KONSEP TEORITIS
Menurut WHO dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa
saling mengenal dan interaksi atara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas adalah sekelompok
masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga.
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan induvidu/ klien yang berada pada lokasi atau
batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama
serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbabasanya dari gangguan pemenuhan kebutulan dasar klien/
komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis,
psikologis, social, curtural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi/ tindakan yang bertujuan untuk stressor, melalui pencegahan primer, sekunder dan
tersier. ( Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).
1. Induvidu, adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuaan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga, merupakan sekelompok induvidu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama,
di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
3. Kelompok khusus, adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular. Sepert: TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyaki diabetes melitus, jantung
koroner,cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok- kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitas, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitas ( cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita.
Aplikasi moden Neuman pada komunitas sesuai dengan teori Neuman, kelompok
atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas
yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang
terdiri dari 5 tahapan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
2.1.7.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
a. Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia
yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena
dapat menjadi stresor bagi penduduk
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal,
apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin
d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,
sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan
e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau gangguan yang
terjadi
f) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau
memantau gangguan yang terjadi
g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
h) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah
pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau
sebaliknya
i) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat
dijangkau masyarakat
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak,
2005):
1) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok, masyarakat
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :kelurahan,
catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record
d. Cara Pengumpulan Data
1) Windshield survery
Dilakukan dengan berjalan-jalan di lingkungan komunitas untuk menentukan gambaran
tentang kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas, lingkungan sekitar komunitas,
kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk yang ditemui di jalan saat survai
dilakukan
2) Informant Interview
Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian sebaiknya dikembangkan dan
dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu dikembangkan untuk melakukan
pengkajian terhadap masyarakat antara lain kuesioner, pedoman wawancara, dan
pedoman observasi. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar masyarakat
membina rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan kontak yang lama dengan
komunitas. Perawat juga harus menyertakan lembar persetujuan (informed consent)
komunitas yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol akan melakukan tindakan yang
membutuhkan persetujuan komonitas. Informed consent juga mencantumkan jaminan
kerahasian terhadap isi persetujuan dan dapat yang telah disampaikan. Wawancara
dilakukan kepada key informant atau tokoh yang menguasai program.
3) Observasi Partisipasi
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi. Tentukan berapa lama
observasi akan dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat komunitas yang akan di
observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan menggunakan format observasi yang
sudah disiapkan terlebih dahulu, kemudian catat semua yang terjadi, dengan tambahan
penggunaan kamera atau video. Informasi yang penting diperoleh menyangkut aktivitas
dan arti sikap atau tampilan yang ditemukan di komunitas. Observasi dilakukan
terhadap kepercayaan komunitas, norma, nilai, kekuatan, dan proses pemecahan
masalah di komunitas.
4) Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai satu topic melaui
proses diskusi kelompok, berdasarkan pengalaman subjektif kelompok sasaran terhadap
satu institusi/produk tertentu FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai persepsi
terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan yang dan tidak mencari consensus serta tidak
mengambil keputusan menganai tindaka yang harus dilakukan.
e. Pengelolaan Data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
f. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengankemampuan kognitif
yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
g. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan
h. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2.1.7.2 Diagnosa
a. Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera/wellness digunakan bila komunitas mempunyai potensi untuk
ditingkatkan, belum ada data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas
potensial, hanya terdiri dari komponen problem (p) saja, tanpa komponen etiologi (e).
Contoh diagnosis sejahtera/wellness :
Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita dir t 05 rw 01 desa x kecamatan A,
ditandai dengan cakupan imunisasi 95% (95%), 80% berat badan balita di atas garis merah
KMS, 80% pendidikan ibu adalah SMA, cakupan posyandu 95%.
b. Diagnosis ancaman ( risiko)
Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan tetapi sudah
ditemukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan
diagnosis keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (p), etiologi (e) dan
symptom/sign (s).
Contoh diagnose risiko :
Resiko terjadinya konflik psikologis pada warga RT 05, RW 01 desa x kecamatan A yang
berhubungan dengan koping masyarakat yang tidak efektif ditandai dengan pernah terjadi
perkelahian antar- RT, kegiatan gotonbg royong , dan silaturahmi, rutin rw jarang dilakukan,
penyuluhan kesehatan terkait kesehatan jiwa belum pernah dilakukan, masyarakat sering
berkumpul dengan melakukan kegiatan yang tidak positif seperti berjudi.
c. Diagnosis actual/gangguan
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/ masalah kesehatandi
komunitas, yang didukung oleh beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan
komunitas actual terdiri atas problem (p), etiologi (e), dan symptom/sign (s).
Contoh diagnosis actual :
- Gangguan/masalah kesehatan reproduksi pada agregat remaja yang berhubungan
dengan kurangnya kebiasaan hygiene Personal, ditandai dengan 92% remaja mengatakan
mengalami keputihan patologis, upaya yang dilakukan remaja dalam mengatasi keputihan
80% didiamkan saja, 92% remaja mengatakan belum pernah memperoleh informasi
kesehatan reproduksi dari petugas kesehatan
- Tingginya kasus diare di wilayah RW 5 kelurahan X yang berhubungan dengan tidak
adekuatnya penggunaan fasilitas layanan kesehatan untuk penanggulangan diare,
keterbatasan, dan kualitas sarana pelayanan diare.
Prioritas Diagnosis Keperawatan komunitas
Penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan melalui metode berikut :
a. Paper and Pencil Tool (Ervin, 2002)
b. Scoring diagnosis keperawatan komunitas (DepKes, 2003)
Scoring dilakukan seperti tabel dibawah ini :
No Masalah Pentingnya Kemungki Peningkatan Prioritas Total
kesehatan masalah nan terhadap masalah dari 1-6
untuk perubahan kualitas hidup
dipecahkan positif jika bila diatasi 1. tidak ada
diatasi 2 kurang penting
1. Rendah 0 tidak ada
2. Sedang 0 tidak ada
1 rendah 3 tidak penting
3. Tinggi
1 rendah 4 cukup penting
2 sedang
2 sedang 5 penting
3 tinggi
3 tinggi 6 sangat penting
2.1.7.3 Intervensi
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana
tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau
meminimalkan stresor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan.
Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk
memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan resisten (Anderson & McFarlane, 2000). Tujuan terdiri atas tujuan jangka panjang
dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum/TUM) mengacu pada
bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di komunitas, sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek (tujuan khusus/TUK) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka
pendek harus SMART (S= spesifik, M= measurable/dapat diukur, A= achievable/dapat dicapai,
R= reality, T= time limited/ punya limit waktu).
2.1.7.4 Implementasi
2.1.7.5 Evaluasi
Evaluasi ditunjukan untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan
program apa yang dibutuhkan masyarakat, apakah media yang digunakan tepat , ada tidaknya
program perencanaan yang dapat di implementasikan, apakah program dapat menjangkau
masyarakat, siapa yang yang menjadi target sasaran program, apakah program yang dilakukan
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Evaluasi juga bertujuan mengidentifikasi masalah dalam
perkembangan program dan penyelesaian. Program evaluasi dilaksanakan untuk memastikan
apakah ada hasil program sudah sejalan dengan sasaran dan tujuan, memastikan biaya program
sumber daya, dan waktu pelaksanaan program yang telah dilakukan. Evaluasi juga diperlukan
untuk memastikan apakah prioritas program yang disusun sudah memenuhi kebutuhan
masyarakat, dengan membandingkan perbedaan program terkait keefektifannya.
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses, dan hasil. Evaluasi program merupakan
proses mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai dasar proses pengambilan keputusan,
dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan. Evaluasi proses difokuskan pada urutan
kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil dapat diukur melalui
perubahan pengetahuan (knowledge) , sikap (attitude), dan perubahan prilaku masyarakat.
Evaluasi terdiri atas evaluasi formatif, menghasilkan informasi untuk umpan balik selama
program berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi tentang efektifitas pengambilan keputusan. Pengukuran efektifitas
program dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kesuksesan dalam pelaksanaan program.