Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MAMMAE

A. Konsep Penyakit

1. Pengertian tumor mammae


Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari
parenkim, stroma, areola dan papilla mammae ( Carpenito, Lynda
Juall. 2013)
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang
abnormal yang mengganggu pertumbuhan jaringan tubuh terutama
pada sel epitel di mammae ( Brunner& Suddarth, 2011)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tumor
mammae adalah suatu keadaan dimana terjadi perubahan sel yang
tidak terkendali pada payudara, sehingga menyebabkan terjadinya
benjolan pada payudara

2. Etiologi
Menurut Junaedi (2015) ada beberapa faktor resiko yang
telah teridentifikasi yaitu:
a. Jenis kelamin: Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara
dibandingkan dengan pria
b. Riwayat keluarga : Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu
penderita tumor payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk
menderita tumor payudara.
c. Faktor genetic
d. Faktor usia
e. Riwayat reproduksi: Melahirkan anak pertama diatas usia 35
tahun
f. Faktor hormonal: Kadar hormon yang tinggi selama masa
reproduktif terutama jika tidak diselingi oleh perubahan
hormone akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko
terjadinya tumor payudara
g. Terpapr radiasi
h. Intake alkohol
i. Pemakaian kontrasepsi oral : pemakaian kontrasepsi oral dapat
meningkatkan resiko tumor payudara. Penggunaan pada usia
kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan
penggunaan pada usia lebih tua

3. Manifestasi klinik
a. Terdapat massa utuh kenyal, bisa di kuadran atas bagian dalam,

1
dibawah ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
b. Nyeri di daerah massa
c. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke
dalam, tarikan dan refraksi pada areola mammae
d. Edema ( keriput seperti kulit jeruk)
e. Pengelupasan papilla mammae
f. Adanya kerusakan dan rektraksi pada area putting
g. Keluar cairan abnormal dari putting payudara berupa nanah,
darah, cairan encer padahal ibu tidak sedang hamil/ menyusui
h. Ditemukan lesi pada pemeriksaan mamografi
4. Komplikasi
Tumor mammae bisa berkembang menjadi kanker mammae
jika tidak mendapatkan penanganan yang baik. Kemudian Ca
mammae dapat bermetastase ke jaringan sekitar melalui saluran
limfe (limfogen) menuju ke paru, pleura, tulang dan hati
5. Patofisiologi dan Pathway
Menurut Iskandar (2015) patofisiologi tumor mammae
Tumor merupakan kelompok sel yang ebrubah dengan ciri ciri
proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti
pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sel ke organ organ
yang jauh di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara
biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal. Proses
jangka panjang terjadinya tumor ada 4 fase:
a. Fase induksi 15-30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu
bertahun-tahun sampai merubah ajringan displasia menjadi
tumor ganas
b. Fase insitu 5-10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre concerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran
cerna, kulit dan akhirnya juga di payudara
c. Fase invasi 1- 5 tahun
Sel menjadi ganas berkembang biak dan menginfiltrasi melalui
membrane sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah
limfa
d. Fase desiminasi 1- 5 tahun
Terjadinya penyebaran ke tempat lain

2
6. Pathway
Genetik, gang hormonal; estrogen,
makanan berkarsinogen, dll

Reseptor meningkat

Pertumbuhan sel-sel epitel


payudara yg abnormal

Maligna

Tumor mammae

Sel tumor Hospitalisasi


Pembedahan menekan
Adanya luka jaringan sekitar
Terputusnya jaringan
Krisis situasi
konsistensi
Bakteri Stimulasi saraf nyeri
Stress
Mammae psikologi
Kemerahan Sensasi nyeri ke bengkak
sistem saraf pusat
Perasaan takut
MK: resiko khawatir
Hipotalamus Masa tumor
infeksi
mendesak ke
jaringan luar MK: Ansietas
Saraf motorik

Perfusi jaringan
Nyeri terganggu
dipersepsikan
Nyeri menjalan
MK: Nyeri

Ketidakmampuan
mobilisasi

MK: intoleransi ( Nurarif, A.H & Kusuma, H, 2013)


aktivitas

3
7. Penatalaksanaan
Menurut Doenges (2011)
a. Pembedahaan/ operasi
Pembedahaan dilakukan untuk mengangkat Sebagian atau
seluruh payudara yang terserang tumor/ kanker payudara.
Tindakan pembedahaan tumor payudara dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
1) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi
pengangkatan sebagian dari payudara
2) Masektomi total ( masetomi), yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak
3) Modified mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara jaringan payudara di tulang dada, tulang
selangka dan tulang iga serta benjolan disekitar ketiak
b. Radioterapi
Radioterapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang
terkena tumor/ kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar
gamma yang bertujuan membunuh sel tumor/ kanker yang
maasih tersisa di payudara, tindakan ini mempunyai efek
kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam serta
Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan
anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui
infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini
diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang
kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak
dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah
serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang
diberikan pada saat kemoterapi
d. Terapi hormonal
Pertumbuhan tumor/ kanker payudara bergantung pada
suplai hormone estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi
pembentukan hormone dapat menghambat laju perkembangan
sel kanker, terapi hormonal disebut juga dengan terapi anti
estrogen karena sistem kerjanya menghambat atau menghentikan
kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan tumor/ kanker pada payudara.
4
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian
b. Keluhan utama
Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus,
kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
e. Pola Gordon

1) Persepsi dan manajemen : Biasanya klien tidak langsung


memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya
kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.

2) Nutrisi – Metabolik : Kebiasaan diet buruk, biasanya klien


akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan
berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.

3) Eliminasi ; Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien


akan mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi
abdomen dan konstipasi.

4) Aktivitas dan Latihan : Anoreksia dan muntah dapat


membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena
terjadi kelemahan dan nyeri.

5) Kognitif dan Persepsi : Biasanya klien akan mengalami


pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi
pada kognitif, sensorik maupun motorik.

6) Istirahat dan Tidur : Biasanya klien mengalami gangguan


pola tidur karena nyeri.

7) Persepsi dan Konsep Diri : Payudara merupakan alat vital


bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan

5
membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan
haknya sebagai wanita normal.

8) Peran dan Hubungan : Biasanya pada sebagian besar klien


akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam
berinteraksi social.

9) Reproduksi dan Seksual : Biasanya aka nada gangguan


seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.

10) Koping dan Toleransi Stres: Biasanya klien akan mengalami


stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.

11) Nilai dan Keyakinan : Diperlukan pendekatan agama supaya


klien menerima kondisinya dengan lapang dada.
f. Pemeriksaan fisik

1) Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya


bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.

2) Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak


terlalu berminyak.

3) Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.


Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

4) Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada


tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.

5) Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan


nyeri tekan.

6) Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

7) Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.

8) Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,


dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.

9) Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.

10) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas


g. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
6
-
Morfologi sel darah
-
Laju endap darah
-
Tes faal hati
-
Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA)
dalam serum atau plasma
- Pemeriksaan sitologik : Pemeriksaan pada penilaian
cairan yang keluar spontan dari putting payudara, cairan
kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2) Tes Diagnostik
- Ultrasonografi
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk menentukan
adanya kista, kadang-kadang tampak kista sebesar
sampai 2 cm.

- Mammografi
Memperlihatkan struktur internal payudara dapat
mendeteksi tumor yang terjadi pada tahap awal
- Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor
jinak atau ganas, dengan cara pengambilan massa.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cidera fisik ( D.0077)
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan ( D. 0056)
c. Ansietas b.d krisis situasional ( D.0080)
d. Resiko infeksi b.d kerusakan integritas kulit ( D.0142)

3. Perencanaan keperawatan
No DX SLKI SIKI

1 Nyeri akut b.d agen Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri


cidera fisik (D.0077) setelah dilakukan tindakan ( I.08238)
keperawatan selama 2x24 jam Observasi
nyeri berkurang dengan KH: - Identifikasi
a. Keluhan nyeri menurun PQRST
b. Meringis menurun - Identifikasi faktor
c. Gelisah menurun yang
memperberat dan
memperingan
nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi

7
nyeri (relaksasi
nafas dalam)

Edukasi
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri (relaksasi
nafas dalam)
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik

2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi


b.d kelemahan ( D. keperawatan 2x24 jam ( I.05178)
0056) diharapkan toleransi aktivitas Observasi
meningkat dengan KH - Monitor lokasi
(L.0056) dan
a. Kemudahan dalam ketidaknyamanan
melakukan aktivitas selama melakukan
sehari hari meningkat aktivitas
b. Perasaan lemah - Identifikasi
menurun gangguan yang
menyebabkan
kelelahan
Terapeutik
- Berika aktivitas
distraksi
Edukasi
- Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan keluarga
untuk memenuhi
kebutuhan pasien
3 Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas (I.
situasional ( D.0080) keperawatan 3x24 jam ansietas 09314)
menurun dengan KH (L.09093) Observasi
a. Perilaku gelisah - Monitor tanda
menurun tanda ansietas
8
b. Verbalisasi Terapeutik
kebingungan menurun - Gunakan
c. Verbalisasi khawatir pendekatan yang
akibat kondisi yang tenang dan
dihadapi menurun meyakinkan
- Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan
Edukasi
- Anjurkan
keluarga untuk
tetap menemani
pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan keluarga
jika ansietas
muncul
4 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
kerusakan integritas keperawatan 2x24 jam infeksi (I.14539)
kulit ( D.0142) menurun dengan KH (L.14137) Observasi
a. Tingkat infeksi - Monitor tanda dan
menurun gejala infeksi
Terapeutik
- Berikan
perawatan kulit
- Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi
- Jelaskan tanda
dan gejala infeksi
- Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan keluarga
cara mencegah
infeksi
9
DAFTAR PUSTAKA

Brunner& Suddarth, (2011). Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Doenges M., (2011), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Junaedi, Iskandar., (2015) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA, Yogyakarta: Medi Action Publishing

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia


(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai