Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan : Penyakit Diabetes Mellitus

Sasaran : Tn. S dan Keluarga

Hari/ Tanggal :

A. Latar Belakang

Penyakit Kencing Manis / Diabetes Melitus adalah ketidakmampuan tubuh

untuk mengubah makanan menjadi energi karena gangguan metabolisme yang terjadi

dalam tubuh.

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak,

dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan

sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler,

makrovaskuler, dan neuropati.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien mampu

memahami tentang penyakit diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat

menjelaskan tentang :

1. Pengertian DM

2. Penyebab DM

3. Tanda dan gejala DM

4. Komplikasi DM

5. Pengobatan dan perawatan luka


C. Materi

1. Pengertian Diabetes Mellitus

2. Tipe Diabetes Mellitus

3. Etiologo Diabetes Melitus

4. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

5. Faktor Resiko Diabetes Mellitus

6. Pemeriksaan Diabetes Mellitus

7. Menjelaskan Gaya Hidup Sehat pada penderita Diabetes Mellitus

D. Metode

Ceramah

Diskusi

Tanya jawab

E. Media

Leaflet & Lembar Balik

F. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Respon peserta

1 Pendahuluan

- Memberi salam - Menjawab salam

- Menyampaikan pokok bahasan - Menyimak

- Menyampaikan tujuan - Menyimak

- Melakukan apersepsi - Menyimak

2 Isi

Penyampaian materi - Memperhatikan

3 Penutup

- Diskusi -Menyampaikan jawaban

- Kesimpulan -Mendengarkan

- Evaluasi -Menjawab salam


- Memberikan salam penutup

G. Setting Tempat

Duduk berhadapan

H. Evaluasi

1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses

penyuluhan.

2. Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada pasien dan keluarga pasien

tentang :

a. Apa pengertian, penyebab DM ?

b. Bagaimana tanda dan gejala penderita DM ?

c. Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi ?

d. Bagaimana pengobatan dan perawatan luka DM ?


MATERI

DIABETES MELITUS

A. Definisi

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak,

dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan

sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler,

makrovaskuler, dan neuropati.

B. Tipe DM

1. Tipe I : diabetes melitus tergantung insulin (insulin-dependentdiabetes melitus

[IDDM]).

2. Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (non-insulin-dependent diabetes

melitus [NIDDM]).

DM TIPE 1 DM TIPE 2

Penderita menghasilkan sedikit insulin Pankreas tetap menghasilkan insulin,

atau sama sekali tidak menghasilkan kadang kadarnya lebih tinggi dari batas

insulin. normal. Tetapi tubuh membentuk

kekebalan terhadap efeknya, sehingga

terjadi kekurangan insulin relatif.

Umumnya terjadi sebelum usia 30 Bisa terjadi pada anak-anak dan

tahun, yaitu anak-anak dan remaja. dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah

usia 30 tahun.

faktor lingkungan (infeksi virus atau Faktor resiko untuk diabetes tipe 2

faktor gizi pada masa kanak-kanak adalah obesitas dimana sekitar 80-

atau dewasa awal) menyebabkan 90% penderita mengalami obesitas.

sistem kekebalan menghancurkan sel


penghasil insulin di pankreas.

90 % penghasil insulin (sel beta) Diabetes melitus tipe 2 juga

mengalami kerusakan permanen. cenderung di turunkan secara genetik

Terjadi kekurangan insulin yang berat dalam keluarga.

dan penderita harus mendapatkan

suntikan insulin secara teratur.

C. Etiologi

Insulin Dependen Diabetik Melitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus

Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel beta, Sedangkan

Non insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) Disebabkan kegagalan

relative sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya

kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan

perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak

mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi

defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya

sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa

bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel beta pancreas

mengalami desensititas terhadap glukosa. Adapun menurut tipenya :

Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pangkreas.

Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkun pula lingkungan

Dibetes tipe II

Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes

tipe II. Faktor-faktor ini adalah : usia, obesitas, riwayat keluarga dan

kelompok etnik.
D. Tanda dan gejala

1. Polipagi (sering merasa lapar)

2. Polidipsi (sering merasa haus)

3. Poliuri (sering buang air kecil)

4. Berat badan menurun

5. Kelemahan,keletihan dan mengantuk

6. Infeksi kulit

7. Timbul gejala ketoasidosis

E. Faktor Resiko

1. Usia di atas 40 tahun

2. Kegemukan ( Obesitas )

3. Hipertensi ( TD : >140/90 mmhg )

4. Adanya riwayat keluarga dengan diabetes mellitus

5. Riwayat kadar gula abnormal

6. Riwayat penyakit jantung koroner

E. Pemeriksaan DM

1. Tes kadar glukosa darah

Macam macam Tes gula darah (Fransiska, K. 2012) :

a. Tes gula darah puasa.

Puasa yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan

selama 10 jam dan dalam keadaan istirahat atau tidur malam. Minum

air putih diperbolehkan. Jadi, lakukan tes darah 10 jam setelah makan

malam terakhir.

b. Tes gula darah 2 jam setelah makan.

Tes gula darah yang dilakukan 2 jam setelah m akan. Ingat,

selain makan, diabetisi juga harus minum obat ataupun suntik insulin

seperti biasa. Hal ini dilakukan agar dokter bisa melihat gambaran

gula darah dengan dosis obat atau pun insulin.


c. Tes gula darah sewaktu.

Gula darah sewaktu adalah gula darah kapan saja,bukan saat

puasa ataupun 2 jam setelah makan.tes gula darah sewaktu dipakai

sebagai patokan oleh diabetisi untuk mengetahui apakah dirinya

mengalami hipoglikemia ataupun hiperglikemia

d. Tes hemoglobin A1c(HbA1c).

HbA1c Menggambarkan kondisi gula darah rata-rata selama 3

bulan kebelakang.

Gula darah yang baik :

1) Puasa : 80 sampai < 100 mg/dL

2) 2 jam setelah makan : 80 sampai < 145 mg/dL

3) HbA1c : < 6,5%

Bukan Belum pasti DM DM

DM

Kadar glukosa darah tidak puasa

Plasma vena

Darah kapiler < 110 110- 200 200

< 80 80 - 200 200

Kadar glukosa darah puasa

Plasma vena

Darah kapiler < 110 110- 126 200

< 90 90- 110

110

2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes melitus,

tetapi pemeriksaan urine tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis adanya

diabetes melitus. Pada pemeriksaan urine, urine akan dianalisis, mengandung

glukosa atau tidak. Jika dalam urine di temukan adanya glukosa, hal itu dapat

memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.

3. Tes keton

Keton ditemukan dalam urine jika kadar glukosa darah sangat tinggi atau

sangat rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa darah juga tinggi, dapat

memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.

4. Pemeriksaan mata

Dari hasil pemeriksaan, pada mata yang menampakkan adanya retina

yang abnormal, hal ini terjadi pada penderita diabetesmelitus kronis akibat

komplikasi penyakit tersebut.

F. Manajemen Diabetes Mellitus Dengan Gaya Hidup Sehat

1. Rencana diet, Dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang

dikonsumsi setiap hari. Rencana diet harus didapakan dengan berkonsultasi

dahulu dengan ahli gizi yang terdaftar dan berdasarkan pada riwayat diet

pasien, makanan yang disukai, gaya hidup, latar belakang budaya, dan aktivitas

fisik. Pada konsensus PERKENI telah ditetapkan bahwa standar yang

dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa KH 60-70%,

protein 10-15%, dan lemak 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan dengan

pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk

mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol <300 mg/hari, jumlah

kandungan serat 25 gr/hari diutamakan jenis serat larut konsumsi garam

dibatasi bila terdapat hipertensi. Pemanis dapat digunakan secukupnya.

2. Latihan fisik dan pengaturan aktivitas fisik. Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-

4x tiap minggu selama 0.5 jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous,
Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training). Latihan yang dapat

dijadikan pilihan adalah jalan kala, jogging, lari, renang, bersepeda, dan

mendayung

3. Batasi gula dalam setiap makanan

4. Utamakan yang tinggi lemak tak jenuh tunggal (kacang-kacangan, alpukat),

cegah dislipidemia

5. Batasi makanan tingi purin (asam urat)

6. Stop merokok

7. Cegah kegemukan: IMT <25

8. Tidur min 6 jam sehari

9. Stop minum alkohol

10. Check up teratur terutama untuk usia >40 tahun

11. Pakai alas kaki untuk menghindari luka karena akan beresiko menimbulkan luka

ulkus

12. Berpuasa

13. Pengawasan glukosa di rumah

14. Pengetahuan tentang diabetes dan perawatan diri. Diabetes adalah penyakit kronik

dan pasien perlu menguasai pengobatan dan belajar bagaimana menyesuaikan agar

tercapai kontrol metabolik yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai