Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta

bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan

komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,

promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,

keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan

komunitas.

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang

ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya

pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan

kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan

keperawatan.

B. Tujuan

Setelah melihat latar belakang di atas maka muncullah permasalahan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan komunitas

2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi keperawatan komunitas

3. Untuk mengetahui strategi intervensi keperawatan komunitas

4. untuk mengetahui pelyanan kesehatan utama

1
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

1. PENGERTIAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

Pengertian keperawatan kesehtan komunitas (community health nursing) dapat dinyatakan


berdasarkan berbagai sumber, sebagai berikut.

1. Perawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan professional yang


ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi dalai upaya
pencapaian derajat kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalai perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHS, 1997)
2. Perawatan kesehatan komunitas merupakan kegiatan promosi, pemeliharaan, dan
pendidikan kesehatan serta manajemen, koordinasi, dan kontinuitas asuhan dalai
layanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok atau
komunitas (ANAdalam Stanhope dan Lancaster, 2004).
3. Perawatan kesehatan komunitas merupakan sintesis dari ilmu dan praktik
keperawatan serta ilmu dan praktik kesehtan masyarakat yang di implementasikan
menggunakan proses keperawatan dan dirancang untuk meningkatkan, pencegahan,
pemeliharaan, dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehtan
yang dibutuhkandenganmelibatkanindividu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
sebagai mitra dalai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan
(Niesdan Swanson, 1997;Clark, MJ, 1999)
4. Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan
professional yang merupakan perpaduan anatara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan untuk seluruh masyarakat dengan penekanan
pada kelompok resiko tinggi (Departemen Kesehatan,2003).

Pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui upaya peningkatan kesehatan


(promotif) dan pencegahan penyakit (Preventif) disemua tingkat pencegahan (level of
prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan yang

2
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan.

Upaya promotif dan preventif dilakukan melalui pelayanan keperawatan langsung pada
individu, keluarga, dan kelompok diberbagai tatanan dalai masyarakat. Layanan keperawatan
diberikan untuk masalah actual maupun resikotinggi, atau kepada kelompok rawan kesehatan.
Layanan ini juga diberikan pada keluarga yang memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan, mempunyai anggota keluarga dengan masalah kesehatan risiko tinggi atau
rawan kesehatan, dan keluarga yang belum memanfaatkan layanan kesehatan
masyarakat.Selain itu, kelompok yang mempunyai kebutuhan kesehatan khusus dan
kelompok yang rawan terhadap masalah kesehatan juga mendapat layanan ini melalui strategi
intervensi keperawatan komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas ditujukan pada pencegahan dan peningkatan kesehatan


masyarakat melalui pelayanan keperawatan yang langsung dalai konteks komunitas serta
menekankan pada kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan isu kesehatan
masyarakat yang mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok. Sasaran keperawatan
kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, dan kelompok risiko tinggi. Penekanan
pelayanan keperawatan komunitas untuk meningkatkan kemandirian masyarkat dalai
mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan keperawatan
diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat dalai rentang sehat-sakit dengan
mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat memengaruhi individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat.

Prioritas sasaran keperawatan kesehatan komunitas adalah mereka yang memppunyai


masalah kesehatan komunitas adalah mereka yang mempunyai masalah kesehatan terkait
masalah kesehatan prioritas didaerah, terutama mereka yang belum kontak dengan sarana
pelayanan kesehatan atau sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi
memerlukan tindak lanjut keperawatan dirumah.Prioritas sasaran kelompok adalah kelompok
masyarakat khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang berada
didalam institusi, seperti sekolah, pesantren, pantiasuhan, pantiwreda, rumah tahanan,
maupun diluar institusi, seperti posyandu, kelompok pekerja, kelompok penderita penyakit
tertentu, dan sebagainya. Prioritas sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
berisiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, seperti masyarakat didaera hendemis
penyakit menular. Masyarakat dengan kondisi geografis sulit termasuk masyarakat daerah

3
terpencil, masyarakat korban bencana atau lainnya. Masyarakat dengan angka morbiditas atau
mortalitas lebih tinggi dibanding daerah lain, atau masyarakat dengan cakupan pelayanan
kesehatan yang rendah.

TAHAP PENCEGAHAN

2. TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan
masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
 Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
 Pperhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok .

Selanjutnya , secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

 Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami


 Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
 Merumuskan serta memecahan masalah kesehatan’
 Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
 Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi , yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalai memelihara kesehatan secara
mandiri (self care)

3. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

Strategi intervensi keperawatan komunitas yang dapat dilakukan menurut Hitchcock,


Schubert, dan Thomas (1999) dan Stanhupe& Lancaster (2000), antara lain proses kelompok,
pendidikan kesehatan, kemitraan dan pemberdayaan.

 Proses Kelompok

Proses kelompok menggambarkan proses yang selalu berubah, berkembang, dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah. Diperlukan komunitas, motivasitim,
keragaman tim dalai mengatasi konflik yang terjadi selama proses kelompok, dan kelompok

4
biasanya menunjukan minat dan kebutuhan serta tujuan yang sama. Menurut Pender,
Murdaugh, Parsons (2002), setiap proses yang terjadi pada komunitas bertujuan
membangkitkan kepekaan diri, menimbulkan solidaritas dan rasa saling menghargai melalui
dukungan yang diberikan kepada remaja oleh kelompok tertentu yang menjadi begain dari
sitem dukungan sosial yang ada. Sistem dukungan social meliputi keluarga, dukungan
religious yang diorganisir masyarakat, seperti masjid dan kelompok swa bantu serta peer
support group.

 PendidikanKesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan upaya terencana untuk perubahan perilaku


masyarakat sesuai dengan norma-norma kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya
persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan yang terjadi, seharusnya didasarkan pengetahuan kesadaran melalui
proses pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
merupakan strategi penting dalai asuhan keperawatan komunitas, karena pendidikan
kesehatan merupakan upaya transformasi pengetahuan tertentu dari perawat kepada
masyarakat. Pendidikan kesehatan diberikan agar masyarakat menjadi tahu, mau, dan mampu
menyelesaikan masalah.

Pendidikan kesehatan ini dilakukan dalai berbagai upaya pelayanan kesehatan, yaitu
upaya promotif, preventif, uratif, rehabilitatif. Pendidikan kesehatan merupakan proses untuk
meningkatakan kemampuan masyarakat dalai memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal baik fisik, mental, dan social, masyarakat
harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasi dan memenuhi dan kebutuhan mereka serta
mampu mengubah dan memodifikasi lingkungan baik fisik, social, maupun budaya
(Notoatmodjo, 2005).

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi kesehatan yang
dapat dilakukan kepada masyarakat. Promosi kesehatan merupakan pendidikan kesehatan
plus. Dengan kata lain, promosi kesehatan lebih dari sekedar kegiatan pendidikan kesehatan
(Notaatmodjo, 2005). Promosi kesehatan program kesehatan yang dirancang untuk membawa
perubahan, baik perubahan yang terjadi dimasyarakat maupun perubahan yang terjadi dalai
lingkungan (Lingkungan fisik, social, budaya). Promosi kesehatan tidak hanya ditujukan
untuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan

5
atau memperbaiki lingkungan fisik dan lingkungan non fisik dalai rangka memlihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.

Promosi kesehatan menurut Ottawa Charter merupakan proses dukungan kepada


masyarakat untuk meningkatakan control kesehatan dalai memengaruhi kesehtan masyarakat
(Anderson &McFArlane, 2000) guna memperkuat tindakan masyarakat dan pengembangan
masyarakat (Fleming dan Parker, 2001). Konferensi internasional tahun 1986 di Ottawa,
kanada , menetapkan strategi promosi kesehatan yang dikelompokkan menjadi:

1. Membangun kebijkan berwawasan kesehatan (healthy public policy). Setiap


kebijakan pembangunan di bidang apa pun harus mempertimbangkan dampak
kesehatan bagi masyarakat . dengan adanya kebijakan kesehatan yang ditujukan untuk
maasyarakat, dapat membantu gaya hidup masyarakatdalam menentukan pilihan
kesehatannya (Mc Murray, 2003 ). Kebijakan kesehatan seharusnya juga ditujukan
pada budaya yang ditujukan dalam promosi kesehatan. Misalnya, adanya kebijakan
kesehatan terhadap remaja, dengan peraturan remaja berseragam seklah tidak boleh
masuk mall dan remaja tidak boleh hamil selama masih sekolah. Dengan adanya
kebijakan kesehatan terhadap remaja, diperlukan adanya kerja sama lintas pogram dan
lintas sector dalam membantu remaja mengatasi masalahnya.
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment). Lingkungan
yang mendukung dan kondusif dalam membantu kesehatan masyarakat dapat
dijadikan salah satu lingkungan aman untuk mengekspresikan pengalaman. Kegiatan
menciptakan lingkungan yang mendukung program kesehatan bertujuan
mengembangkan jaringan kemitraan dengan menciptakan mekanisme tertentu yang
dapat dimanfaatkan masyarakat dalam mengklarifikasi nilai atau menukar ide tertentu
dengan memerhatikan dukungan terhadap kesehatan masyarakat.
3. Memperkuat tindakan masyarakat (community action). Meningkatkan kegiatan
masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan merupakan wujud dari
gerakan masyarakat. Kekuatan yang ada di masyaraat, seperti pemberdayaan
masyarakat, perlu didukung dan ditingkatkan demi kesejahteraan masyarakat.
Mialnya melalui penyuluhan kesehtan kepada orang tua dan guru serta pelatihan
kader kesehatan remaja, masyarakat, dan organisasi social lainnya, diharapkan mereka
peduli tentang permasalahan remaja adan responsive terhadap permasalahan remaja.
4. Mengembangkan keterampilan individu (personal skill). Peningkatan keterampilan
masyarakat ditujukan agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan

6
kesehatan mereka sendiri. Hal ini berarti bahwa masing-masing individu di dalam
masyarakat seharusnya mampu memelihara kesehatan, mengenal penyakit dan
penyebabnya, mencegah penyakit memelihara kesehatan, dan mencari pengobatan
yang sesuai dengan kesehatan. Misalnya, memberikan keterampilan kepada remaja
dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dengan melibatkan remaja
sebagai peer counselor, merupakan komponen pengembanagan keterampilan yang
diperlukan remaja.
5. Reorientasi terhadaap layaanan kesehatan (reorient health service).
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan meupakan tanggung jawab pemberi layanan
ksehatan (pemerintah maupun swasta) dan penerima kesehatan, dengan melibatkan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui upaya
pemberdayaan masyarakat. Misalnya, komitmen dengan melakukan kolaborasi
melalui pendekatan provider, sangat diperlukan untuk membangun komunikasi
terbuka antara anggota tim pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih baik kepada remaja, membangun upaya rujukan dari sekolah ke
pelayanan kesehatan,, memberikan pelayanan kesehatan yang peduli remaja di
puskesmas.
 Kemitraan
Pengertian kemitraan menurut Departemen Kesehatan (2003) adalah hubungan kerja
sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan, dan asas saling
menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan kesepakatan, prinsip, dan
peran masing-masing . sementara itu , menurut Eng, parker, dan Harlan (1997) dalam
Stanhope & lancaster (2000), kemitraan merupakan satu bentuk partisipasi aktif dan
adanya keterlibatan semua pihak untuk perubahan kearah sehat komunitas.
Kegiatan kemitraan dapat diselenggarakan melalui kemitraan antar program,
kemitraan program dengan sector, kemitraan sector dengan sector, kemitraan sector
dengan organisasi profesi, organisasi social masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
media massa, dn swasta. Kemitraan tidak dapat terselenggara dengan baik apabila tidak
ada forum komunikasi yang jelas.
Kemitraan menyangkut adanya hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih,
adanya kesetaraan antara phak-pihak yang melakuakan kerja sama, adanya keterbukaan
dan kepercayaan (trust relationship), dan adanya hubungan timbl balik yang saling
menguntungkan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak yang melakukan
kerja sama. Kemitraan dalam bidang kesehatan dikembangkan dalam rangka pemeliharaan

7
dan peningkatan kesehatan. Msalah kesehatan saling berkaitan dengan dan mempengaruhi
masalah lain, seperti masalah pendidikan, ekonomi, social budaya, agama, politik,
keamanan pemerintahan, ketenagakerjaan, pertanian, peternakan, dan sebagainya. Masalah
kesehatan tidak dapat diatasi oleh sector kesehatan sendiri, tetapi diperlukan kerja sama
yang saling menguntungkan tersebab kesehatan meningkatkan kualitas sumber daya
amnesia dan meningkatkan roduktivitas.
Terdapat tiga karakteristik yang diperlukan untuk membangun kemitraan, yaitu :
1. Informed, setiap partisipan yang terlibat harus megetahui persepsi dan tanggung
jawab masing-masing dengan meberikan informasi yang jelas sebelum kerja sama
dilakukan.
2. Flexible, kebutuhan masing-masing mitra harus dipertimbangkan sehingga semua
mitra kerja sama saling diuntungkan dan membuat kontribusi yang sama terhadap
mitra lainnya.
3. Negotiated, kontribusi yang diberikan pada masing-masing mitra serta setiap
perubahan yang terjadi berdasarkan kesepakatan bersama.
Pada setiap kegiatan kemitraan, diperlukan lobby dan negosiasi. Terdapat beberapa model
kemitraan yang dapat dilakukan di komunitas, yang dipilih berdasarkan visi, misi dan
tujuan kemitraan, yaitu:

1. Model managerialism
Odel managerialism menekankan pada pengguna konsep manajemen yang baik
dan aplikatif dalam menentukan keberhasilan kemitraan untuk mencapai tujuan.
Pengembangan kegiatan manajemen mengacu ada fungsi manjemen, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan
mengembangkan indicator yang terukur untuk melakukan tiap fungsi manajemen,
penggunaan model ini memiliki peamhaman bahwa manajemen yang efisien dan
efektif dapat menyelesaikan hamper semua permasalahan yang ada.
2. Model new pluralism
Model new pluralism menggunakan penggabungan antara asas ekonomi dan
kesejahteraan. Focus utama penggunaan model new pluralism menekankan pada
adanya hubungan antara individu sebagai voluntir dan badan hokum. Model ini
sangat cocok digunakan untuk organisasi besar yang sudah memiliki kedekatan
hubungan dengan badan hokum (punya sanksi dengan badan hokum yang jelas)
dan tidak tepat digunakan pada institusi masyarakat yang di privatisasi karena

8
sedikit sekali perhatian perhadap kerja sama engan organisasi sukarela. Model ini
lebih “business oriated”, dengan memprioritaskan cara untuk menguntungkan
kemitraan yang dibentuk, kurang melihat visi yang bersifat social.
3. Model state orientated radicalism
Model state orientated radicalism lebih liberal dan lebih eksplisit menentang
privatisasi institusi pemerintah. Model ini menekankan bagaimana pelayanan
diberikan, bukan bagaimana mengemban tanggun jawab dalam memberikan
pelayanan. Mdel ini masih melihat kepentingan masyarakat lain dan tidak hanya
mengutamakan kepentingan organisasi semata, melainkan lebih mengutamakan
bagaimana menciptakan institusi pemerintah menjadi swasta
4. Model entrepreneurialism
Model entrepreneurialism lebih menekankan bisnis dengan memberikan
kebebasan kepada pihak lain yang terlibat kemitraan. Dengan mengkaji beberapa
banyak keuntungan dan manfaat yang akan didapatkan dari hasil melakukan
kemitraan. Biasanyam model ini lebih menekankan pada pemberian reward untuk
menarik perhatian masyarakat, dengan melibatkan beberapa pihak yang akan
menguntungkan organisasi. Alah satu komitmen kepada organisasi adalah
kebulatan tekad untuk maju, menganggap bahwa setiap orang pda dasarnya
mempunyai kelebihan untuk menunjukkan prganisasi dengan bagaimana ia
mempromosikan atau menjualnya ke pihak lain.
5. Model movement building
Model movement building ditujukan terhadap bagaimana membangun solidaritas
kea rah social dengan orientasi bisnis minimal. Solidaritas di antara organisasi dan
individu tidak dapat secara langsung diperoleh dari identitas sektoral atau dari
koalisi social, seperti gender, kelas social, dan sebagainya. Pada model ini lebih
dihargai kelebihan individu yang terlibat dalam organisasi. Biasanya, model ini
digunakan pda organisasi non-privat yang semata-mata untuk membangun kerja
sama di dalam batasan kesepakatan bersama. yang perlu diutamakan dari aliansi
dan koalisi pada model ini adalah mereka tidak dibatasi oleh institusi atau
identitas, tidak berfokus pada memaksimalkan keuntungan

9
INPUT PROSES OUTPUT

Jumlah
mitra yg Kontribusi mitra Jumlah kegiatan
terlibat jenis kegiatan yang dihasilkan
jumlah kegiatan efektivitas
keberlangsungan kegiatan eefisiensi
kemitraan program

Gambar 1.1 Indikator keberhasilan kemitraan

Indikasi,tetapi semua partisipasi yang terlibat kemitraan memberikan reaksi untuk


kepentingan dan tujuan bersama.

Indikator keberhasilan dari kegiatan kemitraan dapat diketahui dari banyaknya mitra
yang terlibat,jenis dan jumlahkegiatan yang dilakukan,kontribusi mitra,keberlangsungan
kemitraan,jumlah kegiatan atau produk yang dihasilkan melalui kemitraan,serta efektifitas
dan efesiensi upaya yang sudah dilakukan.Indikator keberhasilan kemitraan yang dapat
dilakukan perawat komunitas dapat diketahui berdasarkan indikator input,indikator
proses,dan indikator uotput.(Gambar 1.1).

 Pemberdayaan

Pemberdayaan (empowering) merupakan proses yang dilakukan oleh


individu,kelompok,dan komunitas untuk mencapai kemanfaatan dalam
kehidupan(Rappaport,dalam Porche,2014.Menurut Hitchock,Schubert dan Thomas
(1999),pemberdayaan merupakan proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksi transformatif kepada komunitas.Pemberdayaan merupakan upaya
memobilisasi komunitas agar mampu berperan dalam pengambilan keputusan dan tindakan
strategis,juga merupakan upaya fasilitasi agar masyarakatmengenal masalah yang

10
dihadapi,serta merencanakan dan melakukan pemecahan masalah dengan memanfaatkan
potensisetempat sesuaikebutuhannya.

Pemberdayaan bertujuan meningkatkan partisipasi individu,kelompok,dan komunitas


menuju kualitas kehidupan yang lebih baik serta meningkatkan potensi komunitas dalam
bidang kesehatan,membantu komunitas agar mampu membantu dirinya
sendiri,mandiri,berswadaya,dan mampu mengadopsi inovasi.Fokus peningkatkan kesadaran
komunitas melalui kegiatan promosi kesehatan,membutuhkan partisipasi aktif dan hubungan
kerja sama.Pemberdayaan dillakukan untuk membantu individu,keluarga,dan komunitas
dalam kegiatan promosi,pencegahan,dan pemulihan kesehatan sehingga berfungsi secara
optimal.

Perawat komunitas perlu mengetahui karakteristik komunitas setempat yang akan


diberdayakan,termasuk perbedaan karakteristik,dengan cara pengumpulan pengetahuan yang
menyangkut informasi komunitas,seperti nilai,sikap,demografi,kepemimpinan,dan
sebagainya.Selain itu,perawat perlu melakukan pendekatan agar komunitas sadar bahwa
memiliki masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang harus dipenuhi,dengan
merangsang komunitas untuk mendiskusikan masalahnya dan merumuskan pemecahannya
dalam suasana kebersamaan.Perawat juga membantu mengidentifikasi masalah yang paling
menekan,membangun rasa percaya diri komunitas,mengorganisasikan kekuatan dan sumber
yang dapat dimanfaatkan komunitas,serta meningkatkan kemampuan komunitas untuk
mandiri.

Keberhasilan pemberdayaan komunitas dapat dipengaruhi oleh lingkungan,termasuk


kelompok yang diajak bekerja sama;situasi sosial politik yang mendukung;pengalaman
komunitas ;seta adanya hubungan saling percaya dan saling menghormati;ketertarikan
anggota terhadap manfaat;dan kemammpuan mengambil langkah kompromi dari
komunitas.Ketersediaan sumber daya manusia yang terampil,adanya ketersediaan sumber
dana,adanya keterlibatan pengambilan kebijakan juga memengaruhi keberhasilan
pemberdayaan komunitas.

Strategi yang dapat dilakukan dalam memberdayakan komunitas mencakup


menumbuhkembangkan potensi yang ada dimasyarakat status kesehatankomunitas,berprinsip
meningkatkan kontribusi masyarakat baik secara fisik,maupun nonfisik,mengembangkan
kegiatan masyarakat melalui penyediaan fasilitas,dan memotivasi dengan memperkuatan
kegiatan gotong royong dikalangan masyarakat,bekerja untuk dan bersama masyarakat agar

11
terjadi alih peran dari petugas kepada kader kesehatan dan masyarakat,menyelenggarakan
KIE berbasis masyarakat melalui penggunaan dan pemanfaatan potensi yang dimiliki
masyarakat,menjalin kemitraan dengan LSM dan organisasi masyarakat lainnya sehingga
memudahkan melakukan kegiatan di masyarakat dan memanfaatkan potensi yang ada secara
maksimal.

Ciri pemberdayaan masyarkat,antara lain pemimpin berasal dari masyarakat


setempat,merupakan organisasi masyarkat,pendanaan dari masyarakat,sarana dan prasarana
bersumber dari masyarakat,pengetahuan dan pengambilan keputusan oleh
masyarakat,menggunakan teknologi tepat guna,dan melaksanakan kegiatan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan termasuk


penyuluhan kesehatan,pengorganisasian masyarakat,pembangunan masyarakat dalam
bentuk,misalnya koperasi,dana sehat,pos obat desa yang menekankan kegiatanpenggerakan
masyarakat memiliki kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri.

4. Pelayanan kesehatan utama

Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) atau Primary Health Care adalah suatu strategi yang
dapat menjamin kesehatan masyarakat yang paling dasar. Pelayanan Kesehatan Utama
bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar dalam masyarakat melalui upaya
pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan dengan menggunakan
teknologi tepat guna, melalui pendekatan multisektoral dan distribusi merata.

Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah :

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi


pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada masyarakat.

4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan kepada
masyarakat.

5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.

12
Sasaran pelayanan kesehatan utama adalah individu, keluarga / kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu
masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal.

Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat


merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada 8 (delapan) unsur
utama pelayanan kesehatan utama yaitu; peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan
mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk
KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang baik, imunisasi,
tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap
penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.

Prinsip dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi pelayanan


kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat guna
(menggunakan sarana atau fasilitas yang ada didalam masyarakat itu sendiri), berfokus pada
pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam pelayanan kesehatan utama
meliputi; pendidikan kesehatan terhadap kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan
pencegahan serta pengobatannya, imunisasi, KIA, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit
menular, pengadaan obat essensiel, sanitasi dan pengadaan air bersih.

Hubungan konsep pelayanan kesehatan utama dan komunitas adalah untuk


melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menadi
tingkat rumah tangga (individu atau keluarga), tingkat masyarakat (pimpinan atau tokoh
masyarakat), tingkat rujukan pertama (rumah sakit tipe A dan B), serta menyelenggarakan
kerjasama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran
serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat
mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat dimana
mereka tinggal.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami menarik suatu

kesimpulan :

Pengertian keperawatan kesehtan komunitas (community health nursing) dapat dinyatakan


berdasarkan berbagai sumber, sebagai berikut.

1. Perawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan professional yang


ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi dalai upaya
pencapaian derajat kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalai perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan

B. Saran

1. Institusi Pendidikan

Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi yang mempelajari

ilmu keperawatan

2. Bagi Mahasiswa

Semoga dengan makalah ini agar bisa memahami dan mempelajari lebih dalam lagi

tentang keperawatan komunitas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mubaraq, cahyati. Ilmu keperawatan komunitas

Henny Achjar. Asuhan keperawatan komunitas. EGC

15

Anda mungkin juga menyukai