Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

TENTANG KONSEP KOLABORASI DAN NEGOSIASI

Oleh :
Sri Visco
183110195

Dosen Pembimbing :

Ns.Yessi Fadriyanti,S.Kep.M.Kep

“PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG”

“POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kurnia,
taufik dan hidayah-Nya kepada kami. Dengan demikian saya masih bisa menyelesaikan tugas
yang diberikan yang berjudul “Makalah Konsep Kolaborasi dan Negoisasi”. Saya menyadari
bahwa tugas yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Harapan saya semoga
resume yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, semoga Allah SWT
senantiasa memeberi petunjuk terhadap segala upaya yang kami lakukan dalam
menyelesaikan laporan ini.

Rao,03 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................................................................2
1.2.3 Manfaat Penulisan................................................................................................................2
1.2 Sistematika Penulisan..................................................................................................................2
BAB 2...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Negosiasi.....................................................................................................................................3
2.1.1 Definisi Negosiasi.................................................................................................................3
2.1.2 Langkah-langkah..................................................................................................................3
2.1.3 Strategi dalam negosiasi.......................................................................................................4
2.1.4 Kunci sukses dalam melakukan negosiasi.............................................................................5
2.2 Kolaborasi...................................................................................................................................6
2.2.1 Pengertian Kolaborasi...........................................................................................................6
2.2.2 Manfaat.................................................................................................................................6
2.2.3 Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi...............................................................7
2.2.4 Proses kolaboratif.................................................................................................................8
2.2.5 Kolaborasi di Rumah Sakit...................................................................................................9
2.3 Anggota Tim Interdisiplin...........................................................................................................9
BAB 3..................................................................................................................................................13
1.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
4.2 Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian
banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari
prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerjasama, berbagi tugas,
kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit
didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari
kegiatan ini. Menurut Siegler & Whitney (2000), kolaborasi adalah hubungan
timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar
untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektif mereka.

Praktik keperawatan kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama


dalam manajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral
didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktek isi.
American Medical Assosiation (AMA, 1994) mendefinisikan istilah kolaborasi
sebagai sebuah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktik
bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan
lingkup praktik mereka dengan berbagai nilai-nilai, saling mengakui dan
menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu,
keluarga, dan masyarakat.

Negosiasi adalah komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai


kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda.
Proses interaksi dan komunikasi yang dinamis dan beranekaragam, mengandung
seni dan penuh rahasia, untuk mencapai suatu tujuan yang dianggap
menguntungkan para pihak.

Menurut Bowditch dan Buono (1994), didalam kolaborasi kedua belah


pihak yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam mencapai
suatu tujuan. Karena keduanya yakin akan tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Pada organisasi, negosiasi juga dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan kompetitif. Negosiasi sering dirancang sebagai suatu pendekatan

1
kompromi jika digunakan sebagai strategi menyelesaikan konflik. Selama
negosiasi berlangsung berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih
menekankan waktu mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya
(Nursalam, 2011).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswamampumemahami mengenai kegiatan kolaborasi dan
negosiasi di rumah sakit.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui definisi negosiasi
2. Mengetahui langkah-langkah sebelum melakukan negosiasi
3. Mengatahui strategi dalam negosiasi
4. Mengathui hal-hal yang harus dihindarkan dalam melakukan negosiasi
5. Mengetahui definisi kolaborasi
6. Mengetahui manfaat melakukan kolaborasi
7. Mengetahui proses dalam kolaboratif

1.2.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi mahasiswa perawat, dapat menambah pengetahuan mengenai kegiatan
kolaborasi dan negosiasi yang dilakukan di rumah sakit.
2. Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi bagi mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran.

1.2 Sistematika Penulisan


Kelompok menulis makalah ini terdiri dari 4 bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB 1: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB 2: Tinjauan Pustaka, terdiri dari pembahasan teori kolaborasi dan negosiasi.
BAB 3: Terdiri dari pembahasan dan role play
BAB 4: Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Negosiasi
2.1.1 Definisi Negosiasi
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi,
negosiasi juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan
Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan
konflik dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai
pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan untuk mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antara keduanya.
Smeltzer (1991) mengidentifikasi dua tipe dasar negosiasi, yakni
kooperatif (setiap orang menang), dan kompetitif (hanya satu orang yang
menang). Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada salah satu
atau kedua pihak menghendaki adanya perubahan hubungan yang berlangsung
dengan meningkatkan hubungan yang lebih baik. Jika kedua pihak menghendaki
adanya perbaikan hubungan, maka akan muncul tipe kooperatif. Namun, jika
hanya salah satu pihak yang menghendaki perbaikan hubungan, maka yang
muncul adalah tipe kompetitif. Meskipun dalam negosiasi ada pihak yang
menang dan kalah, sebagai negosiator penting untuk memaksimalkan
kemenangankedua pihak untuk mencapai tujuan bersama, meminimalkan
kekalahan dengan membuat pihak yang kalah tetap dapat tujuan bersama, dan
membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi.

2.1.2 Langkah-langkah
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi
adalah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Oleh karena
pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang didapat, maka
semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.

2. Di mana manajer harus memulai. Oleh karena tugas manajer adalah

3
Melakukan kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama.
Tujuan tersebut sebagai
masukan dari tingkat bawah.
3. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi dan
efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat perlu
juga diperhatikan oleh manajer.
4. Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah agenda
negosiasi alternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat
disepakati.

2.1.3 Strategi dalam negosiasi


Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam
menciptakan kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka selama
negosiasi berjalan.
a. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.
b. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak.
c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif
informasi yang disampaikan.
d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara
Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah
pribadi pada saat negosiasi.
f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
g. Jujur.
h. Usahakan bersikap bahwa Anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.
i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan
mintalah waktu untuk menjawabnya.
j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi
berlangsung, istirahatlah sebentar.
k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.
l. Bersabarlah (Smeltzer, 1991).

4
2.1.4 Kunci sukses dalam melakukan negosiasi
Lakukan lah hal – hal di bawah ini :
1. Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda
mengetahui keinginan orang lain.
2. Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah, bukan
sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.
3. Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima,
jika Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.
4. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan
gerakan tubuhnya.
5. Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.
6. Antisipasi penolakan.
7. Tahu apa yang dapat Anda berikan.
8. Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.
9. Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap
pendapat Anda.
10. Bersikaplah asertif, bukan agresif.
11. Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan.
12. Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda menyetujui atau tidak terhadap suatu
pendapat.
13. Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar.

Hindari hal – hal di bawah ini :


1. Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan
2. Trik yang tidak baik, seperti manipulasi
3. Distorsi
4. Tergesa-gesa dalam proses negosiasi
5. Tidak berurutan
6. Membuat hanya satu pilihan
7. Memaksakan kehendak
8. Berusaha menekankan pada satu pendapat.

5
2.2 Kolaborasi
2.2.1 Pengertian Kolaborasi
Kolaborasi (ANA, 1992), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memeberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya. (Nursalam, 2014)
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing
pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab
bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang
lama antara tenaga profesional kesehatan. (Lindeke dan Sieckert, 2005)
Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan
memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam
kerangka kerja bidang respektif mereka. Praktik keperawatan kolaboratif
menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien,
dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-masing
pendidikan dan kemampuan praktisi (Siegler & Whitney, 2000).
Kolaborasi adalah suatu hubungan yang kolegial dengan pemberi
perawatan kesehatan lain dalam pemberian perawatan pasien. Praktik
kolaboratif membutuhkan atau dapat mencakup diskusi diagnosis pasien dan
kerjasama dalam penatalaksanaan dan pemberian perawatan (Blais, 2006).

2.2.2 Manfaat
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari kolaborasi
yaitu antara lain:
a. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan
tujuan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien.
b. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau
isu.
c. Memberikan model yang baik riset kesehatan.

6
2.2.3 Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi
Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup, keterampilan
komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi
danmenerima umpan balik, pengambilan keputusan, dan manajemen
konflik(Blais, 2006).
a. Keterampilan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi sangat penting dalam meningkatkan kolaborasi
karenamemfasilitasi berbagai pengertian individu (Kemenkes, 2012).
Chittiy,2001 dalam Marquis (2010) mendefenisikan komunikasi adalah
sebagaipertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi, pada
dua level verbal dan nonverbal. Komunikasi yang efektif adalah
kemampuandalam menyampaikan pesan dan informasi dengan baik,
menjadipendengar yang baik dan keterampilan menggunakan berbagai
media.Thomas Leech, menyatakan bahwa untuk membangun komunikasi
yangefektif, harus menguasai empat keterampilan dasar dalam
komunikasi,yaitu: membaca, menulis, mendengar dan berbicara
(Nurhasanah, 2010).
b. Saling Menghargai dan Rasa Percaya
Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan ataumerasa
terhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Dan rasa percayaterjadi saat
seseorang percaya terhadap tindakan orang lain. Salingmenghargai maupun
rasa percaya menyiratkan suatu proses dan hasil yangdilakukan bersama.
Tanpa adanya saling menghargai maka kerja samatidak akan terjadi. Yang
dimaksud dengan pentingnya menghargai satusama lain yaitu:
1. Dapat mengurangi perbedaan status professional.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
3. Meningkatkan pembagian informasi diantara profesi.
4. Menerima konstribusi profesi lain.
5. Sebagai advokasi evaluasi kritis kritis penampilan kerja diantara anggota
tim
6. Mempermudah pengambilan keputusan bersama.
7. Meningkatkan tanggung jawab dan tanggung gugat dalambekerja.
c. Memberi dan Menerima Umpan Balik

7
Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan
menerimaumpan balik pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk
dan darisatu sama lain, dan klien mereka. Umpan balik yang positif
dicirikandengan gaya komunikasi yang hangat, perhatian, dan penuh
penghargaan.
d. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan ditingkat tim mencakup
pembagiantanggung jawab untuk hasil. Jelasnya, untuk menciptakan suatu
solusi, timtersebut harus mengikuti tiap langkah proses pengambilan
keputusan yang dimulai dengan defenisi masalah yang jelas.
e. Manajemen Konflik
Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat
individubekerjasama. Konflik peran muncul saat seseorang
diharapkanmelaksanakan peran yang bertentangan atau tidak sesuai dengan
harapan.
2.2.4 Proses kolaboratif
Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan
doktermenentukan kualitas praktik kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler
&Whitney (2000) menjabarkan kolaborasi sebagai hubungan rekan yang
sejati,dimana masing-masing pihak menghargai kekuasaan pihak lain
denganmengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab masing-
masingdan adanya tujuan bersama. Sifat kolaborasi tersebut terdapatbeberapa
indikator yaitu kontrol kekuasaan, lingkup praktik, kepentinganbersama dan
tujuan bersama.
a. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat
mendapatkesempatan yang sama mendiskusikan pasien tertentu. Kemitraan
terbentuk apabila interaksi yang diawali sama banyaknya dengan
yangditerima dimana terdapat beberapa kategori antara lain:
menanyakaninformasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi
pendapat,memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan,
memberi pendidikan, memberi dukungan atau persetujuan, menyatakan tidak
setuju,orientasi dan humor.
b. Lingkungan Praktik

8
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak.
Perawatdan dokter memiliki bidang praktik yang berbeda dengan
peraturanmasing – masing tetapi tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
c. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing
(usahauntuk memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama (usaha
untuk memuaskan pihak lain)
d. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien
dandapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang
berkaitandengan prognosis pasien.
2.2.5 Kolaborasi di Rumah Sakit
Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim
dalammemberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling
menghargai antar tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang
kondisi klien demi mencapai tujuan (Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson &
Sayler, 1998).Hubungan kolaborasi di Rumah Sakit :
Tim Kerja di Rumah Sakit :

a. Tim satu disiplin ilmu: - Tim Perawat- Tim dokter - Tim administrasi- dll.
b. Tim multi disiplin :- Tim operasi- Tim nosokomial infeksi- dll

2.3 Anggota Tim Interdisiplin


Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekolompok
profesionalyang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian.

9
Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam
memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien,
perawat,dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh
karena itutim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung
jawab dansaling menghargai antar sesama anggota tim.Pasien secara integral adalah
anggota tim yang penting .
Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan
suatu rencana menjadi efektif. Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal
hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim.Perawat sebagai anggota
membawa persfektif yang unik dalam interdisiplintim. Perawat memfasilitasi dan
membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi
kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah
penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti
pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota
timlainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan. Kolaborasi
menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengankompak dalam
mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yangefektif meliputi
kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan koordinasi seperti
skema di bawah ini.

10
11
12
BAB 3
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memeberikan pelayanan kepada pasien/klien. Kolaborasi dilakukan dengan 2
atau lebih profesi yang berbeda. Dalam kolaborasi terjadi konflik sehingga
dilakukan negosiasi. Negosiasi adalah cara untuk menyelesaikan masalah atau
konflik yang terjadi.

4.2 Saran
Diharapkan bagi yang melakukan kolaborasi dan terjadi konflik dapat
melakukan negosiasi secara baik sehingga penyelesaian konflik dapat
berlangsung dengan baik dan tidak menimbulkan masalah yang lebih lanjut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2011.
ManajemenKeperawatan:AplikasiDalamPraktikKeperawatanProfesional.Edisi 3.
Jakarta: SalembaMedika

Siegler, E.L. dan Whitney, F.W. 2000. Kolaborasi perawat – dokter. Jakarta:EGC.

Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemenkeperawatan:


Teori dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4. EGC.
American Medical Association (AMA). 2006. Collaborative Care Management of
Late Life Depression in the Primary Care Setting.

Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN ,


alihbahasaIndratySecillia, 2000. KolaborasiPerawat-Dokter;Perawatan Orang
DewasadanLansia, EGC. Jakarta

14
SOAL

1. Apakah negosisasi terdapat macam-macam nya?, jika ada maka sebutkan!


2. Langkah-langkah menyelesaikan masalah. Apa saja?
3. Apakah dalam negosiasi tersebut harus ada katim, dan karu?, atau hanya perawat
dengan katim saja?
JAWABAN
1. Macam-macam negosiasi:
 Negosiasi Berdasarkan Situasi
a. Negosiasi Formal
Negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjado dalam situasi formal. Ciri-
ciri negosiasi formal adalah adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah
secara hukum. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah
disepakati dapat diperkarakan ke ranah hukum. Contoh negosiasi formal adalah
negosiasi antar dua perusahaan.
b. Negosiasi Non Formal atau Informal
Negosiasi ini dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja.
Misalnya negosiasi antara pasien dan keluarga pasien. Negosiasi ini tidak
membutuhkan perjanjian khusus yang melibatkan hukum.

 Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator


a. Negosiasi dengan Pihak Penengah
Negosiasi dilakukan oleh dua negosiator atau lebih dan pihak penengah.
Negosiator saling memberikan argumentasi. Pihak penengah bertugas
memberikan keputusn akhir dalam negosiasi tersebut.
b. Negosiasi tanpa Pihak Pengengah
Negosiasi dilakikan oleh dua negosiator atau lebih. Negosiasi dilakukan tanpa
pihak penengah, sehingga keputusan negosiasi tergantung pada pihak yang
bernegosiasi.

 Negosiasi Berdasarkan Untung Rugi


a. Negosiasi Kolaborasi (win-win)
Dalam negosiasi kolaborasi, para negosiator berusaha mencapai kesepakatan
dengan menggabungkan kepentingan masing-masing.
b. Negosiasi Dominasi (win-lose)
Dalam negosiasi ini, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari
kesepakatan yang dicapai. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapat
keuntungan lebih kecil.
c. Negosiasi Akomodasi (lose-win)
Dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil
bahkan kerugian. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapat keuntungan
sangat besar bahkan memperoleh 100% keuntungan. Kerugian ini dikarenakan
kegagalan negosiator dalam bernegosiasi sehingga tidak memperoleh keuntungan.
d. Negosiasi Menghindari Konflik (lose-lose)

15
Dalam negosiasi ini, kedua pihak menghindari konflik yang muncul.
Akibatnya, kedua pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan konflik.

2. Ada beberapa langkah dalam menyelesaikan suatu masalah, yaitu:


 Berikan waktu untuk menjelaskan masalah dengan lebih jelas.
Berikan waktu terhadap petugas lab untuk menjelaskan terhadap katim
mengenai masalah yang dihadapi.
 Mendefinisikan masalah dari berbagai sudut.
Petugas lab menjelaskan terhadap katim bahwa masalah yang ia hadapi
yaitu kesulitan dalam mengambil sampel darah, dikarenakan Ny.R tegang
sehingga sulit untuk diambil darahnya.
 Dengan cepat, tanyakan penyebab masalah
Petugas lab menjelaskan kesulitan dalam mengambil sampel darah
pada Ny.R, yaitu karena pasien tersebut tegang ketika akan dilakukan
penusukan.
 Mengidentifikasikan beberapa solusi
Petugas lab dan katim membicarakan terlebih dahulu baiknya seperti
apa. Apakah harus diganti saja dengan petugas lab yang lain, atau tetap akan
diambil dengan petugas yang sama, akan tetapi dengan syarat harus bisa
diambil sampel darah tersebut dalam sekali tusuk.
 Prioritaskan solusi
Pada akhirnya katim memberikan solusi untuk diambil sampel darah
dengan menunggu beberapa menit terlebih dahulu agar pasien tidak tegang.
 Membuat keputusan dengan tegas
Katim memutuskan, pengambilan sampel darah untuk kesempatan
yang kedua ini tetap dilakukan dengan petugas yang sama dengan syarat harus
bisa mengambil sampel darah tersebut dalam sekali tusuk.

3. Negosiasi merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan beberapa


masalah yang kemungkinan sulit untuk dipecahkan begitu saja. Pada kasus yang
kami ambil, negosiasi masih dapat dilakukan antara katim, perawat, dan petugas
lab saja. Tidak memerlukan keberadaan karu pada kasus tersebut, karena masalah
yang dihadapi masih dapat teratasi hanya dengan keberadaan katim saja. Akan
tetapi jika masalah tersebut sangan sulit untuk dicari solusinya, maka kita juga
harus melibatkan seorang karu dalam masalah tersebut.

16

Anda mungkin juga menyukai