BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk menghasilkan dekripsi tentang sejarah terjadinya managemen
konflik.
1.3.2 Untuk menghasilkan deskripsi tentang definisi managemen konflik
1.3.3 Untuk menghasilkan deskripsi tentang unsur-unsur dalam konflik.
1.3.4 Untuk menghasilkan deskripsi tentang kategori konflik.
1.3.5 Untuk menghasilkan deskripsi tentang siklus konflik.
1.3.6 Untuk menghasilkan deskripsi tentang fungsi da disfungsi konflik.
1.3.7 Untuk menghasilkan deskripsi tentang proses konflik.
1.3.8 Untuk menghasilkan deskripsi tentang langkah-langkah penyelesaian
konflik.
1.3.9 Untuk menghasilkan deskripsi tentang strategi penyelesaian konflik.
BAB 2
PEMBAHASAN
3
4
komunikasi yang terbuka melalui pengutaraan perasaan, dan tukar pikiran serta
tanggung jawab yang menguntungkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan
vertical terjadi antara staf dengan posisi dan kedudukan yang sama, misalnya,
konflik horizontal ini meliputi wewenang, keahlian dan praktik.
5. Konflik “aftermath”
Konflik aftermath merupakan konflik yang terjadi akibat dari tidak
terselesaikannya konflik pertama. Konflik ini menjadi masalah besar jika
tidak segera diatasi atau dikurangi bisa menjadi penyebab dari konflik
yang utama.
Proses Negosiasi
Negosiasi
Menyeleksi
Pergi ke Gagal
Konsultan konsultan
Langkah-Langkah Negosiasi
1. Sebelum Negosiasi
Tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju untuk
memulai proses negosiasi, yaitu:
a. Masalah harus dapat dinegosiasikan
b. Negotiator harus tertarik terhadap “take and give” selama proses
negosiasi
c. Mereka harus saling percaya. (smeltzer, 1991)
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan
negosiasi adalah:
a. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Karena
pengetahuan adalah kekuatan, semaki banyak informasi yang didapat,
maka semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.
b. Dimana manajer harus memulai. Karena tugas manajer adalah
melakukan kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama.
Tujuan tersebut sebagai masukan dari tingkat bawah.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketidakcocokan
dengan apa yang seseorang inginkan atau butuhkan sehingga membutuhkan suatu
pemecahan masalah tersebut melalui perjuangan baik yang bersifat perorangan,
kelompok maupun Negara. Sedangkan managemen konflik menurut penulis
merupakan suatu cara atau strategi dalam menangani atau memecahkan sebuah
masalah dengan cara-cara yang dapat dilakukan baik secara perorangan maupun
kelompok.
Konflik terbagi dalam tiga katergori yaitu konflik intrapersonal, konflik
interpersonal dan konflik antar kelompok.
Strategi dlam menyelesaikan konflik yaitu penyeleaian konflik secara dmai dan
penyelesaian konflik secara luas meliputi mediasi, konsiliasi, abitrase, dan Mutual
Gains Approach to Negotiations.
3.2 Saran
Dari penjelasan diatas penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
Dalam sebuah organisasi harus mempunyai seorang manajer yang kompeten
dalam menyelesaikan konflik yang terjadi sehingga konflik tidak menimbulkan
disfungsi yang berlebihan atau berlangsung lama.Seorang manager harus
mempunyai keahlian dalam menentukan strategi-strategi yang harus dilakukan
dalam menyelesaikan sebuah konflik.Semua anggota organisasi harus memiliki
rasa solidaritas antara anggota satu dengan anggota yang tinggi sehingga jika
terjadi sebuah konflik, konflik tersebut dapat dipecahkan secara damai dan juga
dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak lama sehingga tidak menimbulkan
kerugian baik bagi individu amaupun bagi kelompok (organisasi). Strategi-strategi
yang nantinya akan digunakan oleh seorang manajer harusnya tidak memihak dan
juga mementingkan kepentinga bersama bukan keperntingan pribadi.
17
18
DAFTAR PUSTAKA