Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIENDENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


AKTUALISASI DIRI

A. Masalah Keperawatan
Pasien dengan gangguan aktualisasi diri.

B. Pengertian
Apabila seseorang mengalami gangguan konsep diri maka orang tersebut tidak akan
mampu melakukan aktualisasi diri sehingga Individu tersebut mengalami gangguan
aktualisasi diri karena kebutuhan dari dalam dirinya belum terpenuhi sehingga
untuk mengembangkan potensi dari individu tersebut tidak akan terjadi. Konsep
diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain
termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuanya berinteraksi dengan orang
lain dan lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek
tujuan serta keinginan (Stuart dan Sundeen, 1991).
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri. Faktor tersebut terdiri dari:
1. Teori perkembangan
Konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal diri
yang terpisah dari lingkungan dan berkembangan melalui kebiasaan eksplorasi
atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya dan hubungan
interpersonal dan kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri
atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2. Significant other (orang yang terpenting atau orang yang terdekat)
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,
belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri
merupakan interpretasi diri pandangan orang lain terhadap diri, remaja
dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengannya dan pengaruh orang terdekat
atau orang penting sepanjang siklus kehidupan. Remaja seringkali membangun
interaksi sesama teman sebayanya secara khas yaitu dengan cara berkumpul
untuk melakukan aktifitas bersama dengan membentuk kelompok. Ketika
remaja mengalami masalah kulit (jerawat) mereka seringkali merasa kurang
percaya diri ketika berhadapan dengan temannya. Banyaknya informasi serta
interaksi yang dilakukan oleh remaja dengan temannya, maka akan
mengakibatkan remaja tersebut tidak merasa tersingkirkan dari lingkungannya.
Interaksi yang terjadi antara remaja dengan lingkungannya mempuyai kualitas
yang berbeda-beda. Suatu interaksi dikatakan berkualitas, jika mampu
memberikan kesempatan kepada individu untuk mengembangkan diri dengan
segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
3. Self Perception (persepsi diri sendiri)
Persepsi individu terhadap diri sendiri, serta pengalamannya mengenai masalah
fisik (jerawat) yang mereka alami, antara lain:
a. Life Style (gaya hidup)
Gaya hidup yang dimiliki oleh kebanyakan dari indivisu sekarang lebih
cenderung pada gaya hidup yang serba instan dan modern
b. Tipe kepribadian
Kepribadian merupakan segala bentuk pola pikiran, emosi dan perilaku
yang berbeda serta mempunyai karakteristik yang menentukan gaya
personal individu dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan
(Farozin, 2004). Orang dengan kepribadian tipe A (introvert) lebih mudah
mengalami gangguan akibat adanya stress dari pada orang dengan
kepribadian tipe B (ekstrovert). Ciri-ciri orang dengan kepribadian tipe A
(introvert) yaitu tidak sabar, kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna,
mudah gelisah, mudah bermusuhan dan mudah tersinggung, sedangkan
orang dengan kepribadian tipe B (ekstrovert) mempunyai ciri-ciri yang
berlawanan dengan orang berkepribadian tipe A (introvert).
c. Bentuk Anatomi Tubuh
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba
dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit dapat menyokong penampilan
dan kepribadian seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia
mempunyai peranan yang sangat penting. Selain fungsi utama yang
menjamin kelangsungan hidup. Kulit dapat menyokong penampilan dan
kepribadian seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia mempunyai
peranan yang sangatpenting. Selain fungsi utama yang menjamin
kelangsungan hidup, kulit juga mempunyai fungsi lain yaitu estetik, ras dan
sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan yang lain.
Wuryanano (2007) menguraikan bagaimana membentuk konsep diri
menjadi lebih baik, maka terlebih dahulu Anda harus mengetahui hal-hal
yang mempengaruhi konsep diri . Untuk membentuk konsep diri menjadi
lebih baik lagi, maka lebih dulu Anda harus mengetahui hal apa yang
mempengaruhi konsep diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi
oleh tiga hal, yaitu:
1) Cita-cita diri
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan
keinginan pribadi, dan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
Anda, orang tua, teman ataupun tetangga.
2) Citra Diri
Citra Diri merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta
sukses dan kegagalannya. Citra diri dibangun oleh sebuah gambaran
tentang diri yang menurut keyakinan dianggap benar.
3) Harga Diri
Pengertian Harga Diri (Self Esteem) Stuart dan Sundeen (1991),
mengatakan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal dirinya.
Aktualisasi diri adalah kebutuhan alami dan naluriah yang di miliki manusia
untuk melakukan usaha terbaik yang ia bisa. Maslow (Schneider,K.J, dkk, 2001
dalam Arinato, 2009,), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri
sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Proses
Aktualisasi diri akan di bantu serta di hambat oleh pengalaman dan proses belajar
kita dalam masa kanak kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan
perkembangan hidup dan pengalaman seseorang.
Aktualisasi diri pada akhirnya akan merujuk pada peak performance danpeak
experience. Menurut privette (2001, dalam Schneider,K.J, dkk, 2001), peak
performance adalah kondisi terbaik seseorang, yaitu ketika pikiran dan tubuh
bekerja secara bersamaan.Sedangkan peak experience merupakan sebuah momen
yang berharga ketika manusia mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika
aktualisasi merupakan prototype dari kesehatan kepribadian, peak
performancedan peak experience merupakan prototype dari pengalaman yang
positif.

1. Karakteristik Aktualisasi Diri


Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri memiliki kepribadian yang
berbeda dengan manusia pada umumnya. Terdapat 11 karakteristik yang
menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri (Schneider,K.J, dkk, 2001),
diantaranya.
a. Mampu melihat realitas secara lebih efisien
Seseorang akan lebih objektif karena ia akan mampu mengenali
kebohongan, kecurangan, dan kepalsuan yang dilakukan orang lain, serta
mampu menganalisa secara kritis dan logis terhadap fenomena yang ada. Ia
juga akan mendengarkan apa yang seharusnya didengarkan, bukan
mendengar apa yang ingin diinginkan atau ditakuti orang lain.
b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya
Dengan aktualisasi diri seseorang akan memiliki toleransi dan kesabaran
yang tinggi dalam melihat dan menerima kekurangan dan kelebihan dirinya
dan orang lain. Ia juga akan membuka diri terhadap kritik, saran, atau
nasihat yang diberikan orang lain kepada dirinya.
c. Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran
Karakteristik ini menunjukkan tindakan, perilaku, dan gagasan yang tidak
dibuat-buat, spontan, dan wajar. Seseorang juga mampu untuk bersikap
lapang dada terhadap kebiasaan masyarakatnya selama tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsipnya. Apabila hal tersebut bertentangan maka ia akan
berani menentang dengan asertif.
d. Terpusat pada persoalan
Dengan aktualisasi diri maka seseorang akan memusatkan seluruh pikiran,
perilaku, dan gagasan pada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat
manusia, bukan pada persoalan-persoalan yang bersifat kepentingan diri
sendiri.
e. Membutuhkan kesendirian
Seseorang akan cenderung memisahkan diri atas dasar persepsi tentang
sesuatu yang dianggapnya benar, tidak bergantung pada pikiran orang lain.
Hal tersebut membuat seseorang tenang dan logis dalam menghadapi
masalah. Serta mampu mengambil keputusan tanpa dipengaruhi oleh orang
lain.
f. Otonomi (kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan)
Dengan karakteristik ini seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri
akan melakukan apa saja dan dimana saja tanpa pengaruh lingkungan. Ia
akan mudah beradaptasi dan mandiri terhadap persoalan yang datang.
g. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan
Dengan aktualisasi diri seseorang akan mempu merasa senang, mensyukuri,
menerima, dan tidak bosan terhadap apa yang dimilikinya meskipun hal
tersebut biasa saja.
h. Kesadaran sosial
Seseorang yang mencapai aktualisasi diri akan timbul kesadaran sosial
untuk bersikap empati, iba, dan ingin membantu orang lain, dan
bermasyarakat.
i. Hubungan interpersonal
Dengan aktualisasi diri seseorang mampu menjalin hubungan yang baik
dengan orang lain dengan didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang.
j. Demokratis
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis.
Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang
lain dalam bergaul berdasarkan penggolongan, etis, agama, suku, ras, status
sosial ekonomi, partai dan lain-lain.
k. Rasa humor yang bermakna dan etis
Seseorang dengan aktualisasi diri memiliki rasa humor yang menghormati
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bukan untuk menghina,
merendahkan atau menjelekkan orang lain.
l. Kreativitas
Kreativitas ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-
inovasi yang spontan, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang
lain.
m. Independensi
Seseorang akan mampu mempertahankan gagasan dan pendiriannya tanpa
terpengaruh oleh berbagai kepentingan lain.
n. Pengalaman Puncak (Peak Experience)
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang
menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batasan antara dirinya dengan
alam semesta. Artinya, orang yang mampu mengaktualisasikan diri
terbebas dari sekat-sekat berupa suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan,
dan sekat-sekat lainnya. Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur,
ikhlas, bersahaja, tulus hati , dan terbuka.
Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang berada pada
pencapaian kehidupan yang prima (peakexperience). Konsekuensinya ia
akan merasakan bersyukur pada Tuhan, orang tua, orang lain, alam, dan
segala sesuatu yang menyebabkan keberuntungan tersebut.

2. Faktor Predisposisi
Faktor – faktor yang mempengaruhi gambaran diri, adalah munculnya stressor
yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Stressor dapat berupa :
a. Operasi
Mastektomi, amputasi, luka operasi yang semuanya mengubah gambaran
diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik atau protesa.
b. Kegagalan fungsi tubuh
c. Hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonalisasi yaitu tidak
mengakui atau asing terhadap bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi
syaraf.
d. Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh
Sering terjadi pada klien gangguan jiwa. Klien mempersiapkan penampilan
dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan.
e. Tergantung pada mesin.
Klien intensife care yang memandang immobilisasi sebagai tantangan,
akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik. Penggunaan alat –
alat intensife care dianggap sebagai gangguan.
f. Perubahan tubuh
Berkaitan dengan tumbuh kembang, dimana seseorang akan merasakan
perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang
seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif.
Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh
yang tidak ideal.
g. Umpan balik interpersonal yang negatif
Adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga
membuat seseorang menarik diri.
h. Standart sosial budaya
Berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda pada setiap orang dan
keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan
pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder.

3. Faktor Presipitasi
a. Trauma
Penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran
Adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu
dalam peran atau posisi yang diharapkan.
1) Transisi peran perkembangan
Perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan
ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau
keluarga dan norma – norma budaya, nilai – nilai dan tekanan untuk
penyesuaian diri. Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman
pada identitas. Setiap perkembangan harus dilalui individu dengan
menjelaskan tugas perkembangan yang berbeda – beda. Hal ini
merupakan stressor bagi konsep diri.
2) Transisi peran situasi
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurangnya orang yang penting dalam kehidupan individu melalui
kelahiran atau kematian orang yang berarti. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan
peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan.
3) Transisi peran sehat – sakit
Pergeseran dari keadaaan sehat ke keadaan sakit. Stressor pada tubuh
dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan
konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :
a) Kehilangan bagian tubuh
b) Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh
c) Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang normal
d) Prosedur medis dan keperawatan.

4. Mekanisme Koping
a. Jangka Pendek
1) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga,
kontes popularitas)
2) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis identitas
(musik keras, pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus-
menerus)
3) Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik)
4) Kegiatan yang mencoba menghilangkan anti identitas sementara
(penyalahgunaan obat)
b. Jangka Panjang
1) Menutup identitas dari orang – orang yang berarti, tanpa
mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
2) Terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang lain.
3) Identitas negatif

C. Gejala Dan Tanda


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :
1. Data subyektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya
2. Data obyektif
a. Rambut kotor, acak – acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawat
D. Pohon Masalah

Resiko Prilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Waham


Sensori(halusinasi)

Isolasi sosial

Core Problem

Harga diri rendah kronis

Causa Koping individu tidak efektif


Rentang Respon

Keterangan:
a. Aktualisasi diri: pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b. Konsep diri: apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi dir
c. Harga diri rendah: transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri
maladiptif
d. Keracunan identitas: kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematang aspek psikososial, kepribadian pada
masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemassan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dnegan orang lain. ( Keliat , 1998)

E. Penatalaksanaan Medis
Terapi Spesialis
1. Terapi individu : Terapi Penghentian Pikiran (Thought Stopping)
2. Terapi Kelompok : Terapi Suportif
3. Terapi Keluarga : Terapi Family Psiko Edukasi
4. Terapi Komunitas : Terapi ACT

F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang: nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
b. Usia dan No. RM Lihat RM
c. Alamat
d. Pekerjaan
e. Mahasiswa menuliskan sumber data / informan
2. Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien/keluarga:
a. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini?
b. Bagaimana gambaran gejala tersebut ?
3. Faktor Predisposisi
a. Tanyakan riwayat timbulnya gejala gangguan jiwa saat ini
b. Tanyakan penyebab munculnya gejala tersebut.
c. Apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
d. Bagaimana hasilnya ?
4. Faktor Presipitasi
1) Riwayat Penyakit Masa Lalu
a) Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa di masa lalu, bila ya beri tanda 3 pada kotak ya dan bila
tidak beri tanda 3 pada kotak tidak
b) Apabila pada poin 1 ya, maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan
sebelumnya. Apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa ada gejala-
gejala gangguan jiwa maka beri tanda 3 pada kotak berhasil. Apabila dia
dapat beradaptasi tapi masih ada gejala-gejala sisa maka beri tanda 3 pada
kotak kurang berhasil. Apabila tidak ada kemajuan atau gejala-gejala
bertambah atau menetap maka beri tanda 3 pada kotak tidak berhasil.
c) Tanyakan apakah klien pernah mengalami gangguan fisik/penyakit
termasuk gangguan pertumbuhan dan perkembangan
2) Riwayat Psikososial
a) Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami
dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Beri tanda 3
sesuai dengan penjelasan klien / keluarga apakah klien sebagai pelaku dan
atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda 4 pada kotak pertama. Isi usia
saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien pernah mengalami pelaku dan
jelas tentang kejadian yang dialami klien.
b) Tanyakan pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan baik bio,
psiko, sosio, kultural, spiritual seperti (kegagalan,
kehilangan/perpisahan/kematian, trauma selama tumbuh kembang) yang
pernah dialami klien pada masa lalu.
c) Bagaimana kesan kepribadian klien ?
3) Riwayat Penyakit Keluarga
a) Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya
yang mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda 3 pada kotak ya dan
jika tidak beri tanda 3 pada kotak tidak. Apabila ada anggota keluarga lain
yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan bagaimana hubungan klien
dengan anggota keluarga terdekat. Tanyakan apa gejala yang dialami serta
riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota
keluarga tersebut. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
5. Status Mental
Beri tanda 3 pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu :
a. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga
1) Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang
tidak rapi.
2) Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
3) Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya : pakaian dalam dipakai di luar
baju
4) Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi)
5) Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum
6) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
b. Kesadaran
1) Kuantitatif/penurunan kesadaran
a) Compos mentis : sadarkan diri
b) Apatis : individu mulai mengantuk acuh tak acuh terhadap rangsang
yang masuk, diperlukan rangsang yang kuat untuk menarik perhatian
c) Somnolensia : jelas sudah mengantuk, diperlukan rangsang yang kuat
lagi untuk menarik perhatian
d) Sopor : ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah hilang
e) Subkoma dan koma: tidak ada respon terhadap rangsang yang keras
2) Kualitatif
a) Tidak berubah : Mampu mengadakan hubungan dan pembatasan
dengan lingkungannya dan dirinya (sesuai dengan kenyataan)
b) Berubah : Tidak mampu mengadakan hubungan dan pembatasan
dengan lingkungannya dan dirinya pada taraf tidak sesuai dengan
kenyataan
c) Gangguan tidur : Dapat berupa insomnia, somnambulisme,
nightmare, narkolepsi
d) Meninggi : Keadaan dengan respon yang meninggi terhadap rangsang
seperti suara terasa lebih keras, warna terlihat lebih tenang, dan lain-
lain.
e) Hipnosa : Kesadaran yang sengaja diubah menurun menyempit
f) Disosiasi : Tingkah laku / kejadian yang memisahkan dirinya secra
psikologik dengan kesadarannya contoh : trans, fugue dan lain-lain
3) Orientasi waktu, tempat dan orang jelas
a) Jelaskan data objektif dan subjektif terkait hal-hal diatas
b) Masalah keperawatan sesuai dengan data
4) Aktivitas Motorik
a) Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
Kelambatan:
a. Hipokinesa, hipoaktifitas : gerakan atau aktivitas yang berkurang
b. Sub stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat
berkurang gerakan dan aktivitas menjadi lambat
c. Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu
juga bila hendak diubah orang lain
d. Flexibilitas serea : mempertahankan posisi yang dibuat orang lain
Peningkatan:
a. Hiperkinesa, hiperaktivitas : gerakan atau aktivitas yang
berlebihan
b. Gaduh gelisah katonik : aktivitas motorik yang tidak bertujuan
yang berkali-kali seakan tidak dipengaruhi rangsang luar
c. Tik : gerakan involunter sekejap dan berkali-kali mengenai
sekelompok oto yang relatif kecil
d. Grimase : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak
dapat dikontrol
e. Tremor : jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan
tangan
f. Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti
berulangkali mencuci tangan, mencuci muka, mandi,
mengeringkan tangan
g. Mannerism : pergerakan yang stereotipe dan testrsi (seperti
bermain sandiwara)
h. Ekhopraksia : meniru gerakan orang lain pada saat dilihatnya.
i. Verbegerasi : berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang tidak
tercantum
b) Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum
c) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
5) Afek-emosi
a) Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Adekuat : afek emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada
b. Inadekuat : emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan
stimulus yang ada
c. Datar/dangkal : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada
stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan
d. Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat
e. Labil : emosi yang cepat berubah-ubah
f. Anhedonia : ketidak mampuan merasakan kesenangan
g. Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan
h. Eforia : rasa gembira yang berlebihan
i. Ambivalensi : afek emosi yang berlawanan timbul bersama-
sama terhadap seseorang, obyek atau sesuatu hal.
j. Apati : berkurangnya afek emosi terhadap sesuatu atau semua
hal disertai rasa terpencil dan tidak peduli
k. Marah : sudah jelas
l. Depresif/sedih : seperti perasaan susah, tak berguna, gagal,
putus asa dsb
m. Cemas : perasaan khawatir yang tidak jelas obyeknya, sebutkan
tingkatnya
b) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
c) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
6) Persepsi
a. Apakah ada halusinasi ? kalau ada termasuk jenis apa ?
b. Apakah ada ilusi ? kalau ada deskripsikan
a) Jenis-jenis halusinasi sudah jelas
b) Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat
klien berhalusinasi
c) Masalah keperawatan sesuai dengan data
c. Apakah ada depersonalisasi : perasaan aneh tentang dirinya atau
perasaan bahwa pribadinya tidak seperti biasanya, tidak menurut
kenyataan.
d. Derealisasi : perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut
kenyataan
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
7) Proses pikir
a. Arus Pikir
1. Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara.
a) Koheren : kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan
baik
b) Inkoheren : kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit
dipahami
c) Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai
pada tujuan pembicaraan
d) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak
sampai pada tujuan
e) Asosiasi longgar : pembicaraan tak ada hubungan antara satu
kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak
menyadarinya
f) Flight of Ideas : pembicaraan yang melompat dari satu topik
ke topik lainnya masih ada hubungan yang tidak logis dan
tidak sampai pada tujuan
g) Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dilanjutkan kembali
h) Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema
secara berlebihan
i) Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol
j) Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak
dipahami oleh umum
k) Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan
pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan
l) Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang mempunyai
persamaan bunyi
m) Main kata-kata : membuat sajak secara tidak wajar
n) Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain),
motorik (tidak bisa atau sukar berbicara)
2. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
3. Masalah keperawatan sesuai dengan data
b. Isi pikir
1. Data didapatkan melalui wawancara
a) Obsesi : pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha
menghilangkannya
b) Phobia : ketakutan yang phatalogis/tidak logis terhadap
obyek/situasi tertentu
c) Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
d) Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau kejadian
yang diinginkan
e) Bunuh diri: ide bunuh diri
f) Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda
atau sesuatu kejadian yang dihubungkan dengan dirinya.
g) Pikiran Magis : keyakinan klien tentang kemampuannya
melakukan hal-hal yang mustahil/diluar kemampuannya
h) Preokupasi : pikiran yang terpaku pada satu ide
i) Alienasi : perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain,
berbeda, asing
j) Rendah diri : merendahkan atau menghina diri sendiri,
menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal yang pernah atau
tidak pernah dilakukan
k) Pesimisme: mempunyai pandangan yang suram mengenai
banyak hal dalam hidupnya
l) Waham
1. Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan
dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
2. Somatik/hipokondrik
Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan
dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan
3. Kebesran
Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan
terhadap kemampuannya yang disampaikan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
4. Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang
atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang
dan tidak sesuai dengan kenyataan
5. Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia /
meninggal yang dinyatakan secara berulang yang
tidak sesuai dengan kenyataan

6. Kejaran
Yakin bahwa ada orang / kelompok yang
mengganggu, dimata-matai atau kejelekan sedang
dibicarakan orang banyak
7. Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau
kesalahan yang besar yang tidak bisa diampuni
Waham bizar
8. Sisip pikir
Klien yakin ada ide pikiran orang lain yang
disispkan di dalam pikiran yang disampaikansecara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
9. Siar pikir
Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang
dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada
orang tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan
10. Kontrol pikir
Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari
luar
2. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
3. Masalah keperawatan sesuai dengan data
c. Bentuk pikir
1) Realistik : cara berpikir sesuai kenyataan/ realita yang ada
2) Nonrealistik : cara berpikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
3) Autistik : cara berpikir berdasarkan
lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya sendiri
4) Dereistik : cara berpikir dimana proses mentalnya tidak ada
sangkut pautnya dengan kenyataan, logika, atau pengalaman.
8) Memori
a) Data diperoleh melalui wawancara
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : Tidak dapat mengingat
kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan
b. Gangguan daya ingat jangka pendek : Tidak dapat mengingat
kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir
c. Gangguan daya ingat saat ini : Tidak dapat mengingat kejadian
yang baru saja terjadi
d. Amnesia: Sebutkan macamnya yaitu Amnesia retrograde/
anterograde
e. Paramnesia : Ingatan yang keliru karena distorsi pemanggilan
kembali
Contoh :
1) De javu
Seperti sudah pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya belum
2) Jamais vu
Seperti belum pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya sudah
3) Konfabulasi
Secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dalam ingatannya
dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan
4) Fasse reconaisance
Pengelan kembali yang keliru, merasa bahwa itu benar tetapi
sesungguhnya tidak benar
f. Hipermnesia : Penahanan dalam ingatan dan pemanggilan
kembali yang berlebihan
b) Jelaskan sesuai dengan data terkait
c) Masalah keperawatan sesuai dengan data
9) Tingkat konsentrasi dan berhitung
a) Data diperoleh melalui wawancara
a. Mudah dialihkan : Perhatian klien mudah berganti dari satu
obyek ke obyek lain
b. Tidak mampu berkonsentrasi : Klien selalu minta agar
pertanyaan diulang/tidak dapat menjelaskan kembali
pembicaraan
c. Tidak mampu berhitung : Tidak dapat melakukan
penambahan / pengurangan pada benda-benda nyata
b) Jelaskan sesuai dengan data terkait
c) Masalah keperawatan sesuai dengan data
10) Kemampuan penilaian
a) Data diperoleh dari wawancara
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan : Dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh :
berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu
sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi
penjelasan, klien dapat mengambil keputusan
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna : Tidak mampu
mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh :
berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu
sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu
mengambil keputusan
b) Jelaskan sesuai dengan data terkait
c) Masalah keperawatan sesuai dengan data
11) Daya Tilik Diri / insight
a) Data diperoleh dari wawancara
a. Mengingkari penyakit yang diderita : Tidak menyadari gejala
penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak
perlu pertolongan
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : Menyalahkan orang
lain/lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini
b) Jelaskan sesuai dengan data terkait
c) Masalah keperawatan sesuai dengan data
12) Interaksi selama wawancara
a) Data ini didapatkankan melalui hasil wawancara dan observasi
perawat / keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas
b. Kontak mata kurang : tidak mau menatap lawan bicara
c. Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya
d. Curiga : menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang
lain
b) Jelaskan sesuai dengan data terkait
c) Masalah keperawatan sesuai dengan data
6. Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem fungsi organ :
a. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan
klien
b. Ukur tinggi badan dan berat badan klien
c. Tanyakan apakah, berat badan naik atau turun dan beri tanda 3 sesuai hasil
d. Tanyakan kepada klien / keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan
oleh klien, bila ada beri tanda 3 di kotak ya dan bila tidak beri tanda 3 pada
kotak tidak
e. Kaji/lakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan
jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada
7. Psikososial
a) Konsep diri
a. Citra tubuh :
1) Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai dan tidak disukai
b. Identitas diri, tanyakan tentang :
1) Status dan posisi klien sebelum dirawat
2) Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok)
3) Kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan
c. Peran : Tanyakan,
1) Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/masyarakat
2) Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut
d. Ideal diri : Tanyakan,
1) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran
2) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempot kerja,
masyarakat)
3) Harapan klien terhadap penyakitnya
e. Harga diri : Tanyakan,
1) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a, b, c,
d
2) Penilaian / penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
2. Genogram
a) Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
hubungan klien dan keluarga.
b) Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan
dan pola asuh.
c) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
3. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di
masyarakat
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang,
1) Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
norma budaya dan agama yang dianut
2) Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan,
1) Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok
2) Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
8. Aktifitas Sehari-Hari (Adl)
a) Makan
a. Observasi dan tanyakan tentang : frekuensi, jumlah, variasi, macam
(suka/tidak suka/pantang) dan cara makan
b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat
makan
b) BAB/BAK
a. Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK
1) Pergi, menggunakan dan membersihkan WC
2) Membersihkan diri dan merapikan pakaian
c) Mandi
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan
d) Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian dan alas kaki
b. Observasi penampilan dandanan klien
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian
e) Istirahat dan Tidur
a. Observasi dan tanyakan tentang :
1) Lama dan waktu tidur siang / malam
2) Persiapan sebelum tidur seperti : menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
3) Aktivitas sesudah tidur seperti : merapikan tempat tidur, mandi / cuci
muka dan menyikat gigi
f) Penggunaan Obat
a. Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
1) Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian
2) Reaksi obat
g) Pemeliharaan Kesehatan
a. Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
1) Apa, bagaimana, kapan dan kemana perawat lanjut
2) Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, instituisi
dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya
h) Aktivitas di Dalam Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien dalam :
1) Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan
2) Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel)
3) Mencuci pakaian sendiri
4) Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
i) Aktivitas di luar Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien
1) Belanja untuk keperluan sehari-hari
2) Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan berjalan kaki,
menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum
3) Aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah (bayar listrik/telepon/air,
kantor pos dan bank)
b. Jelaskan data terkait
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai data
9. Mekanisme Koping
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda 3
pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.
10. Masalah-Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
11. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien . Pada tiap item yang dimiliki
oleh klien simpulkan dalam masalah.
12. Aspek Medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obatan klien saatini, baik obat fisik, psikofarmaka dan
terapi lain.

G. Daftar Masalah Keperawatan


Diagnosa yang terkait dengan gangguan konsep diri yang berhubungan dengan atau
yang terkait dengan aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
1. Keputusasaan
2. Risiko pelemahan martabat
3. Risiko kesepian
4. Gangguan identitas pribadi
5. Risiko gangguan identitas pribadi
6. Kesiapan meningkatkan konsep diri
7. Gangguan citra tubuh

1. Keputusasaan
a. Definisi
Kondisi subjektif yang ditandai dengan individu memandang adanya
keterbatasan atau tidak tersedianya alternatif pemecahan terhadap masalah
yang dihadapi
b. Tanda dan gejala
1) Tanda gejala mayor
Subjektif : mengungkapkan keputusan
Objektif : berperilaku pasif
2) Tanda gejala minor
Subjektif : sulit tidur dan selera makan menurun
Objektif : afek datar, kurang inisiatif, meninggalkan lawan bicara,
kurang terlibat dalam aktivitas perawatan, mengangkat bahu sebagai
respon pada lawan bicara
c. Batasan Karakteristik
1) Menutup mata
2) Penurunan afek
3) Penurunan selera makan
4) Penurunan respon terhadap stimulus
5) Penurunan verbalisasi
6) Kurang inisiatif
7) Kurang keterlibatan dalam asuhan
8) Pasif
9) Mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak bicara
10) Gangguan pola tidur
11) Meninggalkan orang yang mengajka bicara
12) Isyarat verbal (misalnya : isi putus asa, “saya tidak dapat”, menghela
napas)
d. Faktor Yang Berhubungan
1) Diasingkan
2) Penurunan kondisi fisiologis
3) Stres jangka panjang
4) Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
5) Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
6) Pembatasan aktiivitas jangka panjang
7) Isolasi sosial
2. Risiko Pelemahan Martabat
a. Definisi
Berisiko terhadap persepsi kehilangan rasa hormat dan kehormatan.
b. Faktor Risiko
1) Keganjilan budaya
2) Pengungkapan informasi rahasia
3) Pemajanan tubuh
4) Ketidakadekuatan partisipasi dalam pembuatan keputusan
5) Kehilangan kendali fungsi tubuh
6) Merasa tidak diperlakukan secara manusiawi
7) Merasa terhina
8) Merasa terganggua oleh praktisi
9) Merasakan invasi terhadap privasinya
10) Label yang menstigma
11) Penggunaa istilah medis yang membingungkan
3. Risiko Kesepian
a. Definisi
Berisiko mengalami ketidaknyamanan yang berkaitan dengan keinginan
atau kebutuhan untuk melakukan lebih banyak kontak dengan orang lain.
b. Faktor Risiko
1) Deprivasi afek/kasih sayang (misalnya : kematian pasangan)
2) Deprivasi katektis (misalnya : tidak ada teman bicara)
3) Isolasi fisik (misalnya : isolasi karena penyakit infeksius)
4) Isolasi sosial (misalnya : ditolak oleh kelompok sebaya)
4. Gangguan Identitas Pribadi
a. Definisi
Ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang utuh dan terintegrasi.
b. Batasan Karakteristik
a) Sifat personal kontradiktif
b) Deskripsi waham tentang diri sendiri
c) Gangguan citra tubuh
d) Kebingungan gender
e) Ketidakefektifan koping
f) Gangguan hubungan
g) Ketidakefektifan performa peran
h) Merasa koping
i) Merasa aneh
j) Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri
k) Ketidakmampuan membedakan stimulus internal dan eksternal
l) Ketidakpastian tentang nilai budaya (misalnya : mempertanyakan
kepercayaan, agama, dan moral)
m) Ketidakpastian tentang tujuan
n) Ketidakpastian tentang nilai ideologis (misalnya : mepertanyakan
kepercayaan, agama, dan moral)
c. Faktor Yang Berhubungan
1) Harga diri rendah kronik
2) Indoktrinasi pemujaan
3) Diskontinuitas budaya
4) Diskriminasi
5) Disfungsi proses keluarga
6) Mengonsumsi zat kimia toksik
7) Inhalasi zat kimia toksik
8) Kondisi manik
9) Gangguan kepribadan ganda
10) Sindrom otak organik
11) Prasangka
12) Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi, gangguan disosiatif)
13) Krisis situasional
14) Harga diri rendah situasional
15) Perubahan peran sosial
16) Tahap perkembangan
17) Tahap pertumbuhan
18) Penggunaan obat psikoaktif
5. Risiko Gangguan Identitas Pribadi
a. Definisi
Risiko ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang terintegrasi
dan komplet
b. Faktor Risiko
a. Harga diri rendah kronik
1) Indoktrinasi pemujaan
2) Diskontinuitas budaya
3) Diskriminasi
4) Disfungsi proses keluarga
5) Mengonsumsi zat kimia toksik
6) Inhalasi zat kimia toksik
7) Kondisi manik
8) Gangguan kepribadan ganda
9) Sindrom otak organik
10) Prasangka
11) Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi, gangguan
disosiatif)
12) Krisis situasional
13) Harga diri rendah situasional
14) Perubahan peran sosial
15) Tahap perkembangan
16) Tahap pertumbuhan
17) Penggunaan obat psikoaktif
6. Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri
a. Definisi
Pola persepsi atau gagasan tentang diri yang memadai untuk kesejahteraan
dan dapat ditingkatkan.
b. Batasan Karakterisitik
1) Menerima keterbatasan
2) Menerima kekuatan
3) Tindakan selaras dengan ekspresi verbal
4) Mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan
5) Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh
6) Mengekspresikan kepuasan dengan identitas pribadi
7) Mengekspresikan kepuasan dengan performa peran
8) Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga
9) Mengekspresikan kepuasan dengan gagasan tentang diri sendiri
10) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri
7. Gangguan Citra Tubuh
a. Definisi: konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu
b. Batasan Karakteristik:
1) Perilaku mengenali tubuh individu
2) Perilaku menghindari tubuh individu
3) Perilaku memantau tubuh individu
4) Respon nonverbal terhadap perubahan actual pada tubuh (mis:
penampilan, struktur, fungsi)
5) Respon nonverbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh (mis:
penampilan, struktur, fungsi)
6) Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan
tentang tubuh individu (mis: perubahan, struktur, fungsi)
7) Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu dalam
penampilan
8) Perubahan actual pada fungsi
9) Perubahan actual pada struktur
10) Perilaku mengenali tubuh individu
11) Perilaku memantau tubuh individu
12) Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan special tubuh
terhadap lingkungan
13) Perubahan dalam keterlibatan social
14) Perluasan batasan tubuh untuk menggabungkan objek lingkungan
15) Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
16) Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
17) Kehilangan bagian tubuh
18) Tidak melihat bagian tubuh
19) Tidak menyentuh bagian tubuh
20) Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
21) Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
a. Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang netral
b. Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral
c. Penekanan pada kekuatan yang tersisa
d. Ketakutan terhadap reaksi orang lain
e. Fokus pada penampilan masa lalu
f. Perasaan negative tentang sesuatu
g. Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
h. Fokus pada perubahan
i. Fokus pada kehilangan
j. Menolak memverifikasi perubahan actual
k. Mengungkapkan perubahan gaya hidup
c. Faktor yang Berhubungan:
1) Biofisik, kognitif
2) Budaya, tahap perkembangan
3) Penyakit, cedera
4) Perceptual, psikososial, spiritual
5) Pembedahan, trauma
6) Terapi penyakit
H. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Resiko gangguan NOC NIC
identitas pribadi - Distorted throught Behavior Management:
Definisi: resiko self control Self-Harm
ketidakmampuan - Identity - Dorong pasien untuk
mempertahankan persepsi - Self mutilation mengungkapkan
diri yang terintegrasi dan restraint secara verbal
komplit Kriteria Hasil konsekuensi dari
Faktor Risiko: - Mengungkapkan perubahan fisik dan
- Harga diri rendah secara verbal tentang emosi yang
kronik identitas personal mempengaruhi
- Indoktrinasi - Mengungkapkan konsep diri
pemujaan secara verbal Family involvement
- Diskontinuitas penguatan tentang promotion:
budaya identitas personal - Bina hubungan
- Diskriminasi - Memperlihatkan dengan pasien sejak
- Disfungsi proses kesesuaian perilaku masuk ke rumah sakit
keluarga verbal dan non - Fasilitas pengambilan
- Mengonsumsi zat verbal keputusan kolaboratif
kimia toksik - Menjadi penghubung
- Kondisomanic antara pasien dan
- Gangguan keluarga
kepribadian ganda Self awareness
- Sindrom otak enhancement
organic - Pantau pernyataan
- Prasangka pasien tentang harga
- Gangguan psikiatrik dirinya
(mis: psikosis, - Nilai apakah pasien
depresi, gangguan percaya diri terhadap
disosiatif) penilaiannya
- Krisis situasional - Pantau frekuensi
- Harga diri rendah ungkapan verbal
situasional yang negative
- Perubahan peran terhadap diri sendiri
sosial - Dorong pasien untuk
- Tahap mengidentifikasi
perkembangan kekuatan
- Tahap pertumbuhan - Berikan pengalaman
- Gangguan obat yang dapat
psikoatif meningkatkan
otonomi pasien jika
perlu
- Hindari member
kritik negative
- Dorong pasien untuk
mengevaluasi
perilakunya sendiri.
2. Resiko pelemahan NOC NIC
martabat Human Dignity, Risk for Patient Rights Protection
Definisi: berisiko Comprimise - berikan pasien
terhadap persepsi Kriteria Hasil: dokumen “hak
kehilangan rasa hormat - Pelanggaran pasien”
dan kehormatan pemulohan - berikan privasi
Batasan Karakteristik: - Penerimaan: kondisi (misal: tirai tertutup
- Keganjilan budaya kesehatan penuh, selimuti
- Pengungkapan - Mampu beradaptasi pasien) selama
informasi rahasia dengan kecacatan aktivitas hygiene,
- Pemajanan tubuh fisik eliminasi, berpakaian
- Ketidakadekuatan - Citra tubuh dan selama prosedur
partisipasi dalam - Usus kontinensia pengobatan
pembuatan - Kepuasan klien: - lindungi kerahasiaan
keputusan peduli: tingkat informasi kesehatan
- Kehilangan kendali persepsi positif pasien
fungsi tubuh perhatian perawat - jangan pernah
- Merasa tidak terhadap klien mendesak atau
diperlukan secara - Kepuasan klien: memaksa (missal:
manusiawi pemenuhan menggunakan teknik
- Merasa terhina kebutuhan budaya menakut-nakuti
- Merasa terganggu - Kepuasan klien: pasien untuk
oleh prktisi perlingdungan hak: menyetujui tindakan)
- Merasa invasi tingkat persepsi - Harga yang
terhadap privasinya positif perlindungan diungkapkan dalam
- Label yang hak moral klien surat wasiat pasien
menstigma yang diberikan oleh (atau arahan lanjut
- Penggunaan istilah perawat perawatan pasien)
medis yang - Mempertahankan - Bantu atasi situasi
membingungkan privasi dan yang melibatkan
kerahasiaan klien asuhan yang tidak
terjaga aman atau tidak
- Kepuasan klien: adekuat
perawatan - Bekerjasama dengan
psikologis dokter dan tenaga
- Nyaman/tenang administrasi rumah
kematian sakit untuk
- Kondisi nyaman: menghormati harapan
social budaya pasien dan keluarga
- Mengatasi - Hargai permintaan
- Keterlibatan dalam tertulis DNR (Do Not
pengambilan Resuscitate) atau
keputusan perawatan menolak
- Tingkat depresi - Tentukan siapa yang
- Akhir hidup secara hokum
bermartabat bertanggungjawab
- Mengatasi keluarga memberi persetujuan
- Fungsi keluarga terapi
- Kondisi social
keluarga
- berharap

3 Gangguan Citra Tubuh NOC NIC


Definisi: konfusi dalam - Body Image Body image enhancement
gambaran mental tentang - Self esteem - Kaji secara verbal
diri-fisik individu Kriteria Hasil dan non verbal
Batasan Karakteristik: - Body image positif respon klien terhadap
- Perilaku mengenali - Mampu tubuhnya
tubuh individu mengidentifikasi - Monitor frekuensi
- Perilaku kekuatan personal mengkritik dirinya
menghindari tubuh - Mendeskripsikan - Jelaskan tentang
individu secara faktual pengobatan,
- Perilaku memantau perubahan fungsi perawatan, kemajuan
tubuh individu tubuh dalam prognosis
- Respon nonverbal - Mempertahankan penyakit
terhadap perubahan interaksi sosial - Dorong klien
actual pada tubuh mengungkapkan
(mis: penampilan, perasaannya
struktur, fungsi) - Identifikasi arti
- Respon nonverbal pengurangan melalui
terhadap persepsi pemakaian alat bantu
perubahan pada - Fasilitas kontak
tubuh (mis: dengan individu lain
penampilan, struktur, dalam kelompok
fungsi) kecil
- Mengungkapkan
perasaan yang
mencerminkan
perubahan
pandangan tentang
tubuh individu (mis:
perubahan, struktur,
fungsi)
- Mengungkapkan
persepsi yang
mencerminkan
perubahan individu
dalam penampilan
- Perubahan actual
pada fungsi
- Perubahan actual
pada struktur
- Perilaku mengenali
tubuh individu
- Perilaku memantau
tubuh individu
- Perubahan dalam
kemampuan
memperkirakan
hubungan special
tubuh terhadap
lingkungan
- Perubahan dalam
keterlibatan social
- Perluasan batasan
tubuh untuk
menggabungkan
objek lingkungan
- Secara sengaja
menyembunyikan
bagian tubuh
- Secara sengaja
menonjolkan bagian
tubuh
- Kehilangan bagian
tubuh
- Tidak melihat bagian
tubuh
- Tidak menyentuh
bagian tubuh
- Trauma pada bagian
yang tidak berfungsi
- Secara tidak sengaja
menonjolkan bagian
tubuh
Subjektif
- Depersonalisasi
kehilangan melalui
kata ganti yang
netral
- Depersonalisasi
bagian melalui kata
ganti yang netral
- Penekanan pada
kekuatan yang
tersisa
- Ketakutan terhadap
reaksi orang lain
- Fokus pada
penampilan masa
lalu
- Perasaan negative
tentang sesuatu
- Personalisasi
kehilangan dengan
menyebutkannya
- Fokus pada
perubahan
- Fokus pada
kehilangan
- Menolak
memverifikasi
perubahan actual
- Mengungkapkan
perubahan gaya
hidup
Faktor yang
Berhubungan:
- Biofisik, kognitif
- Budaya, tahap
perkembangan
- Penyakit, cedera
- Perceptual,
psikososial, spiritual
- Pembedahan, trauma
- Terapi penyakit
I. Referensi
Herdman, T. Heather. 2013. Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta : EGC.
Kelliat. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Kusuma,Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Yogyakarta: Mediaction.
Schneider,K.J., dkk. 2001. The Handbook of Humanistic Psychology. California : Sage
Publication.inc.
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Keperawatan (Alih Bahasa) Achir Yani S.Hamid Edisi
3. Jakarta : EGC.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wuryanano. 2007. The 21 Priciples to Build and Develop Fighting Spirit. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai