OLEH:
NURUL MUGHNY HERMAN
144 2022 2164
2. Etiologi
Tumor mammae tidak mempunyai penyebab yang spesifik,
sebaliknya terdapat serangkaian faktor genetik, hormonal dan
kemudian kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya tumor
mammae;
a. Peningkatan aktivitas estrogen yang absolut atau relatif
b. Genetik: payudara
c. Faktor-faktor predisposisi
1) Usia < 30 tahun
2) Jenis kelamin
3) Geografi
4) Pekerjaan
5) Hereditas
6) Diet
7) Stress
8) Lesi prekanker
(Astuti, 2019)
3. Patofosiologi
Tumor/neoplasma merupakan sel yang berubah dengan ciri
proliferasi yang berlebihan dan tak berguna dan tidak mempengaruhi
jaringan disekitarnya. Tumor dapat menjadi ganas/kanker ketika
prolifer abnormal sel akan mengganugu fungsi jaringan normal.
(Elsando, 2015)
Fase tumor ganas/ kanker ada 4 yaitu:
a. Fase induksi 15-30 tahun
Kontak dnegan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-
tahun sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor
ganas.
b. Fase insitu 5-10 tahun
c. Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concreoous” yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna,
kulit dan akhirnya juga di payudara.
d. Fase invasi 1-5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan mengifiltirasi melalui
membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera
limfa.
e. Fase desiminasi 1-5 tahun
Terjdi penyebaran ke tempat lain.
4. Pathway/Penyimpangan KDM
Reseptor meningkat
Maligna
Tumor mamae
Kemerahan
Sensasi nyeri ke SSP Perasaan takut,
Mamae bengkak khawatir
MK: Resiko infeksi
Hipotalamus
Masa tumor
mendesak ke jar. luar MK: Ansietas
Saraf motorik
Nyeri dipersepsikan
Perfusi jar. terganggu
Nyeri menjalar
pada lengan MK: Nyeri
Ulkus
Ketidakmampuan
MK: Kerusakan
mobilisasi lengan
integritas kulit
dari tubuh
MK: intoleransi
aktivitas
5. Manifestasi klinis
a. Secara makroskopik: tumor bermassa utuh kenyal, berwarna putih
keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna
putih.
b. Kwardan biasanya di atas bagian dalam dibawah ketiak
c. Nyeri di daerah massa
d. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
e. Ada penekanan pada jaringan sekitar
f. Ada batas yang tegas
g. Bila diameter mencapai 10-15 cm muncul fibroademoma raksasa
(giant fibroadenoma)
h. Keluar cairan abnormal dari puting susu berupa nanah, darah,
cairan encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui
i. Memiliki kapsul dan soliter
j. Benjolan dapat bergerak
k. Pertumbuhan lambat
l. Mudah diangkat dengan lokal surgery
m. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
(Astuti, 2019; Elsando, 2015)
6. Komplikasi
Dampak setelah dilakukan operasi pada tumor mammae, seperti;
a. Rasa sakit dan nyeri
b. Infeksi
c. Fungsi organ atau bagian tubuh tertentu terganggu pendarahan
d. Pembekuan darah
e. Reaksi obat
f. Jaringan di sekitar bisa rusak
(Kurniawan, n.d.)
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui dan mendiagnosa tumor
mammae, seperti:
a. Pemeriksaan USG payudara atau Mamografi dengan sinar x
b. Pemeriksaan Biopsi atau mengambil sampel jaringan sel payudara
c. Pemeriksaan laboratorium sitologi
d. Pemeriksaan laboratorium histopatologi
e. MRI
f. CT-Scan
g. Pemeriksaan darah lengkap
(Astuti, 2019; Kurniawan, n.d.; Lamhot Gultom et al., 2021)
8. Penatalaksanaan
Pada penderita tumor mammae, seperti:
a. Pembedahan
1) Biopsi eksisi
Tindakan ini dilakukan dengan mengangkat seluruh
jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya bila
tumor <5cm.
2) Eksterfasi FAM
Tindakan Eksterfasi FAM ini adalah tindakan pembedahan
yang dilakukan untuk mengangkat tumor yang terdapat pada
payudara. Tumor yang dilakukan pengangkatan sifatnya jinak
namun jika hal tersebut dibiarkan maka akan terjadi
pembesaran tumor.
3) Biopsi insisi
Tindakan pembedahan ini mengangkat sebagian jaringan
tumor dan sedikit jaringan sehat. Tindakan ini dilakukan pada
tumor yang inoperabel atau tumor >5cm.
b. Terapi hormon
Terapi hormonal diberikan untuk menghambat
pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai
terapi pendamping setelah pembedahan.
(Astuti, 2019; Humaera & Mustofa, 2017)
9. Prognosis
Tumor akan memburuk atau berubah menjadi ganas ketika
dibiarkan dan tidak di tangani segera. Walaupun tumor mammae
biasanya ditemui pada perempuan akan tetapi laki-laki juga bisa
terkena penyakit ini.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada pasien tumor mammae oleh (Elsando,
2015; Humaera & Mustofa, 2017), meliputi;
a. Identitas klien : biodata klien dan penanggung jawab klien beserta
tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian.
b. Keluhan utama : klien mengeluh adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak, nyeri.
c. Riwayat kesehatan sekarang: Biasanya klien masuk ke rumah sakit
karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara,
adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan
nyeri.
d. Riwayat kesehatan dahulu: Adanya riwayat ca mammae
sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan
tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
e. Riwayat kesehatan keluarga: Adanya keluarga yang mengalami ca
mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca
mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks
f. Pemeriksaan fisik
1) Kepala: normal, kepala tegak lurus, normal cepal.
2) Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak dan bersih.
3) Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi
mata/rabun. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada
tanda-tanda infeksi dan telinga bersih, tidak ada gangguan
fungsi pendengaran.
5) Hidung: bentuk dan fungsi normal tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
6) Mulut: mukosa bibir biasanya lembab atau kering, tidak ada
gangguan perasa.
7) Leher: biasanya terjadi pembesaran kelenjar getah bening.
8) Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange / mengkerut
seperti kulit jeruk, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.
9) Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar saat palpasi.
10) Ekstremitas: biasanya ada gangguan pada ektremitas saat
merasakan nyeri.
2. Diagnosis keprawatan (PPNI, 2016)
a. Diagnosis keperawatan yang dapat tegakkan sebelum operasi atau
pre operasi, yaitu;
No. Diagnosis Gejala dan Tanda
Diagnosis Keperawatan
D.0080 Ansietas Data Mayor:
DS:
Merasa bingung
Merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang
dihadapi
Sulit berkonsentrasi
DO:
Tampak gelisah
Tampak tegang
Sulit tidur
Data Minor:
DS:
Mengeluh pusing
Anoreksia
Palpitasi
Merasa tidak berdaya
DO:
Frekuensi napas
meningkat
Frekuensi nadi meningkat
Tekanan darah meningkat
Diaforesis
Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkemih
Berorientasi pada masa
lalu
D.0129 Gangguan Data Mayor:
integritas DS: (tidak tersedia)
kulit/jaringan DO:
Kerusakan jaringan
dan/atau lapisan kulit
Data Minor:
DS: (tidak tersedia)
DO:
Nyeri
Perdarahan
Kemerahan
Hematoma
Data Minor:
DS:
Dispnea saat /setelah
aktivitas
Merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
Merasa lemah
DO:
Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi
istirahat
Gambaran EKG
menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
Gambaran EKG
menunjukkan iskemia
sianosis
3. Intervensi keperawatan dan evaluasi (luaran)
Diagnosis Intervensi Keperawatan Evaluasi (luaran) (PPNI,
(PPNI, 2016) 2016)
D.0080 I.09326 L.09093
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, ajeng dwi. (2019). Tumor Mammae Dengan Nyeri Akut. Stikes Bhakti
Kencana Bandung.
Elsando, P. (2015). Tumor Mammae.
Humaera, R., & Mustofa, S. (2017). Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma
Mammae Stadium 2. J Medula Unila, 7(April), 103–107.
Kurniawan, F. (n.d.). Operasi Tumor: Prosedur Hingga Dampak setelahnya. Eka
Hospital. Retrieved March 14, 2023, from
https://www.ekahospital.com/better-healths/kanker-dan-tumor/operasi-
tumor-prosedur-hingga-dampak-setelahnya
Lamhot Gultom, F., Widyadhari, G., & Nanda Gogy, Y. (2021). Profil Penderita
Dengan Tumor Payudara Yang Dibiopsi Di Rumah Sakit Siloam Mrccc
Semanggi Pada Tahun 2017-2018. Jurnal Kedokteran Universitas Palangka
Raya, 9(2), 1342–1346. https://doi.org/10.37304/jkupr.v9i2.3525
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI
PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI