Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN


PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS

Oleh:
Prodi D3 Jurusan Keperawatan Kelas I.1

NI MADE ARI PRADYANITA (P07120016008)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
SEKSUALITAS
A. Masalah Keperawatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan seksualitas

B. Pengertian
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain
melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku
yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan
kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan
dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai memerhatikan ,dan
menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu.
(A. Alimul Aziz H., 2006)
Tinjauan seksual dari beberapa aspek ,diantaranya :
1. Aspek biologis. Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan
anatomi dan fisiologi dari system reproduksi (seksual).
2. Aspek psikologis. Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis
kelamin ,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya.
3. Aspek social budaya. Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan
yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di
masyarakat.
Perilaku seksual sangat serupa dengan perilaku social lainnya yaitu seseorang
akan berperilaku sesuai dengan mereka dihargai untuk berperilaku. Mereka
cenderung “bermain sesuai aturan “ketika memilih seseorang untuk dinikahi.
Bagaimana seseorang memahami aspek dunia mereka bergantung pada siapa
mereka secara social dan dalam lingkungan social seperti apa mereka tinggal.
C. Gejala dan Tanda
1. Disfungsi Seksual
a. Data Mayor :
1) Mengatakan memiliki masalah fungsi seksual
2) Mengatakan keterbatasan perfoma seksual akibat penyakit atau
terapi
b. Data Minor
1) Takut terhadap keterbatasan perfoma seksual di masa mendatang
2) Mendapatkan informasi yang salah mengenai seksualitas
3) Kurang pengetahuan mengenai seksualitas dan fungsi seksual
4) Memiliki konflik nilai yang melibatkan ekspresi seksual (cultural,
agama)
5) Mengalami perubahan hubungan dengan orang terdekat
6) Tidak puas dengan peran seks (persepsi atau aktual)
2. Ketidakefektifan Pola Seksualitas
a. Data Mayor
1) Perubahan negative actual atau antisipatifdalam fungsi seksual atau
identitas seksual
b. Data Minor
1) Ekspresi kekhawatiran mengenai fungsi seksual atau identitas
seksual
2) Tidak sesuainya perilaku seksual verbal dan nonverbal
3) Perubahan dalam karakteristik seksual primer dan/atau sekunder
3. Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
1) Tidak mengakses system pendukung dengan tepat
2) Tidak melaporkan ketidaktepatan persiapan fisik
3) Tidak melaporkan gaya hidup prenatal yang tepat (mis., nutrisi,
eliminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
4) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
5) Tidak melaporkan penanganan gejala tidak nyaman dalam
kehamilan
6) Tidak melaporkan rencana kelahiran yang realistic
7) Tidak mencari pengetahuan yang diperlukan (mis., persalinan dan
melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
8) Kegagalan menyiapkan barang yang diperlukan untuk bayi baru
lahir
9) Kunjungan ke pelayanan kesehatan prenatal tidak konsisten
10) Kurang pemeriksaan prenatal
11) Kurang menghrgai bayi yang belum lahir
b. Selama Persalinan dan Melahirkan
1) Tidak mengakses sistem pendukung dengan tepat
2) Tidak menunjukkan perilaku kelekatan dengan bayi baru lahir
3) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
4) Tidak melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, tidur gerakan
tubuh, hygiene personal)
5) Tidak berespons dengan tepat pada awitan persalinan
6) Kurang proaktif selama persalinan dan melahirkan
c. Setelah Melahirkan
1) Tidak mengakses sistem pendukung dengan tepat
2) Tidak menunjukkan teknik menyusui dengan tepat
3) Tidak menunjukkan perawatan payudara dengan tepat
4) Tidak menunjukkan perilaku kelekatan pada bayi
5) Tidak menunjukkan teknik asuhan bayi dasar
6) Tidak memberi lingkungan yang aman untuk bayi
7) Tidak melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (mis., diet,
eliminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
8) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
4. Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan – Melahirkan
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
1) Melakukan kunjungan prenatal secara teratur
2) Menunjukkan respek pada bayi yang dikandung
3) Menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi baru lahir
4) Melaporkan persiapan fisik yang tepat
5) Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (mis., diet, eliminasi,
tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Melaporkan ketersediaan sistem dukungan
7) Melaporkan rencana pelahiran yang realistis
8) Melaporkan penanganan gejala kehamilan yang mengganggu
kenyamanan
9) Mencari pengetahuan yang penting (mis., tentang ersalinan dan
pelahiran, asuhan bayi baru lahir)
b. Saat Persalinan dan Pelahiran
1) Mendemonstrasikan perilaku perlekatan dengan bayi baru lahir
2) Proaktif dalam persalinan dan pelahiran
3) Melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, gerakan tubuh,
latihan fisik, hygiene personal) yang sesuai dengan kala persalinan
4) Berespons secara tepat terhadap awitan persalinan
5) Memakai teknik relaksasi yang sesuai dengan kala persalinan
6) Menggunakan sistem dukungan secara tepat
c. Setelah Melahirkan
1) Mendemonstrasikan teknik menyususi yang tepat kepada bayi
2) Mendemonstrasikan perawatan payudara yang tepat
3) Mendemonstrasikan teknik dasar perawatan bayi
4) Menyediakan lingkungan yang aman bagi bayi
5) Melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (mis., diet,
eliminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Menggunakan sistem dukungan yang tepat
5. Risiko Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
Faktor Risko
a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi
baru lahir)
b. Kekerasan dalam rumah tangga
c. Kunjungan perawat prenatal tidak konsisten
d. Kurang model peran yang tepat untuk untuk menjadi orang tua
e. Kurang kesiapan kognitif untuk menjadi orang tua
f. Kurang kepercayaan diri ibu
g. Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
h. Kurang perencanaan kelahiran yang realistic
i. Kurang system pendukung yang cukup
j. Ketidakberdayaan ibu
k. Distress psikososial ibu
l. Nutrisi ibu kurang optimal
m. Penyalahgunaan zat
n. Kehamilan yang tidak nyaman
o. Kehamilan yang tidak diinginkan
6. Risiko Gangguan Hubungan Ibu – Janin
Faktor Risiko
a. Penyulit kehamilan (mis., ketuban pecah dini, plasenta previa atau
solusio prasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
b. Gangguan transport oksigen (mis., anemia, penyakit jantung, asma,
hipertensi, kejang, persalinan premature, hemoragi)
c. Gangguan metabolism glukosa (mis., diabetes, penggunaan steroid)
d. Peganiayaan fisik
e. Penyalahgunaan zat (mis., tembakau, alcohol, obat)
f. Efek samping terkait terapi (mis., medikasi, pembedahan)
D. Pohon Masalah
Berhubungan sex Kontak dg darah,
Fisik:ganggua Peny. Infeksi
Peny. Endokrin, <17th, merokok, kontakseks, kontak
n hormonal & yang diderita
Genitourinarius, higene seks yg ibu bayi
rendahnya Ibu
Neuromuskular kurang, virus HIV,
tingkat HIV masuk
testoteron, & skeletal, Bakteri& sering melahirjkan dg
Kardiopulmonal virus kedalam tubuh
gangguan persalinan
Gangguan reaksi
suplai darah bermasalah, berganti- HIV berikatan
yaitu biokimia dlm Masuk ke
Neonatus ganti pasangan, limfosit T, monosit,
pembuluh tubuh.
herediter
Proses metaplasi makrofag
darah di penis. Energy dlm
Masa Masa pascanatal HIV
Psikologis: tubuh menurun Dysplasia servik
antenatal intranatal berdifu
berkaitan
Penurunan Infeksi si dg
dengan trauma
libido Kuman nosokomial Ca. servik CD4
depresi, stress Kuman
& kecemasan. & virus di dariluar Inti virus
Ketidakefektif dari ibu Terapi
vagina rahim masuk
Gaya hidup: an pola
merokok, Melewati & kedalam
seksualitas Post
konsumsi plasenta servik sitoplasma
kemoterapi
alcohol & Naik RNA
berlebih, umbilikus mencapai virus
Kompresi pada
obesitas kiroin &
ekstrem & Masuk RES DNA
amnion
kurangnya
Kelemahan Melalui
kedalam Kuman melalui Melalui alat2 Leukosit Integrasi
olah raga
& sirkulasi Amionitis
umbilicus pengisap lendir , menurun
Anemia DNA virus
tubuh
impotensi darah & ke janin
masuk selang + prot. Pd
Obat-obatan: bayi
korionitis Resiko T4
obat anti janin endotrakeal,
Disfungsi infeksi (provirus)
dpresan, anti- inuse, selang
seksualobat
psikotik, naso gastric,
penenang botol minuman
atau dot
Ketidaksiapan RNA mRNA
meningkatkan genom ditran
proses dilepas slasi
kehamilanmela kesitopl Prot.
sepsis
hirkan asma Virus

Ante, intra, postnatal


hipertermi, aktivitas Tunas virus
lemah, tampak sakit,
Virion
menyusu buruk,
HIV baru
peningkatan leukosit terbentuk
darah (dilimfoid)
Resiko
infeksi AIDS

Risiko
Resiko Ketidakefektifan Ketidakefektifan proses gangguan
proses kehamilan-melahirkan kehamilan-melahirkan hubungan
Ibu-Janin
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi : hitung darah lengkap dan laju sedimentasi, skrining anemia
2. Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN), glikosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan
ginjal.
3. Serologi, terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis
4. Urinalis, skrining obat.
5. Pemeriksaan tinja untuk darah tersamar.

F. Penatalaksaan Medis
1. Gonorhoe (GO)
Disebabkan oleh bakteri diploccocus gram negatif yang kontank melalui
eksudat dan menyerang uretra, serviks, atau meluas ke alat reproduksi bagian atas.
Eksudat dapat menular pada bayi waktu lahir sehingga menjadi konjungtifitis
neonaiorum. Komplikasi artritis, meningitis, septikemi, endokarditis dan lain lain.
Gejalan yang mucul berupa nyeri, dispa reuni, pengeluaran cairan lewat uretra.
Terapi obat yang dapat diberikan, seperti sefrakson 250 mg/IM 1 x sehari selama
tujuh hari dan doksisiklin 100 mg, oral 2 x/hari selama tujuh hari. Untuk ibu hamil
dapat di ganti dengan eritromisin. Untuk mencegah infeksi sistemis pada neonatus
diberi seftriakson 50mg/kgBB/IV atau IM 125mg.
2. Sifilis
Disebabkan oleh Spirochaeta Treponema Pallidum. Penyakit ini menempati
urutan ke tiga terbanyak di amerika serikat. Penularannya dengan cara kontak
tubuh atau kongenital dari ibu ke janin melalui plasenta. Janin yang terinfeksi sifilis
melalui ibunya dapat menyebabkan aborsi spontan, mati dalam kandungan,
kebutaan, ketulian dan kelainan pada wajah atau ekstremitas. Terapi obat yang
dapat di gunakan berupa Penisilin G Benzantin 7,2 juta unit, dibagi tiga dosis,
diberikan satu minggu sekali. Dosisiklin atau tetreasiklin adalah alternatif lain
apabila ibu tak hamil. Penisilin kristal G untuk sifilis yang menyerang SSP secara
IV. Pengobatan sifilis pada wanita hamil paling baik dengan penisilin. Apabila bayi
sifilis dan ibu yang hamil sudah di terapi dengan eritromisin, sebaiknya
menggunakan penisilin benazantin 50.000 U/kgBB/intramuskuler dosis tunggal.
3. Kandidiasis
Disebabkan oleh jamus kandida albicans yang menyebabkan infeksi pada
kulit dan selaput lendir terutama lesi pada oral, vulvovagina, salurana gastro
investinal, kandidiasis vagiina ditandai dengan keluarnya cairan per vagina kental
seperti keju disertai rasa gatal. Dapat ditularkan pada waktu hubungan seksual
terutama dalam kondisi tubuh lemah, DM terapis steroid, terapi sitostatika dan
imunodefisiensi. Terapi obat yang dapat diberikan yaitu mikonasol 200mg
intravagina, menjelang tidur selama tiga hari. Obat lainnya seperti klottrimasol,
butakonasol, per vaginam. bayi yang menderita kandidiasis pada mulut diobati
dengan nistatin yang dioleskan dalam mulut.
4. Pedikulonis Pubis (Kutupubis)
Merupakan infeksi ektoparasit yang ditularkan saat kontak seksual. Telur
menetas dalam satu minggu dan dewasa dalam 8-10 hari. Terapi obat yang dapat
diberikan berupa cream permetrin 1 % pada daerah yang terkena dan dibilas 10
menit kemudisn. Tempat lainnya seperti piretrin, pipironil butoksida atau
sampolindane 1% selama 4 menit. Pengobatan terhadap pasangan hubungan
seksual dan lindane tidak boleh diberikan wanita hamil dan menyusui.

G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status,
alamat, diagnosa medis, sumber biaya dan identitas penanggung.
2. Riwayat seksual
a. Klien yang menerima perawatan   kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.
b. Klien yang mengalami disfungsi seksual/problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dan lain-lain)
c. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi
seksual (peny.jantung, DM, dan lain-lain)
3. Pengkajian seksual mencakup :
a. Riwayat Kesehatan seksual
1) Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
2) Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan
pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat.
4. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik paling penting dalam mengevaluasi penyebab kekuatiran
atau maslah seksual dan mungkin merupakan kesempatan terbaik untuk memberi
penyuluhan kepada klien tentang seksualitas.
a. Inspeksi dan palpasi
Teknik infeksi dan palpasi digunakan oleh perawat untuk mengaji
payudara dan genitaliainternal dan eksternal klien. Perawat juga dapat
mengajarkan klien mengenai cara sadari yaitu pemeriksaan payudara sendiri
kepada klien wanita serta melakukan latihan Kegel untuk menguatkan otot
pubokoksigeus.
b. Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat
PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital,
perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dan lain-lain.
c. Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya ggn
struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
d. Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
e. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
f. Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual; kurangnya
pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
g. Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan
h. Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi

H. Daftar Masalah Keperawatan


1. Ketidakefektifan Pola Seksualitas
Berikut ini adalah diagnose yang berhubungan dengan diagnose di atas
yakni :
Patofisiologis
a. Berhubungan dengan efek biokimia pada energi dan libido sekunder akibat :
1) Endokrin
a) Diabetes Melitus
b) Penurunan Produksi hormone
c) Akromegali
d) Hipertiroidisme
e) Penyakit Addison
f) Miksedema
2) Genitourinarius
a) Gagal Ginal kronik
3) Neuromuscular dan Skeletal
a) Arthritis
b) Multipel sklerosis
c) Sklerosis amiotrofik lateral\
d) Gangguan suplai saraf ke otak, medulla spinalis, saraf sensorik, dan saraf
otonom
4) Kardiopulmonal
a) Infark miocard
b) Gagal antung kongestif
c) Gangguan vaskuar perifer
d) Gangguan pernapasan kronik
b. Berhubungan dengan ketakutan terhadap (peyakit menular seksual)
1) HIV/AIDS
2) Herpes
3) Sifilis
4) Kutil genitalia
5) Klamidia
6) Gonoroe
c. Berhubungan dengan efek alcohol terhadap performa
d. Berhubungan dengan penurunan lubrikasi vainal sekunder akibat (sebutkan)
e. Berhubungan dengan ketakutan terhada ejakulasi dini
f. Berhubungan dengan nyeri senggama
Terkait-Penanganan
a. Berhubungan dengan efek obat atau terapi radiasi
b. Berhubungan dengan perubahan konsep diri akibat perubahan penampilan
(trauma, pembedahan radikal)
Siuasional (Personal, Lingkungan)
a. Berhubungan dengan masalah pasangan, misalnya, ketidakinginan,
ketidaktahuan, penganiayaan, ketidaktersediaan, perpisahan, perceraian
b. Berhubungan dengan tidak adanya privasi
c. Berhubungan dengan stressor sekunder akibat masalah pekerjaan, masalah
financial, atau konflik nilai, konflik agama
d. Berhubungan dengan kesalahan informasi atau kurang pengetahuan
e. Berhubungan dengan keletihan
f. Berhubungan dengan ketakutan akan penolakan sekunder akiba obesitas
g. Berhubungan dengan nyeri
h. Berhubungan dengan ketakutan akan kegagalan seksual
i. Berhubungan denan ketakutan akan kehamilan
j. Berhubungan dengan depresi
k. Berhubungan dengan ansietas
l. Berhubungan dengan rasa bersalah
m. Berhubungan dengan riwayat ketidakpuasan pengalaman seksual
Maturasional
Remaja
a. Berhubungan dengan ketidakefektifan model peran
b. Berhubungan dengan pendidikan seksual yang negative
c. Berhubungan dengan tidak adanya pendidikan seksual
Dewasa
a. Berhubungan dengan penesuaian untuk menjadi orang tua
b. Berhubungan dengan efek kehamilan pada tingkat energy dan citra tubuh
c. Berhubuungan dengan konflik nilai
2. Disfungsi seksual
Faktor yang berhubungan
a. Ketiadaan model peran
b. Perubahan fungsi tubuh (misalnya, kehamilan, pelahiran baru- baru ini, obat,
pembedahan, anomali, proses penyakit, trauma, radiasi)
c. Perubahan biopsikososial seksualitas
d. Defisiensi pengetahuan
e. Model peran kurang dapat memengaruhi
f. Kurang privasi
g. Kurang orang terdekat
h. Salah informasi
i. Penganiayaan psikososial (misalanya, hubungan penuh kekerasan)
j. Konflik nilai
k. Penganiayaan fisik
l. Kerentaan
3. Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
b. Kekerasan dalam rumah tangga
c. Kunjungan ke pelayanan kesehatan prenatal tidak konsisten
d. Kurang model peran yang tepat untuk menjadi orang tua
e. Kurang kesiapan kognitif untuk menadi orang tua
f. Kurang kepercayaan diri ibu
g. Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
h. Kurang perencanaan kelahiran yang realisti
i. Kurang sistem pendukung yang cukup
j. Ketidakberdayaan ibu
k. Distress psikososial ibu
l. Nutrisi ibu kurang optimal
m. Penyalahgunaan zat
n. Kehamilan yang tidak nyaman
o. Lingkungan tidak aman
p. Kehamilan yang tidak diinginkan
4. Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan – Melahirkan
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
1) Melakukan kunjungan prenatal secara teratur
2) Menunjukkan respek pada bayi yang dikandung
3) Menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi baru lahir
4) Melaporkan persiapan fisik yang tepat
5) Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (mis., diet, eliminasi, tidur,
gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Melaporkan ketersediaan sistem dukungan
7) Melaporkan rencana pelahiran yang realistis
8) Melaporkan penanganan gejala kehamilan yang mengganggu kenyamanan
9) Mencari pengetahuan yang penting (mis., tentang ersalinan dan pelahiran,
asuhan bayi baru lahir)
b. Saat Persalinan dan Pelahiran
1) Mendemonstrasikan perilaku perlekatan dengan bayi baru lahir
2) Proaktif dalam persalinan dan pelahiran
3) Melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, gerakan tubuh, latihan fisik,
hygiene personal) yang sesuai dengan kala persalinan
4) Berespons secara tepat terhadap awitan persalinan
5) Memakai teknik relaksasi yang sesuai dengan kala persalinan
6) Menggunakan sistem dukungan secara tepat
c. Setelah Melahirkan
1) Mendemonstrasikan teknik menyususi yang tepat kepada bayi
2) Mendemonstrasikan perawatan payudara yang tepat
3) Mendemonstrasikan teknik dasar perawatan bayi
4) Menyediakan lingkungan yang aman bagi bayi
5) Melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (mis., diet, eliminasi, tidur,
gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Menggunakan sistem dukungan yang tepat
5. Risiko Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
Faktor Risko
a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
b. Kekerasan dalam rumah tangga
c. Kunjungan perawat prenatal tidak konsisten
d. Kurang model peran yang tepat untuk untuk menjadi orang tua
e. Kurang kesiapan kognitif untuk menjadi orang tua
f. Kurang kepercayaan diri ibu
g. Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
h. Kurang perencanaan kelahiran yang realistic
i. Kurang sistem pendukung yang cukup
j. Ketidakberdayaan ibu
k. Distress psikososial ibu
l. Nutrisi ibu kurang optimal
m. Penyalahgunaan zat
n. Kehamilan yang tidak nyaman
o. Kehamilan yang tidak diinginkan
6. Risiko Gangguan Hubungan Ibu – Janin
Faktor Risiko
a. Penyulit kehamilan (mis., ketuban pecah dini, plasenta previa atau solusio
prasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
b. Gangguan transport oksigen (mis., anemia, penyakit jantung, asma, hipertensi,
kejang, persalinan premature, hemoragi)
c. Gangguan metabolism glukosa (mis., diabetes, penggunaan steroid)
d. Peganiayaan fisik
e. Penyalahgunaan zat (mis., tembakau, alcohol, obat)
f. Efek samping terkait terapi (mis., medikasi, pembedahan)
I. Intervensi Keperawatan
No DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
. KEPERAWATAN
1 Disfungsi seksual Label NOC : Label NIC :
berhubungan a Sexuality Pattern,  konseling seksual
dengan.........ditandai ineffective a. Membangun hubungan
dengan................... b Self-esteem Situasional terapeutik, berdasarkan
Low kepercayaan dan rasa
c Rape Trauma Syndrome hormat.
Silent b. Menetapkan panjang
d Reaction hubungan konseling.
e Knowledge : Sexual c. Menyediakan privasi dan
Functioning menjamin kerahasiaan.
Setelah dilakukan asuhan d. Menginformaikan pasien di
keperawatan selama ....x 24 awal bahwa hubungan
jam diharapkan klien seksual adalah bagian
mampu untuk mengatasi penting dari kehidupan
disfungsi seksual dengan danbahwa penyakit, obat-
kriteria hasil: obatan dan stres sering
a Pemulihan dan merubah fungsi seksual.
penganiyaan e. Mmeberi informasi tentang
seksualitas. fungsi seksual.
b Perubahan fidik dengan f. Diskusikan efek dari suatau
penuaan. penyakit, efek obat tentang
c Wanita dan pria. seksualitas, dan efek dari
d Pengenalan dan prubahan seksualitas pada
penerimaan identitas orang lain yang signifikan.
seksual pribadi. g. Diskusikan tingkat
e Mengetahui masalah penegtahuan pasien tentang
reproduksi. seksualitas pada umumnya.
f Kontrol risiko penyakit h. Dorong pasien untuk
menular seksual verbalisasi ketakutan dan
(PMS). mengajukan pertanyaan.
g Fungsi seksual: i. Diskusikan modifiksi dalam
integritas aspek fsik, aktivitas seksual.
sosio emosi, dan j. Membantu pasien untyk
intelektual ekspresi dan mengekpresikan kesedihan
performa seksual. dan kemarahan tentang
h Menunjukkkan dapat perubahan dalam fungsi
beradaptasi dengan tubuh/ penampilan.
ketidakmampuan fisik. k. Hindari menampilkan
i Menunjukkan keengganan untuk bagian
pemulihan dari tubuh yang berubah.
penganiayaan seksual. l. Perkenalkan pasien untuk
j Menunjukkan model peran positif yang
keinginan untuk telah berhasil menaklukan
mendiskusikan masalah yang sama.
perubahan disfungsi m. Berikan informasi faktual
seksual. tentang mitos seksual
k Mengungkapkan misinformasi yang pasien
secara verbal dapat verbalisasi.
pemahaman tentang n. Diskusikan bentuk-bentuk
pembatasan indikasi alternatif dari ekspresi
medis. seksual yang diterima
l Meminta informasi pasien.
yang dibutuhkan fungsi o. Anjurkan pasien hanya pada
seksual. teknik yang kompatibel
m Penggunaan dengan nilai-nilai/
kontrasepsi yang keyakinan.
efektif. p. Anjurkan pasien tentang
penggunaan obat-obatan
untuk meningkatkan
kemampuan untuk
melakukan hubungan
seksual.
q. Tentukan jumlah bersalah
seksual yang berhubungan
dengan persepsi pasien dari
faktor-faktor penyebab
penyakit.
r. Sertakan pasangan/
pasanhgan seksual dalam
konseling sebanyak
mungkin.
s. Gunakan humor dan
mendorong pasien untuk
menggunakan humor untuk
meringankan kecemasan
atau rasa malu.
t. Memberikan jaminan
bahwa praktik seksual saat
ini dan baru sehat.
u. Memberikan jaminan dan
ijin untuk bereksperimen
dengan bentuk-bentuk
alternatif dari eksperi
seksual.
v. Memberikan arahan/
konsultasi dengan anggota
lain dari tim perawatan
kesehatan .
w. Merujuk pasien ke seorang
terapis seks.
2 Ketidakefektifan Label NOC : Label NIC :
Pola Seksual a Pemulihan dari a. Peningkatan Citra Tubuh:
berhubungan Penganiayaaan meningkatnya persepsi
dengan..... ditandai Seksual sadar dan persepsi bawah
dengan...... b Citra Tubuh sadar serta sikap pasien
c Maturasi Fisik pada terhadap tubuhnya
Wanita b. Peningkatan Koping:
d Maturasi Fisik pada membantu pasien
Pria menyesuaikan diri dengan
e Penampilan peran persepsi stresor, perubahan,
f Harga Diri atas ancaman, yang
g Identitas Seksual menghambat pemenuhan
Setelah dilakukan asuhan tuntutan hidup dan peran
keperawatan selama ....x c. Peningkatan Peran :
24 jam diharapkan klien membantu pasien, oramg
mampu mengatasi terdekat, atau keluarga
gangguan pola seksual untuk meningkatkan
tersebut dengan kriteria hubungan dengan
hasil: mengklarifikasi dan
 Menunjukkan menambah perilaku peran
Pemulihan dari tertentu
Penganiayaan d. Peningkata Harga Diri:
Seksual, yang menbantu pasien
dibuktikan oleh meningkatkan penilaian
indikator berikut pribadi tentang harga diri
(sebutkan 1-5: tidak e. Konseling Seksual:
ada, terbatas, enggunaan proses
sedang, banyak atau pertolongan interaktif yang
sangat banyak.) : berfokus pada kebutuhan
1. Bukti hubungan untuk membuat untuk
yang sesuai membuat penyesuaian pada
dengan individu praktik seksual atau
sesama jenis meningkatkan koping
2. Bukti hubungan terhadap gangguan atau
yang sesuai peristiwa seksual
dengan lawan f. Penyuluhan Seks yang
jenis Aman: memberi arahan
3. Ekspresi tentang perlindungan
kenyamanan seksual selama melakukan
dengan identitas aktivitas seksual
gender dan g. Penyuluhan Seksualitas :
orientasi seksual membantu individu
 Menunjukkan Harga memahami dimensi fisik
Diri, yang dan psikologis pertumbuhan
dibuktikan oleh dan perkembangan seksual.
indikator berikut
(sebutkan 1-5: tidak
pernah, jarang,
kadang-kadang,
sering, atau selalu
positif) :
1. Pernyataan
tentang
penerimaan diri
2. Perasaan tentang
harga diri
3. Respons yang
diharapkan dari
orang lain
3 Resiko gangguan Label NOC: Label NOC : Label NIC :
hubungan ibu dan a Parent-Infant a Enviromental Management
janin berhubungan attachment b Parenting Promotion
dengan..... ditandai b Parenting, impaired c Role Enhancement
dengan...... c Role Perfomance d Parent Educatoin-Infant
Ineffective h. Kaji kebutuhan
Setelah dilakukan asuhan pembelajaran orang tua.
keperawatan selama ....x i. Kaji untuk faktor yang
24 jam diharapkan klien dapat menyebabkan
mampu mengatasi munculnya masalah
gangguan tersebut dengan perlekatan.
kriteria hasil: j. Amati adanya indikator
a Mempraktikkan perlekatan orang tua bayi.
perilaku sehat selama k. Identifikasi kesiapan orang
kehamilan. tua untuk belajar mengenai
b Menyebutkan perawatan bayi.
karakteristik spesifik l. Kaji kemampuan orang tua
janin. untuk belajar mengenali
c Mempersiapkan janin kebutuhan fisiologis bayi.
sebelum kelahiran. m. Jelaskan peralatan yang
d Menggendong, digunakan untuk memantau
menyentuh, menepuk, bayi diruang perawatan.
mengusap-usap, n. Demonstrasikan cara
mencium dan menyentuh bayi saat berada
tersenyum kepada bayi. di mesin incubator.
e Berbicara dengan bayi. o. Dorong orang tua untuk
f Menggunakan posisi memasase atau memijat
wajah sejajar dan bayi.
kontak mata. p. Dorong orang tua untuk
g Bermain dengan bayi. menyentuh dan berbicara
h Memberi respon dengan bayi baru lahir.
terhadap isyarat bayi.
i Menghibur dan
menenangkan bayi.
j Menjaga bayi tetap
kering, bersih dan
hangat.
k Bayi melihat orang
tuanya.
l Bayi merespon isyarat
orang tua.

J. Referensi
Carpenito. Monyet, Lynda Juall. 2012. Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.
Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MediAction.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.
Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundametal Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika .
Sturt, Gail W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC.
Sutedjo, AY. 2008. Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah. Yogyakarta : Gramedia.
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai