Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MAMMAE

OLEH:
NURUL MUGHNY HERMAN
144 2022 2164

PRECEPTOR LAHAN PRECEPTOR INSTITUSI

(Nelly, S.Kep., Ns) (Fitria, S.Kep., Ns., M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
A. Konsep Medis
1. Definisi tumor mammae
Tumor mammae atau benjolan pada payudara merupakan jaringan
lain yang tumbuh di dalam payudara yang berisikkan
massa/lemak/cairan (Lamhot Gultom et al., 2021).
Pengertian lain Tumor mammae adalah benjolan pada payuara
yang sering ditemukan pada perempuan dan berasal dari parenkim,
stoma, areola dan papilla mammae serta dapat menegakkan diagnosa
perlu dilakukan pemeriksaan patologis yang dimana tumor ada yang
bersifat jinak dan ada yang bersifat ganas atau kanker (Astuti, 2019;
Humaera & Mustofa, 2017).

2. Etiologi
Tumor mammae tidak mempunyai penyebab yang spesifik,
sebaliknya terdapat serangkaian faktor genetik, hormonal dan
kemudian kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya tumor
mammae;
a. Peningkatan aktivitas estrogen yang absolut atau relatif
b. Genetik: payudara
c. Faktor-faktor predisposisi
1) Usia < 30 tahun
2) Jenis kelamin
3) Geografi
4) Pekerjaan
5) Hereditas
6) Diet
7) Stress
8) Lesi prekanker
(Astuti, 2019)
3. Patofosiologi
Tumor/neoplasma merupakan sel yang berubah dengan ciri
proliferasi yang berlebihan dan tak berguna dan tidak mempengaruhi
jaringan disekitarnya. Tumor dapat menjadi ganas/kanker ketika
prolifer abnormal sel akan mengganugu fungsi jaringan normal.
(Elsando, 2015)
Fase tumor ganas/ kanker ada 4 yaitu:
a. Fase induksi 15-30 tahun
Kontak dnegan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-
tahun sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor
ganas.
b. Fase insitu 5-10 tahun
c. Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concreoous” yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna,
kulit dan akhirnya juga di payudara.
d. Fase invasi 1-5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan mengifiltirasi melalui
membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera
limfa.
e. Fase desiminasi 1-5 tahun
Terjdi penyebaran ke tempat lain.
4. Pathway/Penyimpangan KDM

Genetik, gang hormonal; estrogen,


makanan berkarsinogen, dll

Reseptor meningkat

Pertumbuhan sel-sel epitel


payudara yg abnormal

Maligna

Tumor mamae

pembedahan Sel tumor Hospitalisasi


menekan jaringan
Adanya luka terbuka sekitar
Terputusnya jaringan Krisis situasi
Terpajan bakteri
Stimulasi saraf nyeri Stress psikologi

Kemerahan
Sensasi nyeri ke SSP Perasaan takut,
Mamae bengkak khawatir
MK: Resiko infeksi
Hipotalamus
Masa tumor
mendesak ke jar. luar MK: Ansietas
Saraf motorik

Nyeri dipersepsikan
Perfusi jar. terganggu
Nyeri menjalar
pada lengan MK: Nyeri
Ulkus

Ketidakmampuan
MK: Kerusakan
mobilisasi lengan
integritas kulit
dari tubuh

MK: intoleransi
aktivitas
5. Manifestasi klinis
a. Secara makroskopik: tumor bermassa utuh kenyal, berwarna putih
keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna
putih.
b. Kwardan biasanya di atas bagian dalam dibawah ketiak
c. Nyeri di daerah massa
d. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
e. Ada penekanan pada jaringan sekitar
f. Ada batas yang tegas
g. Bila diameter mencapai 10-15 cm muncul fibroademoma raksasa
(giant fibroadenoma)
h. Keluar cairan abnormal dari puting susu berupa nanah, darah,
cairan encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui
i. Memiliki kapsul dan soliter
j. Benjolan dapat bergerak
k. Pertumbuhan lambat
l. Mudah diangkat dengan lokal surgery
m. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
(Astuti, 2019; Elsando, 2015)

6. Komplikasi
Dampak setelah dilakukan operasi pada tumor mammae, seperti;
a. Rasa sakit dan nyeri
b. Infeksi
c. Fungsi organ atau bagian tubuh tertentu terganggu pendarahan
d. Pembekuan darah
e. Reaksi obat
f. Jaringan di sekitar bisa rusak
(Kurniawan, n.d.)
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui dan mendiagnosa tumor
mammae, seperti:
a. Pemeriksaan USG payudara atau Mamografi dengan sinar x
b. Pemeriksaan Biopsi atau mengambil sampel jaringan sel payudara
c. Pemeriksaan laboratorium sitologi
d. Pemeriksaan laboratorium histopatologi
e. MRI
f. CT-Scan
g. Pemeriksaan darah lengkap
(Astuti, 2019; Kurniawan, n.d.; Lamhot Gultom et al., 2021)

8. Penatalaksanaan
Pada penderita tumor mammae, seperti:
a. Pembedahan
1) Biopsi eksisi
Tindakan ini dilakukan dengan mengangkat seluruh
jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya bila
tumor <5cm.
2) Eksterfasi FAM
Tindakan Eksterfasi FAM ini adalah tindakan pembedahan
yang dilakukan untuk mengangkat tumor yang terdapat pada
payudara. Tumor yang dilakukan pengangkatan sifatnya jinak
namun jika hal tersebut dibiarkan maka akan terjadi
pembesaran tumor.
3) Biopsi insisi
Tindakan pembedahan ini mengangkat sebagian jaringan
tumor dan sedikit jaringan sehat. Tindakan ini dilakukan pada
tumor yang inoperabel atau tumor >5cm.
b. Terapi hormon
Terapi hormonal diberikan untuk menghambat
pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai
terapi pendamping setelah pembedahan.
(Astuti, 2019; Humaera & Mustofa, 2017)

9. Prognosis
Tumor akan memburuk atau berubah menjadi ganas ketika
dibiarkan dan tidak di tangani segera. Walaupun tumor mammae
biasanya ditemui pada perempuan akan tetapi laki-laki juga bisa
terkena penyakit ini.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada pasien tumor mammae oleh (Elsando,
2015; Humaera & Mustofa, 2017), meliputi;
a. Identitas klien : biodata klien dan penanggung jawab klien beserta
tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian.
b. Keluhan utama : klien mengeluh adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak, nyeri.
c. Riwayat kesehatan sekarang: Biasanya klien masuk ke rumah sakit
karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara,
adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan
nyeri.
d. Riwayat kesehatan dahulu: Adanya riwayat ca mammae
sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan
tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
e. Riwayat kesehatan keluarga: Adanya keluarga yang mengalami ca
mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca
mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks
f. Pemeriksaan fisik
1) Kepala: normal, kepala tegak lurus, normal cepal.
2) Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak dan bersih.
3) Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi
mata/rabun. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada
tanda-tanda infeksi dan telinga bersih, tidak ada gangguan
fungsi pendengaran.
5) Hidung: bentuk dan fungsi normal tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
6) Mulut: mukosa bibir biasanya lembab atau kering, tidak ada
gangguan perasa.
7) Leher: biasanya terjadi pembesaran kelenjar getah bening.
8) Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange / mengkerut
seperti kulit jeruk, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.
9) Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar saat palpasi.
10) Ekstremitas: biasanya ada gangguan pada ektremitas saat
merasakan nyeri.
2. Diagnosis keprawatan (PPNI, 2016)
a. Diagnosis keperawatan yang dapat tegakkan sebelum operasi atau
pre operasi, yaitu;
No. Diagnosis Gejala dan Tanda
Diagnosis Keperawatan
D.0080 Ansietas Data Mayor:
DS:
 Merasa bingung
 Merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang
dihadapi
 Sulit berkonsentrasi
DO:
 Tampak gelisah
 Tampak tegang
 Sulit tidur

Data Minor:
DS:
 Mengeluh pusing
 Anoreksia
 Palpitasi
 Merasa tidak berdaya
DO:
 Frekuensi napas
meningkat
 Frekuensi nadi meningkat
 Tekanan darah meningkat
 Diaforesis
 Tremor
 Muka tampak pucat
 Suara bergetar
 Kontak mata buruk
 Sering berkemih
 Berorientasi pada masa
lalu
D.0129 Gangguan Data Mayor:
integritas DS: (tidak tersedia)
kulit/jaringan DO:
 Kerusakan jaringan
dan/atau lapisan kulit

Data Minor:
DS: (tidak tersedia)
DO:
 Nyeri
 Perdarahan
 Kemerahan
 Hematoma

b. Diagnosis keperawatan yang ditegakkan sebelum dan sesudah


operasi, yaitu;
No. Diagnosis Gejala dan Tanda
Diagnosis Keperawatan
D.0077 Nyeri akut Data Mayor:
DS:
 Mengeluh nyeri
DO:
 Tampak meringis
 Bersikap protektif
 Gelisah
 Frekuensi nadi meningkat
 Sulit tidur
Data Minor:
DS: (tidak tersedia)
DO:
 Tekanan darah meningkat
 Pola napas berubah
 Nafsu makan berubah
 Proses berfikir terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri sendiri
 Diaforesis
c. Diagnosis keperawatan setelah operasi atau post operasi dapat
menegakkan diagnosis, yaitu;
No. Diagnosis Gejala dan Tanda
Diagnosis Keperawatan
D.0142 Risiko infeksi Faktor resiko:
 Efek prosedur invasif
 Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer;
kerusakan integritas kulit
D.0056 Intoleransi Data Mayor:
aktivitas DS:
 Mengeluh lelah
DO:
 Frekuensi jantung
meningkat >20% dari
kondisi istirahat

Data Minor:
DS:
 Dispnea saat /setelah
aktivitas
 Merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
 Merasa lemah
DO:
 Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi
istirahat
 Gambaran EKG
menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
 Gambaran EKG
menunjukkan iskemia
 sianosis
3. Intervensi keperawatan dan evaluasi (luaran)
Diagnosis Intervensi Keperawatan Evaluasi (luaran) (PPNI,
(PPNI, 2016) 2016)
D.0080 I.09326 L.09093

Ansietas Terapi relakssasi Setelah dilakukan


intervensi selama 1 x 24
Observasi
jam diharapkan tingkat
 Identifikasi teknik ansietas dengan
relaksasi yang ekspetasi menurun
pernah efektif berdasarkan kriteria
digunakan hasil;
 Monitor respons  Verbalisasi khawatir
akibat kondisi yang
terhadap terapi
dihadapi menurun
relaksasi  Perilaku gelisah
Terapeutik menurun
 Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
Edukasi
 Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan
dan jenis yang
tersedia (mis.
musik, nafas dalam
dll)
 Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
D.0129 I.14564 L.14125

Gangguan Perawatan luka Setelah dilakukan


integritas Observasi:
intervensi selama 2 x 24
kulit/  Monitor
jaringan karakteristik luka jam diharapkan
 Monitor tanda- integritas kulit dan
tanda infeksi jaringan dengan
Terapeutik: ekspetasi meningkat
 Lepaskan balutan berdasarkan kriteria
dan plester secara hasil;
perlahan  Kerusakan
 Bersihkan dnegan jaringan menurun
NACL atau  Kerusakan
pembersih
lapisan kulit
nontoksik, sesuai
kebutuhan menurun
 Bersihkan jaringan  Nyeri menurun
nekrotik  Perdarahan
 Pasang balutan menurun
sesuai jenis luka  Kemerahan
 Pertahankan teknik menurun
steril saat
melakukan  Nekrosis
perawatan luka menurun
Edukasi:
 Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
 Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
 Ajarkan prosedur
perawatan luka
secara mandiri
D.0077 I.08238 L.08066

Nyeri Manejemen nyeri Setelah dilakukan


akut Observasi intervensi selama 1 x 24
 Identifikasi lokasi, jam diharapkan tingkat
nyeri dengan ekspetasi
karakteristik,
menurun berdasarkan
durasi, frekuensi, kriteria hasil;
kualitas, intensitas  Keluhan nyeri
nyeri menurun
 Identifikasi skala  Meringis menurun
nyeri  Gelisah
 Identifikasi respons
nyeri non verbal
Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
 Jelasakan strategi
meredakan nyeri
D.0142 I.14539 L.14137

Risiko Pencegahan Infeksi Setelah dilakukan


infeksi Observasi: intervensi selama 1 x 24
 Monitor tanda dan jam diharapkan tingkat
gejala infeksi lokal infeksi dengan ekspetasi
dan sistemik menurun berdasarkan
Terapeutik: kriteria hasil;
 Batasi jumlah  Kebersihan
pengunjung tangan meningkat
 Berikan perawatan  Kebersihan
kulit pada area badan meningkat
edema  Nafsu makan
 Cuci tangan meningkat
sebelum dan  Demam menurun
sesudah kontak  Kemerahan
dnegan pasien dan menurun
lingkungan pasien  Nyeri menurun
 Pertahankan teknik  Bengkak
aseptik pada pasien menurun
berisiko tinggi  Kadar sel darah
Edukasi: putih membaik
 Jelaskan tanda dan  Kultur area luka
gejala infeksi membaik
 Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
 Anjurkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka
operasi
 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
D.0056 I.05178 L.05047

Intolerans Manajemen Energi Setelah dilakukan


i aktivitas intervensi selama 1 x 24
Observasi:
 Monitor kelelahan jam diharapkan toleransi
fisik dan emosional aktivitas dengan
Terapeutik: ekspetasi meningkat
berdasarkan kriteria
 Sediakan hasil;
lingkungan nyaman  Kekuatan tubuh
dan rendah bagian atas
stimulus meningkat
 Lakukan latihan  Kekuatan tubuh
rentang gerak pasif bagian bawah
dan aktif meningkat
 Keluhan lelah
 Fasilitasi duduk di
menurun
sisi tempat tidur, Perasaan lemah menurun
berpindah dna
berjalan
Edukasi:
 Anjurkan tirah
baring
 Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, ajeng dwi. (2019). Tumor Mammae Dengan Nyeri Akut. Stikes Bhakti
Kencana Bandung.
Elsando, P. (2015). Tumor Mammae.
Humaera, R., & Mustofa, S. (2017). Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma
Mammae Stadium 2. J Medula Unila, 7(April), 103–107.
Kurniawan, F. (n.d.). Operasi Tumor: Prosedur Hingga Dampak setelahnya. Eka
Hospital. Retrieved March 14, 2023, from
https://www.ekahospital.com/better-healths/kanker-dan-tumor/operasi-
tumor-prosedur-hingga-dampak-setelahnya
Lamhot Gultom, F., Widyadhari, G., & Nanda Gogy, Y. (2021). Profil Penderita
Dengan Tumor Payudara Yang Dibiopsi Di Rumah Sakit Siloam Mrccc
Semanggi Pada Tahun 2017-2018. Jurnal Kedokteran Universitas Palangka
Raya, 9(2), 1342–1346. https://doi.org/10.37304/jkupr.v9i2.3525
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI
PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai