Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDEKATAN LANSIA DALAM METODE KOMUNIKASI

MATAKULIAH KEPERAWATAN GERONTIK

DosenPengampu :Rindayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Andita Sahliya Lizami 151911913139

Sayyid Gaza Algifahri 151911913140

NazilaRahmawati 151911913142

Ludfina Mailani Putri 151911913143

Putri Ayu Dwi Lestari 151911913145

Adenin Putri 151911913147

Adji Prabowo 151911913149

Kaldera Yugi Perdana F. 151911913151

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul PendekatanLansiaDenganMetodeKomunikasi. Harapan kami semoga makalah
ini menambah pengetahuan maupun pengalaman bagi para pembaca serta dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah agar dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, kami yakin
masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 26 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Komunikasi dan Lansia............................................................................6
B. Komunikasi pada lansia...............................................................................................7
C. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada
reaksi penolakan...................................................................................................................9
D. Fase Komunikasi pada Lansia...................................................................................11
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…………………... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan


seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain
karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks
yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi
dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus
berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki
interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi
kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk
menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam
mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat
dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu. (Bruner&Suddart, 2001 :
188)

Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non
verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada
perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan ( Potter-Perry, 301 ).
Komunikasi pada lansia membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada terhadap
perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi pola komunikasi.
Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris dapat mengakibatkan
kerusakan pada pendengaran. Perubahan pada telinga bagian dalam dan telinga mengalangi
proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran teradap suara. Berdasarkan hal – hal
tersebut kami menulis makalah ini yang berjudul “ komunikasi pada lansia.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia?
2. Komunikasi pada lansia?
3. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada
reaksi penolakan?
4. Fase-fase komunikasi pada lansia?
C. Tujuan Penulisan

4
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia.
2. Komunikasi pada lansia.
3. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada
reaksi penolakan
4. Fase-fase komunikasi pada lansia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi dan Lansia

Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan


dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta
dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja,
1986 : 13) Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain.
(Potter& Perry, 2005 : 301) komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya
sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang
terapeutik.

Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70
tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut
usia.Kelompok lanjut usia ( LANSIA ) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke
atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu
di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut
penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode
terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari
Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :

1. Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang


baru memasuki lansia.
2. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
3. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari
70 tahun.

6
B. Komunikasi pada lansia

Dalam komunikasi dengan lansia harus diperhatikan faktor fisik, psikologi,


(lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang
tepat. Disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang
tepat.

1. Ketrampilan komuntahun
Listening/Pendengaran yang baik yaitu :
1) Mendengarkan dengan perhatian telinga kita.
2) Memahami dengan sepenuh hati, keikhlasan dengan hati yang jernih.
3) Memikirkan secara menyeluruh dengan pikiran jernih kita.
2. Teknik komunikasi dengan lansia
1. Teknik komunikasi dengan penggunaan bahasa yang baik

Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan


pada topik pembicaraan dan kebutuhan lansia,berbicara dengan lansia
yang dimensia dengan pelan.tetapi berbicara dengan lansia demensia
yang kurang mendengar dengan lebih keras hati-hati karena tekanan
suara yang tidak tepat akan merubah arti pembicaraan,pertanyaan yang
tepat kurang pertanyaan yang lansia menjawab ya atau tidak.

Berikan kesempatan orang lan untuk berbicara hindari untuk


mendominasi ,pembicara sebaiknya mendorontg lansia untuk berperan
aktif ,Merubah topik pembicaaraan dengan jitu menggunakan objek
sekitar untuk topik pembicaraan bila lansia tidak interest lagi

Contoh : siapa yang membelikan pakaian bapak/ibu yang bagus ini?

Gunakan kata-kata yang sederhana dan konkrit gunakan makan


satu buah setelah makan dari pada menggunakan makanan yang berserat

Gunakan kalimat yang simple dan pendek satu pesan untuk satu kalimat.

2. Teknik nonverbal komunikasi

7
1) Perilaku : ramah tamah, sopan dan menghormati, cegah
supaya tidak acuh tak acuh, perbedaan.
2) Kontak mata : jaga tetap kontak mata
3) Expresi wajah : mereflexsikanperaaan yang sebenarnya.
4) Postur dan tubuh : mengangguk, gerakan tubuh yang tepat,
meletakan kursi dengan tepat. Sentuhan : memegang
tangan, menjbat tangan.
3. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia
a. Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan
berjabat tangan.
b. Bila hanya menyentuh tangannya hanya untuk
mengucapaka pesan-pesan verbal dan merupak metode
primer yang non verbal.
c. Jelaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan
intervensi keperawatan yang akan diberikan.
d. Muali pertanyaan tentang topik-topik yang tidak
mengancam.
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengar yang
efektif.
f. Secara periodic mengklarifikasi pesan.
g. Mempertahankan kontak mata dan mendengar yang baik
dan mendorong untuk berfokus pada informasi.
h. Jangan berespon yang menonjolkan rasa simpati.
i. Bertanya tentang keadaan mental merupakan pertanyaan
yang mengancam dan akan mengakiriinterview.
j. Minta ijin bila ingin bertanya secara formal.
4. Lingkungan wawancara
a) Posisi duduk berhadapan
b) Jaga privasi
c) Penerangan yang cukup dan cegah latar belakang yang
silam
d) Kurangi keramaian dan berisik
e) Komunikasi dengan lansia kita mencoba untuk mengerti
dan menjaga kita mengekspresikan diri kita sendiri efek

8
dari kmunikasi adalah pengaruh timbal balik seperti
cermin.
C. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada
reaksi penolakan
1) Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada konteks komunikasi
a. Pendekatan fisik
Mencari kesehatan tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian
yang di alami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih
bisa di capai dan di kembangkan serta penyakit yang dapat di cegah
progresifitasnya.
b. Pendekatan psikologi

Pendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku,


maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk
melaksanakan pendekatan ini, perawat sebagai konselor, advokat terhadap
segala sesuatu yang asing atau sebagai pena,pung masalah pribadi dan
sebagai sahabat yang akrab bagi klien.

c. Pendekatan sosial

Pendekatan ini di laksanakan meningkatkan keterampilan berinteraksi


dengan lingkungan. Mengadakan diskusi tukar fikiran bercerita serta
bermain merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat
berinteraksi dengan sesama lansia maupun dengan petugas kesehatan,

d. Pendekatan Spiritual

Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya


dengan tuhan atau agama yang di anutnyaterutama pada saat klien sakit
atau mendekati kematian.

2) Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada reaksi penolakan

Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan sesorang untuk mengakui secara


sadar terhadap pikiran, keiinginan, perasaan atau kebutuhan pada kejadian – kejadian
nyata sesuatu yang merupakan reaksi ketidaksiapan lansia menerima perubahan yang
terjadi pada dirinya.

9
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia
dengan penolakan antara lain :

A. Penolakan segera reaksi penolakan klien.

Yaitu membiarkan lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu.


Langkah – langkah yang dapat di lakukan sebagai berikut :

1) Identifikasi pikiran yang paling membahayakan dengan cara observasi klien


bila sedang mengalami puncak reaksinya.
2) Ungkapakan kenyataan yang di alami klien secara perlahan di mulai dari
kenyataan yang merisaukan.
3) Jangan menyongkong penolakan klien, akan tetapi berikan perawatan yang
cocok bagi klien dan bicarakan sesering mungkin jangan sampai menolak.
B. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan sendiri.

Langkah ini bertujuan mempermudah proses penerimaan klien terhadap perawatan


yang akan di lakukan serta upaya untuk memandikan klien, antara lain :

1) Libatkan klien dalam perawatan dirinya, misalnya dalam perencanaan waktu,


tempat dan macam, perawatan.
2) Puji klien lansia karena usahanya untuk merawat dirinya atau mulai mengenal
kenyataan.
3) Membantu klien lansia untuk mengungkapkan keresahaan atau perasaan
sedihnya dengan mempergunakan pertanyaan terbuka, mendengarkan dan
menluangkan waktu bersamanya.
C. Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat.

Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas kesehatan


memperolah sumber informasi atau data klien dan mengefektifkan rencana atau
tindakan dapat terealisasi dengan baik dan cepat. Upaya ini dapat di laksanakan
dengan cara – cara sebagai berikut :

1) Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien lansia


menentukan perasaannya.
2) Meliangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang bersangkutan
tentang apa yang sedang terjadi pada klien lansia serta hal – hal yang dapat di
lakukan dalam rangka membantu.

10
3) Hendaknya pihak – pihak lain memuji usaha klien lansia untuk menerima
kenyataan.
4) Menyadarkan pihak lain akan pentingnya hukuman (bukan hukuman fisik)
apabila klien lansia mempergunakan penolakan atau denial.
D. Fase Komunikasi pada Lansia
1. Fase Pra Interaksi

Dua orang perawat akan melakukan pemeriksaan dan melihat


perkembangan kondisi pada pasien lansia yang bernama Tn. N. Tn. N
menderita penyakit hipertensi yang dirawat di RSUD Lewoleba.

2. Fase Orientasi

Perawat 1 dan Perawat 2 mendatangi pasien Tn. N di ruang perawatan.

P1 : Selamat pagi bapak, ibu (sambil tersenyum)

Keluarga : Pagi juga pak....!!

Kakek sedikit kebingungan melihat kedatangan perawat.

P1 : Pagi ke...!! Gimana kabar nek hari ini,, sehat ??

Tn. N : Pagi...!! Alhamdulillah sudah agak lumayan. Ini siapa ya...??

Kakek masih tampak kebingungan dan tampak berfikir.

P1 : Kakek... perkenalkan saya perawat Sebas

Perawat Sebas mencoba melakukan pendekatan kepada kakek dan juga juga
keluarganya.

P1 : Saya yang bertugas untuk merawat kakek pada hari ini.

Kake sudah makan belum pagi ini....??

Tn. N : Sudah...!!

P1 : Makan nya banyak atau sedikit kek...??

Tn. N : Cuma sedikit karena saya kurang selera makan pak.

Saya masih merasa agak mual...!!

P1 : Pagi ini obat nya sudah diminum kek...??

11
Tn. N : Iya sudah...!!

3. FaseKerja
(Lima menit kemudian, perawat kembali ke kamar pasien)
P1 : Permisi kek..!! maaf ya kek.. kakek tiduran saja ya...
Biar kakek lebih santai..
Tn. N : (langsung tiduran)
Setelah itu perawat langsung memberikan tindakan kepada kakek.
P1 : Kek.. tolong tangan kirinya sedikit diangkat ya kek...!!
(perawat 1 memasang manset tensi, kemudian mengukur tekanan darah).
P1 : cucu kakek sudah berapa kini? (perawat mencoba mengajak komunikasi
pada kakek)
Tn. N : eeehm,, sudah 3 pak, sudah besar-besar semua.
P1 : ooh sudah berkeluarga semua??
Tn. N : yang 1 orang sudah, terus yang duanya lagi masih kuliah dan masih
kuliah. Mereka cantik dan ganteng-ganteng pkek
P1 : ya iya dong. Kayak kakeknya.. (perawat dan kakek ketawa)

4. Fase terminasi
Setelah semua pemeriksaan sudah dilakukan, hasil pemeriksaan dicatat oleh
perawat dan semua peralatan dirapikan
Bapak : Bagaimana pak...??
P1 : keadaannya sudah membaik dari kemaren, tapi orang tua bapak harus
banyak minum air putih dan juga makan sayur-sayuran. Orang tua bapak dan
ibu harus banyak istirahat dan juga jangan dulu banyak pikiran, biar kakek
cepat sembuh..!! (dokter datang ke ruangan kamar pasien untuk melihat
keadaan pasien)
P1 : Kalau begitu saya permisi dulu ya pak buk...!!
Kakek kami permisi dulu ya kek...
Nenek cepat sembuh ya kek...
Nanti kalau ada perlu bantuan panggil kami di ruang perawat...!!
Ibu : Ya pak.. terima kasih...!!
Akhirnya setelah perawat berpamitan, perawat langsung pergi meninggalkan
ruangan kamar Ny.N.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertaankan dan meningkatkan kontrak dengan oran
lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah
berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah
proses yang kompleks yang melibatkan tingka laku dan hubungan serta
memungkinkan individu berasosiasi denan orang lain dan dengan lingkungan
sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yan
maknanya dipacu dan ditransmisikan.
B. Saran
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah
dalam pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitive dalam
perasaannya oleh sebab itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak
menyinggung perasaannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://komunikasipadalansia.com

http://konsepkomunikasi.co.id

14

Anda mungkin juga menyukai