Anda di halaman 1dari 33

Neurosis & Psikosis

Kelompok 7

Mutia Eka P D11.2014.01803


Khumaidah D11.2014.01901
Lia Handayani D11.2014.01922
Definisi Neurosis
Menurut Singgih Dirgagunarsa (1978 : 143), neurosis adalah
gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian,
sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan
pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar,
dan jarang memerlukan peralatan khusus di rumah sakit.

Neurosis, menurut W.F. Maramis (1980 : 97), adalah suatu


kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak
diselesaikan suatu konflik tidak sadar.
Dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokok-pokok
pengertian neurosis sebagai berikut:
a. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.
b. Neurosis terjadi pada sebagian kecil aspek kepribadian.
c. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan
mampu melakukan aktifitas sehari-hari.
d. Penderita neurosis tidak memerlukan perawatan khusus di
rumah sakit jiwa.
Jenis- Jenis Neurosis
1. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety
state)
2. Histeria
3. Neurosis fobik
4. Neurosis obsesif-kompulsif
5. Neurosis depresi
6. Neurasthenia
1. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)
Gejala-gejala neurosis cemas
Tidak ada rangsangan yang spesifik yang
menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat
mengambang bebas, apa saja dapat
menyebabkan gejala tersebut.
Faktor penyebab neurosis cemas
Menurut Maramis (1980 : 261), faktor pencetus
neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik
berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun
seperti kemarahan yang dipendam.

Terapi
dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan
dan kekuatiran dan mencari penyesuaian yang
lebih baik terhadap permasalahan.
2. Histeria
Gejala-gejala hysteria
Ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak
terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari
kepekaannya terhadap rangsangan-rangsangan emosional.

Faktor penyebab hysteria


Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena
pengalaman traumatis (pengalaman menyakitkan) yang
kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak
sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau
menghilangkan pengalaman tersebut.
3. Neurosis fobik
Gejala-gejala neurosis fobik
neurosis fobik merupakan gangguan jiwa dengan gejala
utamanya fobia, yaitu rasa takut yang hebat yang bersifat
rasional, terhadap suatu benda atau keadaan.
Ada bermacam-macam fobia yang nama atau sebutannya menurut faktor
yang menyebabkan ketakutan tersebut, misalnya :
Hematophobia : takut melihat darah
Hydrophobia : takut pada air
Pyrophobia : takut pada api
Acrophobia : takut berada di tempat yang
tinggi
Faktor penyebab neurosis fobik
Terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan shock
hebat yang berkenaan dengan situasi atau benda tertentu, yang disertai
perasaan malu atau bersalah.
Menurut Maramis, neurosis fobik sulit untuk dihilangkan sama sekali
bila gangguan tersebut telah lama diderita berdasarkan fobia pada masa
kanak-kanak.
4. Neurosis obsesif-kompulsif
Gejala-gejala neurosis obsesif-kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke
dalam pikiran atau menguasai kesadaran dan istilah
kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak
dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun
sebenarnya perbuatan tersebut tidak diperlukan.
Contoh:
- kleptomania
- pyromania
- wanderlust
- mania cuci tangan
Faktor penyebab neurosis jenis ini dapat terjadi karena
faktor-fator sebagai berikut (Yulia D., 2000: 116 117).
- konflik antara keinginan-keinginan ditekan atau di
alihkan
- trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman
masa lalu (masa kecil).
5. Neurosis depresi
Gejala-gejala neurosis depresi
neurosis depresi merupakan neurosis dengan gangguan
utama pada perasaan dengan ciri-ciri: kurang atau tidak
bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung
menyalahkan diri sendiri. Gejala-gejala utama gangguan
jiwa ini adalah:
- gejala jasmaniah : senantiasa lelah
- gejala psikologi : sedih, putus asa, cepat lupa,
insomnia, anorexia, ingin mengakhiri hidupnya, dst.
Faktor penyebab neurosis depresif
menurut hasil riset mutakhir sebagaimana
dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa
depresi tidak didasarkan persepsi akurat tentang
kenyataan, tetapi merupakan produk keterplesetan
mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan
emosional sama sekali, melainkan akibat dari adanya
distorsikogenetif atau pemikiran yang negatif, yang
kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama
perasaan yang negatif pula.
6. Neurasthenia
Gejala-gejala neurasthenia
Neurosthania disebut juga penyakit payah. Gejala
utama gangguan ini adalah tidak bersemangat, cepat
lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang
sedikit, emosi labil, dan kemampuan berfikir
menurun. Gejala tambahan, yaitu: insomnia, kepala
pusing, sering merasa dihinggapi segala macam-
macam penyakit, dst.
Faktor penyebab neurasthenia
neurasthenia dapat terjadi karena beberapa faktor
(Zakiyah Daradjat, 1983 : 34) yaitu :
- terlalu lama menekan perasaan, pertentangan
batin, kecemasan
- terhalanginya keinginan-keinginan
- sering gagal dalam menghadapi persaingan-
Definisi Psikosis
Menurut Singgih D. Gunarsa (1998 : 140), psikosis ialah
gangguan jiwa yang meliputi keseluran kepribadian
sehingga penderita tidak bisa menyesuaikan diri dalam
norma-norma hidup yang wajar dan berlaku umum.
W.F. Maramis (2005 : 180), menyatakan bahwa psikosis
adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa
kenyataan (sense of reality). Kelainan seperti ini dapat
diketahui berdasarkan gangguan-gangguan pada
perasaan, pikiran, kemauan, motorik, dst. Prilakau
penderita psikosis tidak dapat dimengerti oleh normal,
sehingga orang awam menyebut penderita sebagai orang
gila.
Dari para ahli tersebut dapat diperoleh gambaran
tentang psikosi yang intinya sebagai berikut:
a. Psikosi merupakan gangguan jiwa yang berat, atau
tepatnya penyakit jiwa, yang terjadi pada semua
aspek kepribadian.
b. Bahwa penderita psikosis tidak dapat lagi
berhubungan dengan realitas, penderita hidup dalam
dunianya sendiri.
c. Psikosis tidak dirasakan keberadaannya oleh
penderita. Penderita tidak menyadari bahwa dirinya
sakit.
d. Dalam bahasa sehari-hari, psikosis disebut dengan
istilah gila.
Jenis-Jenis Psikosis

1. Psikosis Organik
Alcoholic psychosis,
Drug psychose
Traumatic psychosis
Dementia paralytica
2. Psikosis Fungsional
SCHIZOPHRENIA
PSIKOSIS MANIA-DEPRESIF
PSIKOSIS PARANOID
1. Psikosis organik
Psikosis organik adalah penyakit jiwa yang
disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau organik,
yaitu pada fungsi jaringan otak, sehingga penderita
mengalamai inkompeten secara sosial, tidak mampu
bertanggung jawab, dan gagal dalam menyesuaikan
diri terhadap realitas.
Psikosis organis dibedakan menjadi beberapa jenis dengan
sebutan atau nama mengacu pada faktor penyabab terjadinya.
Jenis psikosis yang tergolong psikosis organik adalah sebagai
berikut.
Alcoholic psychosis, terjadi karena fungsi jaringan otak
terganggu atau rusak akibat terlalu banyak minum
minuman keras.
Drug psychose atau psikosis akibat obat-obat terlarang
(mariyuana, LSD, kokain, sabu-sabu, dst.).
Traumatic psychosis, yaitu psikosis yang terjadi akibat
luka atau trauma pada kepala karena kena pukul,
tertembak, kecelakaan, dst.
Dementia paralytica, yaitu psikosis yang terjadi akibat
infeksi syphilis yang kemudian menyebabkan kerusakan
sel-sel otak.
2. Psikosis fungsional
Psikosis fungsional merupakan penyakit jiwa secara
fungsional yang bersifat nonorganik, yang ditandai
dengan disintegrasi kepribadian dan ketidak mampuan
dalam melakukan penyesuaian sosial. Psikosis jenis
inidibedakan menjadi beberapa ., yaitu : schizophrenia,
psikosis mania-depresif, dan psiukosis paranoid
(Kartini Kartono, 2000 : 106).
a. SCHIZOPHRENIA
Arti sebenarnya dari Schizophrenia adalah
kepribadian yang terbelah (split of personality).
Sebutan ini diberikan berdasarkan gejala yang
paling menonjol dari penyakit ini, yaitu adanya jiwa
yang terpecah belah. Antara pikiran, perasaan, dan
perbuatan terjadi disharmoni.
Gejala-gejala schizophrenia
Kontak dengan realitas tidak ada lagi, penderita lebih banyak
hidup dalam dunia khayal sendiri, dan berbicara serta bertingkah
laku sesuai dengan khayalannya, sehingga tidak sesuai dengan
kenyataan.
Karena tidak ada kontak dengan realitas, maka logikanya tidak
berfungsi sehingga isi pembeicaraan penderita sukar untuk
diikuti karena meloncat-loncat (inkoheren) dan seringkali
muncul kata-kata aneh yang hanya dapat dimengerti oleh
penderita sendiri.
Pikiran, ucapan, dan perbuatannya tidak sejalan, ketiga aspek
kejiwaan ini pada penderita schizophrenia dapat berjalan sendiri-
sendiri, sehingga ia dapat menceritakan kejadian yang
menyedihkan sambil tertawa.
Sehubungan dengan pikiran yang sangat berorientasi pada
khayalannya sendiri, timbul delusi ata waham pada penderita
schizophrenia (bisa waham kejaran dan kebesaran).
Halusinasi
Faktor penyebab terjadinya schizophrenia
Pendapat para ahlimengenai factor penyebab
schizophrenia ada bermacam-macam. Ada yang
menyatakan bahwa penyakit ini merupakan keturunan.
Ada pula yang menyatakan bahwa schizophrenia terjadi
gangguan endokrin dan metabolisme. Sedangkan
pendapat yang berkembang dewasa ini adalah bahwa
penyakit jiwa ini disebabkan oleh beberapa factor,
antara lain keturunan, pola asuh yang salah,
maladaptasi, tekanan jiwa, dan penyakit lain yang belum
diketahui (W.F. Maramis, 1980 : 216-217).
b. PSIKOSIS MANIA-DEPRESIF
Psikosis mania-depresif merupakan kekalutan
mental yang berat, yang berbentuk gangguan
emosi yang ekstrim, yaitu berubah-ubahnya
kegembiraan yang berlebihan (mania) menjadi
kesedihan yang sangat mendalam (depresi)
dan sebaliknya dan seterusnya.
Gejala-gejala psikosis mania-depresif
(a) Gejala-gejala mania antara lain:
euphoria (kegembiraan secara berlebihan0;
waham kebesaran;
hiperaktivitas;
pikiran melayang.
(b) Gejala-gejala depresif antara lain :
kecemasan;
pesimis;
hipoaktivitas;
insomnia;
anorexia.
c. PSIKOSIS PARANOID
Psikosis paranoid merupakan penyakit jiwa yang
serius yang ditandai dengan banyak delusi atau
waham yang disistematisasikan dan ide-ide yang salah
yang bersifat menetap. Istilah paranoid dipergunakan
pertama kali oleh Kahlbaum pada tahun 1863, untuk
menunjukkan suatu kecurigaan dan kebesaran yang
berlebihan (W.,F. Maramis, 1980 : 241).
Gejala-gejala psikosis paranoid
Sistem waham yang kaku, kukuh dan sistematis,
terutama waham kejaran dan kebesaran baik sendiri-
sendiri maupun bercampur aduk
Pikirannya dikuasai ole hide-ide yang salah, kaku, dan
paksaan..
Mudah timbul rasa curiga .
Faktor penyebab psikosis paranoid
Kebiasaan berpikir yang salah;
Terlalu sensitif dan seringkali dihinggapi rasa curiga;
Adanya rasa percaya diri yang berlebihan (over
confidence);
Adanya kompensasi terhadap kegagalan dan kompleks
inferioritas.
Perbedaan
Faktor Psikosis Neurosis
1. Perilaku umum Gangguan terjadi pada seluruh Gangguan terjadi sebagian
aspek kepribadian, tidak ada kepribadian,kontak dengan
kontak dengan realitas realitas masih ada

2. gejala-gejala Gejala bervariasi luas dengan Gejala bervariasi tetapi


waham,halusinasi, kadangkala bersifat temporer dan
emosi yang terjadi secara terus ringan.
menerus

3. orientasi Penderita sering mengalami Penderita tidak/jarang


disorientasi(waktu,tempat,dan mengalami
orang-orang disorientasi(waktu,tempat,d
an orang-orang
Faktor Psikosis Neurosis
4. Pemahaman (insight) Tidak memahami dirinya memahami dirinya sakit
sakit

5. Resiko sosial Perilaku membahayakan Perilaku jarang untuk


orang lain dan diri tidak membahayakan
sendiri orang lain dan diri
sendiri

6. penyem-buhan Memerlukan perawatan Tidak begitu


di RS,Kesembuhan ke memerlukan perawatan
keadaan semula sulit di RS,Kesembuhan ke
dicapai keadaan semula sangat
mungkin untuk dicapai
PENGOBATAN

Terapi Modalitas

Terapi modalitas bertujuan agar pola perilaku atau kepribadian seperti


keterampilan koping, gaya komunikasi dan tingkat hargadiri bertahap dapat
berkembang, mengingat bahwa klien/pasien dengan gangguan jiwa membutuhkan
pengawasan yang ketat dan lingkungan suffortif yang aman.

Berikut jenisnya:
Psikoterapi
Psikoanalisis psikoterapi
Psikoterapi individu
Terapi modifikasi lingkungan
Psikoterapi individu
Terapi okupasi
Terapi lingkungan
Terapi somatik
Terapi aktivitas kelompok
Terapi Lingkungan

Perawatan klien pada rumah sakit jiwa dalam jangka waktu yang lama mengkibatkan
klien mengalami penurunan kemampuan berfikir dan bertindak secara mandiri dan
kehilangan hubungan dengan dunia luar, oleh karena itu diperlukan pengembangan
layanan keperawatan psikiatrik salah satunya dengan penerapan terapi lingkungan
di rumah sakit.

Terapi Somatik

Terapi somatic adalah terapi yang diberikan pada pasien dengan tujuan merubah
perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan melakukan
tindakan dalam bentuk perlakuan fisik.Terapi Somatik telah banyak dilakukan pada
klien dengan gangguan jiwa
Referensi :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/nana
ng-erma-gunawan-spd-med/neurotik-dll.pdfu

https://www.slideshare.net/mobile/lenawahyu/perbeda
an-gangguan-jiwa-psikotik-dan-neurotik

Wiramihardja, Sutardjo A. (2005) Pengantar Psikologi


Abnormal. Bnadung: Refika Aditam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai