Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LANSIA DENGAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Gerontik

Dosen pembimbing :

NAMA KELOMPOK 8:

1. Atria Dhara
2. Eka resita sari 10217018
3. Gilang Eko B. S 10217029
4. Ilham Dading M. 10217034
5. Prita Rizkita 10217048
6. Timing dwi n.s 10217060
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Kebutuhan
Personal Hygiene” dengan baik dan tepat waktu.
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah keperawatan kritis. Selain itu, laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan
ini disusun untuk memperluas ilmu tentang “Kebutuhan Personal Hygiene”.
Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan ini karena pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki masih
kurang. Oleh karena itu, kami berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan ini.
Kami berharap laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan tentang Kebutuhan
Personal Hygiene.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Personal Hygiene..............................................................................4
2.2 Etiologi Personal Hygiene.............................................................................4
2.3 Klasifikasi Personal Hygiene ........................................................................5
2.4 Manifestasi Personal Hygiene........................................................................6
2.5 Patofisiologi Personal Hygiene......................................................................7
2.6 Komplikasi Personal Hygiene........................................................................8
2.7 Pemeriksaan Penunjang Personal Hygiene....................................................8
2.8 WOC Personal Hygiene.................................................................................8
2.9 Asuhan Keperawatan Personal Hygiene........................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan angka penderita Demensia pada lansia akan berpengaruh

pada kemampuan lansia dalam memenuhi kebutuhan Personal Hygiene

(perawatan diri). Dampak Demensia pada pemenuhan Personal Hygiene akan

berdampak antara lain yaitu: Dampak fisik: gangguan fisik yang sering terjadi

adalah gangguan integritas kulit seperti badan gatal-gatal, eksim, dermatitis, pada

rambut seperti ketombe, gangguan mukosa mulut fisikososial: masalah social yang

berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,

kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan

gangguan interaksi sosial (Tarwoto&Wartonah,2011).

Menurut Virginia Henderson (1966) mengatakan ada 14 kebutuhan dasar

manusia salah satunya adalah menjaga tubuh tetap bersih dan melindungi kulit

(Personal Hygiene). Berdasarkan teori L Green, Momon menyatakan bahwa “salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia adalah perilaku manusia

itu sendiri”. Berdasarkan penelitian pada 80 lansia 47 diantaranya mengalami

masalah kesehatan personal hygiene seperti diare, gatal-gatal pada kulit, sakit gigi

dan gusi dan 62,5% lansia dengan umur 69-70 yang tidak melakukan tindakan

perawatan diri dengan baik.

World Health Organisation(WHO)batasan umur lansia meliputi : (1) usia

pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun (2) lanjut usia

(elderly) antara 60 sampai 74 tahun (3) lanjut usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun (4)

sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Badan Pusat Statistik pada tahun 2010

melaporkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah 17,303 juta


jiwa, meningkat sekitar 7,4% dari tahun 2000 yang sebanyak 15,882 juta jiwa

diperkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan terus bertambah sekitar

450.000 jiwa

per tahun (Putra dkk, 2014). Jika dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi,

persentase penduduk lansia di atas 10% sekaligus paling tinggi ada di Provinsi DI

Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%) (Putra dkk,

2014).

Saat ini jumlah lansia menurut badan kesehatan dunia(WHO, 2010),

memperkirakan bahwa di tahun 2025 akan mengalami peningkatan jumlah lansia

sebesar 41,4%, yang merupakan sebuah peningkatan tertinggi di dunia. Perserikatan

Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa di tahun 2025 jumlah warga lansia di

Indonesia akan mencapai ±60juta jiwa. Ini menyebabkan Indonesia berada pada

posisi peringkat ke-4 untuk jumlah penduduk lansia terbanyak setelah

China,India,dan Amerika Serikat. Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut (lansia)

menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia.

Salah satu masalah kesehatan pada lansia yaitu Demensiadengan

meningkatnya jumlah lansia juga mengakibatkan meningkatnya jumlah lansia juga

mengakibatkan meningkatnya jumlah demensia pada lansia dimana jumlah penderita

demensia di dunia di perkirakan akan 65,7 juta orang pada 2030 dan 115.400.000

pada tahun 2050, dan lebih dari 90% dari semua kasus mulai antara orang-

orang dengan usia lebih dari 65(WHO,2012).Di Indonesia, prevalensi demensia

pada lanjut usia yang berumur 65 tahun adalah 5% dari populasi lansia.

Peningkatan angka kejadian demensia terjadi seiring bertambahnya usia.

Prevalensi demensia meningkat dua kali setiap pertambahan usia 5 tahun setelah

melewati usia 60 tahun. Terdapat 7,2% populasi lansia yang berusia 60 tahun keatas pada
tahun2010 di Indonesia. Belum ada data yang pasti tentang prevalensi demensia di

Indonesia (Kemenkes RI, 2010). Prevalensi ini meningkat menjadi 20% pada lansia

berumur 85 tahun ke atas (Amirullah, 2011 dalam Guslinda,et al.2013).

Distribusi frekuensi dimensia pada lansia di UPTD pelayanan sosial lanjut usia

tresna werdah lampung selatan tahun 2014 di dapatkan data 323orang lansia (62,7%)

mengalami demensia, 19 orang lansia (37,3%) tidak mengalami dimensia (Jurnal

Kesehatan Holistik, Bagus Pranata et al,2014)\

Panti sosial Lanjut usia Tresna Werdha Natar, Lampung Selatan merupakan

panti sosial di bawah UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) yang memiliki 14

wisma dengan jumlah 83 lansia dipanti, 11 wisma sehat maksudnya adalah wisma ini

ditempati oleh 56 lansia yang dapat melakukan aktivitas secara mandiri

seperti kegiatan mandi dan makan,sedangkan 3 wisma isolasi yang di tempati

oleh 27 lansia yang hampir semua aktivitasnya harus dibantu.Berdasarkan hasil

pengamatan penulis ketika praktek keperawatan gerontik di panti sosial tresna

werdha natar lampung selatan dari 83 lansia, lansia disini menderita nyeri sendi40 lansia,

Hipertensi15 lansia, Gastritis10 lansia, Asam Urat 6 lansia, Katarak1 lansia, Tb1

lansia, Stroke2 lansia, Asma4lansia, demensia6 lansia, dan personal hygiene 5

lansia.Dari data tersebutdapat di simpulkan bahwa banyak lansia yang kesulitan

memenuhi kebutuhan Personal Hygiene, mencegah terjadinya dampak yang di

timbulkan dengan cara membantu dan memberikan motivasi kepada para lansia

dalam meningkatkan personal hygiene.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi dari Personal Hygiene?
1.2.2 Bagaimana etiologi Personal Hygiene?
1.2.3 Bagaimana klasifikasi Personal Hygiene?
1.2.4 Bagaimana manifestasi klinis Personal Hygiene?
1.2.5 Bagaimana patofisiologi Personal Hygiene?
1.2.6 Bagaimana WOC/Pohon masalah Personal Hygiene?
1.2.7 Bagaimana asuhan keperawatan Personal Hygiene?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui definisi Personal Hygiene
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi Personal Hygiene
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasi Personal Hygiene
1.3.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis Personal Hygiene
1.3.5 Untuk mengetahui patofisiologi Personal Hygiene
1.3.6 Untuk mengetahui WOC/Pohon masalah Personal Hygiene
1.3.7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan Personal Hygiene
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Personal Hygiene


Personal Hygiene(kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang di lakukan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun
mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya di lihat dari penampilan yang
bersih dan rapih serta upaya yang dilakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan
kerapihan tubuhnya setiap hari (Lyndon saputra,2013)
Personal Hygieneberasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata personal yang
artinya perorangan, dan hygiene berarti sehat. Dapat diartikan bahwa kebersihan
perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan baik fisik maupun psikisnya (Is’roin dan
Andarmoyo,2012)
Personal Hygiene(kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di lakukan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun
mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri
karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatupenyakit,
terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk
(Haswita,2017)
2.2 Etiologi Personal Hygiene
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi :
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.  
b. Biologis  penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
 
2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. antara lain:
a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun,  pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya  pada pasien
penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

2.3 Klasifikasi Personal Hygiene


Menurut tarwoto (2004) macam-macam Personal Hygiene antara lain :
a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seluruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain :
a. Kebersihan rambut
b. Kebersihan gigi dan mulut
c. Kebersihan mata
d. Kebersihan telinga
e. Kebersihan kuku
f. Kebersihan kulit
2.4 Penatalaksanaan Personal Hygiene
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang
mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada
daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi
terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan
keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya
adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman,
membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem
peredaran darah di bawah kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat
gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut
akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan
menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak
mampu merawat kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.

2.4 Manifestasi Klinis Personal Hygiene


Menurut Depkes (2000), manifestasi klien dengan gangguan  perawatan diri adalah:
a. Fisik :
1. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan.  
2. Hidung kotor dan telinga juga kotor.
3. Gigi kotor disertai mulut bau.
4. Kulit kusam dan tidak terawatt.
5. Kuku panjang dan tidak terawatt.
6. Badan kotor,bau dan pakaian kotor.
7. Penampilan tidak rapi.
b. Psikologi :
1. Malas, tidak ada inisiatif.  
2. Menarik diri, isolasi diri.
3. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial :
1. Interaksi kurang.  
2. Kegiatan kurang.
3. Tidak mampu berprilaku sesuai norma.
4. Cara makan tidak teratur.
5. BAB/BAK disembarangan tempat
2.5 Patofisiologi Personal Hygiene
Personal Hygiene suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara
kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit.
Selain itu fasilitas yang kurang, kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene
yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu
akan mengalami defisit personal hygiene. Apabila defisit personal hygiene individu
terganggu, maka akan menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun segi
psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah :

a. Gangguan integritas kulit

b. Gangguan mukosa mulut

c. Infeksi pada mata dan telinga

d. Gangguan fisik pada kuku

Dampak psikologi yang mungkin muncul adalah :

a. Kebutuhan harga diri

b. Gangguan interaksi sosial

c. Aktualisasi diri

d. Gangguan rasa nyaman

e. Kebutuhan mencintai dicintai (Mubarak Dkk, 2007).


2.6 WOC

Gangguan fungsi Gangguan fungsi


muskuloskeletal neuromuskular

Bed Gangguan Kelemahan Nyer Kendali


rest mobilitas fisik dan keletihan i lingkungan

- Ketidakmampuan membasuh tubuh - Ketidakmampuan melakukan hygine


eliminasi
- Ketidakmampuan mengakses kamar
mandi - Ketidakmampuan mencapai toilet
- Ketidakmampuan mengambil - Ketidakmampuan untuk duduk di
perlengkapan mandi toilet
- Ketidakmampuan menjangkau - Ketidakmampuan untuk menyiram
sumber air

Defisit Defisit
perawatan perawatan
diri : mandi diri : eliminasi
KASUS
Ny. A berumur 62 tahun menjalani perawatan home care dengan diagnosa medis DM dengan
gengrene pada dorsal pedis. Sebelumnya Ny. A dirawat di RSUD Gambiran Kediri. Dari
hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD = 120/90 mmHg, suhu
36,5oC, RR = 20x/menit. Klien mengeluh lemas, dan merasa sakit pada daerah kaki yang ada
luka serta tidak dapat menggerakkannya. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut dan
menggosok gigi serta memotong kuku selama Ny. A berada di rumah sakit . Bila BAK dan
BAB Ny. A menggunakan pispot yang dibantu oleh keluarganya. Mandi dilakukan setiap dua
kali sehari dengan cara di lap tanpa menggunakan sabun dengan dibantu oleh keluarganya.
Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan
mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan
berminyak, saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor serta
kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari-hari dibantu seluruhnya oleh anggota
keluarga. Nafsu makan klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan oleh keluarganya.
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN LANSIA

A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. A
Alamat : Kediri
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 62
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Lama tinggal di panti :-
Orang yang paling dekat dihubungi : Anak
Hubungan dengan klien : Keluarga
B. Riwayat Keluarga
Pasangan
Hidup / Meninggal : Hidup
Umur : 63
Pekerjaan : Petani
Status kesehatan : Sehat
Tahun meninggal :-
Penyebab meninggal : -
Anak
Hidup / Meninggal : Hidup
Umur : 40
Pekerjaan : Wiraswasta
Status kesehatan : Sehat
Tahun meninggal :-
Penyebab meninggal : -
Genogram :

Keterangan :
: Laki – laki : Garis Perkawinan

: Perempuan : Garis Keturunan

: Klien : Tinggal Serumah

C. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
Pekerjaan sebelumnya :Pedagang
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :klien mendapatkan uang
bulanan dari anaknya
D. Riwayat Lingkungan Hidup
Kebersihan dan kerapihan ruangan : cukup baik
Penerangan : cukup
Keadaan kamar mandi dan WC : aman, lantai tidak licin
Pembuangan sampah : Di bakar
E. Riwayat Rekreasi
Hobi / minat :berkebun
Keanggotaan organisasi :-
Liburan / perjalanan :-
F. Sumber/sistem Pendukung yang digunakan :
Tidak ada
G. Status Kesehatan
Status kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Diabetes Mellitus
Gejala yang dirasakan : klien mengalami penurunan berat badan
Faktor pencetus : Makanan
Timbulnya keluhan : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Upaya mengatasi : mengonsumsi obat dokter
Konsumsi obat – obatan sendiri : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Konsumsi obat tradisional : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Obat-obatan
NO NAMA OBAT DOSIS
1 metformin 500mg
2
3
4

Status kesehatan masa lalu


Penyakit yang pernah di derita : Diabetus Mellitus
Riwayat alergi (obat, makanan, debu, binatang) : tidak ada
Riwayat kecelakaan : Tidak ada
Riwayat dirawat di RS : Klien pernah di rawat di RSUD
Gambiran Kediri
Riwayat konsumsi obat : Tidak ada
H. Aktivitas Hidup Sehari-hari
Nutrisi
Frekuensi makan : 3 x sehari
Pantangan makanan : Daging berlemak
Keluhan yang berhubungan dengan makan : Ny. S merasakan gatal pada lukanya
saat mengonsumsi daging berlemak

Eliminasi
BAK : Frekuensi : 7 – 8 kali sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : iya
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
BAB : Frekuensi : 2 kali sehari
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : tidak ada
Pengalaman memakai pencahar : tidak ada

Aktivitas
Aktifitas sehari – hari : Selama sakit klien hanya berada di tempat tidur
Keluhan saat aktifitas :-
Kebersihan diri : Kurang
Kemampuan kemandirian : Dalam beraktifitas klien membutuhkan bantuan
keluarganya
Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 8 jam
Lama tidur siang : 2 jam
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Ny. A tidak nyaman dengan luka yang
ada di kaki
Psikososial
Cemas : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Depresi : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Gugup : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Kesulitan dalam mengambil keputusan : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Kesulitan berkonsentrasi : ( ) Ya ( √ ) Tidak
kesulitan berhubungan dengan oranglain : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Stressor yang dihadapi saat ini : Ny. A merasa cemas dengan kondisi
lukanya
Mekanisme koping yang digunakan : karena luka pada kaki Ny. A belum
sembuh, Ny. A memperbanyak istirahat
dan mengonsumsi obat dokter

I. Pola Kebersihan diri / Personal Hygiene

No Pemenuhan Personal Sebelum Sakit Setelah Sakit


Hygiene
1 Frekuensi mencuci rambut 1x seminggu -
2 Frekuensi Mandi 2x sehari 1x sehari (di lap)
3 Frekuensi Gosok gigi 2x sehari -
4 Memotong kuku 1x seminggu -
5 Ganti pakaian 2x hari 2x sehari

J. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : compos mentis
GCS :456

Tanda-tanda vital : TD : 120/90 mmHg RR : 20 x/menit


S : 36,5 ◦C Nadi : 65 x/menit
Sistem Integumen
Luka : ( ) Ya (√) Tidak
Pruritus : ( ) Ya (√) Tidak
Pigmentasi : (√) Ya ( ) Tidak
Mudah memar : ( ) Ya (√) Tidak
Perubahan tahi lalat : ( ) Ya (√) Tidak
Perubahan kuku : (√) Ya ( ) Tidak
Pola penyembuhan lesi: tidak ada
Hemopoetik
Perdarahan abnormal : ( ) Ya (√) Tidak
Pembengkakan kelenjar limfe: ( ) Ya (√) Tidak
Anemia : ( ) Ya (√) Tidak
Riwayat transfusi darah : ( ) Ya (√) Tidak
Kepala
Sakit kepala : ( ) Ya (√) Tidak
Pusing saat perubahan posisi : ( ) Ya (√) Tidak
Mata
Masalah penglihatan : ( ) Normal (√) Terganggu : ( ) Kiri (√) Kanan
Kabur : (√) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan ( ) Tidak
Gatal : ( ) Ya: ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Nyeri : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√ ) Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Pemakaian kacamata : (√) Ya ( ) Tidak
Bengkak sekitar mata : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
Telinga
Masalah pendengaran : (√ ) Normal ( ) Terganggu : ( ) Kiri
( ) Kanan
Tinitus : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Pemakaian alat bantu pendengaran: ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Tuli : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Keluhan lain : tidak ada
Hidung dan sinus
Epistaksis : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Keluhan lain : tidak ada
Mulut dan tenggorokan
Nyeri tenggorokan : ( ) Ya (√) Tidak
Luka : ( ) Ya (√) Tidak
Serak : ( ) Ya (√) Tidak
Kesulitan menelan : ( ) Ya (√) Tidak
Perdarahan gusi : ( ) Ya (√) Tidak
Pemakaian gigi palsu : ( ) Ya (√) Tidak
Masalah dalam pemakaian gigi palsu : ( ) Ya (√) Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
Leher
Kekakuan : ( ) Ya (√) Tidak
Benjolan : ( ) Ya (√) Tidak
Nyeri tekan : ( ) Ya (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
Payudara
Benjolan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Bengkak : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Nyeri tekan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
Sistem Pernapasan
Batuk : ( ) Ya (√) Tidak
Sesak nafas : ( ) Ya (√) Tidak
Asma : ( ) Ya (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
Sistem kardiovaskuler
Nyeri dada : ( ) Ya (√) Tidak
Palpitasi : ( ) Ya (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
Sistem endokrin
Polifagia : (√)) Ya ( ) Tidak
Polidipsi : (√) Ya ( ) Tidak
Poliuria : (√) Ya ( ) Tidak
Sistem persyarafan
Kejang : ( ) Ya (√) Tidak
Tremor : (√) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan ( ) Tidak
Kelumpuhan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
K. Data Tambahan
Short Porteble Mental Status Questionaire ( SPMSQ )
= Nilai skor 2 (fungsi intelektual utuh)
Mini - Mental State Exam ( MMSE )
= Nilai skor 28 (dalam batas normal)
Depresi Geriatri
= Nilai skor 8 (menunjukkan kemungkinan besar depresi)
Indeks Katz
= Skor E (Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan.)
Apgar Keluarga
= Nilai 5 (disfungsi keluarga sedang)
L. Data Penunjang
Tidak Ada

Kediri,
……………................................

(…………............................………)
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA
Nama klien :Ny. A Tanggal : 21 November
2020
Jenis kelamin :Perempuan Umur : 62 tahun
Pendidikan terakhir :SD
Skor
+ -
NO Pertanyaan Jawaban
- 1 Tanggal berapa hari ini ? (tanggal, bulan Klien mengatakan lupa saat ditanya
dan tahun) mengenai tanggal, bulan november,
tahun 2020
+ 2 Hari apa sekarang ini ? sabtu
+ 3 Apa nama tempat ini ? Durenan
+ 4 Dimana alamat anda ? Rt. 14 Rw. 06, Ds. Pesantren Kec.
Pesantren Kab. Kediri
+ 5 Berapa umur anda ? 62 tahun
+ 6 Kapan anda lahir ? 1 juni 1958
+ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? Joko Widodo

- 8 Siapa presiden sebelumnya ? SBY

+ 9 Siapa nama kecil ibu anda? Tumirah

+ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 20, 17, 14


3 dari setiap angka baru, semua secara
menurun !
Jumlah Kesalahan Total 2

Keterangan :
Skor Penilaian
0–2 Fungsi intelektual utuh
3–4 Kerusakan intelektual ringan
5–7 Kerusakan intelektual sedang
8 – 10 Kerusakan intelektual berat

a. Bisa dimaklumi jika terdapat lebih dari satu kesalahan, bila subyek hanya berpendidikan
sekolah dasar.
b. Bisa dimaklumi jika terdapat kurang dari satu kesalahan, bila subyek mempunyai
pendidikan di atas sekolah menengah atas
MINI MENTAL STATE EXAM (MMSE)
PENILAIAN ASPEK KOGNITIF DAN FUNGSI MENTAL

Nama klien : Ny. A Tanggal : 21 November


2020
Jenis kelamin : Perempuan Umur : 62 tahun

SKOR SKOR
MAX MANULA
ORIENTASI
5 4 Sekarang ( hari ), ( tanggal ), ( bulan ), ( tahun ), dan ( musim ) ?
5 5 Sekarang kita berada dimana : ( jalan ), ( no. Rumah ), ( kota ),
( kabupaten ), ( propinsi )
REGRISTASI
3 3 Minta klien menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk tiap
benda. Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama tersebut.
Berikan Bila masih salah, ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut. Sampai ia dapat mengulangnya dengan benar. Hitunglah
jumlah percobaan dan catatlah ( misal : bola, kursi, sepatu )
( Jumlah percobaan 1 x)
PERHATIAN DAN KALKULASI
5 4 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah. Berhenti
setelah 5 hitungan ( 93, 86, 79, 72, 65 ).
Kemungkinan lain, ejalah kata ”dunia” dari akhir ke awal ( a-i-n-u-d )
MENGINGAT
3 3 Tanyakan kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas.
BAHASA
2 2 a. Apakah nama benda-benda ini ? Perlihatkan pensil dan jam tangan
1 1 b. Ulanglah kalimat berikut : ” tidak ada jika, dan, atau tetapi ”
3 3 c. Laksanakan 3 perintah ini : Ambil selembar kertas dengan tangan
kanan anda, lipat kertas menjadi dua dan letakkan di lantai
1 1 d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut : ” PEJAMKAN MATA
1 1 ANDA ”
1 1 e. Tulislah sebuah kalimat
f. Tirulah gambar ini
SKOR 28
TOTAL

Keterangan :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : Kemungkinan ada gangguan fungsi kognitif
Nilai 0 – 16 : Ada gangguan kognitif

SKALA DEPRESI GERIATRIK


PENILAIAN TINGKAT DEPRESI LANSIA
Nama klien : Ny. A Tanggal : 21 November 2020
Jenis kelamin : Perempuan Umur : 62 tahun
NO SKALA DEPRESI GERIATRIK YA TIDAK
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda ? YA TIDAK
Apakah anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal
2 YA TIDAK
yang menarik minat anda ?
3 Apakah anda merasa hidup anda hampa ? YA TIDAK
4 Apakah anda sering bosan ? YA TIDAK
5 Apakah anda biasanya semangat / gembira ? YA TIDAK
Apakah anda takut jangan-jangan sesuatu yang tidak baik akan
6 YA TIDAK
terjadi pada diri anda ?
7 Apakah anda biasanya merasa senang / bahagia ? YA TIDAK
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya ? YA TIDAK
Apakah anda lebih suka tinggal di rumah, daripada pergi ke luar
9 YA TIDAK
dan melakukan hal-hal yang baru?
Apakah anda merasa mengalami kesulitan untuk mengingat
10 YA TIDAK
daripada biasanya ?
Apakah anda mengganggap sesuatu yang luar biasa bahwa anda
11 YA TIDAK
hidup sekarang ?
Apakah menurut anda keadaan anda sekarang rasanya kurang
12 YA TIDAK
berharga ?
13 Apakah anda merasa penuh energi ? YA TIDAK
14 Apakah anda merasa situasi anda tanpa harapan ? YA TIDAK
Apakah anda merasa bahwa kebanyakan orang lebih berhasil
15 YA TIDAK
daripada anda ?
SKOR TOTAL 8
KETERANGAN :
Hitung jawaban yang bercetak tebal
a. Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai skor 1
b. Skor 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
c. Skor 10 atau lebih merupakan depresi
INDEKS KATZ
PENILAIAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-
HARI

Nama klien : Ny. S Tanggal : 21 November 2020


Jenis kelamin : Perempuan Umur : 60 tahun

SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi.
B Kemandirian dalam semua kecuali satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan.
E Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F, dan G.

Keterangan:
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain.
Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun dianggap mampu.

APGAR KELUARGA

NO ITEMS PENILAIAN SELAL KADAN TIDAK


U
G- PERNA
KADAN H

(2) G (0)
(1)

1 A : Adaptasi √

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada


keluarga ( teman-teman ) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya

2 P : Partnership √

Saya puas dengan cara keluarga ( teman-


teman ) saya membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan masalah saya.

3 G : Growth √

Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman )


saya menerima & mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru.

4 A : Afek √

Saya puas dengan cara keluarga ( teman-


teman ) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti
marah, sedih atau mencintai.

5 R : Resolve √

Saya puas dengan cara teman-teman saya


dan saya menyediakan waktu bersama-
sama mengekspresikan afek dan berespon

JUMLAH 2 3
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat
tinggi

Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang


2.9 Asuhan Keperawatan
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Deficit perawatan
1. Klien mengatakan diri (mandi)
jarang keramasan.
2. Klien mengatakan
kulit rambut sering
gatal.
3. Klien mengatakan
rambut sering
mengalami
kerontokan.
DO:
1. Rambut klien yang
mulai memutih
secara keseluruhan.
2. Rambut klien berbau
karna jarang
keramas.
3. Rambut klien jarang
dan tipis.

2. DS: Defisit perawatan


1. Klien mengatakan diri (berhias)
jarang
mengguntimg kuku.
2. Klien mengatakan
membiarkan
kukunya ada hitam-
hitamnya.
3. Klien mengatakan
jarang berias

DO:
1. Klien mengatakan
jarang menggunting
kuku.
2. Didalam kuku klien
terdapat hitam-
hitam
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. A
No Rekam Medis : 12345678
Hari Rawat ke : 1

NO DX KEP TUJUAN INTERVENSI


1. Defisit perawaan diri (mandi) Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan perawtaan diri: mandi
b.d gangguan psikologis selama 2x24 jam perawatan diri Observasi:
meningkat, dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi usia dan budaya dalam
1. Mempertahankan kebersihan kebersihan diri
meningkat (5) 2. Identifikasi jenis bantuan
2. Melakukan perawatan diri 3. Monitor kebersihan diri
meningkat (5) 4. Monitor integritas kulit
3. Kemampuan mandi meningkat(5) Terapeutik
4. Kemampuan toileting meningkat 1. Sediakan lingkungan yang aman dan
(5) nyaman
2. Fasilitasi mandi
3. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
4. Berikan bantuan sesuai tingkat
kemandirian
Edukasi
1. Jelaskan manfaat mandi dan dampat
tidak mandi terhadap kesehatan
2. Ajarkan ke keluargacara memandikan
2. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan perawatan diri: berpakaian
(berrias) b.d penurunan selama 2x24 jam perawatan diri Observasi:
motivasi meningkat, dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi usia dan budaya dalam
1. Kemampuan mengenakan pakaian berhias
meningkat (5) Terapeutik
2. Minat melakukan perawatan diri 1. Sediakan pakaianpada tempat yang
meningkat (5) terjangkau
3. Minat melakukan perawtaan diri 2. Fasilitasi berhias yang diinginkan
meningkat (5) 3. Berikan pujian terhadap kemampuan
berhias
4. Berikan motivasi untuk berhias
Edukasi:
1. Berikan pilihan pada pakaian dan
riasan yang akan dipilih
2. Ajarkan untul berhias dan berpakaian.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.A
Dx Medis : Diabetus miletus

NO DX TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP) PARAF


1. 19/11/2020 13.00 WIB 1. Membantu dalam hal S:
kebersihan diri, mandi, 1. px mengatakan
membersihkan kukiu, serta wangi setelah
keramas mandi
2. Memfasilitasi kebutuhan 2. px mengatakan
dalam merawat diri menjadi segar dan
3. Menjelaskan keuntungan percaya diri setelah
mandi bagi kesehatan melakukan
4. Menjalaskan dampak jika tidak perawatan diri
melakukan perawatan diri bagi
kesehatan
5. Memberikan edukasi keluarga O:
untuk selalu melakukan 1. px tampak segar
pendampingan dalam hal setelah mandi dan
merawat diri. keramas
2. tangan px tampak
bersih setelah
memotong kuku

A: masalah teratasi
sebagian

P: lakukan intervensi
kembali
1. Membantu px dalam berhias S:
2. 20/11/2020 14.00 WIB dan berpakaian 1. px mengatakan
2. Memberikan pujian saat px wangi setelah
mampu melakukan sendiri memakai wangi
3. Memberikan edukasi wangian
pentingya berrias 2. px mengatakan
4. Menjelaskan kepada keluarga menjadi segar
untuk selalu membantu dalam dan percaya diri
berhias setelah
5. Memberikan dukungan selalu melakukan
melakukan perawatan diri

O:
px tampak segar setelah
berrias dan memakai wangi
wagian

A: masalah teratasi
sebagian

P: lakukan intervensi
kembali
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan
perawatan sehari-hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang
berhubungan dengan kebersihan perorangan (Personal Hygiene) yaitu antara lain
kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan
kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.
3.2 Saran
Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai
pendamping bagi keluarga baik bagi lansia bagi keluarganya ketika dihadapkan oleh
suatu masalah termasuk dalam hal kebersihan diri. Perawat sebagai konselor dimana
perawat dapat memberikan ide atau pendapat kepada lansia dan kepada keluarga
sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Perawat memberikan asuhan dengan
kebutuhan perawat sebagai memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Haswita., dan Reni Sulistyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta Timur :


CV.Trans Info Media
Isro’in Laily., dan Sulistyo Andarmoyo. (2012). Personal Hygiene: Konsep Proses dan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yuni, Natalia Erlina. (2015). Buku Saku Personal Hygiene.Yogyakarta : Nuha Medika.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses  Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, M. 2000.  Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
1

Anda mungkin juga menyukai