Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Komunitas


2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas
Menurut WHO 2013, keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan
keluarga juga kesehatan keluarga juga kesehatan keluarga juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang di praktik kepada mereka sebelum mereka meminta bantuan
kepada orang lain.
Menurut American Nurses Association (2012), keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat
yang ditetapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.
Menurut Wahit (2013), komunitas merupakan sekelompok individu yang
tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minta yang relatif
sama, serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.

2.1.2 Tujuan Keperawatan Komunitas


Menurut Mubarak (2013:3) tujuan keperawatan komunitas adalah untuk
mencagah dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya sebagai
berikut:
2.1.2.1 Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu ,
keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
2.1.2.2 Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atas isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritas masalah tersebut.
3) Merumuskan serta memecahkan masalah.
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri.

3
4

2.1.3 Sasaran Keperawatan Komunitas


Menurut Mubarak (2013:4) Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh
masyarakat, termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun
yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan
dalam masyarakat:
2.1.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri
sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2.1.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya
saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.
2.1.3.3 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
2.1.3.4 Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
(1) Kelompok ibu hamil dan ibu bersalin
(2) Kelompok bayi baru lahir
(3) Kelompok balita
(4) Kelompok anak usia sekolah
(5) Kelompok usia lanjut.
5

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan


bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
(1) Penderita penyakit menular, antara lain seperti penderita panyakit kusta,
penyakit kelamin, penderita HIV/AIDS.
(2) Penderita penyakit tidak menular, antara lain seperti hipertensi penyakit
diabetes mellitus, penyakit jantung, stroke.
(3) Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitative, seperti kebutaan.
(4) Kelompok cacat mental.
(5) Kelompok cacat sosial.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:wanita tuna
susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba, kelompok pekerja tertentu.
2.1.4 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Menurut Effendy (2011) ruang lingkup praktik keperawatan kesehatan meliputi
berbagai upaya, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitative) dan mengembalikan dan memfungsikan kembali individu, keluarga
dan kelompok masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialitatif).
Asuhan keperawatan kesehatan masyarakat kegiatan yang di tekankan adalah
upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif, rehabilitative,
dan resosialitatif.
2.1.4.1 Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat.
2) Peningkatan gizi.
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan.
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
5) Olahraga secara teratur.
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks.
2.1.4.2 Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah.
6

3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di


rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
2.1.4.3 Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home care).
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara.
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
2.1.4.4 Upaya Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat
fisik dan lainnya, di lakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan.
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat.
2.1.4.5 Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok  khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila, wanita tuna wisma.

2.1.5 Strategi Keperawatan Komunitas


2.1.5.1 Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
7

sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan


kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Mubarak, 2013).

2.1.5.2 Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Mubarak, 2013).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,
pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang
kesehatan (Mubarak, 2013).
2.1.5.3 Kerjasama (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada
peningkatankesehatan dan kesejahteraan (Mubarak, 2013).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen
yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan
strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Mubarak, 2013).
2.1.5.4 Kerjasama (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada
peningkatankesehatan dan kesejahteraan (Mubarak, 2013).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen
yang ada.Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan
strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Mubarak, 2013).
8

2.1.6 Falsafah Keperawatan Komunitas


Menurut Effendi (2010:10) falsafah adalah keyakinan terhdap nilai-nilai yng
menjadi pedoman untuk mencapai tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup.
Falsapah perawatan kesehatan masyarakat adalah keyakinan terhadap nilai-nilai
kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat yang baik ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai sasaran untuk mencapai tujuan keperawatan dan kesehatan dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi dan inilah menjadi pegangan sebagai
pandangan hidup dalam memberikan asuhan keperawatan.
Menurut Mubarak (2013:8) Falsafah keperawatan merupakan pandangan
medasar tentang hakikat manusia yang menjadi kerangka dasar dalam praktik
keperawatan. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan
(bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang
melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan secara
umum yaitu manusia merupakan titik setral dari setiap upaya pembangunan
kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Bertolak dari pandangan
itu, disusunlah paradigm keperawatan komunitas yang terdiri dari empat komponen
dasar yaitu manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan.

2.2 Proses Asuhan Keperawatan Komunitas


2.2.1 Definisi proses asuhan keperawatan komunitas
Menurut Luan (2011) proses keperawatan merupakan suatu metode ilmiah yang
telah digunakan dalam dunia keperawatan sebagai suatu pendekatan dalam proses
menyelesaikan masalah.
Menurut Mubarak (2013:5) proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan
atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan
kesehatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan
seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan dilaksanakan secara berurutan, terus
menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses
keperawatan komunitas adalah metode asuhan komunitas adalah metode asuhan
keperawatan yang besifat ilmiah, sistematis dinamis, kontinu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, serta kelompok
atau masyarakat.
9

2.2.2 Tujuan Dan Fungsi Poses Asuhan Keperawatan Komunitas


2.2.2.1 Tujuan Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
Menurut Mubarak (2013: 6), bertujuan melaksananakan keperawatan dalam
komunitas adalah sebagai berikut:
1) agar diperoleh asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien
sesuai dengan permasalah yang terjadi pada masyarakat
2) agar pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakukan secara
sistematis, dinamis, berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3) Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas harus
memiliki keterampilan dasar tentang epidemiologi, penelitian, pengajaran,
organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.
2.2.2.2 Fungsi Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
Menurut Mubarak (2013:6) fungsi keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
1) Memberikan pedoman yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah
komunikasi dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalah
atau kebutuhannya, sehinga mendapatkan pelayanan yang baik agar
mempercapat proses penyenbuhanya.
2.2.3 Langkah Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
2.2.3.1 Pengkajian
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses, merupakan upaya untuk dapat
mengenal masyarakat. Warga masyarakat merupakan mitra dan berkontribusi
terhadapa keseluruhan proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah
mengidentifikasi berbagai faktor (negative dan positif) yang memepengaruhi
kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan.
Proses pegkajian ditandai dengan kegiatan sistematis mengumpulkan data dan
melakukan pemaknaan data dan informasi tersebut. data yang dikumpulkan berupa
data kuantitatif dan kualitatif. Ada lima kegiatan pada tahap pengkajian sebagai
berikut:
10

1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksutkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di
ambil.
2) Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan seanjutnya ddengan cara mengklasifikasikan
data, perhitungan presentase, tabulasi data, interpretasi data.
3) Aalisis Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kongnitif yang dimiliki, sehingga dapat diketahui
kesenjangan dalam menghadapi oleh masyarakat.
4) Perumusan Masalah Kesehatan
Kriteria penentuan priorits adalah masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan diantaranya adalah perhatian masyarakat, prepalensi kejadian, berat
ringanya masalah, kemungkinan masalah untuk diatasi, tersedianya sumber daya
masyarakat dan aspek politis.
2.2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut Anderson (2012:299), diagnose keperawatan komunitas berfokus
pada suatu komunitas yang biasanya diidentifikasi sebagai suatu kelompok, populasi
atau kumpulan orang dengan sekurang-kurangnya memiliki satu karakteristik tertentu
misalnya lokasi geografik, pekerjaan, etnik atau kondisi perumahan.
Menurut Mubarak diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) maupun yang
mungkin terjadi (potensial). Komponen utama diagnosis keperawatan adalah:
1. Problem (masalah)
Problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi (Penyebab)
Menunjukan penyebab masalah kesehataan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan meliputi:
 Perilaku individu, keluarga, kelompok atau masyarakat.
 Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial.
 Interaksi perilaku dan lingkungan.
 Sign and symptom (tanda dan gejala)
Merupaka informasi yang di perlukan untuk merumuskan diaganosis serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah. Diagnosis keperawatan komunitas menurut
Mueke terdiri atas:
11

 Masalah, sehat dan sakit.


 Karakteristik populasi.
 Karakteristik lingkungan
2.2.3.3 Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan kegiatan memformulasi tujuan dan sasaran
sebagai suatu proses permulaan kegiatan mendesain program asuhan keperawatan
komunitas.
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat dikhususkan keperawatan
yang berdasarakan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
2.2.3.4 Pelaksanaan
Implemenatsai adalah pasien tindakan dari proses keperawatan yang terkait
dengan pelaksanaan rencana berfokus komunitas. Implementasi berguna untuk
mencapai tujuan dan objektif, tapi hal yang lebih penting adalah implementasi
intervensi keperawatanberfungsi untuk meningkatkan, memelihara, atau memulihkan
kesehatan, mencegah penyakit dan memfasilitasi rehabilitas.
Prinsip umum yang digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1) Inovatif
Perawat kesehatan masayarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
berdasar pada iman dan taqwa.
2) Integrasi
Perawat kesehatan masyarakat harus bekerja sama dengan semua profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan atas
kemitraan.
3) Rasional
Perawat kesehatan masyarakat alam melakukan asuahan keperawatan harus
mengguanakan pengetahuan seacara rasional demi mencapai rencana program yang
telah disusun.
4) Mampu Dan Mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen dibidangnya.
12

5) Ugen
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya
dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai.
2.2.3.5 Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keperhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian masyarakat dengan perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
adalah sebagai berikut:
 Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
diterapkan.
 Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
 Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
Pada setiap aktivitas perawata melakukan evalusi proses yang mengacu kepada
rencana asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Secara stimulant perawat juga
melakukan evalusi dampak berdasarkan endikator yang ditetapkan kepada semua
sasaran. Evaluasi terhadap hasil yang dilakukan berdasarkan criteria dn indicator
sesuai tujuan yang di capai.
Sejalan dengan landasan teoritis dalam menjalin kemitraan dengan komunitas,
program evalusi didasarkan pada prinsip yang dikemukakan yaitu:
 Memperkuat program
Tujuan kita adalah promosi kesehatan dan peningkatan kepercayaan diri
komunitas. Evaluasi membantu pencapaian tujuan ini dengan cara menyediakan
proses yang sistematis dan berkelanjutan.
 Menggunakan pendekatan multiple
Selain pendekatan multi desiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan
bermacam-macam.
 Merancang evaluasi untuk memenuhi isu nyata.
Program berbasis dan berfokus komunitas yang berakal pada komunitas nyata
dan berdasarkan pngkajian komunitas, harus memiliki rancangan evaluasi untuk
mengukur criteria mengenai pentingnya program tersebut bagi komunitas.
 Menciptakan proses partisipasi
13

Apabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian, analisis,


perencanaan, dan iplementasi mereka pun harus menjadi mitra dalam evalusi.
 Memungkinkan fleksibilitas
Pendekatan evaluasi harus fleksibel dan perspektif jik tidak akan sulit
mendokumentasikan munculnya perubahan sering kali menigkat secara tajam dan
kompleks.
 Membangun kapasitas
Proses evaluasi selain mengukur hasil akhir harus meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat didalamnya. Hal ini sangat serupa
dengan konteks professional dan non professional.

Anda mungkin juga menyukai