KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH 1
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
POLTEKKES KEMENKES PONTIANK
Koordinator:
ARIF NUR AKHMAD
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
buku panduan keperawatan medial bedah 1 program D-IV keperawatan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan buku panduan keperawatan medikal bedah 1 program D-IV
keperawatan ini bertujuan sebagai pedoman mahasiswa program D-IV keperawatan
dalam perkuliahan dan praktikum baik dikelas maupun dilaboratorium. Fokus mata
ajar dalam buku panduan Keperawatan Medikal Bedah I ini membahas tentang
masalah kesehatan pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik yang
meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem pernapasan, kardiovaskular, dan
persarafan dan gastrointerstinal.
Dengan adanya buku panduan keperawatan medikal bedah 1 program D-IV
keperawatan ini Mahasiswa mampu memahami perawatan yang berhubungan
dengan gangguan sistem pernapasan, kardiovaskular, persarafan dan
gastrointerstinal. Pemahaman ilmu tersebut sebagai acuan dalam memberikan
asuhan keperawatan professional (care giver, educator, manager,
researcher,community leader) secara komprehensif berdasarkan kiat dan ilmu
keperawatan. Beban studi yang diberikan pada mata kuliah keperawatan medikal
bedah 1 ini adalah 3 SKS.
TIM Penyusun
DAFTAR ISI
Rancangan
Pembelajaran
Semester (RPS):
Hal.01
Panduan Praktikum:
Hal. 37
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
DAFTAR ISI:
LECTURES AND INSTRUCTORS (Hal.02)
EVALUASI (Hal.15)
LAMPIRAN
1
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
A. Name of Lectures
1. Arif Nur Akhmad, S. Kep., Ns, MSN
2. Raju Kapadia, S. Kep., Ns, M. Med. Ed
3. Suhariyanto, S. Kep., Ns, M. Kep
B. Name of Instructors
1. Arif Nur Akhmad, S. Kep., Ns, MSN
2. Raju Kapadia, S. Kep., Ns, M. Med. Ed
3. Mita Agustina, S. Kep, Ns, M. Tr. Kep
4. Egidius Umbu Ndeta, S. Kep, M. Kes
5. Wiradianto Putro, S. Kep, MPH
6. Suhariyanto, S. Kep., Ns, M. Kep
7. Gusti Barlia, S. Kep., Ns
8. Nikki Susanti, SST
9. Mubin Barid, S. Kep., Ns
2
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
3
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas
sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya.
General Skill:
1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang
minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;
2. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis,
kritis, sistematis, dan kreatif;
3. Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan
kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya;
4. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya
5. Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi
untuk keperluan
6. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri
Specific Skill:
1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan
klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah
atau belum tersedia;
2. Mampuu memberikan asuhan keperawatan medikal bedah
3. Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan supositoria sesuai standar
pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan;
4. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas berdasarkan analisis
data, informasi dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
5. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan
keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keberagaman etnik, agama, dan faktor lain
dari klien individu, keluarga dan masyarakat;
6. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review
tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya;
7. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler dengan atau tanpa tim
kesehatan lain;
4
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
8. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien
dan/atau keluarga/pendamping/pensehat untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi
tanggungjawabnya;
9. Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang rawat dalam ruang lingkup tanggung
jawabnya;
10. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan;
11. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan
strategis organisasi;
12. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama
dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan,
meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.
Knowledge:
1. Menguasi konsep teoritis pada system pernapasan, kardiovaskuler, persyarafan dan gastrointestinal beserta
kelainan-kelainan yang muncul
2. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang dilakukan secara
mandiri atau berkelompok pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, persyarafan dan gastrointestinal
3. Menguasai konsep dan tehnik penegakkan diagnosis keperawatan
4. Menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara umum dan dalam pengelolaan asuhan
keperawatan kepada klien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan;
5. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan
penyakit pada level primer, sekunder dan tertier;
TOPICS TOPICS DESCRIPTION
DESCRIPTION 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia terkait sistem perrnafasan, kardiovaskular, persyarafan dan
gastrointestinal
2. Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet pada gangguan sistem pernafasan (TB Paru, kanker paru, asma,
PPOK), kardiovaskuler (hipertensi, penyakit jantung coroner, gagal jantung) dan persyarafan (stroke,
meningitis, trauma, tumor) dan gastrointestinal (Gastritis, Cholelitiasis, hernia, hepatitis)
3. Asuhan keperawatan (pengkajian, analisa data, diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi
secara komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual) sistem pernafasan, kardiovaskuler dan persyarafan dan
gastrointestinal
4. Pendidikan kesehatan pencegahan primer, sekunder dan tersier pada masalah gangguan sistem pernafasan,
kardiovaskular, persyarafan dan gastrointestinal
5
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
6
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
14. Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes Classification (NOC):
Measurement of Health Outcomes. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
15. Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and Classification (Nanda International).
Philladelphia: Wiley Blackwell
16. Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated Approach (6th Edition)
17. Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference Toronto : Mosby
18. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi
Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
19. Waugh A., Grant A. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross and Wilson. Edisi Bahasa Indonesia 3. Churchill
Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
ONLINE REFERENCES
www.cochranelibrary.com
www.ncbi.nlm.nih.gov
www.sciencedirect.com
http://onlinelibrary.wiley.com
http://scholar.google.co.id
INSTRUCTION SOFTWARE HARDWARE
MEDIA OS : MS Windows Notebook PC
MS Office Power Point LCD Projector
MS Windows Media Player White board
Internet Explorer / Firefox
LECTURES 1. Arif Nur Akhmad, S.Kep, Ns, MSN
2. Raju Kapadia, S.Kep, Ns, M. Med, Ed
3. Suhariyanto, S.Kep, Ns, M. Kep
COURSE _
REQUIREMENTS
7
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
COURSE OUTLINE
Perte Penilaian
Materi Pokok Pengalaman Sumber
mua Kompetensi Dasar Indikator Jenis Bobot
(Bahan Kajian) Belajar Bentuk Instrumen Bahan
n Penilaian Nilai
1. Inisialisasi Perkuliahan - Ceramah 1-19
- Rencana Pembelajaran - Brainstorming
- Kontrak Kuliah
- Pembagian kelompok
2. Mahasiswa Mampu Ketepatan : Asuhan keperawatan - Ceramah UTS - Kesesuain 1-19
Menjelaskan, konsep - Memahami dan dapat - System pernapasan - Brainstorming mengungkapkan
Asuhan keperawatan menjelaskan Asuhan - System kardiovaskuler pendapat dan
pada
keperawatan pada - System Persyarafan menjelaskan
system pernapasan,
kardiovaskuler, system pernapasan, dan gastrointestinal konsep
gastrointestinal dan kardiovaskuler, - System - Ketepatan dalam
persyarafan gastrointestinal dan gastrointestinal membuat
persyarafan - System persyarafan ringkasan
3. Mahasiswa mampu Ketepatan: konsep penyakit dan Case study, UTS Mampu menjawab 1-19
melakukan asuhan Menjelaskan kembali penatalaksanaan serta SGD, Project sesuai dengan kasus
keperawatan dengan tentang konsep penyakit asuhan Based learning yang diberikan (MCQ)
kasus gangguan dan penatalaksanaan keperawatan pada (PjBL),
asuhan keperawatan serta asuhan gangguan; Discovery
pada kasus gangguan keperawatan - sistem pernafasan (TB learning (DL)
system pernapasan, Paru, kanker paru,
kardiovaskuler, dan asma, PPOK),
persyarafan dan - Sistem kardiovaskuler
gastrointestinal pada (hipertensi, penyakit
klien dewasa dengan jantung coroner, gagal
memperhatikan aspek jantung) dan
legal dan etis - Sistem persyarafan
(stroke, meningitis,
trauma, tumor) dan
gastrointestinal
(Gastritis,
8
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Perte Penilaian
Materi Pokok Pengalaman Sumber
mua Kompetensi Dasar Indikator Jenis Bobot
(Bahan Kajian) Belajar Bentuk Instrumen Bahan
n Penilaian Nilai
Cholelitiasis, hernia,
hepatitis)
4. Mahasiswa mampu Ketepatan; Pendidikan kesehatan; SGD, Project Materi dan Kemapuan 1-19
melakukan simulasi Mengaplikasikan metoda - Pencegahan primer, Based learning Video bentuk menentukan topic dan
pendidikan kesehatan yang digunakan dalam sekunder dan tersier (PjBL), Lab pendidikan metode yang sesuai
dengan kasus pendidikan kesehatan pada masalah skills kesehatan dalam pendidikan
gangguan system dengan kasus yang diambil gangguan sistem - Peer kesehatan
pernapasan, pernafasan, evaluation
kardiovaskuler dan kardiovaskular dan
persyarafan dan persyarafan dan
gastrointestinal gastrointestinal
- Persiapan,
pelaksanaan dan paska
pemeriksaan
diagnostic dan
laboratorium
5. Mengintegrasikan Ketepatan: Mencari dan - Hasil-hasil penelitian SGD, Discovery Kemampuan - Kesesuaian topic Semua
hasil-hasil penelitian menganalisis artikel yang tentang learning (DL), dalam yang diambil Link
kedalam asuhan sesuai penatalaksnaan Telaah jurnal penulusuran - Kemampuan dan Jurnal
keperawatan dalam Kedalaman dalam gangguan sistem literatur kedalaman dalam
mengatasi masalah menganalisis serta pernafasan, - Kedalaman menganalisis
system pernapasan, mampu mengambil kardiovaskuler dan analisis jurnal artikel
kardiovaskuler dan kesimpulan persyarafan dan - Makalah - Menyimpulkan
persyarafan dan gastrointestinal dengan benar dan
gastrointestinal - Trend dan issue terkait tepat dari isi artikel
gangguan sistem yang dianalisis
pernafasan,
kardiovaskuler dan
persyarafan dan
gastrointestinal
9
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Perte Penilaian
Materi Pokok Pengalaman Sumber
mua Kompetensi Dasar Indikator Jenis Bobot
(Bahan Kajian) Belajar Bentuk Instrumen Bahan
n Penilaian Nilai
6. Melakukan simulasi Ketepatan: Manajemen kasus pada Case study, - UAS - Mampu menjawab 1-19
pengelolaan asuhan Menganalisis kasus dan gangguan sistem SGD - Form dengan tepat
keperawatan pada membuat rancangan pernafasan, penilaian - Mampu
sekelompok klien asuhan keperawatan kardiovaskuler, menyampaikan
dengan gangguan yang sesuai kasus persyarafan dan pendapat dan
sistem pernafasan, gastrointestinal diskusi didalam
kardiovaskuler, kelompok
persyarafan dan
gastrointestinal pada
klien dewasa dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis
7. Menganalisis dan Ketepatan: - Peran dan fungsi Tugas Makalah - Kesesuaian kasus 1-19
melaksanakan Mencari kasus dan perawat terstruktur - Peer dengan analisa
fungsi advokasi dan penyelesaian yang - Fungsi advokasi - Studi kasus Evaluation - Kedalaman analisa
komunikasi pada disesuaikan dengan fungsi perawat pada kasus - Discovery kelompok
kasus dengan advokasi perawat dengan gangguan learning
gangguan sistem sensori persepsi
pernafasan,
kardiovaskuler
dan persyarafan dan
gastrointestinalpada
klien dewasa
8. Mendemonstrasikan Ketepatan: - Pemeriksaan fisik Case stud, OSCE Tindakan sesuai 1-19
Intervensi Melakukan tindakan pernapasan, Discovery dengan SOP
keperawatan pada sesuai dengan SOP kardiovaskluer, Learning (DL)
kasus dengan - Skill lab: Pemasangan Demontrasi, Lab
gangguan sistem infus, Terapi intra skills
pernafasan, vena, EKG,
kardiovaskuler dan Nebulisasi/inhalasi,
10
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Perte Penilaian
Materi Pokok Pengalaman Sumber
mua Kompetensi Dasar Indikator Jenis Bobot
(Bahan Kajian) Belajar Bentuk Instrumen Bahan
n Penilaian Nilai
persyarafan dan Fisioterapi dada/
gastrointestinal pada postural drainage,
klien dewasa sesuai Suctioning, Terapi
dengan standar yang O2, Perawatan WSD,
berlaku dengan AGD/Analisa Gas
berfikir kreatif dan Darah, Perawatan
inovatif sehingga Trakheostomi,
menghasilkan Tourniquet test,
pelayanan yang Transfusi
efisien dan efektif.
11
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
12
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
13
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
RANCANGAN TUGAS
TUGAS KELOMPOK (1): MEMBUAT MAKALAH DAN PRESENTASI
1. TUJUAN TUGAS:
Mengetahui dan mengidentifikasi konsep penyakit, metode pemeriksaan, penatalaksanaan,
dan Asuhan keperawatan pada gangguan sistem pernapasan, kardiovaskuler, persyarafan
dan gastrointestinal
2. URAIAN TUGAS
a. Objek garapan
Melakukan identifikasi asuhan keperawatan dengan masalah sistem pernapasan,
kardiovaskuler, persyarafan dan gastrointestinal
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan
Bahan yang digunakan minimal bersumber dari lima referensi atau sumber lain dan
semuanya harus yang dipublikasikan (sumbernya jelas).
c. Materi yang harus ada:
• konsep penyakit, • Asuhan keperawatan,
• Pemeriksaan penunjang, • EBN
• penatalaksanaan,
d. Metode/cara pengerjaan, acuan yang digunakan
Bab pertama: Pendahuluan, Tujuan, dan luaran
Bab kedua : Tinjauan teori berupa konsep penyakit, dan penatalaksanaan pada
masalah system pernapasan, kardiovaskuler, persyarafan dan gastrointestinal
Bab ketiga : Konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, pemeriksaan
penunjang, diagnosa keperawatan, implementasi, dan evaluasi yang sering muncul
Bab empat: Resume Evidence base Nursing (EBN) intervensi keperawatan terkini
(lihat lampiran)
e. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan
Berupa makalah yang ditulis dengan huruf Times New Roman (TNR) font 12 spasi 1,5
berwarna hitam. Sitasi harus ditulis sumbernya (yang layak secara akademik). Hasil
makalah dipresentasikan oleh tiap kelompok dengan menggunakan powerpoint (PPT)
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan (Lihat di matrik proses pembelajaran)
3. KRITERIA PENILAIAN
a. Sistematika dan kejelasan tulisan 20 %
b. Sumber yang digunakan 20 %
c. Kedalaman dan analisis materi yang disampaikan 60 %
14
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
EVALUASI
1. Pre-Assessment
Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi proses (formatif) dan evaluasi akhir (sumatif)
terdiri dari ujian, dan penugasan. Syarat untuk dapat mengikuti ujian mata kuliah adalah
sebagai berikut:
a. Prasyarat ujian Tulis
- Kehadiran 90 -100 % boleh mengikuti ujian
- Kehadiran 75 – 90 % Mengikuti ujian dengan penugasan
- Kehadiran < 75 % Tidak di perkenankan mengikuti ujian
b. Prasyarat ujian Laboratorium/UTEK
- Melakukan simulasi terbimbing maupun mandiri minimal 3 kali untuk setiap
kompetensi yang diujikan
2. Metode Evaluasi
Nilai akhir dari Mata kuliah terdiri atas :
a. Kehadiran Mahasiswa : 10 %
b. Penugasan/Seminar : 20 %
c. Praktikum/ujian lab : 20 %
d. Ujian Tengah Semester : 20 %
e. Ujian Akhir Semester : 30 %
15
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
PERATURAN PERKULIAHAN
1. Mahasiswa wajib datang tepat waktu, keterlambatan tidak lebih dari 15 menit. Apabila
terlambat maka absen kehadiran tidak akan ditandatangani
2. Mahasiswa wajib membawa 1 (satu) buah buku referensi terkait setiap kali mengikuti
perkuliahan
3. Mengikuti perkuliahan dengan tertib, aktif dan mandiri. Mahasiswa wajib bersikap baik
selama mengikuti perkuliahan dan berhak mendapatkan bimbingan dari para
narasumber/fasilitator.
4. Tidak makan, mengobrol, dan tidak menggunakan hp selama proses perkuliahan dan
dilaboratorium
5. Wajib menggunakan seragam lengkap dengan atributnya
6. Melaksanakan dan mengerjakan penugasan yang diberikan dengan baik (dilarang keras
mencontek atau mengkopi laporan teman)
7. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan minimal 90% tatap muka. Bila ketidakhadiran
melebihi 10% maka mahasiswa tidak berhak mengikuti ujian.
8. Jika mahasiswa tidak masuk dikarenakan sakit, wajib melampirkan surat keterangan sakit
dari dokter yang merawat
9. Apabila tidak masuk melebihi 2 kali pertemuan dikarenakan sakit, maka sisa hari yang
tidak masuk diberikan tugas oleh koordinator
10. Pembimbing dan nara sumber dapat ditemui kapan saja untuk memfasilitasi pembelajaran
atau sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya dengan mahasiswa.
Sipen, Koordinator,
16
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Lampiran 1:
Rubrik Penilaian Seminar:
PENILAIAN PRESENTASI DAN MAKALAH
B.Pelaksanaan Presentasi
1. Penggunaan waktu
2. Sistematika penjelasan
3. Penggunaan bahasa
4. Penguasaan situasi/lingkungan
5. Ide kreatif
6. Sistematika penyampaian jawaban
7. Rasionalitas jawaban
8. Aspek ilmiah jawaban yang disampaikan
9. Kemampuan bekerjasama dalam kelompok
10. Peran serta anggota kelompok
C.Evaluasi
1. Sikap dan perilaku saat seminar
2. Kemampuan menyimpulkan
TOTAL
17
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Lampiran 2:
RESUME JURNAL
AROMATERAPI BUNGA LAVENDER MEMPERBAIKI KUALITAS TIDUR PADA
LANSIA
LOGO
Disusun Oleh:
18
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
A. Resume Jurnal
1. Judul Penelitian
Aromaterapi Bunga Lavender Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia
2. Nama Peneliti
Anggraini Dwi Kurnia*
Viera Wardhani**
Kuswantoro Tri Rusca*
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di panti Werdha Griya Asih Lawang dan Usia Tresno Mukti
Turen Malang. Mulai tanggal 17 Desember 2008-24 Januari 2009
4. Populasi dan sampel
subyek penelitian ini sebanyak 18 orang yang dialokasikan secara random pada
kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan (9 orang) dan kontrol (9 orang).
5. Tujuan Penelitian
Tujuan untuk mengetahui untuk mengkaji efek penggunaan aromaterapi Lavender
pada Lansia yang mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian diharapkan dapat
menjadi dasar dalam mengembangkan manajemen gangguan tidur yang bersifat
jangka panjang.
6. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan desain quasy experimental dengan randomized control
group pretest posttest design Pengambilan subyek dengan tehnik kepada semua
populasi yang mempunyai kualitas tidur yang buruk. Subyek dialokasikan secara
random pada kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan (9 orang) dan kontrol (9
orang). Kelompok perlakuan diberikan aromaterapi bunga lavender dan plasebo
berupa aquabidest yang diteteskan pada sapu tangan diberikan pada kelompok
kontrol selama 7 hari berturut-turut sebelum tidur malam (waktu tidur sesuai
dengan kebiasaan responden), dengan waktu 1 menit yang dilakukan oleh perawat
yang dilatih sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah PSQI
(The Pittsburg Sleep Quality Index ). Analisa data menggunakan perhitungan
statistik dengan uji Wilcoxon signed ranks test dan Mann-Whitney
7. Hasil penelitian
Dari 18 responden yang memenuhi kriteria inklusi didapatkan hasil 50% responden
yang kualitas tidur buruk yaitu berusia antara 60-69, dan semua responden berjenis
kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penghuni kedua Panti
19
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
20
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
- Apakah latar V -
belakang penulis
(institusi tempat
bekerja) sesuai
dengan bidang
ilmu topik
penulisan?
Metode - Apakah tujuan V Tujuan untuk mengetahui untuk
Penelitian penelitian mengkaji efek penggunaan
disebutkan? aromaterapi Lavender pada Lansia
yang mengalami gangguan tidur.
Hasil penelitian diharapkan dapat
menjadi dasar dalam
mengembangkan manajemen
gangguan tidur yang bersifat
jangka panjang.
quasy experimental dengan
randomized control group pretest
- Apakah desain V posttest design
penelitian yang
digunakan
disebutkan?
Desain penelitian sesuai dengan
tujuan penelitian.
- Apakah desain V
penelitian sesuai
dengan tujuan
penelitia Semua pasien yang memenuhi
kriteria inklusi.
- Bagaimana V
sampel dalam
penelitian
tersebut dipilih?
Dalam bentuk tabel dan paragraph
- Dalam bentuk apa pembahasan.
hasil penelitian V
disajikan?
21
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
22
RPS Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
23
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
DAFTAR ISI:
SKENARIO 1 (Hal.28)
SKENARIO 2 (Hal.30)
KELOMPOK (Hal.32)
23
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Mahasiswa akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 10
sampai 15 mahasiswa dan dibimbing oleh satu tutor sebagai fasilitator. Dalam diskusi tutorial
perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dan satu orang sebagai sekertaris. Ketua diskusi
dan sekertaris ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenarionya agar semua mahasiswa
mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu
dipahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial sehingga tercapai
tujuan pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai, tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara tutor dengan
mahasiswa serta antar mahasiswa. Ketua dari diskusi dibantu sekertaris memimpin diskusi
dengan menggunakan tujuh langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan masalah yang ada
dalam skenario. Tujuh langkah tersebut meliputi :
24
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Setiap skenario akan diselesaikan dalam dua kali pertemuan. Langkah pertama sampai dengan
langkah kelima dilaksanakan pada pertemuan pertama, sedangkan langkah keenam dilakukan
mandiri diantara waktu pertemuan pertama dan kedua.
Langkah ketujuh dilaksanakan pada pertemuan kedua. Tutor yang bertugas sebagai fasilitator
akan mengarahkan diskusi dan membantu mahasiswa dalam mencari solusi pemecahan
masalah tanpa harus memberikan penjelasan atau kuliah mini.
Ketua diskusi dalam bertugas dibantu oleh seorang sekretaris yang bertugas mencatat tahapan
diskusi beserta hasilnya dalam white board atau flipchart. Dalam diskusi tutorial perlu
dimunculkan suasana belajar yang kondusif serta iklim keterbukaan dan kebersamaan yang
kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya tanpa khawatir apakah pendapatnya
dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman yang lain, karena dalam tutorial yang
lebih penting adalah bagaimana mahasiswa berproses memecahkan masalah dan bukan
kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar secara aktif dalam mencari informasi atau belajar
mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses informasi
baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (textbook dan laporan penelitian),
kuliah dan konsultasi pakar.
25
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
26
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
27
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
TUTORIAL PBL
SKENARIO 1
SCENARIO
I can’t breath !!!
A 45 years-old-man presented with difficulty of breath, productive cough, and body weight 50
Kg. On examination, he had a respiratory rate of 29 times per min, wheezing, and retraction of
chest muscle. He received oxygenation through nasal canule 3 liter per min. He is planned to
receive nebulizer therapy with ventolin and flexotid 2 times per day. His family said that the
patient had history of active smoker since he was 18 years old.
2. Student task
Make questions as much as possible related to the scenario
3. Minimal Questions:
1. Why the patient has difficulty to breath ?
2. what is wheezing ?
3. why the patient has wheezing ?
4. what is nebulizer ?
5. How to give nebulizer therapy to the patient ?
6. what is the relationship between smoking and patient’s condition ?
4. Method of Study
Small Group Discussion (SGD) employing the seven jumps step
5. References
a. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S)
Pte Ltd.
b. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).
Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
c. Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2014). Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran.
Elsevier.
d. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
28
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
e. Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes. 5th edition. Mosby: Elsevier
Inc.
f. Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and
Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell.
29
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
TUTORIAL PBL
SKENARIO 2
SCENARIO
My legs is swollen....
A 68 years-old-man has a history of heart failure since 12 years ago. She was admitted to
hospital because of comlaining headache, fatigue, and syncope for one time. The physical
examination showed that a blood pressure of 180/100 mmHg, a respiratory rate of 24 times per
min, a pulse rate of 120 beats/min, irregular, edema in both lower extremity, and ascites. She
receives digoxin, furosemide, and beta-blocker drugs
2. Student task
Make questions as much as possible related to the scenario
3. Minimal Questions:
a. Why the patient’s vital signs are abnormal ?
b. Why the patient’s lower extremity is swollen (edema) ?
c. Why the patient has ascites ?
d. Why the patient receives digoxin, furosemide, and beta-blocker drugs ?
e. What the functions of that drugs ?
f. How the nursing care for this patient ?
4. Method of Study
Small Group Discussion (SGD) employing the seven jumps step
5. References
a. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S)
Pte Ltd.
b. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).
Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
c. Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2014). Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran.
Elsevier.
d. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
30
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
e. Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes. 5th edition. Mosby: Elsevier
Inc.
f. Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and
Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell.
31
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
SKENARIO 1
Kelompok : kasus:
Nama : Semester :
Hari / tanggal : Waktu :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100
Jumlah Nilai=
15
Fasilitator,
(..........................................)
32
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
SKENARIO 1 (LANJUTAN)
Kelompok : kasus:
Nama : Semester :
Hari / tanggal : Waktu :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100
Jumlah Nilai=
15
Fasilitator,
(..........................................)
33
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
SKENARIO 2
Kelompok : kasus:
Nama : Semester :
Hari / tanggal : Waktu :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100
Jumlah Nilai=
15
Fasilitator,
(..........................................)
34
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
SKENARIO 2 (LANJUTAN)
Kelompok : kasus:
Nama : Semester :
Hari / tanggal : Waktu :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100
Jumlah Nilai=
15
Fasilitator,
(..........................................)
35
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
36
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
PANDUAN PRAKTIKUM
Topik-Topik Praktikum:
37
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
39
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
PRAKTIKUM 1
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN
A. Pengertian
Pemeriksaan fisik sistem respirasi merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan data objektif yang dilakukan dengan 4 tahapan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi dengan tujuan untuk nmemepertoleh data yang sistematis dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakann
keperawatan yang tepat bagi klien.
B. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan fisik sistem pernapasan meliputi hal-hal berikut ini:
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengonfisrmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosis keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaannnya.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan.
C. Indikasi
Pemeriksaan fisik sistem pernapasan diindikasikan pada pasien :
1. Klien ARDS
2. Emfisema
3. Infeksi saluran pernapasan atas
4. Infeksi saluran pernapasan bawah
D. Kontraindikasi
Pemeriksaan fisik sistem permapasan di kontraindikasikan pada pasien :
1. Klien mengalami fraktur
2. Riwayat medis klien yang abnormal sejak lahir
3. Adanya lesi atau luka di daerah yang akan dipalpasi dan diperkusi
4. Tingkat kesadaran klien yang rendah
E. Hal – hal Yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama melakukan prossedur pemeriksaan adalah :
1. Jaga privasi klien.
2. Pemeriksaan harus terorganisasi dengan baik untuk menghemat tenaga klien.
3. Lakukan universal precautions karena mungkin klien batuk dan bersin selama pemeriksaan
40
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
No PROSEDUR
Fase Pra Interaksi
Menyiapkan alat :
1 Stetoskop
2 Handscoon
3 Penlight
4 Pensil/pulpen
5 Penggaris
Fase Kerja
1 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2 Cuci tangan
3 Jaga privasi klien
Inspeksi :
1 Amati warna wajah dan bibir (adanya sianosis)
2 Amati kuku pasien (warna dan bentuk)
Gunakan penlight amati hidup dan lubang hidung (polip atau tidak ) atau terdapat
3
sputum,warnanya
Gunakan penlight amati tonsil, pasien di minta membuka mulut dan sedikit
4
mengeluarkan lidahnya
5 Amati area kulit didepan trakea
6 Thoraks: garis bayangan, warna kulit, tekstur, adanya lesi, fraktur dll
7 Amati bentuk dada (anteroposterior)
8 Amati kurvatura tulang belakang
9 Gerakan pernapasan dan kesemitrisan dada
Palpasi :
1 Sensasi : nyeri/tidak nyeri
2 Gerakan dinding toraks anterior/ekskursi pernapasan
- Letakkan kedua tangan pada dada klien sehingga kedua ibu jari pemeriksa terletak
digaris tengah diatas sternum
- Ketika klien mengambil nafas dalam-dalam, maka kedua ibu jari tangan harus
bergerak secara sistematis dan terpisah satu sama lain minimal 5 cm. ekspansi yang
berkurang pada salah satu sisi menunjukkan adanya lesi pada sisi tersebut
3 Ekspansi paru posterior:
- Letakkan kedua telapak tangan Anda pada toraks bawah dengan kedua ibu jari
berdekatan dengan spinal dan jari-jari lainnya meregang. Minta klien menarik napas
dalam sementara Anda mengobservasi gerakan kedua tangan Anda dan
mengobservasi keterlambatan gerakan
4 Fokal fremitus:
- Letakkan permukaan ujung jari atau bagian ulnar tangan atau kepalan tangan Anda
pada dada posterior, dimulai dekat apeks paru
41
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
42
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
NO LANGKAH-LANGKAH
1 PERSIAPAN ALAT:
- Stateskope
- Penggaris
- Spigmomanometer
- Handscoon
2 PELAKSANAAN
1. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerj sama. Diskusikan bagaimana
hasilnya akan digunakan dalam merencanakan perawatan dan terapi
selanjutnya.
2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian yang tepat
3. Beri privasi pasien
4. Tanyakan kepada klien apakah klien memiliki salah satu riwayat berikut
- Riwayat keluarga adanya insiden dan usia terjadinya penyakit jantung,
kadar kolesterol tinggi, hipertensi, stroke, obesitas dan penyakit jantung
kongenital, panyakit arterial, dan demam reumatik
- Demam reumatik; riwayat klien adanya demam reaumatik, murmur jantung,
serangan jantung, verikositas, atau gagal jantung
- Gagal jantung; adanya gejala yang mengindikasikan penyakit jantung
(misalnya; keletihan, dyspnea, ortopnea, edema, batuk, nyeri dada, palpitasi,
sinkop, hipertensi, mengi, hemoptysis)
- Adanya penyakit yang memengaruhi jantung (misalnya; obesitas, diabetes,
penyakit paru, gangguan endokrin)
- Gaya hidup yang merupakan factor resiko penyakit jantung (misalnya;
merokok, konsumsi alcohol, pola makan dan olahraga, area dan derajat
stress yang dirasakan)
3 INSPEKSI dan PALPASI
Inspeksi dan Palpasi precordium secara simultan untuk memeriksa adanya pulsasi,
daya dorong, dan daya angkat jantung yang abnormal. Untuk menentukan area
katup jantung;
Tehnik Pemeriksaan;
- Tentukan lokasi Angle of Louis yang dirasakan merupakan tonjolan pada
sternum
- Gerakkan jari kebawah angle of louis sampai dapat merasakan ruang interkosta
kedua. Ruang interkosta kedua sisi kanan adalah area aorta dan sisi kiri adalah
area pulomonal
- Dari area pulmonal, gerakkan ujung jari kebawah hingga tiga ruang interkosta
kiri disepanjang sisi sternum. Ruang interkosta kelima yang dekat sternum
adalah area tricuspid atau area ventricular kanan
43
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
a. Inspeksi dan Palpasi area aorta dan pulmonal, amati area tersebut pada suatu
sudut dan dari samping, untuk mengetahui ada tidaknya pulsasi
b. Inspeksi dan palpasi area tricuspid untuk memeriksa pulsasi dan daya angkat
atau dorong jantung
c. Inspeksi dan palpasi area apical untuk memeriksa adanya pulsasi, perhatikan
lokasi spesifik (dapat berpindah kesamping atau kebawah) dan diameternya. Jika
berpindah kesamping. Catat jarak antara apeks dan garis midklavikula dalam
sentimeter
d. Inspeksi dan palpasi area epigastrium pada dasar sternum untuk memeriksa
adanya pulsasi aorta abdomen
e. Arteri Karotis
Palpasi arteri karotis. Lakukan dengan hati-hati
- Palpasi hanya satu arteri karotis pada satu waktu. Tindakan ini menjamin
aliran darah serebral adekuat melalui arteri lain dan mencegah kemungkinan
iskemia.
- Hindari memberi tekanan berlebihan dan memijat area arteri karotis.
Tekanan dapat menyumbat arteri, dan pijatan pada sinus karotis dapat
mencetuskan bradikardi
- Minta klien untuk sedikit memutar kepala ke sisi yang diperiksa. Hal ini
membuat arteri karotis lebih mudah diperiksa
f. Vena Jugularis:
- Inspeksi distensi vena jugularis ketika klien berada pada posisi semifowler
(sudut 30-45 derajat), kepala di sangga dengan bantal kecil.
- Jika ada distensi jugularis, kaji tekanan vena jugularis (Jugular venous
pressure (JVP))
Tehnik pemeriksaan:
a. Tentukan titik distensi vena jugularis interna tertinggi yang dapat dilihat.
Walaupun vena jugularis interna atau eksterna dapat digunakan, vena
jugularis interna lebih dapat dipercaya. Vena jugularis eksterna lebih
mudah terpengaruh oleh obstruksi/lilitan pada dasar leher.
b. Ukur tinggi vertical titik ini dalam sentimeter dari sudut sternal (tempat
klavikula bertemu)
c. Ulangi langkah diatas ada sisi yang lain
4 AUSKULTASI
1. Auskultasi jantung pada keempat lokasi anatomi; Aorta, pulmonal, tricuspid,
dan apical (mitral). Auskultasi tidak dibatasi pada area ini saja; namun,
perawat dapat memindahkan stateskop ke area lain untuk mencari bunyi yang
paling dapat didengar pada setiap klien.
44
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Tehnik pemeriksaan:
- Singkirkan semua sumber suara di ruangan. Suara jantung memiliki
intensitas rendah, dan suara lain menghalangi perawat untuk mendengar
suara jantung
- Beri klien posisi supine dengan elevasi kepala 30 sampai 45 derajat
- Gunakan flat-disc diafragma dan bentuk bel untuk mendengarkan semua
area
- Bedakan bunyi S1 dan S2 pada semua area yang diauskultasi
- Ketika mengauskultasi, konsentrasi pada satu bunyi yang khusus pada satu
saat disetiap area: suara jantung pertama, diikuti oleh bunyi sistol,
kemudian bunyi jantung kedua, lalu diastole. Sistol dan diastole normalnya
memiliki interval bunyi.
- Selanjutnya, periksa kembali jantung saat klien berada pada posisi duduk
tegak. Suara tertentu lebih terdengar pada posisi tertentu
2. Arteri Karotis;
- Putar kepala klien sedikit menjauh dari sisi yang diperiksa. Tindakan ini
memfasilitasi penempatan stateskop
- Auskultasi arteri karotis pada satu sisi kemudian sisi lainnya
- Dengarkan adanya bunyi bruit
- Jika terdengar bruit, palpasi arteri secara perlahan untuk menentukan
adanya thrill
5 Dokomentasi:
Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada catatan klien dengan menggunakan
formulir disertai dengan catatan narasi jika diperlukan
45
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
PRAKTIKUM 2
No Komponen Skor
I Persiapan Alat:
1. Mesin EKG (mesin utama, dan elektroda)
2. Kertas EKG
3. Jelly
4. Sarung tangan
5. Tissue/handuk
6. Kapas alkohol
7. Alat tulis (Bulpoin/pensil)
IV Tahap Kerja
1. Perawat cuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Bantu klien pada posisi supine. Pasien dengan masalah respirasi bisa
diposisikan semi fowler
3. Lepaskan semua benda dari logam yang dikenakan oleh klien (contoh:
Cincin, gelang, Jam tangan, dll)
4. Minta klien untuk melepas pakaiannya, terutama di area dada, pergelangan
tangan, dan mata kaki. Jaga privasi klien saat melakukannya.
5. Instruksikan klien untuk tetap diam saat perekaman EKG
6. Bersihkan permukan kulit di dada dan kedua pergelangan tangan dan kaki
dengan menggunakan kapas alkohol
46
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
V Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon, perasaan, dan kondisi klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam
VI Dokumentasi
1. Catat identitas klien, waktu pelaksanaan, dan kemungkinan adanya
abnormalitas hasil EKG pada rekam medis (RM)
2. Catat dan laporkan bila adanya kondisi abnormal
3. Catat respon klien
47
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
milivolt
Gambar 1.Morfologi gelombang EKG (atas) dan kertas EKG dengan kalibrasi standar
(bawah)
48
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Ukuran kotak kecil: 1mm dan ukuran kotak besar: 5 mm. Kecepatan kertas pencatatan 25
mm/detik, berarti satu kotak kecil adalah 0,04 detik. Amplitudo standar 1 milivolt (mV).
KETERANGAN :
- Gelombang P: aktivasi atrium (depolarisasi atrium)
Panjang/durasi< 0,12 detik
Tinggi/amplitudo< 0,3 mV atau < 3 mm
Selalu positif dilead II dan negatif di lead aVR
- Interval PR: durasi konduksi AV
Dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS
Durasi normal 0,12–0,20 detik
- Kompleks QRS: aktivasi ventrikel kanan dan kiri (depolarisasi ventrikel)
Morfologi bervariasi di antara tiap lead (gambar ada di sub bab interpretasi EKG)
Gelombang Q defleksi negatif pertama
Gelombang R defleksi positif pertama
Gelombang S defleksi negatif setelah gelombang R
- Durasi kompleks QRS: durasi depolarisasi otot ventrikel
Lebar 0,06–0,12 detik
- Interval PP: durasi siklus atrium
- Interval RR: durasi siklus ventrikel
- Interval QT:durasi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
- Segmen ST
Dari akhir gelombang S hingga awal gelombang T
Normal: isoelektrik
- Gelombang T
Positifdilead I, II, V3–V6 dan negatif di Avr
B. INTERPRETASI EKG
1. IRAMA
Dalam keadaan normal impuls untuk kontraksi jantung berasal dari nodus SA dengan
melewati serabut-serabut otot atrium impuls diteruskan ke nodus AV, dan seterusnya
melalui berkas His cabang His kiri dan kanan jaringan purkinye akhirnya ke
serabut otot ventrikel. Disini nodus SA menjadi pacemaker utama dan pacemaker lain yang
terletak lebih rendah tidak berfungsi. Apabila nodus SA terganggu maka fungsi sebagai
pacemaker digantikan oleh pacemaker yang lain.
Irama jantung normal demikian dinamakan irama sinus ritmis yaitu iramanya
teratur, dan tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS. Irama sinus merupakan irama
yang normal dari jantung dan nodus SA sebagai pacemaker. Jika irama jantung ditimbulkan
oleh impuls yang berasal dari pacemaker yang terletak di luar nodus SA disebut irama
ektopik.
49
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Adanya perubahan-perubahan yang ringan dari panjang siklus masih dianggap irama
sinus yang normal. Akan tetapi apabila variasi antara siklus yang paling panjang dan paling
pendek melebihi 0,12 detik maka perubahan irama ini dinamakan sinusaritmia.
a. Irama Sinus Ritmis
- Irama reguler dengan frekuensi 60-100 kali per menit dan R ke R reguler
- Morfologi gelombang P normal, tiap gelombang P diikuti satu kompleks QRS
- Gelombang P defleksi positif di sadapan II
- Gelombang P dan kompleks QRS defleksi negatif di lead aVR
b. Sinus Aritmia
- Memenuhi kriteria irama sinus, tetapi sedikit ireguler
- Merupakan gambaran fisiologis normal, yang sering didapatkan pada individu
sehat usia muda
- Fenomena ini terjadi karena pengaruh respirasi
c. Atrial Fibrilation
- Ciri khas AF adalah tidak adanya gelombang P dan iramanya irregularly irregular
(betul-betul ireguler).
- Morfologi gelombang P berupa fibrilasi
2. FREKUENSI
Frekuensi jantung pada orang dewasa normal antara 60 sampai 100 kali/menit. Sinus
takikardia ialah irama sinus dengan frekuensi jantung pada orang dewasa lebih dari 100
kali/menit, pada anak-anak lebih dari 120 kali/menit dan pada bayi lebih dari 150 kali/menit.
Sinus bradikardia ialah irama sinus dengan frekuensi jantung kurang dari 60 kali/menit.
51
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
3. AKSIS
Yang dimaksud dengan posisi jantung dalam elektrokardiografi adalah posisi listrik
dari jantung pada waktu berkontraksi dan bukan dalam arti posisi anatomis. Axis pada
manual ini yang akan dibahas adalah aksis frontal plane dan horizontal plane.
a. Frontal plane
Pada pencatatan EKG kita akan mengetahui posisi jantung terhadap rongga
dada. Untuk menghitung aksis jantung bisa menggunakan resultan vektor kompleks
QRS di lead I dan lead aVF karena kedua lead tersebut memiliki posisi yang saling
tegak lurus.
A. B.
52
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Gambar 10. A. Posisi lead ekstremitas terhadap frontal plane. B. Pembagian kuadran
berdasar posisilead ekstremitas pada front plane. Keterangan : LAD : Left Axis
Deviation ; RAD : Right Axis Deviation ; EAD : Extreme Axis Deviation
Pada gambar berikut ini (Gambar 11) dapat dilihat cara perhitungan aksis
jantung frontal plane serta contoh aksis normal, right axis deviation (RAD), dan left axis
deviation (LAD).
Gambar 11. Contoh perhitungan aksis jantung. A. Aksis normal (+)72⁰ yang diperoleh
dari resultan vektor kompleks QRS di lead I (+)4,5 dan di lead aVF (+)6. B. Right axis
deviation (RAD) (+)140⁰ yang diperoleh dari resultan vektor kompleks QRS di lead I (-
)9,5 dan di lead aVF (+)7. C. Left axis deviation (LAD) (-) 60⁰ yang diperoleh dari
resultan vektor kompleks QRS di lead I (+)5 dan di lead aVF (-)7.
53
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
b. Horizontal plane
Pada beberapa kondisi dapat terjadi perputaran jantung pada aksis longitudinal, yaitu:
1) Jantung berputar ke kiri atau searah jarum jam (clock wise rotation=CWR)
2) Arah perputaran ini dilihat dari bawah diafragma ke arah kranial. Pada keadaan ini
ventrikel kanan terletak lebih ke depan, sedang ventrikel kiri lebih ke belakang. Ini
dapat dilihat pada lead prekordial dengan memperhatikan transitional zone, dimana
pada keadaan normal terletak pada V3 dan V4 (transitional zone = R/S = 1/1). Pada
clock wise rotation tampak transitional zone lebih ke kiri, yaitu pada V5 dan V6.
3) Jantung berputar ke kanan atau berlawanan dengan arah jarum jam (counter clock
wise rotation=CCWR)
Pada keadaan ini ventrikel kiri terletak lebih ke depan, sedang ventrikel kanan lebih
ke belakang. Pada counter clock wise rotation tampak transitional zone
pindahkekanan, yaitu V1atau V2.
Gambar 12. Lead prekordial V1 hingga V6 pada potongan melintang jantung yang dilihat
dari kaudal. Kompleks QRS equiphasic di lead V3 (dilingkari). Lead V3 dan V4
menggambarkan transitional zone antara gelombang S yang dalam di lead V1 dan V2 dengan
gelombang R yang tinggi di lead V5 dan V6. LV, left ventricle/ ventrikel kiri; RV, right
ventricle/ ventrikel kanan. A. Clockwise rotation. B. Normal. C. Counterclockwise rotation.
54
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
4. GELOMBANG P
A. Durasi dan amplitudo gelombang P normal
Gelombang P ialah suatu defleksi yang disebabkan oleh proses depolarisasi
atrium.Terjadinya gelombang P adalah akibat depolarisasi atrium menyebar secara radial
dari nodus SA ke nodus AV (atrium conduction time). Gelombang P yang normal
memenuhi kriteria sbb:
a. Panjang atau durasi gelombang tidak lebih dari 0,12 detik
b. tinggi atau amplitudo tidak lebih dari 3mm atau 0,3 mV
c. biasanya defleksi ke atas (positif) pada lead-lead I, II, aVL dan V3-V6
d. biasanya defleksi ke bawah (negatif) pada aVR, sering pula pada V1 dan kadang-
kadang V2
B. Gelombang P mitral dan P pulmonal
5. INTERVAL PR
Interval P-R atau lebih teliti disebut P-Q interval, diukur dari permulaan timbulnya
gelombang P sampai permulaan kompleksQRS. Ini menunjukkan lamanya konduksi atrio
ventrikuler dimana termasuk pula waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan
bagian awal dan repolarisasi atrium. Repolarisasi atrium bagian akhir terjadi bersamaan
waktunya dengan depolarisasi ventrikuler. Nilai interval P-R normal ialah: 0,12-0,20 detik.
A. Blok AV derajat 1
- Interval PR memanjang (>0,20 detik)
- Semua gelombang P diikuti kompleks QRS
55
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
56
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
6. SEGMEN PR
Segmen P-R adalah jarak antara akhir gelombang P sampai permulaan kompleks
QRS. Dalam keadaan normal segmen PR berada dalam garis isoelektrik atau sedikit depresi
dengan panjang tidak lebih dari 0,8 mm.Segmen P-R ini menggambarkan delay of exitation
pada nodus AV (atau kelambatan transmisi impuls pada nodus AV).
7. KOMPLEKS QRS
Yang perlu diperhatikan pada kompleks QRS adalah:
A. Durasi kompleks QRS:
Menunjukkan waktu depolarisasi ventrikel (total ventricular depolarization
time), diukur dari permulaan gelombang Q (atau permulaan R bila Q tak tampak), sampai
akhir gelombang S. Nilai normal durasi kompleks QRS adalah 0,08-0,10 detik. V.A.T
atau disebut juga intrinsic deflection ialah waktu yang diperlukan bagi impuls melintasi
miokardium atau dari endokardium sampai epikardium, diukur dari awal gelombang Q
sampai puncak gelombang R. V.A.T tidak boleh lebih dari 0,03 detik pada V1dan V2,
dan tidak boleh lebih dari 0,05 pada V5 dan V6.
B. Gelombang Q patologis
Gelombang Q patologis merupakan tanda suatu infark miokard lama.
Karakteristik gelombang Q patologis yaitu lebarnya melebihi 0,04 detik dan dalamnya
melebihi sepertiga dari tinggi gelombang R pada kompleks QRS yang sama. Karena
gelombang Q patologis menunjukkan letak infark miokard, maka untuk mendiagnosis
infark miokard lama harus melihat gelombang Q patologis sekurang-kurangnya pada
dua lead yang berhubungan. Contoh: diagnosis infark miokard lama inferior dapat
ditegakkan apabila ditemukan gelombang Q patologis pada lead II, III, dan aVF (gambar
18).
57
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Kelainan morfologi kompleks QRS yang paling sering adalah blok berkas his.
Blok berkas his dibedakan menjadi 2 macam, yaitu right bundle brach block (RBBB)
dan left bundle brach block (LBBB). Pada RBBB ditemukan gambaran rSR di lead V1-
V2, sedangkan pada LBBB ditemukan gambaran RSr di lead V5-V6.
Gambar 19. Kelainan kompleks QRS berupa right bundle brach block (atas) dan left
bundle brach block (bawah).
58
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
8. Hipertrofi Ventrikel
A. Hipertrofi Ventrikel Kanan
Tanda hipertrofi ventrikel kanan adalah sebagai berikut.
- Deviasi aksis ke kanan
- Gelombang R lebih tinggi daripada gelombang S di V1, sedangkan di V6,
gelombang S lebih dalam daripada gelombang R.
B. Hipertrofi Ventrikel Kiri
9. SEGMEN ST
A. Segmen ST isoelektrik
59
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Isoelektrik atau
garis dasar
Gambar 21.Penilaian segmen ST (atas) dan penentuan isoelektrik atau garis dasar.
B. ST elevasi
C. ST depresi
10. GELOMBANG T
Gelombang T ialah suatu defleksi yang dihasilkan oleh proses repolarisasi ventrikel
jantung. Panjang gelombang T biasanya 0,10-0,25 detik. Pada EKG yang normal maka
gelombang T adalah sbb :
- positif (upward) di lead I dan II; dan mendatar, bifasik atau negatif di lead III
- negatif (inversi) di aVR; dan positif, negatif atau bifasik pada aVL atau aVF.
- negatif (inversi) di V1;dan positif di V2 sampai V6
11. GELOMBANG U
Gelombang U biasanya mengikuti gelombang T, mungkindihasilkan oleh proses
repolarisasi lambat ventrikel. Gelombang U adalah defleksi yang positif dan kecil setelah
gelombang T sebelum gelombang P, juga dinamakan after potensial. Gelombang U yang
negatif (inversi) selalu abnormal.
61
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
13. LAIN-LAIN
A. VES=Ventricular Extra Systole (PVC=Premature Ventricular Contraction)
62
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
63
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
Gambar 2.
64
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
65
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
PRAKTIKUM 3
Definisi
WSD adalah suatu unit yang memungkinkan cairan atau udara keluar dari rongga pleura dan
mencegah aliran balik ke pleura.
Fungsi WSD:
1. Memungkinkan cairan (darah, pus, efusi pleura) keluar dari rongga dada
2. Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura
3. Mencegah udara masuk kembali (terhisap) ke rongga pleura yang dapat menyebabkan
pneumothorax
4. Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan
negatif pada intra pleura
Jenis WSD:
1. Botol drainage dengan kedap air (water seal)
a. Digunakan sebuah botol dengan kapasitas 1 – 2 liter dan harus steril
b. Diisi dengan air steril sehingga ujung pipa terendam ± 1-2 cm dibawah permukaan air
c. Ekspansi kembali paru dipengaruhi oleh daya rentan keaktifan pasien.
2. Botol drainage dengan continous suction dilengkapi dengan manumeter
a. Botol pertama untuk menampung sekret
b. Botol kedua untuk mengatur besarnya tekanan negatif
c. Dihubungkan dengan pompa hisap ringan bertekanan 100 cmH2O
d. Untuk penderita dewasa, besarnya skala tekanan negatif 12-15 cmH2O untuk anak-
anak 8 – 10 cm H2O
e. Dengan hisapan kontinue ekspansi paru tidak perlu secara aktif
3. Botol drainage dengan sistem 3 botol
Gabungan antara sistem water seal 2 botol dan sistem hisapan kontinu. Keuntungannya bila
listrik mati akan terjadi keadaan seperti water seal 2 botol.
66
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
4. Perfusi: darah arterial di kapiler meratakan pembagian muatan O2 dan darah digantikan
isinya dengan muatan oksigen yang cukup untuk menghidupi jaringan tubuh.
5. Ventilasi: memasukkan udara melalui jalan nafas ke dalam/dari paru dengan cara inspirasi
dan ekspirasi
6. Distribusi; menyebarkan/mengalirkan udara merata ke seluruh sistem jalan nafas sampai
alveoli
7. Difusi: O2 dan CO2 bertukar melalui membran semi permeabel pada dinding allveoli.
8. Perfusi: darah arterial di kapiler meratakan pembagian muatan O2 dan darah digantikan
isinya dengan muatan oksigen yang cukup untuk menghidupi jaringan tubuh.
67
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
10. Kolaborasi setipa hari/6-8 jam dilakukan foto thorax untuk mengetahui keadaan paru,
posisi drain.
11. Melakukan pemeriksaan AGD, darah lengkap dan kimia darah.
12. Jumlah sekret pada botol penampung dicatat jumlah dan jenisnya tiap jam/tiap hari.
13. Pemberian obat-obat analgetika untuk mengurangi nyeri dada saat bernafas.
14. Fisioterapi pernafasan dan anggota-anggota gerak
15. Kelainan sistem drainage harus segera dilaporkan dan dikoreksi.
68
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
II Tahap Orientasi
1. Ucapkan salam, sapa klien dengan namanya, perkenalkan diri
2. Jelaskan prosedure dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
3. Lakukan kontrak waktu
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
IV Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon, perasaan, dan kondisi klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam
V Dokumentasi
69
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
PRAKTIKUM 4
FISIOTERAPI DADA
1. DEFINISI
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita
penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini walaupun
caranya kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret
dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu.
2. TUJUAN
Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
Membantu membersihkan sekret dari bronkus dan untuk mencegah penumpukan
sekret,
Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret
Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru
obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan
penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang
mendapat ventilasi mekanik.
3. KONTRA INDIKASI
Fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung, status asmatikus,
renjatan dan perdarahan masif, sedangkan relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang
iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta
adanya kejang rangsang.
Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural drainage, perkusi, dan vibrasi
1) Postural drainase
Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari
berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat kelainan
pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi
disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu
sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari.
PD dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga
mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis. Pada penderita dengan
produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.
70
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
71
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
3) Apakah batuk telah produktif, apakah sekret sangat encer atau kental.
4) Bagaimana perasaan pasien tentang pengobatan apakah ia merasa lelah, merasa
enakan, sakit.
5) Bagaimana efek yang nampak pada vital sign, adakah temperatur dan nadi tekanan
darah.
6) Apakah foto toraks ada perbaikan.
Kriteria untuk tidak melanjutkan terapi:
1) Pasien tidak demam dalam 24 – 48 jam.
2) Suara pernafasan normal atau relative jelas.
3) Foto toraks relative jelas.
4) Pasien mampu untuk bernafas dalam dan batuk.
72
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
73
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
3) Vibrating
Vibrasi secara umum dilakukan bersamaan dengan clapping. Sesama postural drainase
terapis biasanya secara umum memilih cara perkusi atau vibrasi untuk mengeluarkan sekret.
Vibrasi dengan kompresi dada menggerakkan sekret ke jalan nafas yang besar sedangkan
perkusi melepaskan/melonggarkan sekret.
Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien mengeluarkan nafas. Pasien disuruh bernafas
dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan
sampai akhir ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan tangan bertumpang tindih
pada dada kemudian dengan dorongan bergetar. Kontra indikasinya adalah patah tulang dan
hemoptisis.
Tujuan
1. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan ekspansi paru
2. Memperkuat otot pernapasan
3. Mengeluarkan secret dari saluran pernapasan
4. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.
Kewaspadaan Perawat
Spasme bronkus dapat di cetuskan pada beberapa klien yang menerima darainase postural.
Spasme bronkus ini di sebabkan oleh imobilisasi sekret ke dalam jalan napas pusat yang
besar, yang meningkatkan kerja napas. Untuk menghadapi resiko spasme bronkus, perawat
dapat meminta dokter untuk mulai memberikan terapi bronkodilator pada klien selama 20
menit sebelum drainase postural.
74
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
FISIOTERAPI DADA
Nama: ___________________________ NIM: _____________________
No Prosedur Skor
1 TAHAP PRAINTERAKSI
1) Cek perencanaan keperawatan klien
2) Persiapan Alat dan Bahan
Bantal 2-3
Tisu wajah
Segelas air hangat
Masker
Sputum pot
Handuk kecil
2 TAHAP ORIENTASI
1) Beri salam
2) Jelaskan prosedur
3) Cuci tangan
3 TAHAP KERJA
1) Kaji area paru, data klinis, foto x-ray
2) Pakai masker
3) Dekatkan sputum pot
4) Berikan minum air hangat
Postural Drainase (PD)
5) Atur posisi pasien sesuai dengan area paru yang akan didrainage
6) Minta pasien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
Sambil PD bisa dilakukan clapping dan vibrating
Clapping
7) Tutup area yang akan dilakukan clapping (perkusi) dengan handuk
untuk mengurangi ketidaknyamanan
75
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
76
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
PRAKTIKUM 5
2 DIAGNOSIS KEPERAWATAN
77
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
4 PENDOKUMENTASIAN
78
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
79
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
80
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
PRAKTIKUM 6
B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan pasien
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
No Komponen Skor
I Persiapan Alat:
1. Colostomy bag
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3. Kapas kering atau tissue
4. 1 pasang handscoon bersih
5. Kantong untuk balutan kotor
6. Celemek skoret
7. Zink salep
8. Perlak dan alasnya
9. Plester dan gunting
10. Bila perlu obat desinfektan
11. Bengkok
12. 1 Set alat rawat luka ( pinset anatomi 2, cirrurgy I, kassa ))
IV Tahap Kerja
1. Perawat cuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak
stoma
3. Letakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
4. Observasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
5. Buka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset
dan tangan kiri menekan kulit pasien
81
Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 1
Ns. Arif Nur Akhmad, MSN
V Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon, perasaan, dan kondisi klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam
VI Dokumentasi
1. Catat identitas klien, waktu pelaksanaan, dan kemungkinan adanya tanda
infeksi pada rekam medis (RM)
2. Catat dan laporkan bila adanya kondisi abnormal
3. Catat respon klien
82