Dosen Pengampu :
Dr. Farihah, M.Pd
Ulfa Annida Damanik, M.Pd
Oleh :
KELOMPOK 1
Puji syukur kepada kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah “Pandangan Filsafat Pancasila tentang Manusia dan Masyarakat”.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyakkekurangan,
oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman.
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar/ideologi dari pembentukan negara indonesia
sebagaimana yang dikemukakan oleh Bung Karno didalamnya lahirnya Pancasila.
Fungsi dari ideologi yaitu serangkaian nilai-nilai yang dijadikan pegangan oleh
setiap warga negara untuk mengikat seluruh anggotanya dalam suatu negara
Republik Indonesia. Pancasila sebagai ideologi mempunyai hak untuk mengatur
dan mengarahkan setiap kegiatan yang dilakukan baik secara pribadi maupun
kelompok untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Filsafat Pancasila adalah hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya dari
bangsa Indonesia, yang oleh bangsa Indonesia dianggap, dipercaya dan diyakini
sebagai suatu kenyataan, norma-norma, nilai-nilai yang paling benar, paling adil,
paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan
mewariskan sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-
dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat. Untuk menjamin supaya pendidikan dan prosesnya efektif, maka
dibutuhkan landasan-llandasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normatif
dan pedoman pelaksanaanya. Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu
sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan
yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila"
yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha
merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan filsafat Pancasila tentang manusia?
2. Bagaimana pandangan filsafat Pancasila tentang masyarakat?
3. Bagaimana pandangan filsafat Pancasila tentang pendidikan dan nilai?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui pandangan filsafat Pancasila tentang manusia
2. Mengetahui pandangan filsafat Pancasila tentang masyarakat
3. Mengetahui pandangan filsafat Pancasila tentang pendidikan dan nilai
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Pandangan Filsafat Tentang Manusia
4
2. Kemampuan Bereksistensi
Manusia bersifat aktif dan manusia dapat menjadi manejer terhadap
lingkungannya
3. Pemilikan Kata Hati
Kemampuan membuat keputusan tentang baik/benar dengan yang
buruk/salah bagi manusia. Cara meningkatkan : melatih akal/kecerdasan
dan kepekaan emosi
4. Moral (etika)
Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai kemanusiaan. Bermoral sesuai
dengan kata hati yang baik bagi manusia, dan sebaliknya. Etiket hanya
sekedar kemampuan bersikap/mengenai sopan santun
5
2. Kesosialan (ketergantungan kebutuhan pada orang lain)
3. Kesusilaan (menyangkut etika dan etiket)
4. Keberagaman (keyakinan ada kekutan yang mengendalikan seluruh aspek
kehidupan di luar kemampuan makhlup hidup di dunia)
5. Intelektual(mengembangkan wawasan dan iptek, terampil
mengkomunikasikan pengetahuan dan memecahkan masalah)
6. Produktivitas (Kesanggupan memilih pekerjaan sesuai dengan
kemampuan, keserasian hidup bekeluarga, pandai menempatkan diri
sebagai konsumen dan produsen, serta kreatif dan berkarya)
Pancasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia memandang bahwa manusia adalah makhluk
tertinggi ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia yang dianugerahi
kemampuan atau potensi untuk tumbuh dan berkembang, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat atau sosial.
Kedudukan manusia dihadapan Tuhan adalah sama dan sama-sama
memiliki harkat dan martabat sebagai manusia mulia. Paulus Wahana (dalam
H.A.R. Tilaar. 2002 : 191) mengemukakan gambaran manusia pancasila sebagai
berikut :
1. Manusia adalah makhluk monopluralitas yang memungkinkan manusia itu
dapat melaksanakan sila-sila yang tercantum di dalam pancasila.
2. Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang tertinggi yang dikaruniakan
memiliki kesadaran dan kebebasan dalam menentukan pilihannya.
3. Dengan kebebasannya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dapat
menentukan sikapnya dalam hubungannya dengan pencipta Nya.
4. Sila pertama menunjukkan bahwa manusia perlu menyadari akan
kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan oleh sebab itu
harus mampu menentukan sikapnya terhadap hubungannya dengan pencipta
Nya.
5. Manusia adalah otonom dan memiliki harkat dan martabat yang luhur.
6
6. Sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab menuntut akan
kesadaran keluhuran harkat dan martabatnya yaitu dengan menghargai akan
martabat sesama manusia.
7. Sila persatuan Indonesia berarti manusia adalah makhluk sosial yang berada
di dalam dunia Indonesia bersama-sama dengan manusia Indonesia lainnya.
8. Manusia haruslah dapat hidup bersama, menghargai satu dengan yang lain
dan tetap membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh.
9. Manusia adalah makhluk yang dinamis yang melakukan kegiatannya
bersama-sama dengan manusia Indonesia yang lain.
10. Sila keempat atau sila demokrasi dituntut manusia Indonesia yang saling
menghargai, memiliki kebutuhan bersama di dalam menjalankan dan
mengembangkan kehidupannya.
11. Dalam sila kelima manusia Indonesia dituntut saling memiliki kewajiban
menghargai orang lain dalam memanfaatkan sarana yang diperlukan bagi
peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik.
Nilai yang terkandcasila ung dalam Pansila, Nilai-nilai itulah sebagai ciri
kepribadian masyarakat-bangsa dan negara Indonesia. Rakyat Indonesia adalah
keseluruhan jumlah semua orang, warga dalam lingkungan negara Indonesia.
Hakekat rakyat Indonesia adalah pilar negara dan yang berdaulat. Segala sesuatu
yang merupakan hak dalam hubungan hidup kemanusiaan yang mencakup
hubungan antara negara dengan warga negara, hubungan negara dengan Negara
dan hubungan antar sesama warga negara yang dinamakan adil (Surajiyo, 2008).
7
Untuk menghindarkan masalah etno-nasionalisme yang dapat berakibat
disintegrasi bangsa, Hamdi Huruk (dalam H.A.R. Tilaar. 2002: 76)
mengemukakan program sebagai berikut :
1. Didalam menyikapi dorongan etno-nasionalisme yang negatif maka
dihindarkan cara-cara pemecahan koersif (militeristk), tetapi dengan
menggunakan metode persuasive dan dialogis, serta mengikut sertakan
masyarakat setempat.
2. Perlu diakui identitas etnis dalam arti kultural bukan dalam arti politik.
3. Menyadarkan kelompok-kelompok yang berkeinginan kepada separatisme,
bahwa berpisah dengan negara dan bangsa Indonesia akan merugikan.
4. Menghindari berbagai pelanggaran HAM dan menghormati HAM.
Oleh karena itu, budaya etnis masing-masing suku harus diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk diperkembangkan sebagai modal dasar
mengembangkan demokrasi atau sikap demokratis, saling menghargai, dan
menghormati bagi setiap warga negara. Itulah yang menjadi nilai-nilai dasar
Pancasila terhadap masyarakat Indonesia.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10