Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kelompok Khusus

Dosen Pengampu: Ns. Novita Wulan Sari, M.Kep

Disusun oleh:

1. Muhammad Agus Utomo 20101440120058


2. Titis Widyastuti 20101440120090

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Komunitas adalah sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menepati suatu
walayah nyata dan beriteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat oleh suatu
rasa identitas suatu komunitas (Deden Dermawan, 2012, hal. 2).
Keperawatan Komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan terhadap berbagai gangguankesehatan dengan tidak melupakan upaya-
upaya pengobatan, perawatan,serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit
maupun dalamkondisi pemulihan terhadap penyakit (Efendi, 2019).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2013).
b. Tujuan Makalah
1) Tujuan Umum
- Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
- Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok
2) Tujuan Khusus
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
- Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami
- Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
- Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
- Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

2
- Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan secara
mandiri (self care)

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Konsep Pengkajian Keperawatan Kelompok Khusus/ Kelompok


Komunitas
A. Teori Keperawatan Kelompok Khusus/Komunitas
1. Pengertian
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu
hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga
yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas.
Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi Ariani, 2015).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).

2. Tujuan dan fungsi Keperawatan Komunitas


- Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan

4
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi
,yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara
kesehatan secara mandiri (self care)

- Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

5
3. Sasaran Keperawatan Komunitas
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan
pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara
dan meningkatkan derajad kesehatannya. Sasaran Keperawatan Kesehatan
Komunitas (Depkes, 2006)
1) Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi,
usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria, Demam
Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.
2) Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan
prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesm dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3) Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak
terikat dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara
lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok
Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja
informal.

6
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan
(rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).
4) Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko
tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang
mempunyai:
1. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain.
2. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah
lain
3. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
4. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll)
5. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat
lainnya.

4. Pelayanan Keperawatan Komunitas


Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat
diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :
1) Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
2) Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung
pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis.
Peran home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.
3) Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)
diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan
tinggi, guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program
screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan
kesehatan

7
4) Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan
langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat
kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan
kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang,
penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan
makanan.
5) Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan
langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda,
dan mental.
6) Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam
puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di
pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan
adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
7) Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti
wreda, dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (Lapas). Bab 1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan
Komunitas
8) Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
- Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia
mendapat perlakukan kekerasan
- Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
- Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
- Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,
gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV
(ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas


adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,
membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat

8
untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat
sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya.

5. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


1. Proses kelompok ( group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/
pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan
oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi
upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan menggunakan
proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan
adalah agar seorang mampu:
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya,
dengan sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan
dukungan dari luar
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan tujuan dari
pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23

9
Tahun 1992 maupun WHO yaitu “meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan ;
baik fisik, mental, dan sosialnya ; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
3. Kerja Sama (Partner Ship)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

6. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan


Utama

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang


merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada
peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan
perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai
klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari
individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas
individu dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah
pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan
batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan
masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi
model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan
kesehatan primer yang menjadi landasannya.

10
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
▪ Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat
dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang
memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan
keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti
penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu yang
memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita.
▪ Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya
keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang anggota
keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini dikarenakan
keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang menyakut
kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggotanya.
▪ Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam
lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja
puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau
masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan,
pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.

11
B. Pengkajian Keperawatan Kelompok Khusus/Komunitas
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Pada pengkajian kelompok khusus sangat dibutuhkan keterampilan
komunikasi yang memadai agar dapat diterima. Perawat juga perlu
menjelaskan peran dan fungsinya dalam melaksanakan asuhan keperawatan
komunitas sehingga klien dapat diajak kerja sama secara optimal.
Dalam model asuhan keperawatan yang disampaikan oleh Anderson E
dan Mc. Farlene, pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu
pendidikan, pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut.pengkajian
dalam kelompok khusus melalui 5 tahap, yakni: pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan kelompok dan prioritas masalah.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasinya.
Komponen pengkajian komunitas terdiri dari:
1) Inti komunitas (core), terdiri dari :
a) Riwayat/ sejarah perkembangan komunitas)
Dapat dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan
informal di komunitas. Uraikan termasuk data umum mengenai
lokasi daerah bianaan, luas wilayah, iklim, tipe komunitas
(masyarakat rural atau urban). Sambil berbincang-bincang
ajukan pertanyaan berikut kepada anggota masyarakat ; sudah
berapa lama anda tinggal di sisni, apakah ada perubahan daerah
ini, siapa orang yang paling lama tinggal di daerah ini dan
mengetahui sejarah daerah tersebut.

12
b) Data demografi dan vital statistic
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin
(orang seperti apa yang anda lihat ; anak-anak, remaja, dewasa,
lansia, laki-laki atau perempuan, orang yang tidak punya tempat
tinggal, orang yang tinggal sendirian), status perkawinan, tingkat
pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ras atau suku dan bahasa
yang digunakan. Populasi homogen atau tidak. Untuk vital
statistic uraikan tentang : angka kesakitan, angka kematian,
angka kelahiran, cakupan imunisasi. Tentukan status kesehatan
komunitas berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia
sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat
: ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit
menular. Data dapat diperoleh dengan menanyakan : keluhan
yang dirasakan saat ini oleh komunitas, kejadian penyakit dalam
satu tahu terakhir (ISPA, asthma, TB paru, penyakit kulit,
penyakit mata, rematik, jantung, gangguan jiwa, kelumpuhan,
penyakit menahun lainnya)
c) Nilai dan keyakinan
Apakah di daerah tersebut ada mesjid, gereja, candi, pura?
Apakah tampak homogen? Apakah lapangan rumput dipelihara?
Apakah ditanami bunga? Apakah ada tanda seni? Bagaimana
budayanya? Bagaimana warisan leluhurnya? Apakah ada tanda
peninggalan sejarah?
d) Etnisitas
Apakah anda melihat adanya indikator etnik kelompok tertentu
(misal; restoran, festival)? tanda kelompok budaya apa yang
anda lihat?
2) Lingkungan
Bagaimana kondisi pemukiman masyarakat? Bentuk bangunan
(rumah petak, asrama, paviliun), jenis bangunan (permanent, semi
permanent, non permanen), kebersihan lingkungan sekitar

13
pemukiman, penyediaan air untuk MCK, air minum, pengelolaan
jamban, sarana pembuangan air limbah (SPAL), pengelolaan
sampah, polusi udara, air, tanah, suara, sumber polusi, binatang
peliharaan, batas-batas wilayah (peta wilayah), kondisi geografis.
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
Kejadian akut atau kronis?Rumah Singgah?Penyembuhan
Tradisional?Apakah ada klinik, RS, pelayanan para praktisi
kesehatan, pelayanan kesmasy,lembaga kesehatan, pusat
kedaruratan, rumah jompo, fasilitas pelayanan sosial (pasar, took,
swalayan) dan kesehatan mental?Adakah sumber yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat diluar daerah tersebut, dimana
tempatnya?
4) Ekonomi
Apakah merupakan komunitas berkembang atau miskin? Apakah
terdapat industri, pertokoan, lapangan kerja? Jenis pekerjaan,
penghasilan dan pengeluaran rata-rata perbulan, jumlah pekerja di
bawah umur, ibu rumah tangga, lansia? Kemana warga masyarakat
berbelanja? Apakah makanan menggunakan tanda pemeriksaan
kesehatan? Bagaimanakah angka pengangguran?
5) Transportasi dan keamanan
Bagaimana warga masyarakat melakukan perjalanan? Kondisi
jalan? Jenis kendaraan pribadi atau umum apa yang biasa mereka
gunakan? Apakah terlihat adanya bus, taksi, sepeda? Apakah ada
jalur khusus untuk pejalan kaki? Apakah keadaan udara dievaluasi?
Jenis tindakan kriminal apa yang terjadi? Apakah masyarakt merasa
aman tinggal disana? System keamanan lingkungan,
penanggulangan kebakaran, penanggulangan bencana,
penanggulangan polusi air, udara, tanah?
6) Politik dan pemerintahan
Apakah ada tanda kegiatan politik (misal : rapat, poster)? Partai
mana yang paling mempengaruhi? Apakah masyarakat terlibat

14
dalam pengambilan keputusan ? bagaimana pemerintahan di daerah
tersebut dibentuk (dengan pemilihan atau calon tunggal)? system
pengorganisasian, struktur organisasi, kelompok organisasi dalam
komunitas?
7) Komunikasi
Adakah tempat khusus bagi masyarakat untuk berkumpul? Apakah
masyarakat mempunyai TV dan radio? Topik apa yang biasanya
didengar oleh masyarakat? Apakah informasi formal dan non
formal yang ada? Apakah ada koran? Sarana umum komunikasi,
jenis alat komunikasi yang digunakan, cara penyebaran informasi?
8) Pendidikan
Apakah ada sekolah disana? Bagaimana kondisinya? Apakah
ada badan yang mengurus pendidikan? Bagaiman
fungsinya?bagaimana reputasi sekolah yang ada? Tingkat
pendidikan komunitas? Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal,
informal)? Apa isu utama yang muncul tentang pendidikan? Angka
putus sekolah? Sumber daya manusia, tenaga pendidik? Kegiatan
ekstra kurikuler, apakah dimanfaatkan oleh peserta didik?
Pelayanan kesehatan sekolah? Adakah perawat di sekolah?
9) Rekreasi
Dimana anak-anak bermain? Bentuk rekreasi utama? Fasilitas
rekreasi yang ada?

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data yaitu:

1) Jenis data
Jenis data dapat dperoleh dari:
a) Data subjektif, yakni data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi
tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independent
tetapi melalui interaksi atau komunikasi

15
b) Data objektif, yakni data yang didapatkan melalui hasil
pengamatan, observasi, atau pengukuran
2) Sumber data
Sumber data yang bisa digunakan dalam melakukan analisa data
adalah
a) Data primer : dikumpulkan dari pengkajian kepada komunitas
b) Data sekunder : kelurahan, Puskesmasm Medical Record
3) Metode pengumpulan data :
a) Pengamatan/Inspeksi : menggunakan semua indera, melakukan
whinshield survey (learning about community on foot)
b) Wawancara : komunikasi timbale balik yang berbentuk Tanya
jawab dengan masyarakat. Mendengarkan (auskultasi) keluhan
masyarakat. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka
dan bahasa yang sederhana serta mudah dipahami.
c) Menyebarkan kuesioner : untuk mendapatkan data yang lebih
akurat.
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut
1) Klasifikasi data/ kategori data
2) Perhitungan persentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
c. Analisis data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan
atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

d. Perumusan masalah
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat. Namun demikian masalah

16
yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh
karena itu diperlukan prioritas masalah.
e. Prioritas masalah
Dalam menentukan priorirtas masalah kesehatan masyarakat perlu
mempertimbangkan

berbagai factor :

1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis

b. Konsep Diagnosa Keperawatan Kelompok Khusus/ Keperawatan


Komunitas

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti
tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Diagnosa keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri
dari :

Masalah…..sehat…..sakit

Karakteristik polulasi

Karakteristik lingkungan (aktual, resiko, potensial)

Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status


kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi
(resiko dan potensial). Contoh diagnosa keperawatan pada kelompok khusus
menurut SDKI adalah sebagai berikut

17
✓ Defisit kesehatan komunitas
✓ Koping komunitas tidak efektif
✓ Kesiapan peningkatan koping komunitas

c. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tinadakan yang akan


dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup :

a. Perumusan tujuan

1) Terjadi perubahan perilaku masyarakat


2) SMARTS (Spesifik, Measurable/dapat diukur, Attainable/dapat
dicapai, Relevan/sesuai, Time Bound/waktu tertentu,
Sustainable/berkelanjutan)
b. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah merencanakan tindakan

1) Identifikasi alternative tindakan


2) Tetapkan teknik yang digunakan
3) Melibatkan peran serta masyrakat dalam menyusun rencana tindakan
4) Pertimbangkan SDM dan fasilitas yang ada
5) Memenuhi kebutuhan yangh sangat dirasakan masyarakat
6) Mengarah pada tujuan
7) Realistic
8) Disusun secara berurutan
c. Perencanaan keperawatan kelompok khusus diantaranya adalah
1) Pengorganisasian pembentukan kelompok
2) Skrinning kesehatan kelompok untuk deteksi dini
3) Melatih keterampilan khusus sesuai kebutuhan kelompok

18
4) Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dengan penyuluhan
kesehatan kelompok khusus
5) Modifikasi lingkungan yang sesuai bagi kelompok
6) Rujukan jika diperlukan

d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan realisasi rencan keperawaan yang
telah ditetapkan bersama dengan kelompok khusus diantaranya:
1) Perawat mengidentifikasi kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh
individu dalam kelompok sehingga bisa dikembangkan dan dikuatkan
melalui keterlibatannya dalam kelompok
2) Melakukan skrinning kesehatan dengan anggota kelompok
3) Mendidik anggota kelompok mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
4) Melakukan koordinasi dan kemitraan dengan lintas sektor dan lintas
program
Peran perawat dalam melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah
direncanakan yaitu:
1) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
2) Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
3) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu:

1) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada


populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi,
simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.

19
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan
untuk mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keterbelakangan
tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan
kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.
3) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu
pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga,
Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko
gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke
Posyandu.

e. Evaluasi Keperawatan
Penilaian terhadap hasil asuhan keperawatan dan kesehatan dilakukan
berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan melalui:
1) Membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
2) Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan

20
BAB III
PENUTUP

a. Simpulan
Keperawatan Komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguankesehatan dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan,serta pemulihan bagi yang sedang
menderita penyakit maupun dalamkondisi pemulihan terhadap penyakit (Efendi,
2019).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2013).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972
dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien
dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat
sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti
namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi
pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.
b. Saran
▪ Institusi Pendidikan

Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi yang mempelajari
ilmu keperawatan

▪ Bagi Mahasiswa

Semoga dengan makalah ini agar bisa memahami dan mempelajari lebih dalam
lagi tentang keperawatan komunitas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja

(1st ed.). Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Efendi, Ferry & Makhfud. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV

Sagung Seto.

Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah

Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

22

Anda mungkin juga menyukai