3. Antar kelompok
Konflik terjadi antara dua atau lebih kelompok
orang, departemen atau organisasi.Biasanya terjadi
karena hambatan dalam mencapai kekuasaan dan
otoritas (kualitas jasa pelayanan ) dan keterbatasan
prasarana.
1. Konflik dapat dihindarkan
2. Konflik disebabkan oleh kesalahan–kesalahan
manajemen dalam perancangan dan pengelolaan
organisasi atau oleh pengacau.
3. Konflik menggangu organisasi dan menghalangi
pelaksanaan optimal.
4. Tugas manajemen adalah menghilangkan konfllik.
5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal
membutuhkan penghapusan konflik.
1. Konflik tidak dapat dihindarkan
2. Konflik timbul karena banyak sebab, termasuk struktur
organisasi, perbedaan tujuan yang tidak dapat dihindarkan,
perbedaan dalam persepsi dan nilai–nilai pribadi dan
sebagainya.
3. Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan
kegiatan organisasi dalam berbagai derajat.
4. Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik dan
penyelesaiannya.
5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal
membutuhkan tingkat konflik yang moderat.
1. Konflik latent
Tahapan konflik yang terjadi terus menerus
(laten) dalam suatu organisasi. Misalnya Kondisi
tentang keterbatasan staf dan perubahan yang
sangat cepat. Kondisi itu memicu ketidakstabilan
organisasi dan kualitas produksi, meskipun konflik
yang ada kadang tidak nampak secara nyata.
2. Felt konflik (konflik yang dirasakan )
Konflik yang terjadi karena adanya suatu
ancaman, ketakutan, ketidak percayaan, dan
marah.Konflik ini juga disebut sebagai konflik
”affective”s. Hal ini penting bagi seseorang untuk
menerima konflik dan tidak merasakannya sebagai
suatu masalah / ancaman terhadap
keberadaannya.
3. Konflik yang nampak atau yang sengaja
dimunculkan
Konflik yang sengaja dimunculkan untuk dicarikan
solusi. Tindakan yang dilaksanakan mungkin
menghindar, kompetisi, debat atau mencari
penyelesaian konflik. Setiap orang secara tidak
sadar belajar menggunakan kompetisi, kekuatan
dan agresivitas dalam menyelesaikan konflik dalam
perkembangannya. Sedangkan penyelesaian konflik
dalm suatu organisasi, memerlukan satu upaya dan
strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Resolusi konflik
Adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara
memuaskan semua orang yang teelibat dalamnya
dengan prinsip ”win-win solution ”
5. Konflik ” aftermath ”
Konflik yang terjadi akibat dari tidak
terselesaikannya konflik yang pertama. Konflik
ini akan menjadi masalah besar kalau tidak
segera diatasi atau dikurangi
1. Bersaing
Mengatasi konflik dengan bersaing adalah
penanganan konflik di mana seseorang atau
satu kelompok berupaya memuaskan
kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan
dampaknya pada orang lain atau kelompok
lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan
karena bisa menimbulkan potensi konflik yang
lebih besar terutama pada pihak yang merasa
dikalahkan. Untuk itu organisasi sebaiknya
menghindari metode penyelesaian konflik
jenis ini.
2. Berkolaborasi
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh
untuk memuaskan kedua belah pihak yang
sedang berkonflik. Cara ini adalah salah
satu bentuk kerja sama. Berbagai pihak
yang terlibat konflik didorong
menyelesaikan masalah yang mereka
hadapi dengan jalan mencari dan
menemukan persamaan kepentingan dan
bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan
adalah tidak ada satu pihakpun yang
dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian
konflik ini disebut juga win-win solution.
3. Menghindar
Menghindar adalah cara menyelesaikan
konflik di mana pihak yang sedang
berkonflik mengakui adanya konflik dalam
interaksinya dengan orang lain tetapi
menarik diri atau menekan konflik tersebut
(seakan-akan tidak ada konflik atau
masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam
upaya penyelesaian konflik karena masalah
mendasar tidak diselesaikan, penyelesaian
yang terjadi adalah penyelesaian semu.
Untuk itu tidak dianjurkan organisasi untuk
menggunakan metode ini.
4. Akomodasi
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan
konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak
lain yang berkonflik dengan dirinya lebih
tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik
mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu
upaya lose – win solution. Upaya
penyelesaian konflik dengan akomodasi
sebaiknya juga tidak digunakan terlalu
sering karena kepuasan tidak terjadi secara
penuh dan bisa menimbulkan potensi
konflik di masa mendatang.
5. Kompromi
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di
mana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi
terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah
pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada
salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini
adalah lose-lose solution di mana masing-
masing pihak akan mengorbankan
kepentingannya agar hubungan yang dijalin
tetap harmonis.
Langkah-langkah
Pengkajian
Analisa situasi