Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas berasal dari bahasa latin Communitas yang berarti


“kesamaan”. Kemudian dapat diturunkan communis yang berarti “sama, publik,
di bagi oleh sama atau banyak”. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari
beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan
yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu didalamnya dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko dan
sejumlah kondisi lain yang serupa.

Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain,
lebih dari seharusnya dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang
erat antara para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interes
(Kertajaya, 2008).

Ilmu keperawatan adalah salah satu disiplin ilmu yang merupakan sistem
dari pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat. Pada dasarnya
keperawatan kesehatan masyarakat merupakan sintesa konsep keperawatan
dengan kesehatan masyarakat yang didukung oleh ilmu-ilmu lainnya.

Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,


kelompok khusus serta masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas, mengingat
besarnya sasaran maka untuk mencapai sasaran asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat menggunakan starategi pembinaan keluarga melalui
tindak lanjut khusus serta penanggulangan khusus resiko tinggi baik di
puskesmas pembantu maupun di rumah. Dengan strategi tersebut dapat
ditemukan prioritas sasaran yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja


sama cukup lama sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai suatu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi
sesama anggota masyarakat akan banyak muncul permasalahan, banyak
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya (Effendy, 1997).

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang


saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah “sehat sakit” atau kesehatan tersebut.

Suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari


pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif ditujukan pada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat. Pelayanan keperawatan
berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan
yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan melaksanakan kegiatan hidup
sehari-hari secara mandiri.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun


mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada
kemapuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) untuk
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika
profesi keperawatan.

Dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah di


peroleh di pendidikan. Mahasiswa/i melakukan pendekatan secara langsung
kepada masyarakat. Kemudian bersama-sama berusaha untuk menentukan
prioritas dan untuk selanjutnya melakukan pencatatan dan pelaporan serta
masalah yang ditemui selama proses keperawatan di lakukan.
Berbagai masalah dan kendala yang perlu mendapatkan perhatian serta
pemecahan agar pelayanan dapat lebih baik. Upaya pencegahan menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terkait. Sedangkan puskesmas sebagai
pelaksana terdepan upaya keperawatan kesehatan masyarakat perlu mengambil
langkah-langkah agar kegiatan yang dilakukan dapat berguna dan berhasil guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga mendapat kesehatan
yang optimal.

Berdasarkan kenyataan diatas, maka mahasiswa/i jurusan Keperawatan


Akper Kesdam IM Banda Aceh melaksanakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di
Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, dimana salah satunya
ditempatkan di Gampoeng Lamcot selama 20 hari dari tanggal 1 April 2015
sampai dengan 20 April 2015.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu untuk menerapkan ASKEP Komunitas dengan
masalah kesehatan di Gampoeng Lamcot Kec. Darul Imarah Kab. Aceh
Besar.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Keperawatan di Gampong
Lamcot Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar
b. Mahasiswa mampu menegakan diagnosa keperawatan di Gampong
Lamcot Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar.
c. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan
di Gampong Lamcot Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar.
d. Mahasiswa mampu mengevaluasi keperawatan di Gampong Lamcot
Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Komunitas


a. Pengertian Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang evaluasi pelayanan keperawatan
(Spradley, 1982; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu
sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan
komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang
diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan
masyarakat.
Pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan penekanan ada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanaan keperawatan.
Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor
lingkungan, meliputi fisik, biologis, psikologis, sosial, dan kultural serta spiritual
terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada startegi
pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai
tujuan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan
kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang
merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu diitujukan kesatuan yang
utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal.

b. Prinsip Pemberian Pelayanan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus
mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua
tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan
bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan
keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus
memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan
dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Prinsip yang
lainnya yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam
memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.

Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :


1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
2. Sasaran terdiri dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan
rehabilitative
5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam
proses keperawatan
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di masyarakat bukan
di rumah sakit
7. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang
sehat
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan pada pembinaan prilaku hidup
sehat masyarakat
9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin
10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja
secara tim
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan komunitas digunakan
untuk kegiatan meningkatakan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, klien yang baru kembali dari rumah sakit
12. Kunjungan rumah sangat penting
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama
14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga
sebagai unit pelayanan

3. Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah pencegahan ( preventif ) dan
peningkatan ( promotif ) kesehatan masyarakat melalui:
a. Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan kelompok
khusus dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung pada kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat tersebut
mempengaruhi individu, keluarga dan kelompok.

4. Sasaran Keperawatan Komunitas


Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok beresiko
tinggi ( kelompok penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, berkonflik dan
daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil ).

5. Strategi keperawatan Komunitas


a. Proses kelompok
b. Pendidikan kesehatan
c. Kemitraan dalam kerjasama
d. Lingkup Keperawatan Komunitas
Bentuk pelayanan / asuhan langsung yang berfokus pada kebutuhan
dasar komunitas yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola prilaku masyarakat
yang tidak sehat, ketidak mampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan
lingkungan internal dan eksternal.
a. Intervensi Keperawatan Komunitas
1) Memberikan pendidikan kesehatan / keperawatan
2) Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar
3) Melakukan tindakan keperawatan yang memerlukan keahlian perawat
4) Bekerja sama lintas program dan lintas sektoral
5) Melakukan rujukan keperawatan dan non keperawatan yang diperlukan

6. Fokus Keperawatan Komunitas


Berfokus pada 3 (tiga) tingkat pencegahan yaitu:
a. Primer
b. Sekunder
c. Tertier
7. Peran Perawat Komunitas
a. Pemberi Pelayanan Kesehatan
Memberikan pelayanan keperawatan langsung dan tidak langsung
kepada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
terhadap individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat.

b. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang
memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan atonominya.
Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dengan resiko tinggi atau dan
kader kesehatan, perawat juga selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien.

c. Pengelola ( manager )
Merencanakan, mengorganisasi, menggerakan dan mengevaluasi
pelayanan keperawatan, baik langsung maupun tidak langsung dan
menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan keperawatan
komunitas.

d. Konselor
Memberikan konseling atau bimbingan kepada kader, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas.
e. Pembela Klien ( Advokat )
Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan komunitas.

f. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehaatn yang bertujuan
menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi
fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien.
g. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimal.
h. Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi
setiap individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat sesuai dengan peran
yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani
dalam kehidupan sehari-hari.
i. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen
pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama
dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
j. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu
mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang
merupakan dasar dari praktik keperawatan.

8. Lingkup Perawat komunitas


Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai :
a. Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan
kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan
yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai
upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).
Perawat keluarga adalah perawat terintegrasi dan telah lulus dalam
bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan
individu dan keluarga di sepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup
pengambilan keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah melaksanakan
asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset,
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan,
kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.
b. Perawat kesehatan sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak
ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan
pelayanan (Logan, BB, 1989).
Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat sekolah.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian
siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang
sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan
lingkungannya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.
c. Perawat kesehatan kerja
Perawat kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam
segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health
Nursing). Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di
tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempat kontruksi, universitas dan lain-
lain. Lingkup praktek praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup
pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan
kesehatan primer konseling, promosi kesehatan , administrasi management
quality assurance, peneliti dan kolaborasi dengan komunitas,
d. Perawat gerontologi
Perawat gerontology atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan
memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di
berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai
dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi
mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama
pada lanjut usia dan keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran
lanjut perawat tersebut independen dan kolaborasi dengan kesehatan
profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan
keperawatan, melaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan
kemampuan atau kemandirian lanjut usia, meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan
menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam
prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi,
penelitian dan administrasi.
B. Proses Keperawatan Komunitas
Tahapan dalam proses keperawatan komunitas sama juga dengan
tahapan proses keperawatan pada area lainnya baik secara individu maupun
pada keluarga, yaitu terdiri atas :
1) Pengkajian
2) Diagnosis
3) Perencanaan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi

Berikut ini adalah penjelasan secara garis besar terhadap tahapan dalam
proses keperawatan komunitas :
a) Pengkajian
b) Inti
Yang memuat data demografi seperti: umur, pendidikan, gender, pekerjaan,
agama, nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
c) Penunjang
Memuat 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, yaitu:
1. Lingkungan Fisik dan perumahan
2. Pendidikan
3. Keamanan dan keselamatan
4. Politik dan kebijakan kesehatan pemerintah
5. Pelayanan kesehatan dan sosial yang tersedia
6. Sistem komunitas
7. Ekonomi
8. Rekreasi
d) Diagnosa Keperawatan
Ditegakan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada,
dirumuskan dalam komponen:
1) Problem (masalah)
2) Etiologi (penyebab)
3) Manifestasi (data penunjang)
4) Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas dilakukan melalui proses
kelompok, pendidikan kesehatan, kerja sama antara perawat komunitas
dengan masyarakat dan mendemonstrasikan hal-hal yang terkait dengan
keterampilan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatannya.
5) Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
6) Penilaian
a. Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah intervensi
dilakukan
b. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit.
BAB III

ANALISA DATA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan kelompok 2
selama 20 hari mulai tanggal 14 Desember 2015 - 2 Januari 2016 dengan
menggunakan WINDSHIELD SURVEY dan teknik wawancara serta pembagian
kuesioner terhadap masyarakat terutama ibu rumah tangga di Gampoeng
Lamcot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, maka hasil pengkajian
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

1. Data Geografis ( keadaan wilayah )


Gampoeng Lamcot adalah suatu daerah yang terdiri dari 5 dusun, yaitu
Dusun Lamtiteh, Dusun Lamcot, Dusun Lamdomcut, Dusun Alue, Dusun
Lamseuke dan berbatasan dengan:
Timur : Gampoeng Santan
Barat : Gampoeng Peujerat
Utara : Gampoeng Bayu
Selatan : Gampoeng Lamdom/Cot Mesjid
Secara struktur pemerintah, saat ini di Gampoeng Lamcot di pimpin
oleh Keuchik Al Hatta dan di bantu oleh sekretaris desa dan beberapa kepala
urusan, seperti kepala dusun. Selain itu juga dilengkapi oleh Tuha Peut yang
meliputi : kepemudaan, remaja meunasah dan pengurus meunasah.
Dalam kegiatan pendidikan dan pengetahuan keagamaan di
Gampoeng Lamcot Kecamatan Darul Imarah terdapat satu Meunasah yang
terletak di dusun Lamcot. Dalam usaha menunjang kesehatan masyarakat
Gampoeng Lamcot memanfaatkan Puskesmas yang berjarak sekitar 1-3 Km,
dan Pustu yang terdapat di dusun Lamtiteh. Di Gampoeng Lamcot juga
terdapat Posyandu yang pelaksanaannya satu bulan sekali setiap tanggal 11
tiap bulannya dan rutin dilaksanakan oleh Kader.
2. Data Demografi
Jumlah keseluruhan KK terbaru di gampoeng Lamcot yaitu lebih
kurang 571 KK dengan 2.602 jiwa penduduk, diantaranya : terdiri dari laki-laki
1.274 jiwa dan perempuan 1.328 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 571 KK.
Adapun pendistribusian jumlah penduduk bila ditinjau dari berbagai
karakteristik seperti kelompok umur, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan
yang dapat dilihat secara detail pada pie chart dan grafik dibawah ini.
HASIL PENGUMPULAN KUISIONER KEPERAWATAN KOMUNITAS
DIGAMPOENG LAMCOT

DIAGRAM 1

DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS


KELAMIN DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR
TAHUN 2015 (n = 2.602)

Laki - Laki
Perempuan

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk di Gampoeng Lamcot


Kecamatan Darul Imarah tahun 2015 yang dominannya laki – laki berjumlah 126
jiwa.

DIAGRAM 2
DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015
(n = 248)

0-5 THN
6-12 THN
13 - 18 THN
19-55 THN
>55 THN

Berdasarkan data diatas umur di Gampoeng Lamcot kecamatan Darul Imarah


adalah mayoritasnya 19 - 55 (54.4%)
DIAGARAM 3
DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT
PENDIDIKAN DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH
BESAR TAHUN 2015 (n = 80)

TK
SD
SMP
SMA
D3
D2
S1

Berdasarkan diagram diatas tingkat pendidikan di Gampoeng Lamcot adalah


mayoritasnya 29.95% (SMA).

DIAGRAM 4
DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN PEKERJAAN
DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN
2015 (n = 80)

Pns
11
33 swasta
21
Tani

Tukang

Pelajar

Irt
32
40

11

Berdasarkan diagram diatas jumlah penduduk di Gampoeng Lamcot adalah


mayoritasnya 27.02% (Pelajar).
DIAGRAM 5
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN SUMBER AIR YANG DIGUNAKAN DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. KRUENG DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR
TAHUN 2015 (n=80)

5%2%

PAM
Sumur
Air Mineral

94%

Berdasarkan diagram diatas jumlah KK menurut sumber air yang digunakan di


Gampoeng Lamcot adalah mayoritasnya 4,55% ( sumur).

DIAGRAM 6
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KONDISI SUMBER AIR YANG DI
GUNAKAN DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH
BESAR TAHUN 2015 (n=80)

Sales

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr


Berdasarkan diagram diatas kondisi air yang digunakandi gampoeng Lamcot adalah
mayoritasnya 85,30% (tidak berasa).

DIAGRAM 7
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN CARA PENGOLAHAN AIR
MINUM DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR
TAHUN 2015 (n=80)

Tidak dimasak; 2

Dimasak; 66

Berdasarkan diagram diatas kondisi pengolahan air minum yang di gunakan di


Gampoeng Lamcot adalah mayoritasnya 97.06% (Dimasak).

DIAGRAM 8
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN JARAK ANTARA SUMBER AIR
DENGAN SEPTIC TANK DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB.
ACEH BESAR TAHUN 2015(n=80)

28

<10 m >10 m
40
Berdasarkan diagram diatas jarak antara sumber air dengan septic tank di
Gampoeng Lamcot mayoritasnya adalah 58,82% (≥ 10 m).

DIAGRAM 9
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN TEMPAT PENAMPUNGAN AIR
TERDAPAT PENUTUPNYA DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH
KAB.ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

20

Terbuka Tertutup

48

Berdasarkan diagram diatas tempat penampungan air terdapat penutup nya di


gampoeng Lamcot adalah mayoritasnya 70,59% (terbuka).

DIAGRAM 10
DISTRIBUSI FREKUENSI SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015
(n=80)

40%
36%

24%

Septic tank/sumur serapan Tergenang Mengalir

Berdasarkan diagram diatas saluran pembuangan air limbah di gampoeng Lamcot


adalah mayoritasnya 40% (Tergenang).
DIAGRAM 11
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN CARA PENGOLAHAN SAMPAH
RUMAH TANGGA DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH
BESAR TAHUN 2015 (n=80)

11%
12% Ditumpuk dan dibakar

Ditanam
1%
Dibuang dan dibiarkan

Dibuang ke TPS

Berdasarkan diagram diatas cara pengolahan sampah rumah tangga di Gampoeng


Lamcot adalah 75% (Ditumpuk dan dibakar).

DIAGRAM 12
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN TEMPAT BUANG AIR BESAR DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015

4% 2%

WC
Tempat terbuka
Lain-lain

94%

(n=80)
Berdasarkan diagram diatas tempat buang air besar di Gampoeng Lamcot adalah
mayoritasnya 94% (WC).

DIAGRAM 13
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN JARAK KANDANG TERNAK
DENGAN TERNAK DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB.
ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

14% Menempel dengan rumah

Terpisah dengan rumah

86%

Berdasarkan diagram diatas jarak kandang ternak dengan rumah di Gampoeng


Lamcot adalah mayoritasnya 86% (Terpisah dengan rumah).

DIAGRAM 14
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN INFORMASI YANG DI DAPATKAN
TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL
IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

64%

36%

Ya
Tidak

Berdasarkan diagram diatas informasi tentang perawatan kehamilan di Gampoeng


Lamcot adalah mayoritasnya 64% (Ya).

DIAGRAM 15
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN INFORMASI YANG DI DAPATKAN
TENTANG NUTRISI IBU MENYUSUI DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL
IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)
60%

40%

Ya Tidak

Berdasarkan diagram diatas informasi tentang nutrisi ibu menyusui di Gampoeng


Lamcot adalah mayoritasnya 60% (Ya).
DIAGRAM 16
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN INFORMASI YANG DI DAPATKAN
TENTANG IMUNISASI PADA BALITA DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL
IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

33% YA Tidak

67%

Berdasarkan data diatas imformasi tentang imunisasi pada balita di Gampoeng


Lamcot adalah mayoritasnya 67% (Ya).

DIAGRAM 17
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN INFORMASI YANG DI DAPATKAN
TENTANG NUTRISI PADA BALITA DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL
IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

43%

57%

YA

Tidak

Berdasarkan diagram diatas informasi tentang nutrisi pada balita di Gampoeng


Lamcot adalah mayoritasnya 57% (Ya).

DIAGRAM 18
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN INFORMASI YANG DI DAPATKAN
TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIVE DI GAMPOENG LAMCOT KEC.
DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

Tidak 62%

Sales
YA 38%

0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%

Berdasarkan data diatas menurut informasi tentang pemberian ASI eksklusive di


Gampoeng Lamcot adalah mayoritasnya 38% (Ya).

DIAGRAM 19
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN TRANSPORTASI YANG DI
GUNAKAN UNTUK MENUJU TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2015 (n=80)

1% 2% 2%
15%

kendaraan umum
Kendaraan pribadi
Kendaraan tetangga
Jalan kaki
Lain-lain

80%
Berdasarkan data diatas transportasi yang digunakan untuk menuju tempat
pelayanan kesehatan di Gampoeng Lamcot adalah mayoritasnya 80% (Kendaraan
pribadi).

DIAGRAM 20
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN JARAK RUMAH DENGAN TEMPAT
PELAYANAN KESEHATAN DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH
KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

10%

25%

15%

< 1 km
1-3 km
4-5 km
> 5 km

50%

Berdasarkan data diatas jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehatan di


Gampoeng Lamcot adalah mayoritasnya 50% (1-3 km).

DIAGRAM 21
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN FASILITAS YANG DI MANFAATKAN
UNTUK BEROBAT DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH
BESAR TAHUN 2015 (n=80)

2%

Fasilitas kesehatan

Fasilitas non kesehatan

Berdasarkan data diatas fasilitas yang dimanfaatkan untuk berobat di Gampoeng


Lamcot adalah mayoritasnya 98% (fasilitas kesehatan).
DIAGRAM 22

DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN IMUNISASI YANG DI DAPATKAN


BALITA DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR
TAHUN 2015 (n=80)

Lengkap

Tidak lengkap

65%

Berdasarkan data diatas imunisasi yang didapatkan balita di Gampoeng Lamcot


adalah mayoritasnya 65% (Tidak lengkap).

DIAGRAM 23
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KEBIASAAN HIDUP KELUARGA
DALAM PERSONAL HYGIENE DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH
KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015(n=80)
100%
32.61% 43.48%
80% 65.22%
60% 93.48% 84.78% 93.48% 91.30%
40% 67.39% 56.52%
20% 34.78%
6.52% 15.22% 6.52% 8.70%
0%

Tidak
Ya
Berdasarkan data diatas kebiasaan hidup keluarga dalam personal hygiene di
gampoeng Lamcot adalah mayoritasnya 93.48% (Tidak menggosok gigi setiap mau
tidur malam).

DIAGRAM 24
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN SUMBER DANA YANG DI
GUNAKAN DI GAMPOENG DARUL IMARAH KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH
BESAR TAHUN 2015 (n=248)

13
100
0 54

askes 20

jps

lain lain

Berdasarkan data diatas sumber dana yang digunakan di Gampoeng Lamcot adalah
mayoritasnya 79.41% (JPS).

DIAGRAM 25
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN PENGELUARAN KELUARGA DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015
(n=248)
2
<1 juta
8 1-3 juta
>3 juta

51
Berdasarkan data diatas pengeluaran keluarga di Gampoeng Lamcot adalah
mayoritasnya 83.61% (Rp. < 1.000.000).

DIAGRAM 26
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN TIPE RUMAH DI GAMPOENG
LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

19

31

permanen semi permanen

tidak permanen

18

Berdasarkan data diatas tipe rumah di Gampoeng Lamcot mayoritasnya 45.6%


(Permanen).

DIAGRAM 27
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KEADAAN LANTAI RUMAH DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015
(n=80)

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
KERAMIK SEMEN PAPAN

Berdasarkan data diatas keadaan lantai rumah di Gampoeng Lamcot adalah


mayoritasnya 66.18% (Semen).
DIAGRAM 28
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KEADAAN VENTILASI RUMAH DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015
(n=80)

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

BAIK
TIDAK BAIK

Berdasarkan data diatas keadaan ventilasi rumah di Gampoeng Lamcot adalah


mayoritasnya 58% (Tidak baik).

DIAGRAM 29
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN PENCAHAYAAN DALAM RUMAH DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015
(n=80)
70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
BAIK TIDAK BAIK

Berdasarkan data diatas pencahayaan dalam rumah di Gampoeng Lamcot adalah


mayoritasnya 58% (Tidak baik).
DIAGRAM 30
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KONDISI JALAN DESA DI
GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015
(n=248)

11%
Tidak baik

89%
Baik

Berdasarkan data diatas kondisi jalan desa di Gampoeng Lamcot adalah


mayoritasnya 89% (Baik).

DIAGRAM 31
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN TEMPAT PENAMPUNGAN
SAMPAH SEMENTARA DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB.
ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)

68%

32%

Baik Tidak baik


Berdasarkan data diatas tempat penampungan sampah sementara di Gampoeng
Lamcot adalah mayoritasnya 68% (Baik).

DIAGRAM 32
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
RUMAH DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH KAB. ACEH BESAR
TAHUN 2015 (n=248)

54%

46%

Baik Tidak baik

Berdasarkan data diatas persetase jumlah KK menurut kebersihan lingkungan


rumah di Gampoeng Lamcot adalah mayoritasnya 55% (Baik).

DIAGRAM 33
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KEADAAN SALURAN
PEMBUANGAN AIR LIMBAH DI GAMPOENG LAMCOT KEC. DARUL IMARAH
KAB. ACEH BESAR TAHUN 2015 (n=80)
BAIK
TIDAK BAIK

Berdasarkan diagram diatas keadaan saluran pembuangan air limbah di Gampoeng


Lamcot adalah mayoritasnya 76% (Baik).

A. ANALISA DATA

ANALISA DATA
N Data Penunjang Masalah Diagnosa
O keperawatan Keperawatan
1 Data subjektif  Kesehatan Resiko terjadinya
lingkungan penyakit Infeksi
1. Masyarakat terganggu (ISPA) pada
mengatakan sampah  Kurangnya Masyarakat di
hanya dibakar dan di kesadaran Gampong Lamcot
tumpuk dan ada yang dari kecamatan Darul
dibuang dibelakang masyaraka Imarah b/d
rumah. t terhadap kesalahan dalam
2. Masyarakat kesehatan penatalaksanaan
mengatakan tidak ada lingkungan lingkungan dan
tempat pembuangan pengelolaan sampah
sampah di desa ini
untuk pembuangan
Data objektif
1. tidak tersedia tong
sampah di Samping
rumah
2. Masyarakat yang
mengolah sampah di
tumpuk dan
dibiarkan11,76 %
3. Masyarakat yang
mengolah sampah di
tumpuk dan dibakar
88,24%
4. Masyarakat yang
menggunakan sumber
air sumur 93,94%
5. Jarak septic tank
dengan rumah <10m
41,18%
6. Jarak septic tank
dengan rumah >10m
58,82%
7. 73,58% anak-anak
terkena batuk pilek
2 Whin sheld survey  Kesehatan Resiko terjadinya
Data subjektif gigi anak karies gigi pada anak
1. Ibu – ibu mengatakan terganggu di Gampoeng Lamcot
anak-anak giginya  Kurangya kecamatan Darul
berwarna hitam kesadaran Imarah berhubungan
(berbau) orang tua dengan kurangnya
2. Ibu-ibu mengatakan dalam informasi masyarakat
dalam sehari hanya mengontrol tentang perawatan
sekali anaknya kesehatan gigi
menggosok gigi,yaitu anak
pada pagi hari
3. Ibu-ibu mengatakan
anaknya sering sakit
gigi
Data Objektif

 Tidak menggosok gigi


setiap mau tidur malam
93,48 %
 Menggosok gigi setelah
makan 15,22%
 Tidak menggosok gigi
setelah makan 84,78 %
 Menggosok gigi setiap
bangun tidur 67,39 %
 Memeriksakan gigi
secara berkala setiap 6
bulan 6,52%
 Tidak memeriksakan
gigi secara berkala
setiap 6 bulan 93,48%

3 Hasil FGD dengan kader  Kurangya Resiko terjadinya


didapatkan bahwa masih ada kesadaran penyakit
beberapa masyarakat yang orang tua polio,campak,hepatitis
tidak membawa anaknya dalam dan tetanus pada
untuk di imunisasi karena mengontrol masyarakat Gampong
kurangnya pemahaman kesehatan Lamcot kecamatan
masyarakat tentang anak balita Darul Imarah
pentingnya imunisasidi berhubungan dengan
gampong Lamcot Kurangnya Informasi
Data subjektif tentang Imunisasi
1. Banyak ibu-ibu
mengatakan tidak mau
membawa anaknya ke
posyandu untuk di
imunisasi
2. Banyak ibu-ibu
mengatakan kurang
memahami tentang
imunisasi
3. Banyak ibu-ibu
mengatakan takut akan
efek samping dari
imunisasi

Data Objektif
Dari hasil kuesioner :
 Jumlah balita 12,5 % dari
total jumlah penduduk
 Jumlah balita yang
imunisasi lengkap 43 %
 Jumlah balita yang
imunisasi tidak lengkap 57
%

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. Resiko terjadinya penyakit Infeksi (ISPA) pada Masyarakat di Gampong
Lamcot kecamatan Darul Imarah b/d kesalahan dalam penatalaksanaan
lingkungan dan pengelolaan sampah yang ditandai dengan Masyarakat
mengatakan sampah hanya dibakar 88,24%, di tumpuk, dibuang
dibelakang rumah, dan dibiarkan11,76 %, masyarakat menggunakan
sumber air sumur 93,94%, Jarak septic tank dengan rumah <10m 41,18%,
Jarak septic tank dengan rumah >10m 58,82%, 73,58% anak-anak
terkena ISPA.

2. Resiko terjadinya karies gigi pada anak di Gampoeng Lamcot kecamatan


Darul Imarah berhubungan dengan kurangnya informasi masyarakat
tentang perawatan gigi ditandai dengan ibu mengatakan Banyak anak-
anak giginya berwarna hitam (berbau), Ibu-ibu mengatakan dalam sehari
hanya sekali anaknya menggosok gigi,yaitu pada pagi hari, Ibu-ibu
mengatakan anaknya sering sakit gigi, Tidak menggosok gigi setiap mau
tidur malam 93,48 %, Menggosok gigi setelah makan 15,22%,
Tidak menggosok gigi setelah makan 84,78 %, Menggosok gigi setiap
bangun tidur 67,39 %, Memeriksakan gigi secara berkala setiap 6 bulan
6,52%, Tidak memeriksakan gigi secara berkala setiap 6 bulan 93,48%.

3. Resiko terjadinya penyakit polio, campak, hepatitis dan tetanus pada


masyarakat Gampong Lamcot b/d Kurangnya Informasi tentang Imunisasi
ditandai dengan Banyak ibu-ibu mengatakan tidak mau membawa
anaknya ke posyandu untuk di imunisasi, Banyak ibu-ibu mengatakan
kurang memahami tentang imunisasi, Banyak ibu-ibu mengatakan takut
akan efek samping imunisasi, Jumlah balita 12,5 % dari total jumlah
penduduk, Jumlah balita yang imunisasi lengkap 43 %, Jumlah balita yang
imunisasi tidak lengkap 57 %

BAB IV
PEMBAHASAN

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu pelayanan yang


merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat
dan bersama-sama dengan tim kesehatan lainnya serta masyarakat
memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi. Kegiatan pratek belajar
lapangan (PBL) yang dilaksanakan mulai tanggal 01 april 2015 sampai dengan
20 April 2015, teryata dalam pelaksanaan banyak menemukan kendala-kendala,
namun dapat di atasi bersama-sama.

A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari asuhan keperawatan
komunitas yang merupakan tahap penting dalam pelaksanaan program dengan
melibatkan anggota masyarakat dan pihak lintas program serta lintas sektoral
yang ada di Gampong Lamcot kecamatan Darul Imarah kabupaten Aceh Besar.
Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat beberapa kendala, hal ini tidak
mengahambat proses keperawatan komunitas yang dilakukan. Adapun kendala
tersebut yaitu pada tahap bersosialisasi dan orientasi wilayah Gampong Lamcot
kecamatan Darul Imarah kebupaten Acek Besar pada hari pertama sampai ke
Gampong Lamcot pada tanggal 01 april 2015, namun atas kerja sama antara
geuchik dan sekdes Gampong serta tuha peut gampong sehingga acara
bersosialisasi dan orientasi wilayah Gampong dapat diatasi bersama-sama.

B. Diagnosa keperawatan
Sebelum menetapkan diagnosa dari keperawatan di Gampong Lamcot,
maka terlebih dahulu harus melewati proses analisa data dan perumusan
masalah setelah dilakukan pengkajian data. Setelah tahap-tahap tersebut
dilewati akan muncul beberapa diagnosa komunitas yang menjadi permasalahan
yang ada di Gampong Lamcot.
Pada acara lokakarya mini yang dilaksanakan pada hari rabu tepatnya
tanggal 06 April 2015 pada pukul 20.30 Wib s/d Selesai, dimana menampilkan
dan membahas tetang hasil pengkajian yang telah di dapatkan oleh mahasiswa/i
PBL akper kesdam IM selama 4 hari di mulai dari tanggal 02 april sampai 05
april di Gampong Lamcot. Bersama masyarakat duduk bermusyawara dan
bermufakat untuk dapat menentukan prioritas masalah dan menyelesaikan
masalah tersebut.
Dari hasil pengkajian data, maka permasalahan yang berhasil di
identifikasikan oleh mahasiswa/i bersama masyarakat adalah tetang kebersihan
lingkungan yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti ISPA, Diare,
Dbd dan Resiko terjadinya penyakit polio, campak, hepatitis dan tetanus.
1. Resiko terjadinya penyakit Infeksi (ISPA) pada Masyarakat di Gampong
Lamcot kecamatan Darul Imarah b/d kesalahan dalam penatalaksanaan
lingkungan dan pengelolaan sampah.
2. Resiko terjadinya karies gigi pada anak di Gampoeng Lamcot kecamatan
Darul Imarah berhubungan dengan kurangnya informasi masyarakat tentang
perawatan gigi.
3. Resiko terjadinya penyakit polio, campak, hepatitis dan tetanus pada
masyarakat Gampong Lamcot b/d Kurangnya Informasi tentang Imunisasi

C. Perencanaan
Pada tahap perencanaan asuhan keperawatan keluarga, mahasiwa/i
harus terlibat terlebih dahulu melakukan diskusi kelompok untuk menentukan
kegiatan keperawantan komunitas yang akan dilakukan sebagai acuan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
Penentuan perencanaan dibuat bersama-sama dengan masyarakat pada
saat lokakarya mini, meliputi ; penentuan jenis kegiatan, kriteria, standar, waktu,
pelaksanaan sumberdaya, dan rencana tindakan yang disusun berdasarkan
prioritas masalah yang telah dibicarakan.
Dalam penentuan intervensi untuk pemecahan masalah, Geuchik dan
masyarakat gampong Lamcot yang hadir pada acara lokakarya mini banyak
memberikan masukan untuk perencanaan kegiatan yang berhasil dirumuskan
adalah:
1. Gotong royong
2. Penyuluhan ISPA
3. Penyuluhan dan perlombaan cara menggosok gigi yang baik dan benar
4. Posyandu dan penyuluhan Imunisasi.
D. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan , mahasiswa/i secara bertahap melibatkan
masyarakat, kelompok-kelompok organisasi yang terdapat dalam masyarakat
seperti kepala dusun dan ketua pemuda. Semua kegiatan menitik beratkan pada
perubahan perilaku masyarakat, perubahan pengetahuan masyarakat dan
keterampilan masyarakat.

E. Evaluasi
1. Dari hasil pelaksanaan gotong royong yang dilaksanakan di Gampong
Lamcot, Gampong tampak lebih bersih dari sebelumnya dan masyarakat juga
telah menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan di Gampong Lamcot
khusunya disekitar rumah masing-masing.
2. Dari hasil penyuluhan tentang ISPA bahwa masyarakat Gampong Lamcot
telah mengetahui dan mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, serta penanganan ISPA.
3. Dari hasil perlomabaan menggosok gigi yang telah di laksanakan di SD Lam
Ura,di dapatakan hasil bahwa murid-murid telah mengetahui tentang
menggosok gigi yang benar. Mereka juga telah mengetahui akan pentingnya
kesehatan menggosok gigi bagi dirinya sendiri.
4. Dari hasil penyuluhan Imunisasi di posyandu yang telah di laksanakan di
Meunasah Gampong Lamcot, di dapatkan hasil bahwa ibu-ibu yang
membawa Anaknya telah mengetahui tentang Imunisasi, dan efek samping
setelah di Imunisasi. Mereka juga telah mengetahui pentingnya Imunisasi
bagi anak-anak mereka.

PRE PLANNING
LOKAKARYA MINI I PADA MASYARAKAT
DI GAMPOENG LAMCOT

A. LATAR BELAKANG
Lokakarya Mini Desa adalah usaha untuk menggalang kerja sama tim
dalam memecahkan permasalahan yang ada didesa dengan melibatkan sektor
formal dan informal sehingga masyarakat berperan aktif dalam memecahkan
masalah kesehatan yang ada di desanya.

Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam lokakarya mini agar


masyarakat dapat mengetahui dan memahami masalah kesehatan yang muncul
di desanya dan diharapkan masyarakat dapat mengambil alternatif tindakan
yang diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada.

Tujuan dari lokakarya mini agar derajat keseluruhan masyarakat dapat


ditingkatkan lagi secara optimal. Oleh karena itu mahasiswa Akper Kesdam IM
Banda Aceh diharapkan dapat menjadi motivator dan fasilitator dalam
menemukan dan memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ada
dilingkungan Lamcot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

Berdasarkan hasil Winshield Survey dan wawancara dengan kader


Gampong Lamcot didapatkan data jumlah peenduduk 248 jiwa dan jumlah KK
80 KK. Kelompok melakukan wawancara dengan menggunakan media
kuesioner kepada masyarakat untuk mendapatkan masalah kesehatan yang ada
di Gampong Lamcot

B. RENCANA KEPERAWATAN
1) Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan melakukan kerja sama antar lintas sektoral dan lintas
program di Gampong Lamcot.
2) Tujuan Khusus
a. Menemukan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di
Gampong Lamcot.
b. Membuat prioritas masalah kesehatan yang ada di Gampong Lamcot
c. Membuat perencanaan dan tindakan dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada di Gampong Lamcot.

C. RENCANA KEGIATAN
9. Topik
Loka karya mini di gampong Lamcot
10. Metoda
Pemaparan Tanya jawab dan diskusi
11. Media
Media yang digunakan adalah LAPTOP dan LCD
12. Waktu
Hari/Tanggal : Saptu, 06 April 2015
Pukul : 20.00 s/d selesai
13. Tempat : Meunasah Gampong Lamcot

D. STRATEGI PELAKSANAAN

WAKTU KEGIATAN
NO
1. 20.30 WIB 1. Pembukaan
a. Memberikan salam
b. Menjelaskan tujuan
pertemuan
2. Kegiatan Inti
a. Memaparkan tentang
data dari wilayah
Gampong Lamcot
b. Menjelaskan /
memaparkan kepada
masyarakat Gampong
tentang masalah-
masalah kesehatan
yang ditemukan di
Gampong Lamcot
c. Memberikan
kesempatan kepada
masyarakat untuk
bertanya
d. Melakukan diskusi
dengan masyarakat
tentang permasalahan
kesehatan yang ada di
Gampong Lamcot
e. Menentukan prioritas
masalah bersama
masyarakat
f. Bersama masyarakat
menyusun rencana
kegiatan untuk
mengatasi masalah
kesehatan yang ada di
Gampong Lamcot
3. Penutup
a. Menyimpulkan materi
lokakarya mini
b. Mengucapkan salam

E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan masyarakat dalam mengikuti lokakarya mini
b. Media dan hasil tabulasi data telah memadai
c. Tempat kegiatan sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Lokakarya mini dilakukan selama 90 menit.
b. Masyarakat dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan berlangsung.
c. Adanya kesepakatan antara mahasiswa dan masyarakat untuk
memecahkan masalah yang ada.
d. Masyarakat mengikuti kegiatan sampai selesai dan kegiatan berlangsung
lancar tanpa ada gangguan yang berarti.
3. Evaluasi hasil
a. Masyarakat dapat mengetahui / mengidentifikasi masalah kesehatan
yang ada di gampongnya.
b. Masyarakat dapat merencanakan cara mengatasi masalah kesehatan
yang ada di gampongnya.
c. Mahasiswa bersama masyarakat berpartisipasi aktif dalam melaksanakan
kegiatan yang telah direncakan dalam mengatasi masalah kesehatan di
Gampong Lamcot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

F. SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan oleh protokol : Rissa Muharni
2. Pembacaan Ayat suci Al-Quran : Nadia
3. Kata sambutan Geucik : Adnan,S.Sos
4. Kata sambutan penanggung jawab : Enggus
5. Penyaji materi : Kiki Rizki Nanda

G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Enggus
2. Penyaji : Kiki Rizky Nanda
3. Notulen : Rissa Muharni
4. Fasilitator : Nurul Rizki
Jamaliah

LAPORAN HASIL KEGIATAN LOKAKARYA MINI I DI GAMPOENG LAMCOT


KECAMATAN DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR

Sabtu, 06 April 2015

1. PERSIAPAN
Mahasiswa menyampaikan kegiatan dengan terlebih dahulu dengan
membuat laporan pendahuluan dan mengkonsultasikan persiapan laporan
dan materi yang akan datang diberikan untuk kegiatan lokakarya mini kepada
pembimbing tiga hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Mahasiswa yang
menjadi penanggung jawab kegiatan menugaskan Humas masing-masing
dusun untuk menghubungi ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda-pemudi dan lansia
yang ada didusunnya minimal tiga orang masyarakat di setiap dususnnya.
Sehari sebelum kegiatan berlangsung di beritahukan ulang kapada
Humas masing-msing dusun untuk mencarikan tiga orang peserta dari
perwakilan masing-masing dusun. Para ibu-ibu, bapak-bapak, lansia, dan
pemuda-pemudi mengungkapkan kesediaannya untuk mengikuti likakarya
mini yang akan dilakukan oleh mahasiswa.
Untuk terlaksananya kegiatan yang telah di rencanakan maka
kelompok melaksanakan pengorganisasian kelompok sebagai berikut ;
Enggus sebagai penanggung jawab, Risa Muharni sebagai moderator, Kiki
Riski Nanda sebagai penyaji, Jamaliah sebagai fasilitator, Nurul Rizki sebagai
notulen.

2. PROSES
Kegiatan dimulai setelah semua peserta yang dihubungi berkumpul
sebanyak 42 orang masyarakat melebihi dari target yang direncanakan
sebanyak 20 orang. Selain ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda-pemudi, dan
lansia, yang di undang lokmin ini juga di hadiri oleh anak-anak dengan
pendidikan masik sekolah dasar.
Kegiatan dengan sasaran masyarakat dimulai pada pukul 20.00 Wib
dengan pembukaan oleh moderator. Moderator melakukan kontrak waktu
dengan peserta kegiatan, menjelaskan tujuan dan manfaat diadakannya
kegiatan lokmin, memperkenalkan mahasiswa kepada para masyarakat.
Acara dimulai pada pukul 20.00 Wib. Selama menyajikan lokmin, masyarakat
menyimak materi yang diberikan ada yang tanya dan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh penyaji, semua terlibat aktif. Setelah itu moderator
menyimpulkan materi lokmin kemudian acara ditutup oleh moderator tepat
pada pukul 22:30 Wib tidak seperti yang dijadwalkan.
3. HASIL
Pelaksanaan lokmin berlangsung selama 90 menit dengan perincian
pembukaan selama 10 menit, penyajian materi selama 45 menit, tanya jawab
25 menit, kesimpulan dan penutup 10 menit.
Kegiatan berlangsung dengn tertib, peserta tampak antusias dengan
materi yang diberikan, dan kegiatan berjalan sesuai waktu yang
direncanakan. Dari hasil tanya jawab yang dilaksanakan materi tercapai 80 %
dari sasaran yang diharapkan.

4. SARAN
Diharapkan kepada peserta untuk menerapkan apa yang disampaikan
oleh penyaji dalam kehidupan sehari-hari.

PRE PLANNING
LOKA KARYA MINI II PADA MASYARAKAT
DIGAMPONG LAMCOT
A. Latar Belakang
Lokakarya Mini Desa adalah usaha untuk menggaalang kerja sama tim dalam
memecahkan permasalahan yang ada didesa dengan melibatkan sector formal
dan informal sehingga masyarakat berperan aktif dalam memecahkan masalahb
kesehatan yang ada didesanya.
Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam lokakarya mini agar
masyarakat dapat mengetahui dan memahami masalah kesehatan yang muncul
di desanya dan diharapkan masyarakat dapat mengambil alternatif tindakan
yang diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada.
Tujuan dari lokakarya mini agar derajat keehatan masyarakat dapat
ditingkatkan lagi secara optimal. Oleh Karena itu mahasiswa Akper Kesdam IM
diharapkan dapat menjadi motivator dan fasilitator dalam menemukan dan
memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ada dilingkungan
Gampoeng Lamcot Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar.
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan kader dan masyarakat di
gampoeng didapatkan data penduduk berjumlah 248 kepala keluarga dengan
jumlah penduduk 80 jiwa dengan kriteria laki-laki berjumlah 126 orang dan
perempuan 122 jiwa .

B. RENCANA KEPERAWATAN
1) Tujuan umum
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan melakukan kerja sama antar lintas sektoral dan lintas
progam di gampoeng Lamcot.
2) Tujuan khusus
a. Menemukan dan mengindentifikasi masalah kesehatan dengan teori
yang ada di gampoeng Lamcot.
b. Menyelengarakan kebiasaan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan teori yang ada.
c. Membuat perencanaan lanjutan dalam mengatasi masalah kesehatan
masyarakat yang ada di gampoeng Lamcot.

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Lokarkarya mini di Gampong Lamcot
2. Metoda
Pemaparan hasil evaluasi kegiatan/ Tanya jawab dan diskusi
3. Media
Media yang di gunakan adalah LAPTOP dan LCD
4. Waktu
Hari/ Tanggal : jum’at, 19 April 2015
Pukul : 20:00 s/d 22:30 wib
5. Tempat
Meunasah Gampoeng Lamcot.

D. STRATEGI PELAKSANAAN

NO. WAKTU KEGIATAN


1. 20.00 – 20.10 Wib 1. Pembukaan
a. memberikan salam
b. menjelaskan tujuan
2. 20.10 – 20.50 Wib
2. Kegiatan inti
a. Memaparkan hasil evaluasi
selama 3 minggu di wilayah
Gampoeng Lamcot.
b. Menjelaskan / memaparkan
kepada masyarakat
gampoeng tentang
masalah-masalah yang
belum teratasi ditemukan di
Gampoeng Lamcot.
c. Memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk
bertanya.
d. Melakukan diskusi dengan
masyarakat tentang
permasalahan kesehatan
3. 20.50 – 21.00 Wib yang ada di Gampoeng
Lamcot..
e. Menyusun rencana
kegiatan selanjutnya dgn
masyarakat untuk
mengatasi masalah
kesehatan yang ada di
Gampoeng Lamcot.

3. Penutup
a. Menyimpulkan materi
lokakarya mini II.
b. Mengucapakan salam.

E. KRITERIA HASIL
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan masyarakat dalam mengikuti lokakarya mini II
b. Media dan hasil tabulasi data telah memadai
c. Tempat kegiatan sesuai perencanaan.
2. Evaluasi proses
a. Lokakarya mini di laksanakan selama 160 menit.
b. Masyarakat dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan
berlangsung.
c. Adanya kesepakatan antara mahasiswa dan masyarakat untuk
menerima hasil evaluasi selam 3 minggu dan membuat rencana
kedepan.
d. Masyarakat mengikuti kegiatan sampai selesai dan kegiatan
berlangsung dengan lancar tanpa ada gangguan yang beararti.
3. Evaluasi hasil
a. Masyarakat dapat mengetahui/ mengidentifikasi masalah kesehatan
yang belum teratasi yang ada di Gampoeng Lamcot.
b. Masyarakat dapat merencanakan cara mengatasi masalah kesehatan
yang belum teratasi ada di Gampoeng Lamcot.
c. Masyarakat dapat merencanakan untuk meningkatan kesehatan
lingkungan yang lebih baik lagi di Gampoeng Lamcot.

F. SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan oleh protocol : Enggus
2. Pengarahan kepala desa : Adnan Juned
3. Penyajian materi : Nurul Rizki
4. Diskusi Tanya jawab : Masyarakat
5. Kesimpulan : ( protocol)
6. Pembacaan do’a : Tgk. Imam

G. PENGORGANISASI
1. Penanggung jawab : Enggus
2. Penyaji : Nurul Rizki
3. Operator : Jamalia
4. Moderator : Enggus
5. Observer : Risa Muharni
6. Fasilitator : Jamalia
7. Konsumsi : Risa Muharni

LAPORAN HASIL KEGIATAN LOKAKARYA MINI II DI GAMPOENG ATEUK


CUT KECAMATAN DARUL IMARAH
KABUPATEN ACEH BESAR
Minggu, 19 April 2015

1. PERSIAPAN
Mahasiswa menyiapkan kegiatan dengan terlebih dahulu membuat
laporan pendahuluan dan mengkonsultasikan persiapan laporan dan
materi yang akan diberikan untuk kegiatan lokakarya mini kepada
pembimbing tiga hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Mahasiswa yang
menjadi penanggung jawab kegiatan menugaskan Humas masing - masing
dusun untuk menghubungi ibu - ibu, bapak - bapak, pemuda - pemuda dan
lansia yang ada didusunnya minimal tiga orang masyarakat di setiap
dusunnya.
Sehari sebelum kegiatan berlangsung diberitahukan ulang kepada
Humas di masing- masing dusun untuk mencarikan tiga orang peserta dari
perwakilan masing- masing dusun. Para ibu- ibu, bapak- bapak, lansia, dan
pemuda- pemudi mengungkapkan kesedihannya untuk mengikuti lokakarya
mini yang dilakukan oleh mahasiswa.
Untuk terlaksananya kegiatan yang telah direncanakan maka
kelompok melaksanakan pengorganisasian kelompok sebagai berikut ;
Enggus sebagai penanggung jawab, Enggus sebagai moderator, Kiki
Rizki Nanda sebagai penyaji, sebagai Jamalia observer, Nurul Rizki sebagai
dokumentasi, Risa Muharni sebagai dokumentasi. Kemudian penanggung
jawab menyiapkan materi dan leaflet untuk dibagikan.

2. PROSES
Kegiatan dimulai setelah semua peserta yang dihubungi berkumpul
sebanyak 40 orang masyarakat melebihi dari target yang direncanakan
sebanyak 70 orang. Selain ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda-pemudi, dan lansia,
yang di undang lokmin ini juga dihdiri oleh anak-anak dengan pendidikan
masih sekolah dasar.
Kegiatan dengan sasaran masyarakat dimulai pada pukul 20.30 Wib
dengan pembukaan oleh moderator. Moderator melakukan kontrak waktu
dengan peserta kegiatan, Memaparkan hasil kegiatan PBL digampong
Lamcot selama 3 minggu, tujuan dan manfaat diadakannya kegiatan lokmin
II, adalah untuk memberitaukan kepada masyarakat hasil yang telah
dilaksanakan selama 3 minggu dan memberitaukan masalah-,maslah yang
belum teratasi digampong Lamcot. Acara dimulai pada pukul 20.30 wib.
Selama menyajikan lokmin, masyarakat mendengar dan memperhatikan
mahasiwa memaparkan hasil evaluasi selama 3 minggu. Ada yang bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji, semua terlihat aktif.
Setelah itu moderator menyimpulkan dari hasil evaluasi tersebut,
kemudian acara ditutupi oleh moderator tepat pada pukul 22.30 wib tidak
seperti yang dijadwalkan karena banyak masukan positif dari pak geuchik
,tengku, sekdes, ketua pemuda, kepala lorong, ibu geuchik, masyarakat, tuha
peut dan dilanjutkan perpisahan.

3. HASIL
Pelaksanaan lokmin berlangsung 160 menit dengan perincian
pembukaan 15 menit, penyajian hasil evaluasi selama 80 menit, Tanya
jawab 15 menit, kesimpilan dan penutup 50 menit.
Kegiatan berlangsung dengan penuh tertib , peserta tampak antusias
dengan materi yang diberikan, dan kegiatan berjalan sesuai waktu yang
direncanakan. Dari hasil Tanya jawab yang dilaksanakan materi tercapai 80
% dari sasaran yang diharapakan.

4. HASIL EVALUASI
1. Masalah yang teratasi
1) Peningkatan kebersihan sudah ada
2) Masyarakat sudah mengetahui obat-obat tradisional ISPA
3) Masyarakat sudah bagaimana cara pengolahan sampah yang baik
2. Masalah teratasi sebagian
1) Jendela disetiap rumah sudah dibuka namun ada sebagian rumah yang
tidak dibuka
2) 45 % Got yang masih belum lancar
3) 43 % Sampah belum dibakar
4) 35 % Kandang ternak berdekatan dengan rumah
5) 55 % anak-anak menggosok gigi 2 kali sehari
6) 43 % Pemahaman tentantang penyakit ISPA sudah ada
7) Kandang masih dekat dengan rumah
8) 23 % Halaman rumah dibersihkan sehari sekali
9) 21 % Septic tank masih dekat dengan sumur
10) 15% Tempat sampah belum tersedia
11) 23 % Olah raga tidak dilakukan
12) 45 % Jendela rumah belum terpenuhi
3. Masalah yang baru
1) kekurangan gizi pada anak-anak
2) kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang ASI eklusif

D. Saran
1. Untuk pelaksanaan LOKMIN hendaknya dilakukan pada hari libur.
2. Pergerakan masyarakat dilakukan langsung oleh perangkat desa, seperti
geuchik, Kepala dusun, Ibu PKK dll.
3. Diharapkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
untuk mencegah penyakit infeksi.
4. Diharapkan untuk masyarkat menerapakan apa yang disampaikan oleh
mahasiswa dalam kehidupan sehari-harinya.

PRE PLANNING
PENYULUHAN GOTONG ROYONG PADA MASYARAKAT DI GAMPONG
LAMCOT

A. LATAR BELAKANG
Masyarakat adalah sekolompok manusia yang telah hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dan mengganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan social dengan batas - batas yang telah ditetapkan
dengan jelas.Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berinteraksi,saling tergantung, dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.
(Effendy, 1997).
Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari prilaku individu,
ataupun prilaku - prilaku kelompok masyarakat dalam banyak hal, diantaranya
adalah yang berkaitan degan kesehatan lingkungan, misalnya membuang
sampah sembarangan, buang kotoran ke tempat yang banyak digunakan orang
banyak sebagai tempat mandi, mencuci dan aktivitas-aktivitas lainnya serta tidak
terdapat saluran pembuangan air limbah yang memadai yang dapat
dipergunakan oleh masyarakat (Effendy,1997).
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak
digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dibuang. Para ahli kesehatan
masyarakat amerika membuat batasan, sampah adalah (Waste) adalah sessuatu
yang tidak digunakan, tidak di pakai, tidak di senangi, atau sesuatu yang
dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendiri
(Notoadmojo,1997). Bedasarkan sumber sampah dapat berasal dari pemukiman,
tempat umum, perkantoran, jalan raya, industry, pertanian dan perternakan.
Sedangkan pengolahan sampah dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan
mengangkut sampah ketempat pembuangan akhir, pemusnahan dengan dibakar
dan pengolahan.
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal
dari mengandung rumah tangga, industry, maupun tempat-tempat umum lainya
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat - zat yang dapat berbahaya
bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Cara pengolahan
air limbah secara sederhana terdiri dari pencernaan, oksidasi dan irigasi.
Pengolahan air limbah secara irigasi yaitu air limbah dialirkan ke parit terbuka
yang digali (Notoadmojo, 1997).
Dari hasil kuesioner 3 April 2015 diperoleh 10 % sistem ventilasi sudah
memadai (50 %). Kondisi tempat pembuangan sampah terbuka atau dibiarkan di
samping rumah (45 %), saluran pembuangan air limbah dengan cara mengalir
38% dan tergenang (40 %), cara pengolahan sampah rumah tangga dengan cara
di tumpuk dan di bakar (75 %).
Bertitik tolak dari masalah-masalah yang disebut diatas, maka keberadaan
mahasiswa Akademi Keperawatan yang sedang menjalani kepaniteraan klinik
senior (K3S) bidang keperawatan komunitas bersama dengan perangkat desa
dan masyarakat berencana untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi di
tengah-tegah masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Yang mana
salah satunya yaitu berkaitan kesehatan lingkungan.Maka untuk mencapai
lingkungan yang bersih dan sehat perlu adanya partisipasi masyarakat dalam
mewujudkannya salah satu dengan cara gotong royong membersihkan
lingkungan sekitar desa dan pembuatan saluran pembuangan air limbah dan
berfokus pada balai desa dan tempat ibadah/mushalla.

B. RENCANA KEGIATAN

WAKTU KEGIATAN PJ
Pemberitahuan kepada masyarakat
09.00 Wib Humas
sekitar
Pembersihan saluran pembuangan
09.20 Wib air limbah (parit),WC,halaman di Fasilitator
mushalla dan balai desa.
Konsumsi dan
11.30 Wib Istirahat dan selesai
Fasilitator

1. Diagnosa keperawatan
Resiko terjadinya infeksi DBD atas dengan gangguan saluran
pencernaan masyarakat desa Lamcot kecamatan Darul Imarah Kab. Aceh
Besar B/D sistem ventilasi tidak memadai, kondisi tempat pembuangan
sampah terbuka, sistem pembuangan air limbah di sembarang tempat.
2. Tujuan Umum
Untuk menurunkan resiko terjadinya Infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA) dan DBD masyarakat desa Lamcot Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar.
3. Tujuan Khusus
a) Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong /mobilisasi
massa
b) Masyarakat berpartisipasi untuk membawa alat untuk kegiatan gotong
royong
c) Masyarakat berpartisipasi dalam pembersihan saluran pembuangan air
limbah (parit),WC,halaman di mushalla dan balai desa.
d) Masyarakat berpartisipasi untuk membuat tempat pembuangan sampah
akhir yang telah disediakan

C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Nama kegiatan : Gotong Royong
2. Alat dan bahan : Cangkul,Parang,Sapu,Tempat
sampah
3. Waktu : 09.00 s/d selesai (Minggu,07 april 2015)
4. Tempat :Meunasah Lamcot
5. Strategi Pelaksanaan
6. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Enggus
b. Fasilitator : Jamalia
c. Konsumsi : Risa Muharni
d. Dokumentasi : Nurul Rizki
e. Humas : Kiki Rizki Nanda

D. KRITERIA HASIL
1. Struktur
a. Pemberitahuan kepada masyarakat sekitar
b. Adanya partisipasi warga dalam mengikuti kegiatan
c. Alat disiapkan, berupa sapu, cangkul, parang, tempat sampah
d. Tempat kegiatan Mushalla desa Lamcot
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
c. Mahasiswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Adanya partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong
b. Adanya masyarakat membawa alat dalam membawa alat untuk gotong
royong
c. Adanya partisipasi masyarakat dalam pembersihan saluran pembuangan
air limbah (parit), WC, dan halaman di mushalla.
d. Adanya partisipasi masyarakat untuk membuat tempat pembuangan
sampah akhir yang telah di sediakan.

LAPORAN HASIL KEGIATAN GOTONG ROYONG


DI GAMPOENG LAMCOT
MINGGU 07 APRIL 2015

1. PERSIAPAN
Masyarakat telah mendapat pemberitahuan untuk pelaksanaan kegiatan
gotong royong tanggal 07 April 2015 sejak tanggal 07 April 2015 (melalui
perangkat desa geucik, sekdes dan ketua pemuda).
Alat-alat yang diperlukan telah disiapkan oleh seksi tempat dan
perlengkapan, diantaranya : Sapu lidi, sapu ijuk, cangkul, parang, sikat lantai
dan kloset WC. Tempat pelaksanaan adalah di Meunasah Lamcot dan
sekitarnya.

2. PELAKSANAAN
Gotong royong di Meunasah Lamcot telah dilaksanakan pada tanggal 07
April 2015 pada pukul 09.00 – 12.00 wib yang bertempat di Meunasah Lamcot.
Pelaksanaan gotong royong berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini
tampak dari partisipasi masyarakat yang hadir sesuai rencana. pelaksana gotong
royong adalah seluruh mahasiswa Akper Kesdam IM yang sedang menjalani
praktek belajar lapangan bagian Keperawatan komunitas .

3. HASIL KEGIATAN
a. Lingkungan balai desa dan ruangan dalam mushalla tampak bersih
b. Sampah dikumpulkan dan diangkut ketempat pembuangan sampah
sementara dan dibakar Sebagian saluran pembuangan air limbah, parit dan
WC telah bersih dan lancar.

4. SARAN
a. Penggerakan masyarakat dilakukan langsung oleh perangkat desa, seperti
pak geucik dan kepala dusun, ketua pemuda.
b. Pemberitahuan kegiatan gotong royong pun harus dilakukan jauh hari
sebelum waktu yang direncanakan.

PRE PLANNING
PENYULUHAN ISPA PADA MASYARAKAT
DIGAMPONG LAMCOT
A. LATAR BELAKANG

Menurut DepKes RI (1998) Istilah ISPA mengandung 3 unsur, yaitu infeksi,


saluran pernafasan, dan akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur
adalah sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau


mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit.

Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ yang mulai dari
hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup
saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini
maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).

Yang dimaksud dengan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai
dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut
meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses
ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (DepKes.1998

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kesehatan anak serta pengetahuan ibu dalam
mengatasi masalah ISPA.

2. Tujuan khusus
a. Ibu mampu mengetahui pengertian ISPA.
b. Ibu mampu mengetahui penyebab ISPA.
c. Ibu mampu mengetahui tanda dan gejala ISPA.
d. Ibu mampu mengetahui cara-cara pencengahan ISPA.

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Penyuluhan tentang ISPA di gampong Lamcot Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar.

2. Metode
Diskusi/tanya jawab.

3. Media
Media yang digunakan untuk presentasi adalah Lcd dan Leaflet

4. Waktu
Hari/tanggal : Selasa 09 April 2015

Pukul : 15.00 s/d selesai

5. Tempat
Meunasah Gampong Lamcot

D. STRATEGI PELAKSANAAN
E.
No Waktu Kegiatan Kegiatan peserta
penyuluhan
1 2 menit Pembukaan : 1.  Menjawab salam
1.    Memberi salam 2.  Mendengarkan dan
2.    Menjelaskan memperhatikan
tujuan
pembelajaran
2 7 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
1.      Menjelaskan mendengarkan
materi penyuluhan
secara berurutan
dan teratur

Materi :
1.      Pengertian ISPA
2.      Etiologi ISPA
3.      Gejala ISPA
4.      Penanganan
ISPA

3 4 menit Evaluasi : Bertanya dan


Meminta kepada menjawab
ibu – ibu untuk pertanyaan
menjelaskan
kembali atau
menyebutkan :
1.      Pengertian ISPA
2.      Tanda bahaya
ISPA
4 2 menit Penutup : Menjawab salam
Mengucapkan
terima kasih dan
mengucapkan
salam

F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Adanya kesiapan masyarakat dalam mengikuti acara
penyuluhan kesehatan tentang ISPA.
b. Media yang akan digunakan telah memadai
c. Tempat pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencana
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan di laksanakan selama 30
menit.
b. Mahasiswa dan masyarakat berperan aktif selama kegiatan
berlangsung.

c. Kegiatan berlangsung dengan lancar


d. Ibu-ibu mengikuti acara sampai dengan selesai.
3. Evaluasi Hasil
a. Ibu-ibu dapat memahami tentang pengertian ISPA.
b. Ibu-ibu dapat memahami tentang penyebab ISPA.
c. Ibu-ibu dapat memahami tentang tanda dan gejala ISPA.
d. Ibu-ibu dapat memahami cara pencegahan ISPA.

G. SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan oleh protokol : Risa Muharni
2. Penyajiaan materi : Kiki Rizki Nanda
3. Kesimpulan : Enggus
4. Penutup : Nurul Rizki

H. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Enggus
2. Penyaji : Kiki Rizki Nanda
3. Moderator : Risa Muharni
1. Fasilator : Jamalia
2. Dokumentasi : Nurul Rizki

MATERI PENYULUHAN
ISPA

A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN ISPA?


ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan
batuk pilek yang datangnya tiba-tiba

B. APA PENYEBABNYA?
a. Penyebab utama: Virus
b. Penyebab lain :
Tertular penderita lain

Belum imunisasi lengkap


Kurang gizi

Tinggal dilingkungan yang kurang sehat, seperti:


Pencahayaan sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
Ventilasi dan jendela rumah sedikit dan jarang dibuka
Ada anggota keluarga yang merokok
Lingkungan rumah dekat jalanan berdebu

C. TANDA DAN GEJALA ISPA?


- Batuk pilek
- Demam/panas
- Nafas sesak/tarikan dinding dada saat bernafas

- Nafas cepat:
 Umur 2 bulan: 60 kali atau lebih/menit
 Umur 2 bulan – 1 tahun: 50 kali atau lebih/menit
 Umur 1-5 tahun: 40 kali atau lebih permenit

D. APA AKIBAT DARI ISPA?


1. Penyakit bertambah parah
2. Kecerdasan berkurang
3. Sesak napas berat bisa meninggal dunia

E. BAGAIMANA CARA MENCEGAH NYA?


- Jauhkan dari penderita batuk
- Berikan ASI
- Mintakan imunisasi lengkap

- Berikan makanan bergizi setiap hari


- Jaga kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan

F. BAGAIMANA CARA MERAWATNYA?


1. Istirahat yang cukup
2. Bersihkan hidung yang tersumbat dengan sapu tangan
3. Jika demam/panas:
a. Anak Usia kurang dari 2 tahun:
- Berikan ASI

- Berikan kompres hangat


- Berikan obat penurun panas
- Minum yang banyak
- Berikan pakaian tipis & menyerap
b. Anak Usia > 2 tahun
- Berikan makanan dan minuman yang cukup, bila muntah usahakan berikan
minum lagi
- Beri kompres hangat dan obat penurun panas
c. Dewasa
- sama perawatannya dengan anak usia diatas 2 tahun

4. Jika Batuk:
- Berikan inhalasi (pelega tenggorokan dan pernapasan) dengan
menggunakan air panas dalam baskom dan menthol (minyak kayu putih)
- Obat tradisional: campuran setengah sendok makan air perasan jeruk
nipis dengan setengah sendok makan madu atau kecap

- Tepuk-tepuk punggung bila sulit mengeluarkan dahak


5. Memakan makanan yang bergizi
6. Datang Puskesmas atau rumah sakit terdekat

a. Bagaimana lingkungan rumah yang sehat untuk menghindari ISPA?


1. Rumah dan lingkungan bersih

2. Penerangan dari sinar matahari cukup

3. Hindari anak menghisap debu dan asap (asap dapur, dan asap rokok)
4. Pertukaran udara (ventilasi) cukup dengan cara membuka jendela setiap pagi
5. Jauhkan anak dari penderita batuk pilek
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN ISPA DI GAMPOENG LAMCOT
09 APRIL 013

1. Persiapan
Masyarakat telah mendapat pemberitahuan untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan ispa tanggal 09 april 2015. Kegiatan ini dilakukan
berdsarkan kesepakatan yang dimusyawarahkan pada saat lokmin di
meunasah Gampoeng Lamcot. Pemberitahuan ulang kepada ibu-ibu
dilakukan kembali satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan melalui
pengumuman di meunasah dan melalui perangkat desa geucik, sekdes dan
ketua pemuda.
2. Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Ispa telah dilaksanakan pada tanggal 09 April
2015 pada pukul 15:00 WIB yang bertempat di meunasah Gampoeng
Lamcot.
Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuia dengan rencana. Hal i8ni
tampak dari partisipasi ibu-ibu yang hadir dengan rencana yang di harapkan
dan ibu-ibu berperan aktif dalam pelaksanaan penyuluhan, terbukti dengan
antusiasnya ibu-ibu yang bertanya tentang Ispa.
Pelaksanaan penyuluhan adalah kelompok XI mahasiswa Akper
Kesdam Banda Aceh yang sedang melaksanakan praktek belajar lapangan
( PBL ).
3. Hasil Penyuluhan
a. Masyarakat tampak mengerti tentang Ispa
b. Masyarakat sudah memahami cara penanganan Ispa
c. Masyrakat merasa puas terhadap penyuluhan ynag telah diberikan.
4. Saran
a. Untuk pelaksanaan penyuluhan hendaknya dilakukan pada hari libur
( bukan hari kerja )
b. Pemberitahuan pelaksanaan penyuluhan harus dilakukan jauh hari
sebelum waktu yang dipersiapkan.

PRE PLANNING
PENDAHULUAN PENYULUHAN MENGGOSOK GIGI DI SD LAM URA

DI GAMPOENG ATEUK LAMPHANG

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pembangunan Sektor Kesehatan Nasional di arahkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, meningkatkan
gizi, membudayakan sikap hidup bersih dan sehat serta meningkatkan mutu
dan kemudahan pelayanan yang harus makin terjangkau oleh seluruh
masyarakat. Arahan ini mencakup bidang sikat gigi, bahwa upaya kesehatan
gigi dan mulut di laksanakan dengan memacu meningkatkan kemandirian
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam memelihara kesehatan gigi.
Hal ini di upayakan melalui promotif dan preventif yang perlu di lakukan sedini
mungkin.
Pentingnya perawatan gigi dan mulut serta menjaga kebersihannya
karena mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahuinya. Mulut
merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa
mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum
mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Gigi merupakan
satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi
dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lain, sehingga dapat
mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat merusak
gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi
dan ada pula yang merusak gigi.
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Di
Negara-negara maju prevalensi karies gigi terus menurun sedangkan di
Negara-negara berkembang termasuk indonesia ada kecendrungan kenaikan
preevalensi penyakit tersebut (Supartinah, 1999). Data menunjukkan 80%
penduduk indonesia memiliki gigi rusak karena berbagai sebab. Namun yang
paling banyak di temui adalah karies gigi atau gigi berlubang dan periodontal
atau kerusakan jaringan akar gigi (Mangoenprasadjo, 2004).
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesehatan anak serta tercapainya derajat kesehatan
gigi dan mulut yang optimal pada anak.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan kesehatan , kesadaran, serta perilaku anak dalam
memelihara gigi dan mulut pada anak.
b. Terpenuhinya pelajaran mendidik gigi dan mulut pada anak.
c. Anak mampu mengetahui apa tanda dan gejala sakit gigi.
d. Anak mengetahui cara menyikat gigi yang benar.
e. Anak mengetahui apa keuntungan memelihara mulut dan gigi.

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Penyuluhan tentang SIKAT GIGI yang baik dan demontrasi di SD Lam
Ura Gampong Lamphang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar.
2. Metode
Diskusi/Tanya jawab.
3. Media
Media yang digunakan untuk persentasi adalah leaflet
4. Waktu
Hari/tanggal : kamis 11 April 2015
Pukul : 10.00 s/d selesai
5. Tempat : SD Lam Ura

D. STRATEGI PELAKSANAAN

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu


.

1. Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab salam 5 menit


 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
2. Isi  Membagikan leaflet  Menerima leaflet 20 menit
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan
pengertian danmendengarka
Menggosok gigi n
 Memperhatikan
 Menjelaskan tentang dan
Tujuan menggosok mendengarkan
gigi  Memperhatikan
dan
mendengarkan
 Menjelaskan tentang
 Memperhatikan
alat yang di gunakan
dan
untuk menggosok
mendengarkan
gigi
 Memperhatikan
dan
 Menjelaskan tentang
mendengarkan
Cara menggosok
 Memperhatikan
gigi yang benar
dan
mendengarkan
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan
Akibat tidak dan
menggosok gigi mendengarkan
3. Penutup  Mengajukan  Menjawab 5 menit
pertanyaan kepada pertanyaan
Swiswa-siswi
seputar materi yang
telah disampaikan
 Memberikan reward
(aplaus dan pujian)
 Tersenyum
 Memberi
kesempatan kepada
Siswa-siswi untuk
mengajukan
 Mengajukan
pertanyaan
pertanyaan
 Membuat
 Memperhatikan
kesimpulan
dan
 Menyampaikan
mendengarkan
salam penutup
 Menjawab salam

E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Adanya kesiapan mahasiswa dan anak-anak dalam acara kegiatan.
b. Tempat pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dan perlombaan di laksanakan selama 90
menit.
b. Mahasiswa dan anak berperan aktif dalam kegiatan.
c. Kegiatan berlangsung dengan baik.
d. Anak-anak mengikuti kegiatan hingga selesai.
3. Evaluasi hasil
a. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta prilaku anak dalam
memelihara gigi dan mulut pada anak.
b. Terpenuhinya pelajaran mendidik gigi dan mulut pada anak.
c. Anak mampu mengetahui apa tanda dan gejala sakit gigi.
d. Anak mengetahui cara menyikat gigi yang benar.
e. Anak mengetahui apa keuntungan memelihara gigi dan mulut.

F. SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan oleh protocol : Jamalia
2. Penyaji materi : Nurul Rizki
3. Kesimpulan : Enggus
Kiki Rizki Nanda
4. Penutup : Risa Muharni

G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Enggus
2. Fasilitator : Risa Muharni
3. Penyaji : Nurul Rizki
4. Moderator : Jamalia
5. Dokumentasi : Kiki Riski Nanda

MATERI PENYULUHAN
MENGGOSOK GIGI
A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN GIGI?
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat
merusak gigi adalah makanan dan minuman.

B. CARA MENGGOSOK GIGI?


Siapin pelatannya :

1. Sikat gigi

2. Odol

Cara nya :
C. AKIBAT TIDAK MENGGOSOK GIGI
Gigi berlubang

Sakit gigi
Gigi ompong

Jadi sikat gigi itu yang lebih baik 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum
tidur.

Gigi sehat adalah gigi yang bersih tanpa lubang. Maka dengan merawat gigi
secara baik dan teratur seperti sudah diterang
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN MENGGOSOK GIGI DI SD LAM URA
GAMPONG LAMPHANG
11 April 2015

1. PERSIAPAN

Kepala sekolah telah mendapat pemberitahuan untuk pelaksanaan


kegiatan penyuluhan MENGGOSOK GIGI tanggal 11 April 2015. Kegiatan ini
dilakukan berdasarkan kesepakatan yang di musyawarahkan pada saat
lokmin di meunasah gampong Lamcot. pemberitahuan ulang kepada ibu-ibu
dan bapak-bapak dilakukan kembali satu hari sebelum pelaksanaaan
penyuluhan melalui pengumuman di meunasah dan melalui perangkat desa
geucik,sekdes dan ketua pemuda.

Alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan


menggosok gigi telah disiapkan oleh seksi tempat dan perlengkapan
diantaranya: leaflet. Tempat pelaksanaan adalah di SD lam ura Gampong
lamphang kecamatan Darul Imarah kabupaten aceh besar.

2. PELAKSANAAN

Penyuluhan tentang MENGGOSOK GIGI telah dilaksanakan pada


tanggal 11 April 2015 pada pukul 10.00 WIB yang bertempat di SD LAM URA
Gampong Lamphang.

Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini


tampak dari partisipasi ibu-ibu dan anak-anak sekolah yang hadir sesuai
dengan rencana yang diharapakan dan berperan aktif dalam pelaksanaan
penyuluhan, terbukti dengan antusiasnya ibu-ibu dan anak-anak yang
bertanya tentang menggosok gigi.

Pelaksana penyuluhan adalah kelompok 11 mahasiswa akper kesdam


IM banda aceh yang sedang melaksanakan praktek belajar lapangan (PBL).
3. HASIL KEGIATAN
a. Anak-anak tampak mengerti cara menggosok gigi dengan baik.
b. Anak-anak tampak mengerti akibat tidak menggosok gigi.
c. Anak-anak tampak mengerti jadwal menggosok gigi dengan baik.

4. SARAN
a. Untuk pelaksanaan penyuluhan hendaknya dilakukan di hari libur ( bukan
hari kerja).
b. Pemberitahuan pelaksanaan penyuluhan harus dilakukan jauh hari
sebelum waktu yang di persiapkan.
PROPOSAL USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

LEMBAR PENGESAHAN

:
Nama Kegiatan PENYULUHAN DAN SIKAT GIGI MASAL

Tema Kegiatan : “Anak Sehat dengan Gigi Bersih dan Senyum Ceria”
: Sekolah Dasar Negeri lam ura Kec. Darul Imarah

Waktu Kegiatan Tahap I Promotif (Penyuluhan) 11 april 2015

Tahap II Preventif (Sikat Gigi Massal) 11 April 2015


:

Tempat Kegiatan Sekolah Dasar Negeri lam Ura kec. Darul Imarah

Siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri lam Ura Kec. Darul


Publik Peserta :
Imarah
Penyelenggara Kegiatan : Mahasisiwa AKPER KESDAM IM Banda Aceh

Aceh Besar, 11 April 2015

KETUA PANITIA SEKRETARIS

MENGETAHUI

KEPALA SEKOLAH

LAPORAN PENDAHULUAN POSYANDU


A. LATAR BELAKANG
Posyandu atau pos pelayanan terpadu adalah akronim yang sudah
sangat familiar di telinga masyarakat kita, awalnya adalah sebuah organisasi
pelayanan pencegahan penyakit dan keluarga berencana bagi kalangan istri
berusia subur dan balita. Posyandu diharapkan lahir dan di kembangkan atas
kesadaran dan upaya masyarakat sendiri, atau partisipasi sosial dari setiap
komunitas di desa dan kelurahan.
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayaan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai
strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.
a. Peran kader dalam kegiatan posyandu
Peranan kader dalam upaya peningkatan posyandu sangat besar
meliputi:
1. Melaksanakan pendaftaran
2. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita
3. Melaksanakan pencatatn hasil penimbangan
4. Memberikan penyuluhan
5. Memberi dan membantu pelayanan
6. Merujuk
b. Peranan kader diluar posyandu (untuk menunjang kegiatan posyandu)
adalah:
1. Menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi, dan
penanggulangan diare.
2. Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu
3. Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yang ada:
 Pemberantasan penyakit menular.
 Penyehatan rumah.
 Pembersihan sarang nyamuk.
 Pembuangan sampah.
 Penyediaan sarana air bersih.

Setiap posyandu memiliki lima meja yaitu meja pendaftaran, meja


penimbangan, meja pengisian KMS (kartu Menuju Sehat), meja komunikasi, dan
meja tindakan. Permasalahan yang sering muncul adalah kegiatan posyandu
terkesan sebagai kegiatan rutinitas penimbangan balita, dan pemberian imunisasi,
sementara penggerakan aksi masyarakat dan komunikasi masa/kunjungan ke ruah
hampir tidak ada. Kader yang tidak aktif dan kalaupun aktif selalu berjuang sendiri
bersama tim penggerak PKK. Kegiatan lain tidak berjalan dengan teratur seperti
penyuluhan, namun malah kegiatan yang sebenarnya tidak termasuk dalam program
posyandu justru yang dilaksanakan.

Pada umumnya dari kelima meja ini, titik terlemah ada di meja ke empat yaitu
meja komunikasi/penyuluhan. Padahal, meja empat memang fungsi sangat penting.
Di sini,hasil penimbangan seorang anak di komunikasikan. Jika di ketehui berat
badan seorang anak anjlok (di bawah grafik KMS)petugas di meja lima bisa
melakukan interfensi dengan mencari tau penyebab turun nya berat badan si anak
lalu memberi saran-saran.

Dari permasalahan ini dampaknya adalah jumlah konjungan posyandu sangat


renndah karna masyarakat memandang posyandu sebagai buah rutinitas biasa yang
kalau dijalan kan tergantung waktu luang karna tidak memberikan sebuah pengaru
yang senifikan kaderpun akan kehilangan motifasi kerja dan dalam keterbatasan
kader yang memang cukup letih berjuang kadang salah berkomunikasi.

Berdasarkan hal tersebut di atas,para kader posyandu yang merupakan


ujung tombak pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak,atau keluarga
umumnya,sehingga kami para mahasiswa merasa perlu mengadakan penyuluhan
dan pelatihan untuk para kader untuk meningkatkan pengetahuan maupun
ketrampilan kader.dan yang lebih sangat diharapkan adalah target SPM untuk
posyandu purnama/mandiri 2015 bisa tercapai yakni 40%.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Melalui kegiatan posyandu ini diharapkan peranan kader pada
kegian posyandu yang sudah berjalan dapat di tingkatkan agar
angota masyarakat dapat menolong diri dan keluarganya dalam
bidang kesehatan

b. Tujuan khusus
Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan para kader dalam
mengoptimalisasikan sistem lima meja.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terjadinya ganguan tubuh kembang pada bayi/balita di
gampong Atek Cut.

C. STRATEGI KEGIATAN
Nama kegiatan : posyandu untuk kesehatan ibu dan anak
Metode kegiatan : pendidikan kesehatan
Media : leaflet
Waktu/Tgl : 13 april 2015,pukul :09.00 sd selesai.
Tempat : Balai PKK gampong Atek Cut.
Prosedur :
a. Membuka acara dan menyampaikan tujuan

b. Penyuluhan dan demotrasi tentang imunisasi

c. Evaluasi

d. Menyampaikan

D. PENGORGANISASIAN KELOMPOK :

Nama Mahasiswa : Enggus


Tugas : Penanggung Jawab
Nama Mahasiswa : Jamaliah
Tugas : Pemateri
Nama Mahasiswa : Nurul Rizki
Tugas : Moderator
Nama Mahasiswa : Kiki Rizki Nanda
Tugas : Fasilitator
Nama Mahasiswa : Rissa Muharni
Tugas : Fasilitator

E. KRITERIA EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
 Adanya partisipasi kader dalam mengikuti kegiatan
 Media dan peralatan telah tersedia
 Tempat kegiatan sesuai perencanaan
2) Evaluasi Proses
 Kegiatan selesai sesuai dengan perencanaan
 Mahasiswa da kader berperan aktif selama kegiatan
berlangsung
 Tidak ada gangguan selama kegiatan
3) Evaluasi hasil
 Semua kegiatan berlangsung dengan baik dan sukses

MATERI PENGAJARAN

Sistem 5 Meja:
1. Meja I
1) Pendaftaran
2) Pencatatan bayi , balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan
usia subur
2. Meja II
1) Penimbangan bayi
3. Meja III
1) Pengisian KMS
4. Meja IV
1) Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan
risiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB.
2) Penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan,
kondom.
5. Meja V
1) Pemberian imunisasi
2) Pemeriksaan kehamilan
3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
4) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan

LAPORAN PENDAHULUAN POSYANDU


DI GAMPOENG LAMCOT
A. PERSIAPAN
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Posyandu terlebih dahulu
dilakukan berbagai persiapan.persiapan dimulai dengan melakukan
pembagian tugas untuk anggota kelompak yang bertanggung jawab atas
kegiatan posyandu tersebut dengan pengoganisasi kelompok sbb: Enggus
penanggung jawab kegiatan,Jamaliah bertugas di Meja 1 untuk Registrasi,
Kiki Rizki Nanda bertugas di Meja 2 untuk melekukan penimbangan Bayi,
Kader dari gampoeng Lamcot bertugas dimeja 3 untuk melakukan
pencatatan KMS. kader dan Nurul Rizki bertugas di Meja 4 untuk
memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif Dan makanan tambahan
selain ASI, Bidan Desa dan Risa Muharni bertugas di Meja 5 untuk
pemberian Imunisasi, Dokumentasi di pegang oleh Enggus.

B. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada saat Posyandu yaitu pada meja
4 pada hari sabtu 13 April pukul 09.00 WIB di Balai PKK Gampoeng Lamcot
dengan sasaran Ibu – Ibu yang membawa Balita ke Poskesedes berjumlah 20
orang.
Acara penyuluhan di Poskesdes dimulai setelah ibu registrasi balita yang
ada di bawa diMeja 1,kemudian penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan di meja 2,pencatatan KMS dilakukan di meja 3,selanjutnya ibu-
ibu di minta untuk mendegarkan penyuluhan tentang stimutasi tumbuh
kembang balita,kemudian bayi-bayi yang belum mendapatkan imunisasi
kembali ke meja 5.kegiatan penyuluhan di posyandu berakhir pada pukul
11.00 WIB.

C. HASIL
1. Sruktur
 Bahan-bahan telah disiapkan diantaranya:alat dan bahan (meja
pulpen)Tersedianya tempat untuk pelaksanaan kegiatan posyandu
yaitu balai PKK gampong atek cut.
 Ibu-ibu datang sesuai waktu yang di rencanakan.

2. Proses
 Kegiatan penyuluhan pada posyandu telah dilaksanakan pada
tanggal 13 April 2015 mulai pukul 09.00 Wib s/d selesai,dengan
dikunjungi oleh ibu- ibu beserta bayi nya
 Mahasiswa dan kader berperan aktip sesuai dengan peran nya
masing –masing.
 Tidak adanya hambatan atau gangguan selama proses kegiatan.
3. Hasil
 Angka kunjungan Posyandu meningkat
 Meja 3,4,5 belum efektif dilaksanakan karena keterbatasan jumlah
kader
D. SARAN
1. Kepada para kader diharapkan lebih aktif dalam kegiatan posyandu dan
dapat menjalankan peran di setiap meja.
2. Diharapkan ada penyegaran kader pada meja 3,dan meja 4.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil praktek belajar lapangan yang kami lakukan selama 3 minggu,
di Gampoeng Lamcot, Kecamatan Darul Imarah dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar masyrakat di Gampoeng tersebut adalah dominan nya adalah
laki – laki 126 orang (50.80%) , di Gampoeng ini tidak terdapat ibu hamil dan
lebih dominan ibu – ibu menyusui, serta di Gampoeng Lamcot yang membuang
sampah sembarangan yaitu 56 %, 62 % ada yang ditumpuk dan dibiarkan
terbuka serta masih ada yang membakar sampah, 60 % pembuangan air limbah
ke got, 79 % kondisi saluaran pembuangan air limbah terhambat atau tidak
lancar. minimnya pengetahuan masyrakat tentang pengolahan air limbah
keluarga yang benar sehingga masih ada masyarakat yang air limbah dari
rumahnya merembes kembali kesumur dan ada yang membiarkannya
tergenang.
Sebagian besar masyarakat belum memenuhi kategori standar rumah
sehat dan sebagian kecilnya adalah rumah – rumah kurang sehat. Dari hasil
praktek belajar lapangan, kami juga mendapat data bahwa 35 % masih ada ibu
– ibu yang tidak memberikan makanan selain ASI pada bayi yang berumur 6 –
24 bulan, dan 45 % masih ada masyarakat terutama anak – anak yang tidak
memeriksakan gigi 6 bulan sekali , 42 % gigi berlubang dan hitam, 45 %
menggosok gigi 2 kali sehari.
Setelah kami melakukan PBL gampong tersebut sebagian besar
masyarakat sangat aktif untuk meningkatkan kesehatan rumah, lingkungan dan
keluarga. Setelah dilakuakan kegiatan – kegiatan oleh kelompok 11 maka hasil
evaluasinya, 67% lingkungan sudah mulai bersih, 62 % kondisi pembuangan air
limbah lancar, 75 % masyarakat membakar sampah, 55 % ibu – ibu sudah
memberikan makanan selain ASI pada bayi yang berumur 6 – 24 bulan, dan 45
% masih ada masyarakat terutama anak – anak yang tidak memeriksakan gigi 6
bulan sekali , 42 % gigi berlubang dan hitam, 67 % menggosok gigi 2 kali sehari.
Demikian yang dapat kami simpulkan dari hasil PBL kami di gampong
Lamcot mulai dari tanggal 1 April – 20 April 2015.

B. SARAN
1. Untuk Keluarga binaan, diharapakan………………..yang telah dibina oleh
mahasiswa hendaknya terus melanjutkan pembinaan terhadap keluarganya
sendiri dengan bimbingan kader.
2. Pihak aparat gampong, tokoh masyarakat melakukan kegiatan - kegiatan
yang dilaksanakan sehingga menjadi suatu hal yang sifatnya rutinitas demi
menjaga serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Diharapkan Masyarakatnya hendaknya mau memanfaatkan fasilitas - fasilitas
kesehatan yang ada secara optimal .
4. Diharapkan Masyarkat untuk lebih menjaga lingkungan agar selalu sehat
untuk menghindari terjadinya penyakit infeksi
5. Diharapkan masyarkat untuk meningkatkan perilaku hidup sehat terutama
pada anak-anak ( olah raga, makan-makanan yang bergizi)
6. Diharapkan pada masyarakat untuk mencari informasi apa saja terutama
masalah kesehatan, baik dari puskesmas atau rumah sakit untuk kehidupan
sehari-hari.
7. berharap kepada Institusi Pendidikan keperawatan komunitas agar dapat
membuat sebuah pedoman atau prosedur tetap tentang cara pembuatan
laporan Praktek Belajar Lapangan ( PBL ).
8. Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan illmu pengetahuan
tentang komunitas agar pengetahuan masyarkat tentang masalah kesehatan
meningkat.
9. Diharapkan kepada mahasiswa untuk memberikan informasi- informasi yang
diketahui kepada masyarakat sewaktu melakukan PBL.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson & Mc Farlane, (2004). Community As Partner: Theory and Practice In
Nursing, 4th Edition. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia

Dainur (1993). Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Widya


Medika.

Direktorat Jenderal PPM dan PLP (1985), Pelaksanaan ISPA Modul Latihan
Petugas Imunisasi. Edisi 2. EGC. Jakarta.

Direktorat Jenderal PPM dan PLP, (1985). Pelaksanaan menggosok gigi Modul
Latihan Petugas Imunisasi, Jakarta.

Departemen Kesehatan,(1988). Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader


Dalam Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta.

Effendy, Nasrul., (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.


EGC. Jakarta.

Effendy,Nasrul,(1999).Asuhan Keperawatan keluarga, jilid I,Ed.ketiga. Kapita


Selecta Kedokteran.

Freeman, RB Henrich., (1995). Community Healht Nursing Practice, 3th edition. WB


Saunders CO. Philadelpia.

Goerge, B Julia., (1990). Nursing Theories : The Base For Profesional Nursing
Practice. 3th edition. Apleton & Lange. The United States of Amerika.

Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1 dan 2. Jakarta:
Media Aesculapius.

Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat (1998), Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai