Anda di halaman 1dari 12

Mata kuliah : Manajemen Keperawatan

Nama dosen : Afrida,S.Kep.,Ns.,M.Kes

MAKALAH TENTANG MANAJEMEN


KONFLIK KEPERAWATAN

Husnaeni 183145105118

KELAS C

Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan

Universitas Megarezky

MAKASSAR

1
T.A 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada allah SWT atas anugrah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah Manajemen Konflik Keperawatan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai
manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen
pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

2
DAFTAR ISI

Sampul .............................................................................................................1

Kata pengantar..................................................................................................2

Daftar isi...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

A. Latar belakang......................................................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................................5
C. Tujuan penulisan...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................6

A. Teori penyebab konflik..................................................................6


B. Jenis – jenis konflik..............................................................................7
C. Fungsi dan disfungsi konflik di ruangan..............................................7
D. Tahapan-tahapan konflik......................................................................9
E. Tekhnik manajemen konflik dalam pengelolaan ruang rawat..............10

BAB II PENUTUP...........................................................................................11

A. Kesimpulan....................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
“Konflik bukanlah suatu fenomena yang obyektif dan nyata, tetapi, ia
ada dibenak orang-orang yang terlibat.
Hanyalah perwujudannya, seperti sedih, berdebat, atau berkelahi yang
terlihat nyata. Karena itu, untuk menangani konflik, seseorang perlu bersikap
empati, yaitu memahami keadaan sebagaimana dilihat oleh para pelaku
penting yang terlibat. Unsur yang penting dalam manajemen adalah persusi”.
Pernyataan diatas diungkapkan oleh Leonard Greenhalgh sebagaimana
dikutip oleh A. Dale Timpe dalam bukunya Managing People. Konflik pada
dasarnya berawal dari hal-hal yang bersifat abstrak, tapi kemudian konflik
juga dapat berakibat buruk sampai ke tingkat nyata, berupa benturan fisik
antara orang-orang yang berkonflik.
Konflik selalu mewarnai kehidupan, dari konflik sangat kecil sampai
konflik sangat besar. Konflik terjadi akibat perbedaan perepsi, berlainan
pendapat dan karena ketidaksamaan kepentingan. Konflik ada yang bisa
diselesaikan secara tuntas, ada yang setengah tuntas, ada juga yang berlarut-
larut tanpa solusi.
Manajemen konflik adalah proses mengidentifikasi dan menangani
konflik secara bijaksana, adil dan efisien dengan tiga bentuk metode
pengelolaan konflik stimulasi konflik, pengurangan/ penekanan konflik dan
penyelesaian konflik. Pengelolaan konflik membutuhkan keterampilan seperti
berkomunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan (fungsional) yang dapat
mendorong meningkatkan produktivita apabila konflik tersebut dapat dikelola
dengan baik. Namun konflik biasanya sebagai sesuatu yang salah
(dysfunctional) yang dapat merusak dan menyebabkan produktivitas menurun.
Berkomunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan (fungsional)
yang dapat mendorong meningkatkan produktivita apabila konflik tersebut
dapat dikelola dengan baik. Namun konflik biasanya sebagai sesuatu yang
salah (dysfunctional) yang dapat merusak dan menyebabkan produktivitas
menurun.

4
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang dikemukakan, difokuskan pada pembahasan
permasalahan konflik dan sebagai jawaban dari pertanyaan berikut:
a. Bagaimana Teori penyebab konflik ?
b. Apa saja Jenis – jenis konflik ?
c. Apa saja Fungsi dan disfungsi konflik di ruangan ?
d. Bagaimana Tahapan-tahapan konflik ?
e. Bagaimana Tekhnik manajemen konflik dalam pengelolaan ruang
rawat ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembahasan penelitian ini adalah:
a. Mengemukakan konsep Teori penyebab konflik
b. Untuk mengetahui Jenis – jenis konflik
c. Untuk mengetahui Apa saja Fungsi dan disfungsi konflik di ruangan
d. Untuk mengetahui Bagaimana Tahapan-tahapan konflik
e. Untuk mengetahui Bagaimana Tekhnik manajemen konflik dalam
pengelolaan ruang rawat

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori penyebab konflik

1. Stephen P. Robbins dalam bukunya Perilaku Organisai (Organizational


Behaviour) menjelaskan bahwa terdapat banyak definisi konflik. Meskipun
makna yang diperoleh definisi itu berbeda-beda, beberapa tema umum
mendasari sebagian besar dari konflik tersebut. Konflik harus disarankan oleh
pihak-pihak yang terlibat, apakah konflik itu ada atau tidak ada merupakan
persoalan persepsi.

2. Menurut Nurdjana (1994) mendefinisikan konflik sebagai akibat situasi


dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu
dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
3. Menurut Kilman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang
ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan
menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja (Wijono, 1993: p.4).
4. Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhom, Hunt dan Osbon (1998:580)
yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah
memiliki arti bahwa konflik adalah suatu ituais dimana dua atau banyak orang
saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut
kepentingan organisasi dan/ atau dengan timbulnya perasaan
permusuhan satu dengan yang lainnya.
5. Menurut Stoner konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal
alokasi sumber daya yang langka atau perselisihan soal tujuan, status, nilai,
persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006: 17).

6
B. Jenis – jenis konflik

Ada lima jenis konflik kehidupan organisasi yaitu:


1. Konflik didalam Individu
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana
yang harus dilakukan, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan
atau individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau
perbedaan - perbedaan kepribadian. Kepribadian.
3. Konflik antara individu dan kelompok
Konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk
keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Contoh,
seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi Akibat adanya bentuk persaingan ekonomi dalam
sistem perekonomian suatu Negara.
Konflik semacam ini sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru,
teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya
yang tersedia secara efisien.

C. Fungsi dan disfungsi konflik di ruangan


Konflik sebenarnya bisa senagaja untuk tujuan tertentu. Untuk itu adanya konflik
tidak selamanya membawa dampak negative (disfungsi), tetapi konflik juga
mempunyai dampak positif (fungsi). Oleh karena itu konflik memiliki dua sisi, yaitu :
1. Fungsi konflik
a. Dapat mempromosikan identitas
Adanya konflik, akan dikenal dengan berbagai kelompok
sehingga bila konflik berakhir baik, maka akan memiliki
tambahan kolega yang saling memperkuat posisi dan
keberagaman yang ada.

7
b. Dapat membentuk, menegaskan dan menyesuaikan dengan
beberapa nilai yang telah ada. Karena adanya konflik maka
yang tadinya menutup diri dengan pihak luar, secara tidak
langsung akan bisa meniru nilai-nilai yang baik.
c. Sering dapat membantu perkembangan atas kesadaran
berdasarkan kesamaan.
Perkembangan sesuatu akan berjalan baik bila ada kesadaran
atau koreksi diri bahwa pencapaian saat ini masih ada
kekurangan, sehingga bisa bekerjasama dengan yang lain untuk
menjadi maju berkembang
d. Sering untuk menyatukan persamaan pikiran
Adanya kesamaan pola pikir akan menjadikan posisi tawar
kelompok menjadi tinggi apalagi terbukti bahwa kelompok kita
lebih baik dari yang lain.
2. Disfungsi dari konflik, yaitu :
a. Sering mengancam keinginan atau kepentingan pribadi
b. Mengancam sistem secial yang dibutuhkan untuk menjamin
keseimbangan dalam upaya penyelesaian
c. Sering menjadi penghambat perubahan
d. Dapat menyebabkan hilangnya dukungan, bila ada yang
merasa terancam
e. Memicu aksi atau reaksi ketimbang tanggapan yang
dipikirkan secara hati-hati
f. Menodai kepercayaan bila konflik berlangsung lama
g. Dapat mengakibatkan perpecahan di antar sesama

8
D. Tahapan-tahapan konflik

Tahapan-tahapan perkembangan kearah terjadinya konflik sebagai berikut:


1. Konflik masih tersembunyi (laten) Berbagai macam kondisi emosional yang
dirasakan sebagai hal yang biasa dan tidak dipersoalkan sebagai hal yang
mengganggu dirinya.

2. Konflik yang mendahului (antecedent condition)


Tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara tersembunyi yang belum
mengganggu dirinya, kelompok atau organisasi secara keseluruhan, seperti
timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda, perbedaan peran dan sebagainya.
3. Konflik yang dapat diamati (perceived conflicts)
Munculnya akibat antecedent condition yang tidak terselesaikan.
4. Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior) Upaya
untuk mengantisipasi timbulnya konflik dan sebab serta akibat yang
ditimbulkannya, individu, kelompok atau organisasi cenderung berbagai
mekanisme pertahanan diri melalui perilaku.
5. Penyelesaian atau tekanan konflik
Pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik,
yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah
ditekan.
6. Akibat penyelesaian konflik
Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka
dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak.
Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak negative terhadap kedua belah
pihak sehingga mempengaruhi produktivitas kerja (Wijono, 1993, 38-41).

9
E. Tekhnik manajemen konflik dalam pengelolaan ruang rawat
Hubungan kerja perawat dan personel yang lain, pasien dan keluarga dapat
menimbulkan potensial konflik. Dalam hal ini manajer perawat harus menguasai
bagaimana mengelola konflik. Penyebab-pemyebab konflik termasuk perilaku
menentang, stres, ruang yang penuh sesak, kewenangan dokter, serta ketidakcocokan
nilai dan sasaran
Langkah-langkah penyelesaian konflik
Vestal (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi :
a. Pengkajian
 Analisa sesuatu
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan
setelah fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian
lebih mendalam. Kemudian siapa yang terlihat dan peran masing-
masing tentukan jika situasinya bisa berubah
 Analisa dan mematikan isu yang berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi, tentukan
masalah utama yang memerlukan suatu penyelesaian dimulai dari
masalah tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah dalam satu
waktu.
 Menyusun tujuan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai
b. Identifikasi
 Mengelola perasaan
Hindari suatu respon emosional: marah, dimana setiap orang
mempunyai respon yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi dan
tindakan
c. Intervensi
 Masuk pada konflik
Diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Identifikasi hasil yang positif
yang akan terjadi
 Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik

10
Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi
metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflikyang terjadi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingkat konflik yang kondusif bagi
perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan
dinamika organisasi.
Konflik yang ssudah terlalu besar dan disfungsional perlu diturunkan kadar
intensitasnya diantaranya dengan cara berikut:
 Mempertegas dan atau menciptakan tujuan bersama
 Mengembangkan tujuan bersama/ kolektif diantara kedua belah pihak
 Mengurangi ketergantungan antara satu dengan yang lain terkait upaya
pencapaian tujuan dari masing-masing unit kerja.
 Menghindari eksklusivisme antar unit kerja dengan cara menjalin kerjasama
yang sinergiss diatara kedua belah pihak.
 Memperbesar potensis organisasi dalam upaya mencukupi kebutuhan semua
unit kerja.
 Membentuk forum bersama dalam upaya menyelesaikan masalah bersama.

 Disamping beberapa cara sebagaimana tersebut diatas, upaya untuk


meningkatkan intensitas interaksi antar unit kerja perlu dilakukan sehingga
dengan demikian semakin sering terjadi komunikasi dan berinteraksi semakin
bersar pula kemungkinan-kemungkinan saling memahami kepentingan
masing- masing serta terbuka peluang kerjasama yang saling menguntungkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.unita.ac.id/index.php/publiciana/article/download/45/41

12

Anda mungkin juga menyukai