Anda di halaman 1dari 18

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Definisi Keperawatan Komunitas


Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu sama
lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009). Keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat
yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil
resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga
yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Ratih Dwi Ariani, 2015)

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan oleh


organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American Nurses
Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai
tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan
mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak
terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang
bersifat episodik. (Effendi & Makhfudli, 2010).

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono,
2017).

Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public Health


Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan
profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan
keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan
masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum
mereka meminta bantuan pada orang lain.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu kesehatan
masyarakat (American Public Health Association, 1996). Praktik yang dilakukan
berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit
serta kecacatan untuk semua orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa
menjadi sehat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan dan
kebijakan pengembangan (IOM, 2003). Fungsi inti diaplikasikan dalam cara sistematik
dan komprehensif. Proses pengkajian meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan
harapan populasi dan dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui
regulasi, advokasi pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk memenuhi
kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan komunitas atau
ketentuan langsung pelayanan.

Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,


kelompok, dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami


2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan secara mandiri (self
care)

Sasaran Keperawatan Komunitas


Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik
individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan
perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad
kesehatannya.

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)

1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut,
penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare,
ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.
2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan
(vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesm
dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan
reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas serta
belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi.

a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok
penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada a.
Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai
1. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
3. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
4. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dll)
5. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya

Pelayanan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat


diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :

5. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang mempunyai
pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
6. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada keluarga
di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care dapat
meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mempunyai
resiko tinggi masalah kesehatan.

7. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care) diberbagai
institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi, guru dan karyawan).
Perawat sekolah melaksanakan program screening kesehatan, mempertahankan
kesehatan, dan pendidikan kesehatan
8. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung
dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home industri/
industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan
keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stress, olah raga dan penanganan
perokok serta pengawasan makanan.
9. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan langsung
terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan mental.
10.Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling
diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesan, kelompok terlantar.
Pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah pengobatan sederhana, screening
kesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus
penyakit.
11.Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda, dan panti
sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan (Lapas). Bab
1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas
12.Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat
perlakukan kekerasanaaa
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia, gelandangan
pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids),
dan WTS
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik
individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan
perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad
kesehatannya.

Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Proses kelompok ( group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/ pengetahuan individu, media
massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya.
Begitu juga dengan masalah kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi
upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat
sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi
memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pendekatan pemecahan
masalah kesehatan menggunakan proses kelompok.
Pendidikan kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adnya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama
pendidikan kesehatan adalah agar seorang mampu:
1. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
2. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya, dengan
sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan dukungan dari luar
3. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf hidup sehat
dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23


Tahun 1992 maupun WHO yaitu “meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan ; baik fisik, mental, dan sosialnya ;
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social.

1. Kerja Sama (Partner Ship)


Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak di
tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh
karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
keperawatan komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat

Model Asuhan Keperawatan Menurut Betty Neuman

Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau kelompok adalah sebagai
berikut.
1. Pengkajian
Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut :
a. Inti (Core) meliputi
i. Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang berisiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai- nilai, keyakinan, serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

b. Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :


i. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya
karena dapat menjadi stressor bagi penduduk
ii. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
iii. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,
apakah sering mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin.
iv. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,
ssehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
v. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat/
memantau gangguan yang terjadi.
vi. System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat di
manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit.
vii. System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara keseluruhan, apakah
pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun Regional
(UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum.
viii. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya
dapat di jangkau oleh masyakarat.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang
ada.
3. Perencanaan Intervensi
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan
komunitas yang muncul.
4. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di rencanakan.
5. Evaluasi/ penilaian
a. Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan intervensi .
b. Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Meencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS .
KONSEP UKS
Definisi
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama. Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak
tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati
luka, merawat kuku, dan juga memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008).
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha
kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya
pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat
dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P. Ananto, 2006).

Tiga program UKS/TRIAS


Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal
dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS (Depkes RI, 2003). Penjelasan mengenai
trias UKS adalah sebagai berikut.

1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik, mental, sosial,
maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang mendatang. Tujuan
Pendidikan Kesehatan :

 Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara
hidup sehat dan teratur.
 Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup
sehat.
 Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.
 Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai
dengan syarat kesehatan.
 Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari
 Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan
dan berat badan yang seimbang.
 Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.

 Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan
yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
1. Pelayanan Kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah adalah
upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),pengobatan (kuratif),
dan pemulihan (rehabilitasi)yang di lakukan secara serasi dan terpadu
terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umum nya di
bawah koordinasi guru pembina UKS dengan bimbingan teknis dan
pengawasan puskesmas setempat.
Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah pada dasar nya di lakasanakan
dengan kegiatan yang kompherensif, yaiutu kegiatan peningkatan kesehatan
(promotif) berupa penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan
memberikan pelayanan kesehatan,kemudian kegiatan pencegahan (preventif)
berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata
rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian penyakit sedini mungkin,
serta selanjut nya adalah kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan
rehabilitatif) berupa kegiatan mencegah cedera atau kecatatan agar dapat
berfungsi optimal. Namun demikian, upaya pelayanan kesehatan di sekolah
harus lebih di utamakan pada upaya peningkatan kesehatan dan upaya
pencegahan penyakit terutama dilaksanakan melalui kegiatan penjaringan
kesehatan siswa kelas satu atau baru masuk sekolah, pemeriksaan berkala
seluru siswa,penyuluhan kesehatan dan imunisasi (bulan imunisasi anak
sekolah
–BIAS,pada setiap bulan november). Tujuan pelayanan kesehatan :
 Tujuan umum : meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluru
warga masyarakat sekolah secara optimal.

 tujuan khusus : Meningkatkan kemampuan dan keterampilan


melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk hidup sehat;
Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit,kelainan,dan cacat; Menghentikan proses
penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit atau kelainan,
pengambilan fungsi, dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera
atau cacat agar dapat berfungsi optimal; Meningkatkan pembinaan kesehatan
baik fisik, mental, sosial,maupun lingkungan.
Tempat melaksanakan pelayanan kesehatan
 Di sekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan
ekstrakulikuler.
 Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter
praktik) yang ada di sekitar sekolah atau madrasah sesuai kebutuhan.
2. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan
lingkungan sekolah,lingkungan keluarga, masyarakat sekitar,dan unsur-
unsur penunjang. Program pembinaan lingkungan sekolah :
a) Lingkungan fisik sekolah
 Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih.
 Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah.
 Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
 Pemeliharaan kamar mandi,wc,kakus,urinoar.
 Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,ruang
perpustakaan, ruang laboratorium,dan tempat ibadah.
 Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah(termasuk penghijauan sekolah).
 Pengadaan danpemeliharaan warung atau kantin sekolah.
 Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.
b) Lingkungan mental dan sikap

 Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat di lakukan


melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan
(wiyata mandala) dengan meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan
sekolah,sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang
akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

ii. Sasaran usaha kesehatan di sekolah


Sasaran pelayanan UKSadalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat
pendidikan sekolah,mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan
menengah,pendidikan agama, pendidikan kejuruan,pendidikan khusus( sekolah
luar biasa).

iii. Peran Perawat Kesehatan Sekolah

Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah,perawat mempunyai


peran:

 Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan


melakukan pengumpulan data,analisa data,serta perumusan dan prioritas
masalah;
 Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha
kesehatan di sekolah(TPUKS);
 Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan yang di
susun;
 Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS;
 Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.

Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di


puskesmas ,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga di
tunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas.bila perawat
kesehatan di tunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS

menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola
UKS.

Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat kesehatan


dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara langsung
(melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak
langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan.

iv. Fungsi Perawat Sekolah

 Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan


memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
 Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan
fisik dan sosial sekolah
 Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan
masyarakat yang lain.
KONSEP ANAK REMAJA

Definisi
Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit,
adolesence, dan youth. Remaja atau adolescence ( inggris), berasal dari bahasa latin
“adolescence” yng berart tumbuh kembang ke arah kematangan. Kematangan yang
dimaksud bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologi
(Kumalasari, 2012 : 13)
Menurut WHO, Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak- kanak
menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk
fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan
perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial ( Kumalasari, 2012)

Kategori Remaja
a. Periode remaja awal (early adolescence)
Periode ini berkisar antara umur 10 sampai 12 tahun. Periode remaja adalah masa
transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode inidianggap sebagai masa-
masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khusunya dalam pembentkan
individu
b. Periode remaja akhir’
Periode ini antara umur 15 sampai 20 tahun. Periode remaja adalah periode
pemantapan “siapa aku” yang dpengaruhi oleh pandangan orang-orang sekitarnya serta
pengalaman-pengalaman pribadinya akan menentukan pola perilakunya sebagai orang
dewasa. Pemantapan idetitas diri ini tidak selalu berjalan lancar, tetapi sering melalui
proses yang panjang dan bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode
ini sebagai masa-masa storm and stress (Latifah, 2008). Pegkategorian remaja
berdasarkan jenis kelamin (Hurlock, 2001):

1) Remaja laki-laki
Remaja laki-laki mengalami pubertas antara umur 14-17 tahun dengan tanda-
tanda yaitu: mimpi basah, timbul rambut di ketiak, dada dan dagu, tidak cepat
terbawa emosi, tidak cepat mengeluh, tidak mudah putus asa
2) Remaja Putri
Remaja putri mengalami pubertas berlangsung pada umur 12- 15 tahun, dengan
tanda-tanda yaitu : menarche (menstruasi pertama), timbul rambut di ketiak dan
kemaluan, pembesaran payudara dan pinggul.

Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak remaja usia SMP


a. Perubahan fisik
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat
dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja
memerlukan asupan gizi yang lebih, agar perumbuhan bisa berjalan secara optimal.
Prkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang, kaki dan
tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.
b. Perkembangan seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja.
Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat reproduksi
spermanya mulai bereproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa
sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan, bila rahimnya sudah
bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi yang pertama.
Terdapat ciri-ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki
pada lehernya menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah,
didaerah wajah, ketiak, dan kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu atau rambut, kulit
menjadi lebih kasar, tidka jernih, warnanya pucat.
Pada mas apubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi
dua jenis hormon (gonadotropin, atau gonadothropic hormon) yang beruhubungan
dengan pertumbuhan, yaitu: 1. Follicle- stimulating Hoemone (FSH), 2. Luteinizing
Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsnag
pertumbuhan estrogen dan proesterone.
c. Cara berpikir Kausalitas
Hal ini menyangkut tentang hbungan sebab akibat. Remaja sudah mulai
berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih
menganggapnya sebagai anak kecil.
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jeen Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (Period Of Formal Operation). Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memcahkan
masalh-maslaah yang kompleks dan abstrack.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk indonesia) masih
sangat banyak remaja ( bukan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya
mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Hal ini bisa saja
diakibatkan sistem pendidik di indonesia yang tidak banyak menggunakan metode
belajar- mengajar satu arah (ceramah)
d. Emosi yang meluap-luap
Emosi pada remaja masih aktif, karena erat berhubungan dengan keadaan
hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu
mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa
menjadi sedih atau marah.

e. Perkembangan sosial
Sebagai makhluk sosial dituntut untuk mampu menatasi segala permasalahan
yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu
menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karen aitu
setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan ketrampilan sosial dan
kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya.
Keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin
penting manakala anak sudah menginjak masa remaja, hal ini disebabkan karena
pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas
deimana mempengaruhi teman-teman dan laingkungan sosial akan sangat
menentukan kegagalan remaja dalam keterampilan
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja untuk
dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri.
Salah satu pola hubungn sosial remaja diwujudkan dengan membentuk satu
kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok sebabnya
sehingga tidak jarang orangtua dinomorduakan, sedangkan kelompoknya
dinomorsatukan
Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa tertarik pada lawa
jenisnya dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurnag
mengerti dan elarangnya maka akan menimbulkan masalah sehingga remaja
cenderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka.
f. Perkembangan Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya- tanya
mengenai berbagai yang terjadi dilingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi
pembentukan nilai dari mereka
g. Perkembangan Kepribadian
Secara umum penampilan sering diidentifikasi dengan manifestasi dari
kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak, karena apa yang tampil tidak selalu
menggabarkan pribadi yang sebenarnya. Dalam hal ini amatilah penting bagi remaja
untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata.
h. Adapun ciri-ciri penting pada masa remaja awal atau anak SMP sebagai berikut:
1. Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual dengan tumbuh dan
kembangnya fungsi organ maka ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang seperti
tubuhnya rambut pubis dan timbulnya jakun pada anak laki-laki, sedangkan pada
anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah
dada, dengan adanya kedewasaan biologis ini remaja memiliki kemampuan
biologis yang sama dengan orang-orang dewasa lainnya dalam hal reproduksi.
2. Masa remaja awal merupakan periode yang singkat dibandingkn dengan
banyaknya perubahan yang terjadi didalam perkembangan manusia maka masa
puber merupakan periode yang paling singkat yaitu sekitar dua sampai empat
tahun usianya
3. Masa remaja awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat,
misla timbul keraguan, perasaan tidak mampu, dan tidak aman. Memungkinkan
timbulnya perilaku negatif
Masa awal remaja merupakan masa negatif. Pada masa ini anak cenderung
mengambil sikap anti terhadap kehiupan dan kehilangan sifat-sifat baiknya yang
pada masa sebelumnya sudah berkembang.

Anda mungkin juga menyukai