Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA TN. A DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. NURBANI, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh:
ANBIYA GALIH UTAMA
NIM. 20176313004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA DARING

Bp. A, 38 tahun, dirawat di rsj propinsi kalimantan barat 2 hari yang lalu
karena membanting barang-barang dirumah dan berusaha untuk memukul
istrinya. Ketika dikaji alasan membanting perabotan klien mengatakan marah
karena mendengar suara-suara yang mengatakan klien tidak berguna, bodoh,
jelek, selalu sial dan menjadi beban bagi orang lain. Menurut keluarga, enam
bulan yang lalu klien di phk dari tempat pekerjaannya. Ini adalah kasus phk yang
ketiga kalinya dialami klien. Sebulan sebelum masuk rsj bisnis jual mobil yang
dijalankan oleh klien sebegai pekerjaan sampingan pailit karena modal bisnis
dibawa lari oleh teman dekatnya. Keluarga juga mengatakan klien adalah orang
yang pendiam, tidak memiliki teman, bila ada masalah tidak pernah diceritakan
kepada siapapun. Berdasarkan hasil observasi wajah klien tampak tegang, mulut
komat-kamit, mata melotot. Klien sering berjalan mondar-mandir dan gelisah.
Menurut perawat dinas malam sejak pertama kali dirawat klien sulit untuk tidur di
malam hari karena sering marah-marah sendiri dan gelisah

A. Pengkajian Pasien
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Dusun Rakit, RT/ RW 002/ 002, Kec. Selimbau,
Kab. Kapuas Hulu
Suku / Bangsa : Melayu/ Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Melayu
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : Belum tamat SMP
Ruang Rawat : Dahlia
No. RM : 0085XX
Tanggal Masuk : 8 Juli 2020
Tanggal Pengkajian : 10 Juli 2020
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Diagnosa Keperawatan : Prilaku Kekerasan
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Umur : 60 tahun
Hubungan : Ayah Pasien

3. Alasan Masuk Rumah Sakit


Pasien diantar oleh keluarganya dengan alasan berperilaku aneh, suka
mengamuk, sering membanting barang-barang dirumah serta berusaha
memukul istrinya, dengan merusak/melempar barang-barang yang ada, serta
perasaan gelisah dan kesulitan untuk tidur.

4. Faktor Predisposisi
a. Gangguan jiwa di masa lalu
Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
b. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa seperti dirinya.
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Menurut keluarga, enam bulan yang lalu klien di phk dari tempat
pekerjaannya. Ini adalah kasus phk yang ketiga kalinya dialami klien.
Sebulan sebelum masuk rsj bisnis jual mobil yang dijalankan oleh klien
sebegai pekerjaan sampingan pailit karena modal bisnis dibawa lari oleh
teman dekatnya.

5. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Tanda - tanda vital : TD : 140/100 mmHg
N : 92 x/menit
S : 36,80c
P : 20 x/menit
c. Ukur : BB : 60 kg IMT : 23,4 kg/m2
TB : 160 cm
d. Head toe-toe
1) Kepala dan wajah
Bentuk kepala normal, tidak terdapat kelainan (benjolan ataupun
luka), rambut tampak beruban potong pendek, tidak terdapat nyeri
tekan.
2) Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak iktrik, reflek
cahaya pupil normal (isokor), ketajaman pengelihatan menurun, tidak
memakai alat bantu pengelihatan (kaca mata). Visus mata menurun/
kabur. Pada mata bagian kanan dapat melihat dengan jarak ± 3/6 m,
sedang mata kiri ± 4/6 m. Lapang pandang kien normal.
3) Telinga
Bentuk simetris, tidak ada lesi, ada sekret, tidak ada nyeri tekan pada
bagian belakang telinga (mastoideus), pendengaran cukup baik.
4) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan, ada
sedikit sekret, tidak terdapat nyeri tekan, penciuman baik
5) Mulut dan gigi
Mulut cukup bersih, mukosa bibir lembab, pasien sikat gigi tiap
mandi.
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening, tidak ada
lesi, tidak ada pembesaran vena jugularis
7) Thorax
Bentuk thoraks normal, bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi dan
nyeri tekan, suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas
tambahan.
8) Jantung
Tidak terlihat adanya pembesaran jantung, Ictus cordis tidak teraba,
tidak terdapat nyeri tekan.
9) Abdomen
Perut tampak simetris, tidak ada lesi dan masa, bising usus 10 ×/
menit, saat perkusi terdengar bunyi timpani, tidak terdapat nyeri tekan.

10) Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak terdapat lesi pada kulit pasien.
11) Ekstremitas
a) Ekstremitas atas: pasien mengatakan kedua tanganya masih cukup
kuat dan mampu dalam melakukan aktivitas.
b) Ekstremitas bawah: Pasien mengatakan kedua kaki masih cukup
kuat untuk beraktivitas.
Skala otot:
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Keterangan:
1 : Lumpuh total
2 : Kontraksi otot dapat dipalpasi tanpa gerakan
persendian
3 : Tidak mampu melawan gaya gravitasi
4 : Hanya mampu melawan gaya gravitasi
5 : Mampu menggerakan persendian dengan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang
6 : Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup
gerak penuh, melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahanan penuh

12) Keluhan fisik


Pasien mengatakan pusing dan sakit kepala dikarekan pasien kurang
beristirahat
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

6.
7. Psikososial
a. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki hidup : Menikah

: Perempuan hidup : Keturunan

: Laki-laki meninggal : Pasien

: Perempuan meninggal : Tinggal serumah

Genogram Pasien Tn. A


Pasien merupakan anak kelima dari lima bersaudara, dari genogram
diatas didapatkan data tidak ada keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
b. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian anggota tubuhnya dan
tidak ada yang dibenci bagian anggota tubuhnya.
2) Identitas
Pasien mengatakan dirinya bernama Tn. A berasal dari Kapuas
Hulu, bersuku Melayu, beragama Islam, dan berumur 38 tahun.
3) Peran
Pasien mengatakan merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara,
orang tua dari 5 orang anak yang semuanya sudah tinggal terpisah,
sudah menikah, sudah diphk sebanyak tiga kai, sehingga tidak bisa
menafkahi istri, semenjak masuk RSJ tidak bekerja dan merasa
bosan dan tidak berguna.
4) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh hilang dari rasa amarah
yang sering timbul dan pulang kerumah dan kumpul bersama
keluarganya, terutama istti, anak-anaknya.
5) Harga diri
Pasien mengatakan malu dengan penyakit yang dideritanya, merasa
bodoh tidak dapat mengendalikan amarah dan mencoba untuk
memukul istrinya
Masalah Keperawatan : Prilaku kekerasan daan Harga diri rendah
c. Hubungan Sosial
1) Orang Yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
keluarganya terutama ayah kandungnya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
3) Pasien mengatakan sebelum sakit dirinya jarang mengikuti
kegiatan gotong royong dan komunitas di masyarakat daerahnya.
4) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan jika temannya tidak membantu ia bekerja maka
ia menjadi kesal dan mudah marah. Pasien juga mengatakan jarang
berkomunikasi dengan orang lain, hanya seperlunya saja.
Masalah Keperawatan : koping individu tidak efektif
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam, pasien mengatakan dirinya yakin bahwa
suatu saat nanti Allah akan menyembuhkan penyakitnya.
2) Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan dulu dirinya biasa sholat di surau atau di
rumah. Pasien mengatakan dengan sholat hati bisa tenang.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

8. Status mental
a. Penampilan
Penampilan pasien terlihat rapi, berpakaian bersih karena selalu diganti
setiap hari. Selalu memakai pakaian lengkap baju dan celana
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
b. Pembicaraan
Pasien berbicara cepat dengan nada yang tinggi, mata melotot. Pasien
berbicara dengan jelas namun pengucapannya cepat. Saat
berkomunikasi pasien kooperatif, mulut komat- kamit, tangan
mengepal.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
c. Aktivitas motorik
Pasien gelisah, sedikit tegang dan sering terlihat mondar mandir di
kamar.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
d. Alam perasaan
Tampak menggebu-gebu, dan meledak-ledak.
Masalah Keperawatan : gangguan alam perasaan: depresi
e. Afek
Afek pasien selama berinteraksi dengan perawat cenderung labil.
Ekspresinya terkadang datar dan terkadang emosinya naik.
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara pasien kooperatif, mata melotot, pasien menjawab
sesuai dengan pertanyaan yang diberikan, pasien selalu menerima
setiap masukan yang diberikan perawat.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
g. Persepsi
Pasien mengalami gangguan halusinasi pendengaran, pasien sering
mendengar suara-suara yang mengatakan klien tidak berguna, bodoh,
jelek, selalu sial dan menjadi beban bagi orang lain
h. Proses pikir
Proses pikir pasien baik ditandai dengan pasien menjawab pertanyaan
perawat dengan tepat dan sesuai dengan yang ditanyakan.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
i. Isi pikir
Isi pikir pasien baik, pasien tidak mengalami waham atau pun fobia.
Pembicaraan pasien terarah dari satu topik ke topik lainnya.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
j. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien bagus saat diwawancara. Pasien mengatakan
bahwa dirinya sedang sakit, pasien mengetahui keberadaannya di
rumah sakit jiwa dan masih ingat siapa yang mengantarkannya ke
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
k. Memori
Pasien tidak memiliki gangguan daya ingat jangka panjang. Pasien
masih ingat siapa yang membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Kalimantan Barat dan masih ingat dengan menu makanannya
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien dapat berhitung sederhana ditandai dengan pasien berhitung
angka 1-10 secara berurutan meskipun lambat dalam menjawab.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
m. Kemampuan penilaian
Pasien mampu menilai suatu hal yang lebih baik, saat ditanya yang
mana yang lebih baik antra cuci tangan dulu baru makan atau makan
dulu baru cuci tangan, pasien memilih cuci tangan dulu baru makan
agar bersih
n. Daya tilik diri
Pasien menyadari bahwa sekarang dirinya sedang depresi yang kadang
muncul secara tiba-tiba dan sedang menjalani pengobatan di Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

9. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan jika ada masalah, pasien lebih suka memendam sendiri
tanpa bercerita dengan orang lain. Pasien tidak ingin orang lain tau masalah
yang ada pada dirinya. Pasien mengekspresikan kekesalannya terhadap
suatu masalah dengan mengamuk dan melemparkan barang yang ada
didekatnya

10. Kebutuhan Perencanaan Pulang


a. Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
Hasil pengkajian pada kebutuhan persiapan pulang diperoleh data,
bahwa pasien belum mampu dalam memenuhi kebutuhan seperti
pemenuhan makanan dan uang.
b. Kegiatan hidup sehari- hari
1) Perawatan diri
Pasien mandi 2x sehari dengan mengunakan sabun, pasien
mampu untuk menjaga kebersihan dirinya, pasien mampu
berpakaian secara mandiri dengan cukup rapi, pasien dapat makan
secara mandiri, pasien makan dengan baik, pasien juga mampu
BAB dan BAK di dalam toilet.

2) Nutrisi
Pasien makan 3 x sehari secara teratur dengan porsi yang
diberikan dari RSJ. Pasien makan bersama teman- temannya dan
tidak pernah memisahkan diri selain itu pasien juga tidak pernah
mengambil porsi makan temannya. Makanan yang dimakan
pasien yaitu terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Pasien
selalu menghabiskan makanannya, nafsu makan pasien baik.
3) Tidur
Pasien mengatakan kebutuhan tidurnya berkurang. Pasien
mengalami gangguan tidur. Halusinasi sering datang menjelang
tidur malam, namun ketika mengantuk dengan menutup mata dan
menutup kedua telinga dengan tangan dan bantal pasien dapat
tidur dengan tenang.
c. Kemampuan pasien dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri
Pasien mampu dalam mengambil keputusan untuk hidupnya seperti
pasien makan agar tidak kelaparan, pasien mandi agar tubuhnya
bersih, pasien juga menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan
ditandai pasien mau di cek tekanan darahnya setiap hari rabu. Pasien
mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya seperti makan/
minum, mandi, berpakaian, BAB/BAK secara mandiri, hanya saja
dalam penggunaan obat pasien masih diingatkan dan diperintahkan
oleh perawat.
d. Sistem pendukung
Pasien mempunyai sistem pendukung yaitu keluarga dan terapi.

11. Masalah psikosoial dan lingkungan


Pasien mengalami tenakan karena enam bulan yang lalu paisien di PHK
dari tempat kerjanya serta satu bulan sebelum pasien masuk rumah sakit
jiwa pasien juga mengalami kebangkrutan pekerjaan sampingannya yaitu
jual beli mobil dan uangnya di bawa kabur oleh rekan kerjanya yang adalah
teman dekatnya

12. Aspek Medis


a. Risperidon 4 mg : 2x1 tab
Indikasi : terapi skizofrenia dan menyertai gangguan
bipolar
Kontraindikasi : pasien denfan gangguan kardiovaskuler
b. Ladomer 2 mg 2x1 tab
Indikasi : agitasi psikomotor pada kelainan tingkah
laku
Kontraindikasi : depresi sistem saraf pusat, gangguan
neurologis
c. Hexymer 2 mg 2x1 tab
Indikasi : parkinson, gangguan ekstrapiramidal yang
disebabkan oleh SSP
Kontraindikasi : penyakit jantung, hati dan ginjal, hipertensi,
glaucoma

B. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Resiko mencederai orang Resiko Perilaku
a. Pasien mengatakan lain dan lingkungan Kekerasan
sebelum masuk
RSJ sering
berusaha melukai
istrinya Perilaku Kekerasan:
b. Pasien mengatakan Mengekspresikan
merusak atau kekesalan dengan
melempar barang- melempar barang dan
barang yang ada berusaha melukai istrinya
c. Pasien mengatakan
saat di rumah sakit
jiwa pasien
mengatakan sering Halusinasi Pendengaran:
bersih-bersih tetapi Kesal karena sering
pasien cepat kesal mendengar suara yang
jika temannya meyudutkan pasien
yang lain tidak
membantu nya
dalam bekerja. dan
sebelum masuk
RSJP pasien juga
telah di khianati
oleh rekan
bisnisnya
d. Pasien mengatakan
sering mendengar
suara suara yang
membuat dirinya
kesal
DO:
a. Pasien diantar
oleh ayah nya
dengan alasan
suka mengamuk
b. Pasien suka
merusak atau
melempar barang-
barang yang ada
c. Pasien berusaha
memukul istrinya
d. Saat diajak
berkomunikasi
nada bicara pasien
tinggi, cepat.
e. Saat berbicara
terkadang mata
pasien melotot
dan pandangan
sinis, tangan
mengepal, mulut
komat- kamit.
f. Afek pasien labil.
Ekspresinya
terkadang datar
dan emosinya
naik
g. Paien tampak
mondar madir.

C. Diagnosa keperawatan
1. Resiko perilaku Kekerasan

D. Intervensi Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Pasien mampu: Setelah 3 x pertemuan, SP 1:
1. Mengidentifikasi pasien mampu: 1. Identifikasi penyebab
penyebab dan 1. Mengidentifikasi perilaku kekerasan
tanda gejala penyebab, tanda gejala, 2. Identifikasi tanda dan
perilaku dan akibat dari perilaku gejala perilaku
kekerasan kekerasan kekerasan
2. Mengidentifikasi 2. Menerapkan cara fisik 1 3. Identifikasi perilaku
perilaku mengontrol perilaku kekerasan yang
kekerasan yang kekerasan (latihan napas dilakukan
dilakukan dalam) 4. Identifikasi akibat
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan
akibat dari 5. Sebutkan cara
perilaku mengontrol perilaku
kekerasan yang kekerasan
dilakukan 6. Bantu pasien
4. Menyebutkan mempraktikkan latihan
cara mengontrol cara mengontrol
perilaku perilaku kekerasan
kekerasan yang secara fisik 1 : latihan
5. Mengontrol napas dalam
perilaku 7. Anjurkan pasien
kekerasan dengan memasukkan ke dalam
cara: kegiatan harian
a. Fisik 1 dan 2
b. Sosial atau
verbal
c. Spiritual
d. Terapi
psikofarmaka
(obat)
Setelah 3 x pertemuan, SP 2:
pasien mampu: 1. Evaluasi jadwal
1. Menyebutkan kegiatan kegiatan harian pasien
yang sudah dilakukan (SP 1)
2. Memperagakan cara fisik 2. Latih pasien
fisik 2 untuk mengontrol mengontrol perilaku
perilaku kekerasan kekerasan dengan cara
fisik 2: pukul kasur
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
dan bantal
3. Anjurkan pasien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
Setelah 5 x pertemuan pasien SP 3:
mampu: 1. Evaluasi jadwal
1. Menyebutkan kegiatan kegiatan harian pasien
yang sudah dilakukan 2. Latih pasien
2. Memperagakan cara mengontrol perilaku
sosial atau verbal untuk kekerasan dengan cara
mengontrol perilaku sosial/verbal
kekerasan a. Menolak dengan
baik
b. Meminta dengan
baik
c. Mengungkapkan
dengan baik
3. Anjurkan pasien
memasukkan ke dalam
kegiatan harian
Setelah 3 x pertemuan pasien SP 4:
mampu: 1. Evaluasi jadwal
1. Menyebutkan kegiatan kegaiatan harian
yang sudah dilakukan pasien
2. Memperagakan cara 2. Latih pasien
spiritual untuk mengontrol perilaku
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
kekerasan spiritual (beribadah
ikut kerohanian)
3. Anjurkan pasien
memasukkan ke dalam
kegiatan harian
Setelah 5 x pertemuan pasien SP 5:
mampu: 1. Evaluasi jadwal
1. Menyebutkan kegiatan kegiatan harian pasien
yang sudah dilakukan 2. Latih pasien
2. Memperagakan cara mengontrol perilaku
patuh minum obat untuk kekerasan dengan
mengontrol perilaku patuh minum obat
kekerasan a. Minum obat secara
teratur dengan
prinsip 5B
3. Anjurkan pasien
memasukkan ke dalam
kegiatan harian
E. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi dan
No Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Respon
1 Jumat, 10 SP 1 S:
Juli 2020 1. Beri salam dan a. Pasien mau
09.00 WIB berkenalan dengan berkenalan dan
pasien mau berjabat
R/ : pasien mau tangan dan mau
berkenalan dan mau menyebutkan
berjabat tangan serta nama lengkapnya
mau menyebutkan “nama saya Nn.
nama lengkapnya A”
“nama saya Tn. A”
b. pasien
2. Mengidentifikasi mengatakan
penyebab perilaku pusing dengan
kekerasan keadaanya yang
R/ : pasien tidak bekerja dan
mengatakan pusing usha yang dimiki
dengan keadaanya bangkrut serta
yang tidak bekerja sering
dan usha yang dimiki mendengan sura
bangkrut serta sering suara yang
mendengan sura menyudutkannya
suara yang , sehingga
menyudutkannya, membuat dia
sehingga membuat emosidan tidak
dia emosidan tidak tenang
tenang.
c. Pasien
mengatakan
3. Mengidentifikasi
belum
tanda dan gejala
mengetahui tanda
perilaku kekerasan
dan gejala serta
R/ : pasien
akibat dari
mengatakan belum
perilaku
mengetahui tanda
kekerasan yang
dan gejala dari
dilakukan
perilaku kekerasan
Implementasi dan
No Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Respon
d. pasien
4. Mengidentifikasi mengatakan
akibat perilaku bersedia dan mau
kekerasan menerapkan ke
R/ : pasien dalam kegiatan
mengatakan belum harian nya
mengetahui akibat
dari perilaku
kekerasan O:
5. Mengajarkan pasien a. pasien mau
cara fisik 1: teknik berkenalan dan
napas dalam untuk bersalaman
mengontrol emosinya b. pasien tampak
agar tidak melakukan kooperatif saat
perilaku kekerasan berinteraksi
R/ : pasien c. pasien tampak
mengatakan bersedia bersedia untuk
dan mau menerapkan belajar cara
ke dalam kegiatan mengontrol
nya emosi

6. Menganjurkan A : masalah belum


kepada pasien untuk teratasi
memasukkan cara (SP 1 terlaksana
fisik 1 ke dalam sebagian)
kegiatan harian
R/ : pasien P : intervensi
mengatakan bersedia dilanjutkan SP 1
mememasukannya a. Mengidentifikasi
tanda dan gejala
perilaku
kekerasan
b. Mengidentifikasi
akibat perilaku
kekerasan

2 Sabtu, 11 SP 1 S:
Juli 2020 1. Mengevaluasi jadwal a. pasien
09.00 WIB kegiatan yang lalu mengatakan
(SP 1) sudah
R/ : pasien menerapkan cara
mengatakan sudah fisik 1: tarik
menerapkan cara napas dalam jika
fisik 1: tarik napas emosinya naik
dalam jika emosinya dan rasa ingin
naik dan rasa ingin marah
Implementasi dan
No Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Respon
marah b. pasien
mengatakan
2. Membantu pasien sudah
mengidentifikasi mengetahui tanda
tanda dan gejala dan gejala serta
serta akibat dari akibat dari
perilaku kekerasan perilaku
R/ : pasien kekerasan, tanda
mengatakan sudah dan gejalajanya
mengetahui tanda pasien mulai
dan gejala serta emosi ditandai
akibat dari perilaku dengan ada suara
kekerasan, tanda dan suara yang
gejalajanya pasien membuat di
mulai emosi ditandai dirinya kesal dan
dengan ada suara meyudutkannya.
suara yang membuat Setelah itu
di dirinya kesal dan perasaannya
meyudutkannya. kacau, dan
Setelah itu tubuhnya tegang.
perasaannya kacau, Akibatnya
dan tubuhnya berdampak dapat
tegang. Akibatnya melukai dirinya,
berdampak dapat orang lain dan
melukai dirinya, lingkungan
orang lain dan sekitarnya.
lingkungan O:
sekitarnya. a. pasien tampak
mempraktekkan
cara fisik 1: tarik
napas dalam
b. pasien tampak
sudah memahami
dan menyebutkan
tanda gejala serta
akibat dari
perilaku
kekerasan yang
ia lakukan
A : masalah teratasi
sebagian (SP 1
terlaksana)

P:
evaluasi kegiatan SP
1 dan lanjutkan SP
Implementasi dan
No Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Respon
2)
3 Minggu, 12 SP 2 S:
Juli 2020 1. Mengevaluasi a. pasien
10.00 kegiatan yang lalu mengatakan
(SP 1) masih ingat dan
R/ : pasien sudah
mengatakan masih menerapkan
ingat dan sudah cara fisik 1:
menerapkan cara tarik napas
fisik 1: tarik napas dalam jika
dalam jika emosinya emosinya naik
naik dan rasa ingin dan rasa ingin
marah marah
b. pasien
2. Melatih pasien mengatakan
mengontrol emosi bersedia
dan marah dengan mencoba
cara fisik 2: pukul melakukan cara
kasur dan bantal yang ke 2: pukul
R/ : pasien kasur dan bantal
mengatakan bersedia
mencoba melakukan c. pasien
cara yang ke 2: pukul mengatakan
kasur dan bantal bersedia untuk
memasukkan
3. Menganjurkan cara fisik 2 ke
kepada pasien untuk dalam kegiatan
memasukkan cara harian
fisik 2 ke dalam
kegiatan harian O:
R/ : pasien a. pasien tampak
mengatakan bersedia kooperatif saat
diajarkan cara
fisik 2: pukul
kasur dan bantal
b. pasien tampak
antusias dan
mengerti saat
diajarkan cara
fisik 2

A: masalah teratasi
sebagian (SP 2
terlaksana)

P:
Implementasi dan
No Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Respon
intervensi
dilanjutkan
(evaluasi kegiatan
SP 1 dan SP 2 serta
lanjutkan SP 3)

4 Jumat, 10 SP 3 S:
Juli 2020 1. Mengevaluasi a. pasien
08.00 kegiatan SP 1 dan SP mengatakan
2 yang telah masih ingat cara
dilakukan latihan yang telah
R/ : dilakukan yaitu
a. pasien cara fisik 1: tarik
mengatakan napas dalam dan
masih ingat cara cara fisik 2: pukul
latihan yang telah kasur dan bantal
dilakukan yaitu jika emosinya
cara fisik 1: tarik naik dan ingin
napas dalam dan marah
cara fisik 2: b. pasien
pukul kasur dan mengatakan
bantal jika bersedia mencoba
emosinya naik melakukan cara
dan ingin marah sosial/verbal
b. pasien
memperagakan
cara fisik 1: tarik O:
napas dalam dan a. pasien
cara fisik 2: memperagakan
pukul kasur dan cara fisik 1: tarik
bantal napas dalam dan
cara fisik 2: pukul
2. Melatih pasien kasur dan bantal
mengontrol perilaku b. pasien tampak
kekerasan dengan mengerti dengan
cara sosial/verbal penjelasan cara
yaitu menolak, mengontrol
meminta dan perilaku
mengungkapkan kekerasan dengan
keinginan dengan cara sosial/verbal
baik
R/ : pasien A :
mengatakan bersedia Masalah teratasi (SP
mencoba melakukan 3 terlaksana)
cara sosial/verbal
P : evaluasi kegiatan
Implementasi dan
No Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Respon
3. Menganjurkan SP 1, SP 2 dan SP 3
pasien memasukkan serta lanjutkan SP 4)
kegiatan SP 3 ke
dalam kegiatan
harian
R/ : pasien
mengatakan bersedia

5 Sabtu, 11 SP 4 S:
Juli 2020 1. Mengevaluasi jadwal a. pasien
09.00 kegiatan yang lalu mengatakan
(SP 1, SP 2 dan SP masih ingat cara
3) mengontrol
R/ : pasien perilaku
mengatakan masih kekerasan yaitu
ingat cara cara fisik 1: tarik
mengontrol perilaku napas dalam, cara
kekerasan yaitu cara fisik 2: pukul
fisik 1: tarik napas kasur dan bantal,
dalam, cara fisik 2: serta sosial/verbal
pukul kasur dan b. pasien
bantal, serta mengatakan
sosial/verbal bersedia
melakukan latihan
2. Melatih pasien ini dengan cara
mengontrol perilaku spiritual yaitu
kekerasan dengan dengan
cara spiritual beristirgfar
R/ : pasien
mengatakan bersedia O :
melakukan latihan a. pasien tampak
ini dengan cara kooperatif
spiritual yaitu b. SP 4 sudah masuk
dengan beristirgfar ke dalam jadwal
kegiatan harian
3. Menganjurkan
pasien memasukkan
kegiatan SP 3 ke
dalam kegiatan A :
harian Masalah teratasi
R/ : pasien sebagian (SP 4
mengatakan bersedia terlaksana)

P : evaluasi kegiatan
SP 1, SP 2, SP 3,
dan SP 4 serta
Implementasi dan
No Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Respon
lanjutkan SP 5)
6 Minggu, 12 SP 5 S:
Juli 2020 1. Mengevaluasi jadwal a. pasien
08.00 WIB kegiatan yang lalu mengatakan
(SP 1, SP 2, SP 3 dan masih ingat
SP 4) dengan kegiatan
R/ : pasien yang dilakukan
mengatakan masih yaitu cara fisik 1:
ingat dengan tarik napas dalam,
kegiatan yang cara fisik 2: pukul
dilakukan yaitu cara kasur dan bantal,
fisik 1: tarik napas sosial/verbal:
dalam, cara fisik 2: meminta,
pukul kasur dan menolak, dan
bantal, sosial/verbal: mengungkapkan
meminta, menolak, keinginan dengan
dan mengungkapkan baik, serta
keinginan dengan spiritual: berdoa
baik, serta spiritual: dan beribadah
berdoa dan beribadah b. pasien
mengatakan akan
2. Melatih pasien selalu patuh
mengontrol perilaku minum obat
kekerasan dengan c. pasien
patuh minum obat mengatakan
R/ : pasien bersedia untuk
mengatakan akan memasukkan
selalu patuh minum patuh minum obat
obat ke dalam kegiatan
hariannya
3. Menganjurkan
pasien memasukkan O :
patuh minum obat ke a. pasien masih
dalam kegiatan mengingat
harian kegiatan yang
R/ : pasien telah dilakukan
mengatakan bersedia yaitu SP 1, SP 2,
SP 3, SP 4 dan SP
5
b. pasien tampak
lebih kooperatif
dari hari-hari
sebelumnya

A : masalah teratasi
sebagian ( SP 5
Implementasi dan
No Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Respon
terlaksana)

P : intervensi
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai