Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

TEMA
PERSEPSI SOSIAL MENGENALI DAN MENGERTI ORANG LAIN

DI SUSUN
OLEH

DWI ERSA RIFALDI 131000231

NURHASANAH RAMBE 131000214

DEBI FIN YOHANASINAGA 131000178

ASSI NOVIANTI 131000213

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS KESEHATAN MAYARAKAT
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nyalah
penulis bisa menyelesaikan penulisan makalah Psikologi Sosial dengan judul Persepsi Sosial
Mengenali dan Mengerti Orang Lain dengan tepat waktu. Isi dari makalah ini membahas
mengenai persepsi sosial setiap individu terhadap sesuatu hal yang ada di sekitarnya, baik itu
orang lain maupun lingkungannya. Karena cara orang dalam memersepsikan orang lain yang
baru ia kenal itu berbeda satu sama lain. Di dalam memersepsikannya orang lain seseorang
juga melihat beberapa faktor-faktor tertentu yang melekat pada orang tersebut. Seperti
pakaiannya, gaya rambut, cara berbicaranya, maupun lingkungannya.

Penulis berharap penulisan makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca, dan
diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca bisa lebih paham dan mengetahui
bagaimana memersepsikan orang lain yang sering kita temui di dalam kehidupan kita sehari-
hari, bagaimana menilai mengenai kepribadiannya dan juga kehidupannya.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih kurang sempurna.


Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
makalah ini agar lebih baik lagi.

Medan, 21 Nopember 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I Pendahuluan
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Rumusan Masalah 2
Sistematika Penulisan 2

BAB II Pembahasan
1. Pengertian Persepsi Sosial 3
2. Persepsi Sosial sebagai Proses 4
3. Faktor-Faktor Persepsi Sosial 5
4. Tingkah Laku dan Komunikasi Nonverbal 5
5. Teori Atribusi 8
6. Bias-Bias Persepsi Sosial 10

BAB III Penutup


Kesimpulan
Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persepsi sosial dalam arti mengenali dan mengerti orang lain, merupakan
aktivitas yang sangat kompleks karena orang lain juga merupakan sesuatu yang sangat
kompleks. Tidak mudah untuk mengenali dan mengerti orang lain sebab karakter yang
dimiliki orang sangat banyak dan berbeda. Prilaku seseorang tidak selalu menampilkan
diri apa adanya dan selalu menyembunyikan apa yang dirasakannya.

Kegiatan persepsi sosial perlu dilakukan karena peran orang lain sangat
penting dan brpengaruh dalam hidup kita. Setiap manusia membutuhkan orang lain untuk
berdampingan, berkomunikasi, dan berinteraksi. Dunia manusia adalah dunia untuk hidup
bersama dan saling membutuhkan satu sama lain. Persepsi sosial juga berhubungan
dengan kesehatan mental ditandai dengan fungsi sosial dari individu. Syarat
kemampuannya untuk mengenali emosional diri sendiri maupun orang lain, sehingga
diperlukan juga kemampuan menganalisis ekspresi wajah.

Banyak orang yang menganggap bahwa penampilan yang indah merupakan


suatu kecukupan materi dalam hidupnya. Ada pula menilai bahwa penampilan yang
berantakan merupakan suatu kekacauan dalam hidupnya. Begitu juga hal nya dengan
seorang anak-anak yang senang menggunakan tas yang berbeda-beda tiap harinya ke
sekolah. Semua anggapan tersebut memang wajar dan terbiasa diungkapkan oleh
masyarakat.

Banyak persepsi sosial yang diungkapkan agar seseorang tersebut dapat


mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain. Hal tersebut merupakan
perilaku untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan persepsi
sosial maupun penggolongannya di dalam kehidupan masyarakat dan sebagai bahan
diskusi untuk presentasi mata kuliah Psikologi Sosial yang dibimbing oleh Ibu

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari persepsi sosial ?
2. Bagaimana klasifikasi dari persepsi sosial ?
3. Apa saja teori dan bias-bias dari persepsi sosial ?

1.4 Sistematika Penulisan


Bab I : Merupakan bagian pendahuluan , latar belakang masalah , tujuan penulisan,
serta sistematika penulisan .
Bab II : Merupakan pembahasan yang menguraikan tema yang dibahas berdasarkan
hasil pengelolaan data dan informasi dari berbagai sumber
Bab III : Merupakan bagian akhir dari karya ilmiah ini dalam bentuk kesimpulan
hasil dan saran-saran yang disampaikan penulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persepsi Sosial

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan.


Pengindraan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
penerima yaitu alat indera. Kemudian stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak
sebagai pusat sususan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Oleh
karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan dan proses
penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi.
http://psi-sosial.blogspot.com/2011/10/persepsi-sosial.html
Jadi, persepsi dapat diartiakan sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa,
atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulakan informasi dan menafsirkan pesan.
Atau dengan kata lain persepsi merupakan proses memberi makna pada stimulus yang
ditangkap oleh indrawi. Di dalam hal ini stimulus yang mengenai indrawi tersebut
kemudian di organisasikan, diinterprestasikan, sehingga individu menyadari tentang apa
yang diinderakannya itu. proses inilah yang dimaksud dengan persepsi.
Secara umum, persepsi sosial adalah aktivitas memersepsikan orang lain dan
apa yang membuat mereka dikenali. Melalui persepsi sosial, kita berusaha mencari tahu
dan mengerti orang lain. Teori-teori dan penelitian persepsi sosial berurusan dengan
kodrat, penyebab-penyebab, dan konsekuensi dari persepsi terhadap satuan-satuan sosial,
seperti diri sendiri, individu lain, kategori,-kategori sosial, dan kumpulan atau kelompok,
lainnya. Persepsi sosial juga merujuk pada bagaimana orang mengerti dan
mengategorisasi dunia. Seperti persepsi lainnya, persepsi sosial merupakan sebuah
konstruksi.

Dengan persepsi, individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan


lingkungan yang ada disekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang
bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi dapat datang
dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan. Isi
dari persepsi bisa berupa apa saja. Atribut-atribut individual dapat mencakup kepribadian,
sifat-sifat, disposisi tingkah laku, karakteristik fisik dan kemampuan menilai.
3
Atribut-atribut kelompok dapat mencakup properti-properti seperti ukuran,
kelekatan, sifat-sifat budaya, pola stratifikasi,, pola-pola jaringan, legitimasi, dan unsur-
unsur sejarah. Ruang lingkup persepsi sosial biasanya ditekankan pada sisi mikro, terarah
kepada penyimpulan individual berkaitan dengan karakteristiknyasendiri atau
karakteristik individu.

2.2 Persepsi Sosial Sebagai Proses

Dalam psikologi sosial, proses persepsi sosial dimulai dari pengenalan


terhadap tanda-tanda nonverbal atau tingkah laku nonverbal yang ditampilkan orang lain.
Tanda-tanda nonverbal ini merupakan informasi yang dijadikan bahan untuk mengenali
dan mengerti orang lain secara lebih jauh. Dari informasi-informasi nonverbal kita
memuat penyimpulan-penyimpulan tentang apa kira-kira yang sedang dipikirkan dan
dirasakan orang lain. Lalu, ungkapan-ungkapan verbal melengkapi penyimpulan-
penyimpulan dari tanda-tanda nonverbal.
Dengan menggunakan informasi-informasi dari tingkah laku nonverbal dan
verbal, kita membentuk kesan-kesan tentang orang lain. Kita bisa mendapat kesan apakah
orang lain yang kita temui itu ramah, baik hati, judes, pelit, pemarah, pintar, dan
sebagainya. Kesan-kesan itu tidak kita kenali secara sendiri-sendiri, melainkan kita
perbandingkan satu sama lain untuk mendapatkan kesan yang lebih menyeluruh tentang
orang lain.
Dalam membentuk kesan tentang orang lain, kesan yang kita bentuk
berdasarkan pada informasi yang tersedia di lingkungan, sikap kita terdahulu tentang
rangsang-rangsang yang relevan, dan mood kita saat ini. Contohnya, kita cenderung
berpersepsi bahwa orang yang berpakaian rapi sebagai orang yang baik daripada orang
yang berpakaian berantakan.
4
2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sosial
1. Faktor Internal atau Personal
Meliputi motivasi, kebutuhan, emosi dan pengalaman masa lalu yang
dimiliki individu. Pengaruh faktor personal sosial biasanya akan lebih
menyulitkan daripada membantu proses persepsi yang dilakukan oleh individu.
Misalnya faktor kepribadian, orang yang mempunyai kepribadian positif
cenderung menilai positif yang lain.
http://psi-unnes.blogspot.com/2010/01/persepsi-sosial.html
2. Faktor Eksternal atau Situasional
Menurut Thompson dan Debolt ( 1971 ) faktor ini meliputi kejadian-
kejadian eksternal serta nilai atau norma yang ada disekitar individu atau
masyarakat. Pengaruh faktor situasional pada persepsi sosial dapat dilihat dari
dua faktor yaitu deskripsi verbal, dan pesan nonverbal,
Deskripsi verbal yaitu proses untuk menggambarkan objek dengan
kata-kata dan mempengaruhi persepsi yang dihasilkan . Misalnya yaitu anak
yang baik , cerdas,dan ramah . Contoh-contoh tersebut akan menghasilkan
makna yang berbeda karena ada hukum yang digunakan untuk mendefenisikan
objek yang menutupi sifat/makna selanjutnya.
http://psi-unnes.blogspot.com/2010/01/persepsi-sosial.html

2.4 Tingkah Laku dan Komunikasi Nonverbal


Kita selalu berusaha untuk mengetahui informasi orang lain dari apa
yang ia rasakan dan dipikirkan. Orang bisa mengatakan sesuatu yang berbeda
bahkan bertentangan dari apa yang ia alami. Apalagi orang tersebut baru kita
kenal . Orang-orang cenderung menutupi dirinya terhadap orang yang baru ia
kenal. Bahkan bisa membantah informasi tentang apa yang ia rasakan terutama
pada saat emosi. Usaha untuk menutupi dan menyembunyikan pikiran
ditampilkan pada orang-orang yang memiliki maksud tertentu seperti
bernegosiasi kepada orang lain. Dalam hal ini , kita tidak dapat mengandalkan
informasi verbal saja , tetapi dibutuhkan juga informasi nonverbalnya.

5
Dalam keadaan tersebut , untuk memahami orang lain kita
mengandalkan informasi dari fisik mereka seperti mengenali tingkah laku
nonverbal, perubahan ekspresi wajah , kontak mata , postur tubuh , dan gerakan
badan. Tingkah laku nonverbal bisa membantu kita untuk mencapai tujuan
menurut Patterson (1983) yaitu:

1. Tingkah laku nonverbal menyediakan informasi tentang perasaan dan niat.


Contohnya : Emosi sedih yang dialami seseorang dapat dikenali dari
ekspresi wajahnya meskipun ia mengatakan sedang bahagia.
2. Tingkah laku nonverbal digunakan utnuk mengatur dan mengelola interaksi.
Contohnya : Ekspresi wajah yang sedang berbicara.
3. Tingkah laku nonverbal digunakan untuk mengungkapkan keakraban ,
keintiman. Contohnya : Kedipan mata , tatapan mata, sentuhan .
4. Tingkah laku nonverbal digunakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan .
Contohnya : Memberikan senyuman sebagai dukungan yang positif.
5. Tingkah laku nonverbal digunakan sebagai kendali . Contohnya :Mata
melotot.
Dari contoh fisik di atas , kita dapat mengenali dan mengetahui apa
yang dirasakan orang lain. Tingkah laku nonverbal menunjukkan sikap , emosi ,
kepribadian. Aktivitas saling mengenali melalui tingkah laku nonverbal disebut
komunikasi nonverbal . Komunikasi nonverbal yaitu komunikasi tanpa kata-
kata, ucapan yang disengaja maupun tidak disengaja. Contoh dari komunikasi
nonverbal ialah ketika seseorang menundukkan kepala ketika melewati orang
yang lebih tua , menyapa dan tersenyum kepada orang yang melintas.

A. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi antarindividu tanpa
melibatkan isi bahasa lisan, namun mengandalkan bahasa-bahasa nonlisan
melalui ekspresi wajah, kontak mata, gerakan badan, postur, dan sentuhan.
Komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian pesan-pesanoleh seseorang
yang dilakukan tidak dengan kata-kata/ bahasa verbal, melainkan melalui
petunjuk-

6
petunjuk atau tanda-tanda lain yang terjadi pada tubuh seseorang
(http://humanpedia.weebly.com/komunikasi-non-verbal.html). Perilaku nonverbal
tidak bisa dikekang dan sulit dikontrol.
Petunjuk nonverbal yang ditampilkan seseorangdapat memengaruhi perasaan kita,
mskipun kita tidak secara sadar memerhatikan petunjuk ini, ataupun sengaja
membaca perasaannya.
 Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah mengungkapkan emosi secara pribadi juga kombinasi
emosi seperti marah bercampur kaget atau sedih bercampur gembira.
 Kontak Mata
Secara sadar atau tidak sadar , orang selalu melakukan aktivitasnya
melalui kontak mata. Dalam beberapa konteks , pertemuan antara dua
mata dapat membangkitkan emosi yang sangat kuat .Adapula kontak
mata yang membuat kesalahpahaman antara satu dengan yang lainnya.
Contohnya yaitu kontak mata yang menunjukkan ketertarikan dianggap
suatu nafsu belaka. Kontak mata sangat penting digunakan apalagi
dalam hubungan intim,percintaan, dan ketertarikan.
 Gerakan Badan
Seseorang menampilkan gerakan badannya pada saat ia marah
ataupun sedih. Gerakannya berubah-ubah baik dari bentuk maupun
kecepatannya. Gerakan badan mencerminkan keadaan emosionalnya
sehingga dapat dikenali dan dimengerti keadaan emosional orang lain.
Banyaknya gerakan memberi kita petunjuk tentang terangsangnya
keadaan yang dialami orang tersebut. Contohnya menggaruk-garuk
badan, menghentakkan kaki ke lantai.
 Sentuhan
Sentuhan bisa menjadi petunjuk dari afeksi, kepedulian, minat
seksual. Sentuhan untuk suatu pengenalan serta pemahaman merupakan
kegiatan yang kompleks. Contoh bentuk sentuhan yang secara umum
dilakukan oleh orang yaitu, berjabat tangan ketika bertemu dengan
kerabat karib.

7
2.5 Atribusi
Atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain itu
berperilaku tertentu. Atribusi penting untuk dipelajari, sebab dengan
mempelajari atribusi, kita juga dapat melihat bias-bias yang terjadi ketika
seseorang menjelaskan perilaku orang lain, yang kemudian pada gilirannya
memengaruhi perilaku mereka sendiri.
A. Teori Atribusi Menurut Fritz Heider Tahun 1958
Kajian tentang atribusi pada awalnya dilakukan oleh Frizt
Heider pada Tahun 1958. Heider mengemukakan bahwa apabila kita
mengamati perilaku sosial, maka yang pertama kali harus kita lakukan
adalah menentukan terlebih dahulu apa yang menyebabkannya, yakni faktor
situasional atau personal (http://apriansyah18.blogspot.com/2012/12/teori-
atribusi-eksternal.html#.UpAyO9LxrB4).

Menurut Heider, setiap individu pada dasarnya adalah seseorang


ilmuan semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mengerti tingkah laku
orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan potongan-potongan
informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang
sebab-sebab orang lain bertingkah laku tertentu. Dengan kata lain seseorang
itu selalu berusaha untuk mencari sebab, mengapa seseorang berbuat dengan
cara-cara tertentu.
Contohnya ketika si A bertemu dengan si B yang menampilkan
ekspresi wajah tidak ramah dan posisi tubuh yang terkesan berjarak dari
orang lain, maka si A akan menyimpulkan bahwa si B tidak ramah. Di sini
kita dapat mengatakan bahwa atribusi merupakan analisis kausal, yaitu
penafsiran terhadap sebab-sebabdari mengapa sebuah fenomena
menampilakan gejala-gejala tertentu. Menurut Heider terdapat dua sumber
atribusi terhadap tingkah laku, yaitu :

8
1. Atribusi Internal atau Disposisional
Kita dapat menyimpulkan bahwa tingkah laku seseorang disebabkan
oleh sifat-sifat atau disposisi ( unsur psikologis yang mendahului tingkah
laku ).
2. Atribusi Eksternal atau Lingkungan
Kita menyimpulkan bahwa tingkah laku seseorang disebabkan oleh
situasi tempat orang tersebut berada

B. Teori Atribusi Menurut Kelley Tahun 1967-1972


Kelley menjelaskan tentang bagaimana orang menarik kesimpulan
tentang “Apa yang menjadi sebab“ atau apa yang menjadi dasar seseorang
melakukan suatu perbuatan atau memutuskan untuk berbuat dengan cara-
cara tertentu (http://guruberbagirasa.blogspot.com/2012/04/psikologi-teori-
teori-atribusi-menurut.html). Menurut Kelley, terdapat tiga faktor yang
menjadi dasar pertimbangan orang untuk menarik kesimpulan, apakah suatu
perbuatan atau tindakan itu disebabkan oleh sifat dari dalam diri(disposisi)
ataukah disebabkan oleh faktor dari luar diri. Pertimbangan tersebut yaitu
1) Konsensus
Situasi yang membedakan prilaku seseorang dengan perilaku orang
lainnya dalam menghadapi situasi yang sama. Bila seseorang
berperilaku sama dengan orang kebanyakan, maka perilaku orang
tersebut memiliki konsensus yang tinggi. Tetapi bila perilaku
seseorang tersebut berbeda dengan perilaku kebanyakan orang, maka
perilaku orang tersebut memiliki konsensus yang rendah.
2) Konsisten
Konsisten adalah sesuatu yang menunjukkan sejauh mana perilaku
seseorang konsisten dari satu situasi ke situasi lain.
3) Keunikan
Menunjukkan sejauh mana seseorang bereaksi dengan cara yang
sama terhadap peristiwa yang berbeda.

9
C. Teori Kepribadian Tersirat

Teori kepribadian tersirat adalah pemahaman atau gambaran mengenai


kepribadian. Seseorang menggunakan teori ini untuk membentuk kesan
tentang orang lain dalam waktu cepat. Dalam membentuk kesan, kita dapat
menggunakan jalan pintas mental, ketika tingkah laku seseorang tampak
ambigu, tidak jelas teori atau sifat apa yang akan kita gunakan untuk
memersepsikan orang tersebut.
Dalam keadaan tersebut, kesan bisa jadi ditentukan oleh seberapa
mudah kita bisa mengakses sebuah kategori sifat kepribadian, misalnya jika
kita tahu orang itu dikenal sebagai orang yang ramah, maka jika suatu kali ia
tidak menegur temannya, kita bisa memersepsikan bahwa ia tiidak melihat
temannay atau sedang terburu-buru. Cara ini merupakan jalan pintas mental
untuk memahami apa yang dirasakan dandipikirkan orang.

2.6 Bias-Bias dalam Persepsi Sosial


Persepsi sosial sering mengandung bias, diantaranya yaitu :
1. Efek Halo
Kita sering menilai orang berdasarkan penampilan pertamanya, orang yang
menampilkan kesan yang baik pada saat pertama kali bertemu, cenderung
kita anggap baik untuk seterusnya.
2. Negativistik
Yaitu kita cenderung menilai orang yang menampilkan kesan yang buruk
pada saat pertama kali bertemu dengannya, sebagai orang yang buruk
seterusnya.

10
3. Bias Korespondensi
Kecenderungan untuk menjelaskan sumber prilaku orang lain dari disposisi-
disposisi yang ada. Bahkan bila penyebab situasionalnya jelas-jelas hadir.
Contohnya : ketika Andi memegang kopi, tiba-tiba saja kopi yang
dipegangnya jatuh, lalu kita memersepsikan bahwa “si Andi orangnya
memang teledor”, padahal bisa saja kop yang dipegangnya terlalu panas.
4. Kesalahan Atribusi Fundamental
Kecenderungan menunjukkan faktor disposisional sebagai penyebab
tampilnya tingkah laku, bahkan dalam situasi yang jelas penyebabnya.
Kecenderungan ini muncul dari dari konteks yang luas dan cukup umum
terjadi diberbagai situasi. ( Gilbert dan Malone : 1979 )
5. In-Group Bias
Dengan kata lain, kita cenderung menyukai anggota-anggota kelompok
sendiri dibandingkan dengan anggota-anggota kelompok lain.
6. Efek Kambing Hitam
Efek kambing hitam adalah kebalikan dari In-group bias. Ketika
kelompoknya melakukan melakukan sesuatu yang baik, maka dia juga akan
merasa baik tentang dirinya. Namun jika kelompoknya tadi melakukan
tindakan yang buruk maka dia juga akan merasa buruk. Bisa saja hal
tersebut terjadi karena dia mengetahui bahwa orang lain akan menilai
dirinya berdasarkan tingkah laku anggota- anggota kelompok tempat dia
bekerja.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persepsi sosial merupakan aktivitas memersepsikan orang lain dan apa yang
membuat mereka dikenali. Persepsi sosial ini bisa di dapat melalui pengamatan kita
kepada orang lain, dengan melihat kepada tingkah laku, cara berbicara, berjalan,
berpakaian, dan masih banyak faktor-faktor lain yang bisa menjadi pendorong
persepsi sosial.

3.2 Saran
Saran penulis adalah, persepsi sosial merupakan hak setiap orang untuk
memersepsikan sesuatu apapun, namun perlu juga diketahui bersama bahwa persepsi
sosial juga bukan hal yang dibuat tanpa sesuatu hal ataupu informasi-informasi yang
konkret. Oleh karena itu, perlu juga dipertimbangkan, hingga pada akhirnya tidak
akann menimbulkan salah paham

12
DAFTAR PUSTAKA

http://apriansyah18.blogspot.com/2012/12/teori-atribusi-eksternal.html#.UpAyO9LxrB4
http://alvitasusukan.wordpress.com/2011/10/27/resume-psikologi-sosial/
http://annisaavianti.wordpress.com/tag/bias-korespondensi/
http://garslandi.blogspot.com/2013/01/persepsi-sosial_283.html
http://guruberbagirasa.blogspot.com/2012/04/psikologi-teori-teori-atribusi-menurut.html
http://psi-sosial.blogspot.com/2011/10/persepsi-sosial.html
http://rafinajjah.blogspot.com/2012/02/makalah-psikologi-sosial.html
http://susisitisapaah.blogspot.com/2011/09/atribusi-sosial.html
http://yaallahakubanyakdosa.blogspot.com/2012/09/pengertian-atribusi.html
http://books.google.co.id/books?
id=Z3LWSxbTv4C&pg=PA124&lpg=PA124&dq=teori+kepribadian+tersirat&source=bl&ots=4NIu
s4RgIQ&sig=tf2A7x65a7SURzIYAVMbAoYtN5U&hl=id&sa=X&ei=6C6QUu7LII79rAfnyYC4Dw&re
dir_esc=y#v=onepage&q=teori%20kepribadian%20tersirat&f=false

Anda mungkin juga menyukai