Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna sebagai bacaan untuk
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai ilmu keluarga. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan
datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya. Khususnya bagi kami para pelajar dan pihak umum lainnya yang
terkait.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Idealisme adalah aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita
sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicankan dan dipahami. Semua
bentuk realita menifestasi dalam ide. Karena pandangannya yang idealis itulah
idealisme sering disebut sebagai lawan dari aliran realisme. Tetapi, aliran ini
muncul atas feed back realism yang menganggap realitas sebagai kebenaran
tertinggi.
Idealisme menganggap, bahwa realita akhir adalah roh atau hnaya baying-
bayang, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melalui panca
indera adalah nilai tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai
adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik,
buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi.
Secara logika, antara idealisme dan realisme ini sangat tidak bisa dipisahkan
atau dipertentangkan. Sebab pencetus idealism (Plato) adalah murid dari pencetus
realism (Socrates).
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini ditulis dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui cara pandang terhadap filsafat dari aliran idealism
2. Untuk mengetahui implikasi idealism dalam pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d. Locke sebagai penganut idealisme epistimologi yang mengatakan bahwa
seseorang hanya dapat kontak dengan ide-ide atau pada kesempatan tertentu
dengan sosok-sosok fisik.
C. Jenis-jenis Idealisme
Sejarah idealisme adalah berbelit-belit karena istilah idealisme itu cukup
luas untuk mencakup bermacam-macam teori yang berlainan meskipun berkaitan.
Istilah idealisme, dipakai untuk menunjukkan filsafat-filsafat yang memandang
alam, dalam arti yang pasti, sebagai bersandar kepada jiwa.
Terdapat pembagian-pembagian tentang jenis-jenis idealisme, tetapi tidak
ada suatu pembagian yang benar-benar memuaskan karena terdapat tumpang
tindih.
a. Idealisme subjektif
Idealisme subjektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik
tolak pada ide manusia atau ide sendiri.
Jenis idealisme ini kadang-kadang dinamakan mentalisme atau
fenomenalisme. Jenis ini sangat tidak dapa dipertahankan, karena paling
banyak mendapat tantangan. Seorang idealisme subjektif berpendirian bahwa
akal, jiwa dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang
ada.
b. Idealisme objektif
Idealisme objektif adalah idealisme yang bertitik tolak pada ide diluar ide
manusia. Banyak filososf idealis, dari Plato, melalui Hegel sampai filsafat
masa kini menolak subjektivisme yang ekstrim atau mentalisme, dan menolak
juga pandangan bahwa dunia luar ini adalah buatan-buatan manusia. Mereka
4
berpendapat bahwa peraturan dan bentuk dunia, begitu juga pengetahuan
adalah ditentukan oleh watak dunia sendiri. Akal menemukan peraturan alam.
Mereka itu idealis dalam memberi interpretasi kepada alam sebagai suatu
bidang yang dapat diahami, yang bentuk sistematiknya menunjukkan susunan
yang rasionaldan nilai. Jika dikatakan bahwa watak yang sebenarnya dari alam
adalah bersifat mental, maka artinya bahwa alam itu suatu susunan yang
meliputi segalanya, dan watak yang pokok adalah akal, selain itu alam
merupakan kesatuan yang organik.
c. Personalisme
Personalisme yaitu nilai-nilai perjuangan untuk menyempurnakan dirinya.
Personalisme muncul sebagai protes terhadap materialism mekanik dan
idealisme monitik. Bagi seorang personil, realitas dasar itu bukannya
pemikiran yang abstrak atau proses pemikiran yang khusus, akan tetapi
seseorang, suatu jiwa atau seorang pemikir. Realitas itu termasuk pada
personalitas yang sadar. Jiwa (self) adalah suatu kehidupan yang tidak dapat
diperkecil lagi, dan hanya dapat dibagi dengan cara abstraksi yang palsu.
Kelompok personalis berpendapat bahwa perkembangan terakhir dalam
sains modern, termasuk di dalamna formulasi teori realitas dan pengakuan
yang selalu bertambah terhadap tempat berpijaknya si pengamat telah
memperkuat sifat mereka. Realitas adalah suatu system jiwa personal, oleh
karena itu realitas bersifat pluralistic. Kelompok personil menekankan realitas
dan harga diri dari orang-orang, nilai moral, dan kemerdekaan manusia.
5
untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak
sekedar kebutuhan alam semata.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain betujuan agar anak didik
bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian
yang harmonis dan pada akhirnya diharapkan mampu membuat individu lainnya
untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan
social adalah perlunya persaudaraan antar manusia. Sedangkan tujuan secara
sintesis dimaksud sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial
sekaligus yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan
Tuhan.
Guru dalam sistem pengajaran menurut idealisme, berfungsi sebagai :
1. Guru adalah personifikasi dari kenyataan anak didik. Artinya, guru merupakan
wahana atau fasilitator yang akan mengantarkan anak didiknya dalam
mengenal dunianya lewat materi-materi dalam aktifitas pembelajaran
2. Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa.
Artinya, seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan lebih dari seorang
anak didik.
3. Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik. Artinya, seorang guru
harus mempunyai potensi pedagogic yaitu kemampuan mengembangkan suatu
model pembelajaran, baik dari segi materi dan maupun dari segi lainnta.
4. Guru haruslah menjadi pribadi yang baik, sehingga disegani oleh murid.
Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter dan
kewibawaan yang berbeda dengan guru lain.
5. Guru menjadi teman dari pada murudnya. Artinya, seorang guru harus
mempunyai potensi social yaitu kemampuan dalam berinteraksi dengan akanak
didik.
6
Filsafat pendidikan idealisme dapat ditinjau dari cabanag filsafat yaitu
ontologi sebagai cabang yang merubah atas teori umum mengenai semua hal,
epistemology yang membahasa tentang pengetahuan serta aksiologi yang
membahas tentang nilai.
Untuk melihat implikasi idealisme lebih lanjut, aspek-aspek pendidikan
dalam tinjauan filsafat idealisme, meliputi peserta didik, pendidik, kurikulum,
metode pendidikan, tujuam pendidikan dan pandangan terhadap sekolah.
1. Peserta didik, bebas untuk mengembangkan kepribadan, bakat dan
kemampuannya
2. Pendidik, bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan
melalui kerja sama, berperan penting dalam pendidikan dan pengajaran.
3. Kurikulum, pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan
pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
4. Metodologi pengajaran, diutamakan metode dealektika (saling mengaitkan
ilmu yang satu dengan yang lain), akan tetapi metode lain yang efektif dapat
dimanfaatkan.
5. Tujuan pendidikan, membentuk karakter, mengembangkan bakat, kemampuan
dasar serta kebaikan sosial.
7
5. Tujuan pendidikan idealisme adalah ketepatan mutlak. Untuk itu, kurikulum
seyogyanya bersifat tetap dan tidak menerima perkembangan.
6. Peranan pendidik menurut aliran ini adalah memenuhi akal peserta didik
dengan hakikat-hakikat dan pengetahuan yang tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Idealisme
merupakan salah satu aliran filsafat yang mempunyai paham bahwa hakikat dunia
fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh dan juga
mengedepankan akal pikiran manusia. Dan sangat erat kaitannya antara idealisme
dengan realism.
Implikasi filsafat idealisme dalam pendidikan adalah sebagai tujuan untuk
membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta
kebaikan sosial.Kurikulum, pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan
dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan. Metode, diutamakan metode
dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi metode lain
yang efektif dapat dimanfaatkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/idealisme
http://eduarduslebe.blogspot.com/2015/11/filsafat-pendidikan-idealisme.html
9
10
FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME
Dosen Pengampu :
Dr. Farihah, M.Pd
Ulfa Annida Damanik, M.Pd
Oleh :
Anggi Pratiwi 5192443007
Nurul Fransisca 5193143010
Rahfi Dwi Fusfa 5182443009
Arum Tiodora Marpaung 5193143005
Eni Tara Agasti Manurung 5193143021