
kebijakan sosial dan budaya yang telah diamanatkan dalam GBHN 19992004.
Strategi yang digunakan dalam melaksanakan pembangunan bidang sosial dan
budaya adalah desentralisasi; peningkatan peran masyarakat termasuk dunia
usaha; pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan perempuan dan
keluarga; penguatan kelembagaan termasuk peningkatan koordinasi
antarsektor dan antarlembaga. Lingkungan sosial budaya yang erat kaitannya
dengan masalah kesehatan harus dilihat dari segi kehidupan masyarakat secara
luas. Faktor-faktor keasyarakatan tersebuit antara lain struktur sosial, ekonomi
dan budaya. Ini meliputi kecerdasan rakyat, kesadaran rakyat untuk memlihara
kesehatan dirinya sendiri. Makin bertambah tinggi tingkat pendidikan
masyarakat kan tercipta perilaku dan sikap yang baik terhadapa hidup sehat
yang menguntungkan uipaya kesehatan. Masyarakat agraris pada umumnya
lebih lamban menanggapi perubahan nilai sosila budaya termasuk ekonomi,
hingga sulit mengatasi masalah kemiskinan maupun pengembangan sosial dan
budaya, yang justru berpengaruh pada sikap dan perilaku hidup sehat.
Mobilitas penduduk yang cukup tinggi ;
Upaya pengendalian pertumbuhan telah berhasil dengan baik terutama melalui
gerakan Keluarga Berencana. Namun pertambahan jumlah penduduk dan
perbandingan penduduk usia muda yang masih besar, serta penyebaran
peduduk yang masih belum merata, menimbulkan masalah. Perbandingan
jumlah penduduk wanita dan pria, tidak akan banyak berubah dari keadaan
sekarang, yaitu 100 orang wanita terhadap 96,8 pria. Jumlah penduduk berusia
40 tahun keatas, secara relatif akan bertambah. Ini berarti perlunya
peningkatan pelayanan untuk penyakit-penyakit tidak menular seperti kanker,
penyakit jantung, dan penyakit degeneratif lainnya yang biasa diderita oleh
penduduk berusia 40 tahun keatas, yang relatif lebih mahal pelayanannya
dibandingkan dengan penyakit menular. Dengan demikian ciri kependudukan
di Indonesia sampai sekarang masih cenderung bergerak lamban dari penduduk
usia muda ke arah penduduk usia tua. Karena itu upaya kesehatan masih
ditujukan terutama kepada penyakit-penyakit yang banyak dideriita oleh anak-
anak di bawah usia 5 tahun, dengan tidak melupakan pula berbagai penyakit
yang lazim diderita oleh golongan umur produktif yang makin besar jumlahnya
serta perubahan ciri-ciri penyakit di masa akan datang kondisi kesehatan
lingkungan masih rendah; Pencemaran lingkungan dewasa ini selain terutama
disebabkan karena kebiasaan membuang kotoran yang tidak semestinya juga
disebabkan oleh pencemaran air dan tanah serta udara karena bahan buangan
industri, limbah pertanian dan pertambangan serta pencemaran udara karena
kenderaan bermotor. Pencemaran makanan dan minuman dapat terjadi karena
hygiene dan sanitasi yang belum memadai, pemakaian bahan tambahan,
pemakaian pestisida untuk menyelamatkan produksi pangan dan keadaan
lingkungan yang makin tercemar. Mengenai perumahan, bahwa dewasa ini
masih banyak penduduk menempati rumah dan pemukiman yang tidak layak,
yang merugikan kondisi kesehatan diri sendiri dan lingkungan.
perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah; Berdasarkan batasan
perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons
seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit
dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok. Tidak merokok. merokok adalah kebiasaan jelek yang
mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini,
khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya.
Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok. bahkan dari hasil
suatu penelitian, sekitar 15% remaja kitatelah merokok. inilah tantangan
pendidikan kesehatan kita. Tidak minum-minuman keras dan narkoba.
Kebiasaan minuman keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-
bahan berbahaya lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk
Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minuman keras
ini.Istirahat cukup. dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan
untuk penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja
keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini dapat juga
membahayakan kesehatan. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa
saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai
akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan
stres akan meningkat pada setiap orang. stres tidak dapat kita hindari, maka
yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus
dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang
positif. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya :
tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita
dengan lingkungan, dan sebagainya .
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu Upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social
support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya
untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Keterbatasan pelayanan kesehatan ; Dalam rangka pemerataan pengembangan
dan pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah,
telah dibangun Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat. Dewasa ini seluruh
kecamatan sudah mempunyai sekurang-kurangnya sebuah Puskesmas serta
beberapa Puskesmas Pembantu. Jangkauan upaya pelayanan Puskesmas dan
Puskemsas pemantu masih belum memadai terutama di daerah pedesaan yang
sulit perhubungannya atau daerah terpencil. Untuk mengatasi itu diadakan
Puskesmas Keliling dan Polindes untuk membantu memberiakan pelayanan
kepeda penduduk. Namun belum semua desa bisa terjangkau. Upaya pelayanan
kesehatan yang mmenyeluruh dan terpadu hanya mungkin diwujudkan jika
sistem rujukan dikembangkan dengan meningkatkan sarana dalam arti luas,
yakni pengembangan rumah sakit yang memenuhi syarat medis teknis serta
kejelasan tanggung jawab antara Puskesmas dan Rumah sakit, baik pemerintah
maupun swasta.,
Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata, masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, masih rendahnya kinerja
SDM Kesehatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa baik tenaga medis
maupun tenaga paramedis jumlah dan mutunya serta pemerataannya masih
belum memadai. Hampir seluruh dokter dan sebagian besar tenaga paramedis
adalah pegawai negeri, sedangkan banyak tenaga medis merangkap melayani
usaha kesehatan swasta. Hal ini dapat mengurangi mutu pelayanan kesehatan-
kesehatan pemerintah. Perbandingan jumlah dokter dan paramedis serta tenaga
kesehatan lainnya terhadap jumlah penduduk masih jauh dari memuaskan. Pola
ketenagaan untuk unit-unit pelayanan kesehatan serta pendidikan dan
latihannya masih perlu dimantapkan. Sistem pengelolaan tenaga kesehatan
yang baru dirintis belum sepenuhnya memungkinkan pembinaan tenaga
kesehatan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja. Dengan meningkatnya
kecepatan pembangunan bidang kesehatan sebagi bagian dari pembangunan
nsional, kiranya masalah ketenagaan tersebut juga akan cenderung meningkat
pula. Karena itu masalah ketenagaan perlu mendapatkan prioritas penggarapan
baik untuk jangka pendek maupun menengah dan jangka panjang.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada belum optimal ; Pencarian dan
penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut
perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan
atau kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self
treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. Fasilitas kesehatan
sebagi salah satu sumber daya kesehatan sampai dewasa ini telah
dikembangkan tahap demi tahap sesuai dengan keperluan. Jumlah dan fungsi
rumah sakit baik pemerintah maupun swasta telah pula ditingkatkan.
Peningkatan rumah sakit ini merupakan salah satu kegiatan dari peningkatan
upaya kesehatan rujukan, yang dimaksudkan untuk lebih menunjang upaya
kesehatan Puskesmas. Demikian pula fasilitas kesehatan lainnya seperti
laboratorium , kantor, perumahan dinas, fasilitas pendidikan dan latihan dan
yang lainnya telah pula ditingkatkan. Namun pamanfaatan terhadap fasiltas
tersebut masih belum optimal, hal ini dapat kita lihat dari sedikitnya jumlah
kunjungan rawat jalan di Puskesmas dibandingkan dengan kunjungan ke
praktek pribadi medis maupun paramedis. Selain itu masih adanya
pemanfaatan pengobatan pada praktik perdukunan pada sebagain masyarakat
di pedesaan.
Akses masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal.
Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan dan
transfortasi yang masih belum baik dan kurang. Di daerah terbelakang dan
terpencil sampai saat ini untuk sarana jalan dan transfortasi dapat dikatakan
kurang mendukung. Untuk mencapai fasilitas kesehatan terkadang
membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk mengobati sakit sanak keluarga
masyarakat di desa terpencil tersebut. Permasalah ini tidak lepas juga dengan
letak geografis darah tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau
terpencil ditempatkan petugaskesehatan dikarenakan masih kurangnya tenaga
kesehatan.
Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal. Di antara faktor-
faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan amntara lain
adalah kertja sama lintas sektor. Kerja sama yang dimaksud adalkah kerja sama
berbagao sektor pembangunan, kerjasama pemerintah dengan masyarakat
termasuk swasta. Yang masih perlu ditingkatkan adalah kerja sama lintas
sektor yang diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, baik dari segi teknis
opersional maupun administratif, ketengaan dan kejelasan mekanisme kerja
bahkan termasuk aspek-aspek hukum yang dapat memantapkan kerja sama
secara luas Kerja sama llintas sektor sering sukar diwujudkan jika kerja sama
tersebut tidak didasari oleh saling pengertian dan keterbukaan yang mendalam
antara komponen yang terlibat serta tidak ada kejelasan tentang tujuan
bersama. Peran yang harus dilakukan oleh masing-masing komponen dalam
kerja sama itu dan mekanisme kerjanya perlu dirumuskan.
9. Rekomendasi Pemecahan Masalah Dalam pengembangan pembangunan
kesehatan, Departemen Kesehatan melakukan penyusunan berbagai pedoman
dan standar, penelitian dan pengembangan kesehatan, pengembangan sistem
informasi kesehatan, memfasilitasi daerah dalam memenuhi komitmen
nasional dan global, serta mendorong peran aktif masyarakat.
Dengan makin kompleksnya pembangunan kesehatan, sangat diperlukan
berbagai standar dan pedoman pembangunan kesehatan dari Departemen
Kesehatan. Di era desentralisasi, standar dan pedoman pembangunan
kesehatan dalam lingkup nasional tersebut semakin diperlukan sebagai acuan
penting dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan daerah. Selama ini di
lingkungan Departemen Kesehatan berbagai jenis sistem informasi kesehatan
telah berhasil dikembangkan, yakni dengan telah dikembangkannya. Sistem
Informasi Kesehatan Nasional. Tetapi dengan berlakunya asas desentralisasi,
berbagai sistem informasi tersebut menjadi tidak berjalan lancar. Dengan
kurang lancarnya sistem informasi kesehatan tersebut berakibat pada sistem
perencanaan dan pengembangan kebijakan yang kurang berbasis pada data dan
kenyataan di lapangan. Dalam tahun 2003, penelitian dan pengembangan
kesehatan secara nasional telah mulai digerakkan secara lebih terarah, terutama
dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan kesehatan, dan dalam
menghadapi tantangan globalisasi. Saat ini masih dirasakan adanya
kesenjangan antara produk litbangkes dengan pemanfaataanya untuk
pembangunan kesehatan. Selain itu perlu adanya kajian-kajianterhadap
fenomena yang ada saat ini serta prediksiuntuk perkembangan masa depan. Di
masa mendatang peran penelitian dan pengembangan kesehatan serta kajian
kebijakan pembangunan kesehatan, semakin diperlukan dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Keberadaan dan kiprah Badan Pertimbangan
Kesehatan sangat ditunggu-tunggu, terutama untuk memenuhi konsekwensi
terhadap komitmen nasional dan global, serta sebagai penghubung
pembangunan kesehatanantar Daerah dan Pusat, serta antar Daerahyang satu
dan lainnya. Pemberdayaan masyarakat sebagai isu sentral dalam
pembangunan kesehatan perlu mendapat perhatian dan penanganan secara
serius, terutama dalam melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam
melakukan pelayanan kesehatan (to serve), dalam melakukan advokasi kepada
stakeholder (to advocate), dan aktif dalam mengkritisi pelaksanaan upaya
kesehatan (to watch). Peranserta masyarakat di bidang kesehatan telah banyak
berkembang antara lain dimulai dengan terbentuknya PKMD (Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa) yang sekarang menjadi Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM).
Departemen Kesehatan telah mengembangan Pedoman Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dan telah disosialisasikan dan dilaksanakan secara nasional.
Mengingat kecenderungan semakin banyaknya penyakit akibat perilaku dan
gaya hidup yang tidak sehat, maka pengembangan dan penyebarluasan sistem
surveilan untuk perilaku yang berisiko (Behavioral Risk Factors Surveilance
System)sangat mendesak untuk dilaksanakan dan disebarluaskan.
Sampai dewasa ini sebenarnya cukup banyak pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan berdasarkan asas dekonsentrasi dan asas pembantuan.
Pemahaman dan pengutamaan konteks, proses, dan penyelenggara dari
pelaksanaan kedua asas tersebut perlu lebih jelas dan fokus lagi. Selain itu
perlu digaris bawahi bahwa pelaksanaan pembangunan kesehatan secara
nasional akan gagal jika pusat tidak atau kurang memperhatikan kenyataan
kemampuan keuangan berbagai daerah yang terbatas.
Dari pengalaman beberapa tahun terakhir, kejadian berbagai keadaan
darurat/life saving yang berskala nasional di berbagai daerah, memerlukan
pelayanan kesehatan yang bersifat khusus dan langsung dilaksanakan oleh
Departemen Kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan pada keadaan darurat/life
saving yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan tersebut, masih perlu
ditingkatkan.
Penajaman sasaran pembangunan kesehatan selama ini perlu ditingkatkan
terutama untuk pemberian subsidi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi
penduduk miskin. Departemen Kesehatan telah menetapkan kebijakan yang
mendasar, yakni membebaskan pembiayaan bagi keluarga miskin yang berobat
ke Puskesmas dan rumah sakit klas tiga.
Upaya kesehatan yang bersifat public goods perlu lebih diutamakan. Di masa
depan Departemen Kesehatan perlu lebih memberikan prioritas dalam upaya
ini, untuk menekan terjadinya masalah kesehatan masyarakat, terutama yang
akan menimpa masyarakat miskin. Bantuan fasilitas dari Pusat untuk
mendukung pemberantasan penyakit menular (antara lain vaksin) masih perlu
dibenahi, karena apabila hal ini dibebankan kepada daerah, maka sudah bisa
dipastikan bahwa upaya pemberantasan ini akan kurang berhasil. Upaya
kesehatan yang bersifat public goods ini harus berkualitas tinggi dan bisa
dipertanggungjawabkan serta dipertanggunggugatkan kepada masyarakat.
Disamping itu penyelenggaraan promosi kesehatan masih terbatas, dan perlu
ditingkatkan baik intensitas maupun teknologinya yang sesuai dengan
perkembangan sosial budaya masyarakat.
Pengaturan sistem rujukan pelayanan kesehatan sudah dilakukan, seperti
peningkatan pemanfaatan rumahrumah sakit vertikal. Sementara itu alokasi
anggaranuntuk upaya meningkatkan kinerja rumah sakit-rumah sakit vertikal
ini perlu ditingkatkan.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan pelayanan terhadap pengaruh lingkungan (bio, psiko, sisio, cultural
dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Empat komponen dasar keperawatan komunitas : Manusia Komunitas sebagai
klien,, Kesehatan Sehat Lingkungan Semua faktor internal dan
eksternal, Keperawatan Intervensi/tindakan. Ruang lingkup keperawatan
kesehatan komunitas adalah upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial
dan masyarakatnya (resosialisasi).
Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas Meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal
agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki. Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan msyarakat
2. Saran
Sebaiknya keperawatan di Indonesia lebih dapat menggunanakan metode
keperawaatan komunitas dalam meningkatkan kemajuan keperwatan di
Indonesia karna keperawatan komunitas mrupakan pelayanan yang memberikan
pengaruh lingkungan terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas
pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai