Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN TUMOR MAMAE DEXTRA

DI RUANG BEDAH (RPU 4)


RUMAH SAKIT KUNINGAN MEDICAL CENTER

DISUSUN OLEH

ELOK FAUZIAH
CKR0180088

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2019/2020
BAB I
KONSEP PENYAKIT TUMOR MAMAE

A. Konsep penyakit
I. Definisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma,
areola dan papilla mammae. Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003)
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang
mengganggu pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di
mammae (Sylvia,2004)
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada
suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bisa
dikontrol (Dr.Iskandar, 2007)

II. Etiologi
Menurut Dr.Iskandar (2007) ada beberapa faktor resiko yang telah
teridentifikasi, yaitu :
1. Jenis kelamin : wanita lebih beresiko menderita tumor payudara
dibandingkan dengan pria.
2. Riwayat keluarga : Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita
tumor payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
4. Faktor usia
5. Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
6. Faktor hormonal : Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif,
terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan,
dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral : Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan
resiko tumor payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun
beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
10. Makanan yang berkarsinogen

III. Patofisiologi
Tumor merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri proliferasi yang
berlebihan dan tidak berguna. Proliferasi abnormal akan mengganggu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari satu sel yang
mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas
diantara sel normal.

IV. Patway

Gentik gang hormonal estrogen


makanan berkarsinogren, dll

Reseptor meningkat

maligna

pembedahan Tumor mamae Hospitalisasi

Terputusnya jaringan Krisis situasi

Stimulasi saraf nyeri Stress psikologis

Sensasi nyeri ke SSP Prasaan takut khawatir

hipotalamus MK : Ansietas

Saraf motorik

Nyeri dipersepsikan

nyeri
V. Manifestasi klinis

1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak
bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan
refraksi pada areola mammae
4. Edema (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer padahal
ibu tidak sedang hamil / menyusui.
8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

VI. Penatalaksanaan
1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang
terserang kanker payudara. Tindakan pembedahan kanker payudara dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara
b) Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
c) Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta
benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih terisisa di payudara..tindakan ini mempunyai efek kurang
baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit
disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun
sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel
kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang
kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone
estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat
menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut juga
dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya menghambat atau
menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara.
VII. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah metastase ke otak, hati, kelenjar adrenal,
pada paru-paru dan metastase ke otak akan mengalami gangguan presepsi sensori
paru, tulang, dam ovarium (Dr. Iskandar Junaidi. 2007)
Komplikasi utama dari tumor mamae adalah metastase jaringan sedikitnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Metastase ke
tulang memungkinkan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan
hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi.
VIII. Diagnosa banding
Diagnosa banding tumor mamae diantaranya tumor jinak payudara yang berupa
fibroadenoma, tumor phylloides, atau kista payudara.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR MAMAE

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu,
mengumpulkan data, mengelompokan data dan menganalisa data. Data fokus yang
berhubungan dengan tumor mamae.
I. Wawancara

1. Identitas Klien

Nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan, pekerjaan,


alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian

2. Riwayat keluhan utama meliputi


Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak, nyeri.

3. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.

4. Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,


kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada


kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

II. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b) Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c) Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d) Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e) Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f) Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g) Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.
h) Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
i) Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon :

a) Persepsi dan Manajemen : Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan


yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.
b) Nutrisi – Metabolik : Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami
anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c) Eliminasi ; Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d) Aktivitas dan Latihan : Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan
lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e) Kognitif dan Persepsi : Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah
sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f) Istirahat dan Tidur : Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g) Persepsi dan Konsep Diri : Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan
atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h) Peran dan Hubungan : Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami
gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i) Reproduksi dan Seksual : Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan
perubahan pada tingkat kepuasan.
j) Koping dan Toleransi Stres: Biasanya klien akan mengalami stress yang
berlebihan, denial dan keputus asaan.
k) Nilai dan Keyakinan : Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima
kondisinya dengan lapang dada.

III. Pemeriksaan diagnostik


a) Ultrasonografi
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae ultrasonography
berguna untuk menentukan adanya kista, kadang-kadang tampak kista sebesar
sampai 2 cm.
b) Mammografi
memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor yang terjadi
pada tahap awal
c) Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan pemeriksaan
sitologik.
d) Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa.

IV. Analisa data


No Data Etiologi Masalah
1. Ds: Genetik.gang
-Klien mengeluh nyeri hormonal,esterogen,makanan Nyeri
dibagian payudara berkarsinogen
sebelah kanan pre-op
dengan sekala nyeri 6
(0-10) Reseptor meningkat estredeul
-Klien mengatakan
nyeri seperti disayat-
sayat. Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yang abnormal

Tumor mamae
Pembedahan

Terputusnya jaringan

Stimulus syaraf nyeri

Sensasi nyeri ke ssp

Hipotalamus

Saraf matokrik

Nyeri dipresiukan

Nyeri
2. Ds : Tumor mamae
-Pasien mengtakan Ansietas
cemas sebelum oprasi
Do : Hospitalis
-Pasien tampak tegang
-Pandangan tidak focus
Stress psikologi

Perasaan cemas

Ansietas

C. Diagnosa keperwatan yang mungkin muncul


1. Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Ansietas berhubungan dengan kesehatan
D. Rencana asuhan keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Evaluasi
keperawatan
1 Nyeri NOC : NIC : -membantu S : klien
berhubunga -klien mampu -kaji nyeri meminimalkan mengatataka
n dengan mengenali secara rasa nyeri n nyeri di
cidera fisik nyeri komprehensif akibat tumor payudara
(lokasi, mamae dengan sebelah
-nyatakan rasa karakterisitik, cara kanan sedikit
nyaman setelah durasi, mengajarkan berkurang
nyeri frekuensi, teknik
berkurang kualitas dan nonfarmakolog O : klien
faktor i yaitu nafas nampak
-melaporkan perseptasi) dalam tidak ada
nyeri raut wajah
berkurang -observasi tanda nyeri
dengan tanda vital
menggunakan A : masalah
management -ajarkan teknik teratasi
nyeri nonfarmakologi sebagian
(nafas dalam)
-tanda tanda P : intervensi
vital di hentikan

2 Ansietas NOC : NIC : -agar pasien S : pasien


berhubunga -kemampuan -gunakan tidak cemas mengatakan
n dengan mengidentifika pendekatan yang sebelum sudah tenang
status si dan menyenangkan melakukan op dan tidak
kesehatan mengungkapka cemas
n gejala cemas -dorong pasien
dan mampu untuk O : pasien
mengontrol mengungkapaka nampak
cemas n perasaan tenang dan
ketakutan tidak cemas
-vital sign dilihat dari
dalam batas -ajarkan teknik raut
normal relaksasi mukanya

-postur tubuh, A : masalah


expresi, wajah, teratasi
bahasa tubuh,
dan tingkatan P : intervensi
aktivitas di hentikan
menunjukan
berkurangnya
kecemasan
Daftar pustaka

Huda Ami Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda (north America Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC
(1.Ed). Yogyakarta Medication Publishing

Anda mungkin juga menyukai