Pembimbing :
Rini Ambarwati, S.Kep., Ns., Msi
Disusun oleh :
Kelompok 1
Tingkat I / Reguler A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kepada kami
untuk dapat menyusun makalah Antropologi tentang “Implikasi Antropologi Dalam Praktik
Keperawatan”
Makalah ini disusun sebagai syarat pemenuhan tugas mata kuliah Farmakologi. Kami sangat
berterima kasih kepada Ibu selaku dosen pembimbing mata kuliah ini, dan juga teman-teman
mahasiswa yang telah membantu proses penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah pengetahuan
atau wawasan mengenai keperawatan. Kamu sadar makalah ini belumlah sempurna maka dari itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I
BAB II
BAB III
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Implikasi?
2. Apa pengertian Antropologi Kesehatan?
3. Macam Macam Implikasi
4. Bagaimana implikasi antropologi kesehatan terhadap praktek keperawatan?
5. Sosiologi Kesehatan
1.3 Manfaat dan Tujuan
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah antropologi kesehatan
2. Memahami arti implikasi antropologi kesehatan terhadap praktek keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.4 Implikasi antropologi kesehatan terhadap praktik keperawatan
A. Antropologi kesehatan dan ekologi keperawatan
Para antropologi kesehatan pada masa kini khususnya di amerika bekerja dibidang
kesehatan masyarakat, fakultas kedokteran, sekolah perawat dirumah sakit, dan
departemen kesehatan serta dijurusan antropologi pada universitas umum. Mereka
melakukan penelitian dalam topic seperti manusia, anatomi, pediatric, epidemiologi,
kesehatan jiwa, penyalah gunaan obat, definisi mengenai sehat dan penyakit, layihan
petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah sakit,
hubungan dokter-pasien, dan proses memperkenalkan system kesehatan tradisional.
B. Konsep konsep penting dalam antropologi kesehatan dan ekologi keperawatan
System adalah agregasi pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh
beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang
berbedayang dikombinasikan sedemikian rupa alam atau oleh seni sehingga
membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau
bergerak dalam suatu kesatuan
System sosial-budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang integral dalam
interaksi antar manusia
Ekosistem adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dalam
lingkungan non hidup mereka (hardesty 1977;289)
Hubungan antropologi kesehatan dengan ekologi dalam praktek keperawatan
hubungan manusia dengan lingkungan , dengan tingkah lakunya, dengan
penyakitnya, cara dimana penyakitnya dan tingkahlakunya mempengaruhi evolusi
atau kebudayaan selalu melalui proses umpan balik. Pendekatan Ekologis
Merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah epidemiologi.cara-cara
dimana tingkah laku individu dan kelompok menentukan derajat kesehatan dan
timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda..
contoh : semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan
bangsa yang baru berkembang. penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam
berdarah, TBC dll pada umumnya terdapat pada Negara yang berrkembang,
sedangkan penyakit-penyakit non infeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi,
umumnya terdapat pada Negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh
pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.
5
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat
diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang professional. Didalam bidang kesehatan
itu sendiri khususnya perawat berbagai ilmu ilmu yang mencangkup bidangnya sangat
penting untuk dikuasai dan dipahami salah satunya yaitu antropologi kesehatan.
Hubungan antara budaya dengan kesehatan sangatlah erat hubungannya. Seringkali sulit
untuk membedakan antara antropologi kesehatan dan sosiologi bagi ilmuan yang kurang
berkecimpung dalam memahami ilmu sosial. Objek material kedua ilmu itu memang
memiliki kesamaan yaitu antropologi dan sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
fan memahami manusia sebagai bagian dari suatu kelompok atau masyarakat demikian
pula dengan data dan model atau teori bias saling meminjam. Artinya bias sendiri
ataupun bersama-sama digunakan dalam bahasan antropologi kesehatan ataupun sosiologi
kesehatan.
Perkembangan antropologi kesehatan sehubungan dengan fenomena konsep sehat sakit
dapat dilihat dari factor berikut :
Biologis dan ekologis
disebut sebagai kutub biologi dengan mengamati pertumbuhan dan perkembangan
manusia maupun penyakit dalam evolusi ekologis. Kajian ini didukung ilmu lain
seperti genetika, anatomi, serologi, biokimia
Psikologis dan sosial budaya
disebut sebagai kutub sosial mengamati prilaku sakit pada pasien, mempelajari
etnomedisin, petugas kesehatan dan profesionalisme, hubungan perawat-dokter-
petugas farmasi. Kajian ini didukung ilmu seperti psikologi, sosiologi,
administrasi, poloyik, komunikasi, bahasa, kesehatan masyarakat, pendidikan
kesehatan.
6
1. Manfaat sosiologi dalam bidang kesehatan masyarakat
Diantara bidang permasalahan kesehatan,sosiologi dapat pula
menunjukkkan kegunaannya yaitu dalam mempelajari cara orang meminta
pertolongan medis atau dokter atau (help-seeking).banyak penelitian yang
dilakukan dokter menunjukkan bahwa sejumlah besar penyakit yang di derita
penduduk tidak terobati.beberapa di antaranya merupakan penyakit ringan
,tidak ,membahayakan jiwa,misalnmya gejala penyakit seperti haemotopsis yang
di anggap dokter sebagai sesuai penyakit yang wajar saja,juga tidak
terobati(butter-field,1968)
Perhatian sosiologi terhadap masalah ini belum lama di terapkan terhadap
help-seeking.sedangkan di tinjau terhadap bukti-bukti yang ada menunjukkan
bahwa hingga sekarang baru sedikit kemajuan yang diperoleh.para peneliti
biasanya mencoba nmempelajari penyebab orang tidak segera mengunjungi dokter
bila sakit,atou tidak pergi sama sekali menurut variable-variabel tertentu seperti
kelas social,pendidikan,umur,suku bangsa,agama.penelitian-penelitian seperti itu
memang telah menghasilkan banyak hal yang menarik ,misalnya,orang yang tidak
berpendidikan atau golongan remndah kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang tersedia .namun tidak satu pun diantara factor-faktor tersebut yang dapaty
menerangkan perbedaan mengenai siapa yamng pergi dan siapa yang
tidak.menurut ringkasan dari berbagai tiori perilaku klesehatan dan diakhiri
dengan pembahasan suatu kerangka yang di anggap dapat memperluas pandangan
mengenai permasalahan ini.
7
pengobatan atau perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun,
atau berguru melalui pendidikan, baik asli maupun yang berasal dari luar
Indonesia, dan diterapkan sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat (UU No
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan tradisional
masih tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah
Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.
Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya
masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional.
Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan moderen.
Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau perawatan yang
diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun atau berguru melalui
pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia. Pengobatan alternatif bisa
dilakukan dengan menggunakan obat-obat tradisional, yaitu bahan atau ramuan
bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan-bahan tersebut yang turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan alternatif merupakan bentuk
pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak
termasuk dalam standar pengobatan kedokteran moderen (pelayanan kedoteran
standar) dan digunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran
moderen tersebut. Berbagai istilah telah digunakan untuk cara pengobatan yang
berkembang di tengah masyarakat. WHO (1974) menyebut sebagai “traditional
medicine” atau pengobatan tradisional. Para ilmuwan lebih menyukai “traditional
healding”. Adapula yang menyebutkan “alternatif medicine”. Ada juga yang
menyebutkan dengan folk medicine, ethno medicine, indigenous medicine (Agoes,
1992;59).
8
Akibat beragamnya etnik dan budaya di Indonesia, pemahaman dan
penyembuhan terhadap penyakit pun beragam. Profesor Riset Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Lestari Handayani, mengatakan pada keadaan
tertentu masyarakat masih nyaman menggunakan pendekatan budaya spesifik
untuk menaggulangi masalah kesehatan. "Akses pelayanan kesehatan juga masih
sangat terbatas," katanya, saat ditemui di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin
(29/12).
Berikut lima jenis etnik yang masih mengandalkan budaya dalam penanganan
kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak, pengobatan umum,
dan penyakit menular yang dikutip dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI.
a) Tradisi oyog untuk ibu hamil
Tradisi oyog merupakan tradisi menggoyang-goyangkan perut ibu
hamil yang dilakukan oleh etnis Jawa di Desa Dukuh Widara, Kecamatan
Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tradisi ini dilakukan sejak usia
kehamilan menginjak bulan ketiga sampai bulan kesembilan. Biasanya
tradisi ini dilakukan oleh dukun bayi setempat.
Masyarakat setempat menilai, tradisi oyog bermanfaat untuk
mengurangi berbagai keluhan pada kehamilan, melancarkan proses
persalinan, dan memberikan kenyamanan dan rasa tenang.
b) Pengobatan oleh Topo Tawoi
Topo Tawui adalah dukun yang melakukan semua pengobatan
penyakit, termasuk persalinan, dengan meniup bagian tubuh yang sakit
tanpa menggunakan alat apapun. Mayoritas persalinan pada etnis Kaila
Da'a di Desa Wulai, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Mamuju Utara,
Sulawesi Tengah, dilakukan di rumah dengan banguan Topo Tawui.
Persalinan yang dilakukan di rumah dianggap wajar karena sudah
dilakukan turun temurun. Mereka pun merasa lebih nyaman melakukan
persalinan dengan Topo Tawui karena alat kelamin ibu tertutup oleh
sarung.
c) Kematian bayi karena makhluk gaib
Tingginya angka kematian bayi pada etnis Laut di Desa Tanjung
Pasir, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, masih dipercaya disebabkan oleh
9
kepercayaan bahwa penyakit yang menyerang disebabkan oleh keteguran,
kelintasan dan tekene yang merupakan makhluk gaib.
Sayangnya, pengobatan yang dilakukan oleh dukun atau pengobat
tradisional dengan menggunakan cara-cara tradisional diduga dapat
berisiko menambah parah penyakit.
d) Ritual penyembuhan dengan memanggil roh
Untuk menolong dan menyembuhkan masyarakat yang sakit, etnis
Dayak Ngaju, Desa Muroi Raya, Kapuas, Kalimantan Tengah, melakukan
ritual memanggil roh Dewa Sangiang sebagai penyembuhnya. Yang
menjadi perantara antara Sangiang dan pasien disebut lasang atau dukun.
Masih tergantungnya masyarakat terhadap tradisi tersebut
disebabkan oleh akses ke sarana layanan kesehatan yang jauh dan sulit dan
jarangnya tenaga kesehatan yang berkunjung ke desa tersebut. Pengobatan
yang dilakukan oleh dokter dan perawat pun hanya dianggap sebagai
pengobatan sampingan.
e) Kusta di Asmat
Ada 150 penderita kusta ditemukan di etnis Asmat di Kampung
Mumugu, Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, Papua. Di sana, penderita
kusta bisa hidup berbaur dengan masyarakat lain dan tidak ada pengucilan.
Bagi mereka, kusta hanyalah penyakit kulit biasa sehingga mereka tidak
melalukan pencegahan dan pengobatan. Akibatnya penyebaran kusta pun
semakin cepat. Kondisi ini juga diperparah dengan kondisi sanitasi yang
kurang baik.
10
mengenai budaya dasar dan budaya suatu daerah. Sehingga dalam
mensosialisasikan kesehatan pada masyarakat luas dapat lebih terarah yang
implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan masyarakat.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting
dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial
budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu
daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir.
Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat hubungannya dan sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan
tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk
kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa
memandang tingkatannya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
. Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.
Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara
memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosinya, dan bagaimana berhubungan
dengan orang lain, kekuatan supernatural, atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Dalam
era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat
diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang professional. Didalam bidang kesehatan
itu sendiri khususnya perawat berbagai ilmu ilmu yang mencangkup bidangnya sangat
penting untuk dikuasai dan dipahami salah satunya yaitu antropologi kesehatan.
Hubungan antara budaya dengan kesehatan sangatlah erat hubungannya. Seringkali sulit
untuk membedakan antara antropologi kesehatan dan sosiologi bagi ilmuan yang kurang
berkecimpung dalam memahami ilmu sosial. Objek material kedua ilmu itu memang
memiliki kesamaan yaitu antropologi dan sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
fan memahami manusia sebagai bagian dari suatu kelompok atau masyarakat demikian
pula dengan data dan model atau teori bias saling meminjam. Artinya bias sendiri
ataupun bersama-sama digunakan dalam bahasan antropologi kesehatan ataupun sosiologi
kesehatan. Diantara bidang permasalahan kesehatan,sosiologi dapat pula menunjukkkan
kegunaannya yaitu dalam mempelajari cara orang meminta pertolongan medis atau dokter
atau (help-seeking).
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku
kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial budaya.
3.2 Saran
Dengan mengtahui dan memahami penerapan antropologi dalam praktik
keperawatan, diharapkan setiap perawat mampu menerapkannya dengan baik dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada setiap klien.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.edudetik.com/2013/11/manfaat-sosiologi-kesehatan.html
https://librarystikespkj.files.wordpress.com/2017/10/d08120119-301-sud-s-sosiologi-untuk-
kesehatan_library-stikes-pekajangan-2014.pdf
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141229180018-255-21103/lima-etnik-dan-budaya-
indonesia-untuk-menyembuhkan-penyakit
https://www.bastamanography.id/faktor-sosial-dan-budaya-pada-perilaku-kesehatan/
13