Oleh:
Prodi D3 Jurusan Keperawatan Kelas I.1
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
SEKSUALITAS
A. Masalah Keperawatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan seksualitas
B. Pengertian
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain
melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku
yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan
kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan
dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai memerhatikan ,dan
menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu.
(A. Alimul Aziz H., 2006)
Tinjauan seksual dari beberapa aspek ,diantaranya :
1. Aspek biologis. Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan
anatomi dan fisiologi dari system reproduksi (seksual).
2. Aspek psikologis. Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis
kelamin ,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya.
3. Aspek social budaya. Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan
yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di
masyarakat.
Perilaku seksual sangat serupa dengan perilaku social lainnya yaitu seseorang
akan berperilaku sesuai dengan mereka dihargai untuk berperilaku. Mereka
cenderung “bermain sesuai aturan “ketika memilih seseorang untuk dinikahi.
Bagaimana seseorang memahami aspek dunia mereka bergantung pada siapa
mereka secara social dan dalam lingkungan social seperti apa mereka tinggal.
C. Gejala dan Tanda
1. Disfungsi Seksual
a. Data Mayor :
1) Mengatakan memiliki masalah fungsi seksual
2) Mengatakan keterbatasan perfoma seksual akibat penyakit atau
terapi
b. Data Minor
1) Takut terhadap keterbatasan perfoma seksual di masa mendatang
2) Mendapatkan informasi yang salah mengenai seksualitas
3) Kurang pengetahuan mengenai seksualitas dan fungsi seksual
4) Memiliki konflik nilai yang melibatkan ekspresi seksual (cultural,
agama)
5) Mengalami perubahan hubungan dengan orang terdekat
6) Tidak puas dengan peran seks (persepsi atau aktual)
2. Ketidakefektifan Pola Seksualitas
a. Data Mayor
1) Perubahan negative actual atau antisipatifdalam fungsi seksual atau
identitas seksual
b. Data Minor
1) Ekspresi kekhawatiran mengenai fungsi seksual atau identitas
seksual
2) Tidak sesuainya perilaku seksual verbal dan nonverbal
3) Perubahan dalam karakteristik seksual primer dan/atau sekunder
3. Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
1) Tidak mengakses system pendukung dengan tepat
2) Tidak melaporkan ketidaktepatan persiapan fisik
3) Tidak melaporkan gaya hidup prenatal yang tepat (mis., nutrisi,
eliminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
4) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
5) Tidak melaporkan penanganan gejala tidak nyaman dalam
kehamilan
6) Tidak melaporkan rencana kelahiran yang realistic
7) Tidak mencari pengetahuan yang diperlukan (mis., persalinan dan
melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
8) Kegagalan menyiapkan barang yang diperlukan untuk bayi baru
lahir
9) Kunjungan ke pelayanan kesehatan prenatal tidak konsisten
10) Kurang pemeriksaan prenatal
11) Kurang menghrgai bayi yang belum lahir
b. Selama Persalinan dan Melahirkan
1) Tidak mengakses sistem pendukung dengan tepat
2) Tidak menunjukkan perilaku kelekatan dengan bayi baru lahir
3) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
4) Tidak melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, tidur gerakan
tubuh, hygiene personal)
5) Tidak berespons dengan tepat pada awitan persalinan
6) Kurang proaktif selama persalinan dan melahirkan
c. Setelah Melahirkan
1) Tidak mengakses sistem pendukung dengan tepat
2) Tidak menunjukkan teknik menyusui dengan tepat
3) Tidak menunjukkan perawatan payudara dengan tepat
4) Tidak menunjukkan perilaku kelekatan pada bayi
5) Tidak menunjukkan teknik asuhan bayi dasar
6) Tidak memberi lingkungan yang aman untuk bayi
7) Tidak melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (mis., diet,
eliminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
8) Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
4. Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan – Melahirkan
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
1) Melakukan kunjungan prenatal secara teratur
2) Menunjukkan respek pada bayi yang dikandung
3) Menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi baru lahir
4) Melaporkan persiapan fisik yang tepat
5) Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (mis., diet, eliminasi,
tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Melaporkan ketersediaan sistem dukungan
7) Melaporkan rencana pelahiran yang realistis
8) Melaporkan penanganan gejala kehamilan yang mengganggu
kenyamanan
9) Mencari pengetahuan yang penting (mis., tentang ersalinan dan
pelahiran, asuhan bayi baru lahir)
b. Saat Persalinan dan Pelahiran
1) Mendemonstrasikan perilaku perlekatan dengan bayi baru lahir
2) Proaktif dalam persalinan dan pelahiran
3) Melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, gerakan tubuh,
latihan fisik, hygiene personal) yang sesuai dengan kala persalinan
4) Berespons secara tepat terhadap awitan persalinan
5) Memakai teknik relaksasi yang sesuai dengan kala persalinan
6) Menggunakan sistem dukungan secara tepat
c. Setelah Melahirkan
1) Mendemonstrasikan teknik menyususi yang tepat kepada bayi
2) Mendemonstrasikan perawatan payudara yang tepat
3) Mendemonstrasikan teknik dasar perawatan bayi
4) Menyediakan lingkungan yang aman bagi bayi
5) Melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (mis., diet,
eliminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
6) Menggunakan sistem dukungan yang tepat
5. Risiko Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
Faktor Risko
a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi
baru lahir)
b. Kekerasan dalam rumah tangga
c. Kunjungan perawat prenatal tidak konsisten
d. Kurang model peran yang tepat untuk untuk menjadi orang tua
e. Kurang kesiapan kognitif untuk menjadi orang tua
f. Kurang kepercayaan diri ibu
g. Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
h. Kurang perencanaan kelahiran yang realistic
i. Kurang system pendukung yang cukup
j. Ketidakberdayaan ibu
k. Distress psikososial ibu
l. Nutrisi ibu kurang optimal
m. Penyalahgunaan zat
n. Kehamilan yang tidak nyaman
o. Kehamilan yang tidak diinginkan
6. Risiko Gangguan Hubungan Ibu – Janin
Faktor Risiko
a. Penyulit kehamilan (mis., ketuban pecah dini, plasenta previa atau
solusio prasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
b. Gangguan transport oksigen (mis., anemia, penyakit jantung, asma,
hipertensi, kejang, persalinan premature, hemoragi)
c. Gangguan metabolism glukosa (mis., diabetes, penggunaan steroid)
d. Peganiayaan fisik
e. Penyalahgunaan zat (mis., tembakau, alcohol, obat)
f. Efek samping terkait terapi (mis., medikasi, pembedahan)
D. Pohon Masalah
Berhubungan sex Kontak dg darah,
Fisik:ganggua Peny. Infeksi
Peny. Endokrin, <17th, merokok, kontakseks, kontak
n hormonal & yang diderita
Genitourinarius, higene seks yg ibu bayi
rendahnya Ibu
Neuromuskular kurang, virus HIV,
tingkat HIV masuk
testoteron, & skeletal, Bakteri& sering melahirjkan dg
Kardiopulmonal virus kedalam tubuh
gangguan persalinan
Gangguan reaksi
suplai darah bermasalah, berganti- HIV berikatan
yaitu biokimia dlm Masuk ke
Neonatus ganti pasangan, limfosit T, monosit,
pembuluh tubuh.
herediter
Proses metaplasi makrofag
darah di penis. Energy dlm
Masa Masa pascanatal HIV
Psikologis: tubuh menurun Dysplasia servik
antenatal intranatal berdifu
berkaitan
Penurunan Infeksi si dg
dengan trauma
libido Kuman nosokomial Ca. servik CD4
depresi, stress Kuman
& kecemasan. & virus di dariluar Inti virus
Ketidakefektif dari ibu Terapi
vagina rahim masuk
Gaya hidup: an pola
merokok, Melewati & kedalam
seksualitas Post
konsumsi plasenta servik sitoplasma
kemoterapi
alcohol & Naik RNA
berlebih, umbilikus mencapai virus
Kompresi pada
obesitas kiroin &
ekstrem & Masuk RES DNA
amnion
kurangnya
Kelemahan Melalui
kedalam Kuman melalui Melalui alat2 Leukosit Integrasi
olah raga
& sirkulasi Amionitis
umbilicus pengisap lendir , menurun
Anemia DNA virus
tubuh
impotensi darah & ke janin
masuk selang + prot. Pd
Obat-obatan: bayi
korionitis Resiko T4
obat anti janin endotrakeal,
Disfungsi infeksi (provirus)
dpresan, anti- inuse, selang
seksualobat
psikotik, naso gastric,
penenang botol minuman
atau dot
Ketidaksiapan RNA mRNA
meningkatkan genom ditran
proses dilepas slasi
kehamilanmela kesitopl Prot.
sepsis
hirkan asma Virus
Risiko
Resiko Ketidakefektifan Ketidakefektifan proses gangguan
proses kehamilan-melahirkan kehamilan-melahirkan hubungan
Ibu-Janin
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi : hitung darah lengkap dan laju sedimentasi, skrining anemia
2. Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN), glikosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan
ginjal.
3. Serologi, terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis
4. Urinalis, skrining obat.
5. Pemeriksaan tinja untuk darah tersamar.
F. Penatalaksaan Medis
1. Gonorhoe (GO)
Disebabkan oleh bakteri diploccocus gram negatif yang kontank melalui
eksudat dan menyerang uretra, serviks, atau meluas ke alat reproduksi bagian atas.
Eksudat dapat menular pada bayi waktu lahir sehingga menjadi konjungtifitis
neonaiorum. Komplikasi artritis, meningitis, septikemi, endokarditis dan lain lain.
Gejalan yang mucul berupa nyeri, dispa reuni, pengeluaran cairan lewat uretra.
Terapi obat yang dapat diberikan, seperti sefrakson 250 mg/IM 1 x sehari selama
tujuh hari dan doksisiklin 100 mg, oral 2 x/hari selama tujuh hari. Untuk ibu hamil
dapat di ganti dengan eritromisin. Untuk mencegah infeksi sistemis pada neonatus
diberi seftriakson 50mg/kgBB/IV atau IM 125mg.
2. Sifilis
Disebabkan oleh Spirochaeta Treponema Pallidum. Penyakit ini menempati
urutan ke tiga terbanyak di amerika serikat. Penularannya dengan cara kontak
tubuh atau kongenital dari ibu ke janin melalui plasenta. Janin yang terinfeksi sifilis
melalui ibunya dapat menyebabkan aborsi spontan, mati dalam kandungan,
kebutaan, ketulian dan kelainan pada wajah atau ekstremitas. Terapi obat yang
dapat di gunakan berupa Penisilin G Benzantin 7,2 juta unit, dibagi tiga dosis,
diberikan satu minggu sekali. Dosisiklin atau tetreasiklin adalah alternatif lain
apabila ibu tak hamil. Penisilin kristal G untuk sifilis yang menyerang SSP secara
IV. Pengobatan sifilis pada wanita hamil paling baik dengan penisilin. Apabila bayi
sifilis dan ibu yang hamil sudah di terapi dengan eritromisin, sebaiknya
menggunakan penisilin benazantin 50.000 U/kgBB/intramuskuler dosis tunggal.
3. Kandidiasis
Disebabkan oleh jamus kandida albicans yang menyebabkan infeksi pada
kulit dan selaput lendir terutama lesi pada oral, vulvovagina, salurana gastro
investinal, kandidiasis vagiina ditandai dengan keluarnya cairan per vagina kental
seperti keju disertai rasa gatal. Dapat ditularkan pada waktu hubungan seksual
terutama dalam kondisi tubuh lemah, DM terapis steroid, terapi sitostatika dan
imunodefisiensi. Terapi obat yang dapat diberikan yaitu mikonasol 200mg
intravagina, menjelang tidur selama tiga hari. Obat lainnya seperti klottrimasol,
butakonasol, per vaginam. bayi yang menderita kandidiasis pada mulut diobati
dengan nistatin yang dioleskan dalam mulut.
4. Pedikulonis Pubis (Kutupubis)
Merupakan infeksi ektoparasit yang ditularkan saat kontak seksual. Telur
menetas dalam satu minggu dan dewasa dalam 8-10 hari. Terapi obat yang dapat
diberikan berupa cream permetrin 1 % pada daerah yang terkena dan dibilas 10
menit kemudisn. Tempat lainnya seperti piretrin, pipironil butoksida atau
sampolindane 1% selama 4 menit. Pengobatan terhadap pasangan hubungan
seksual dan lindane tidak boleh diberikan wanita hamil dan menyusui.
G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status,
alamat, diagnosa medis, sumber biaya dan identitas penanggung.
2. Riwayat seksual
a. Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.
b. Klien yang mengalami disfungsi seksual/problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dan lain-lain)
c. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi
seksual (peny.jantung, DM, dan lain-lain)
3. Pengkajian seksual mencakup :
a. Riwayat Kesehatan seksual
1) Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
2) Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan
pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat.
4. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik paling penting dalam mengevaluasi penyebab kekuatiran
atau maslah seksual dan mungkin merupakan kesempatan terbaik untuk memberi
penyuluhan kepada klien tentang seksualitas.
a. Inspeksi dan palpasi
Teknik infeksi dan palpasi digunakan oleh perawat untuk mengaji
payudara dan genitaliainternal dan eksternal klien. Perawat juga dapat
mengajarkan klien mengenai cara sadari yaitu pemeriksaan payudara sendiri
kepada klien wanita serta melakukan latihan Kegel untuk menguatkan otot
pubokoksigeus.
b. Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat
PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital,
perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dan lain-lain.
c. Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya ggn
struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
d. Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
e. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
f. Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual; kurangnya
pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
g. Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan
h. Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi
J. Referensi
Carpenito. Monyet, Lynda Juall. 2012. Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.
Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MediAction.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.
Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundametal Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika .
Sturt, Gail W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC.
Sutedjo, AY. 2008. Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah. Yogyakarta : Gramedia.
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.