Oleh :
S.Tr Keperawatan / I B
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas berupa makalah yang
berjudul " Makalah menerapkan prinsip Etik dalam asuhan Keperawatan Gawat
Darurat”. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun di harapkan agar dapat
memperbaiki kesalahan, dan demi kemajuan dimasa yang akan datang. Semoga
Makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Gawat darurat (Emergensi)
adalah keadaan yang membutuhkan tindakan segera yang untuk menanggulangi
ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang timbul secara tiba-tiba. Keterlambatan
penanganan dapat membahayakan klien, mengakibatkan terjadinya kecacatan atau
mengancam kehidupan. Penderita gawat darurat adalah penderita yang oleh karena
suatu penyebab (penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) yang bila tidak
segera ditolong akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal. Pada
Keperawatan Gawat Darurat diperlukan asuhan keperawatan yang merupakan suatu
proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan
kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan
dilaksanakan menggunakan metodologi pemecahan masalah melalui pendekatan
proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya. Dalam hal ini aspek
etik sangat diperlukan dalam penerapan praktek keperawatan dimana tindakan mandiri
perawat professional melalui kerjasama dengan pasien baik individu, keluarga,
kelompok atau komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup dan tanggung jawabnya.
2
2. Mengetahui Kode Etik Keperawatan Gawat Darurat
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
b. Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.
4
d. Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara
menyeluruh. Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika
ada ortopnea), lindungi korban dari kedinginan.
e. Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk
menenangkan dan yakinkan akan ditolong.
5
Dengan klien B epilepsi mengalami fase kejang tonik dan klonik pada saat
serangan epilepsi dirumahnya.
Dua kasus diatas memiliki sebuah perbedaan yang jelas dengan melihat
kasus tersebut, yang meski dilakukan oleh seorang perawat adalah melihat
kondisi si klien B maka lebih diutamakan dibandingkan dengan klien A karena
pada klien B kondisi gawat daruratnya disebabkan oleh adanya penyakit
epilepsi. Sedangkan untuk klien A dalam kondisi gawat darurat juga akan tetapi
ia masuk kedalam unit atau bagian gawat darurat (UGD) bukan berarti tidak
diperdulikan.
6
4) Perawat emergensi selalu belajar mengimplementasikan, dan meningkatkan
pengetahuan.
5) Perawat emergensi bekerja sama dengan profesional kesehatan lain dan
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan.
First Responder/Orang yang merespon pertama kali adalah orang yang terlatih
secara medis yang datang pertama kali ke lokasi kejadian gawat darurat.
7
2) Dalam Rumah Sakit
8
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Dalam kasus ini
perawat diharuskan untuk berpikir secara logis melakukan pertolongan kepada
pasien tanpa melihat keadaan pasien tersebut.
2. Berbuat Baik (Beneficience) berarti melakukan sesuatu yang baik. Pada kasus
ini perawat dapat berperilaku baik untuk pelayanan terbaik, untuk pasien
penerima pelayanan kesehatan.
3. Tidak Merugikan (Non-maleficence) yaitu setiap tindakan harus berpedoman
pada prinsip primum non nocere (yang paling utama jangan merugikan). Resiko
fisik, psikologis dan sosial hendaknya diminimalisir semaksimalm mungkin.
4. Kejujuran (Veracity), yaitu dokter maupun perawat hendaknya mengatakan
sejujur-jujurnya tentang apa yang dialami klien serta akibat yang akan
dirasakan oleh klien. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan
tingkat pendidikan klien agar mudah memahaminya.
5. Keadilan (Justice), yaitu prinsip yang dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan
adil terhadp orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Perawat diharapkan melakukan tindakan sesuai hukum, standar
praktik dan keyakinan yang benar.
6. Kerahasiaan (Confidentiality), yaitu perawat maupun dokter harus mampu
menjaga privasi klien meskipun klien telah meninggal dunia.
7. Menepati Janji (Fidelity), dibutuhkan untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain.
8. Akuntabilitas (Accountability), merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
Pasal 82 Ayat 2
9
Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup
pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa
dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
Pasal 83 Ayat 1 dan 2
Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih
lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien.
Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
10
Jadi dapat disimpulkan perawat telah melaksanakan prinsip
beneficience dan non-maleficence karena perawat sudah melakukan
kebaikan dengan menolong Tn.W tanpa menimbulkan cedera.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahtraan manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu
aturan yang mengatur hubungan antara perawat dan pasien adalah etika. Istilah etika
dan moral sering digunakan secara bergantian. Etik atau Ethnics berasal dari bahasa
Yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan, perilaku atau karakter. Etika adalah
Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia.Etika dan Moral merupakan sumber dalam
merumuskan standard dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku
serta membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia.
Gawat darurat (Emergency) adalah keadaan yang membutuhkan tindakan segera
yang untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang timbul
secara tiba-tiba.Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam
keadaangawat.
Dengan adanya kode etik kepercayaan masyarakat akan suatu profesi dapat
diperkuat, karena setiap klien mempunyai kepastian bahwa kepentingannya akan
terjamin.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aprilins. 2010. Teori Etika. Diakses 26 Desember 2011 pukul 21.00 WIB.
Diposkan 23 Februari 2010 pukul 10.02 PM. URL : http://aprillins.com/2010/1554/2-
teori-etika-utilitarisme-deontologi/
Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2004. Fundamentals of Nursing
Concepts, Process and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line
13