Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE

MK. PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA

INOVASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DENGAN CREATIVE


ART

NAMA MAHASISWA : ANGGI PRATIWI

NIM : 5192443007

DOSEN PENGAMPU : Suri Handayani Damanik, S.Pd., M.Pd

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa,
karena berkatrahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
“REKAYASA IDE”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya yaitu
“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya pemahaman dan pengetahuan saja masih sedikit dan terbatas. Oleh karena
itu, saya mohon saran dan kritikan yang mebangun dari pembaca guna menyempurnakan
tugas ini. Saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas
perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Medan, 5 April 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................1
C. Manfaat........................................................................................................................1
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN........................................................................2
A. Permasalahan Umum...................................................................................................2
B. Identifikasi Permasalahan............................................................................................2
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................4
A. Pembahasan..................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................7
A. Kesimpulan..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk membuat peserta didik
belajar. Proses pembelajaran yang dilaksanakan diseklah sering kali membuat peserta didik
merasa jenuh dan bosan. Karena kebanyakan guru dalam mentrasferkan ilmu sering kali
dengan metode yang sama seperti ceramah. Alasan karena materi masih banyak dan waktu
yang terbatas.Pelaksanaan proses pembelajaran dapat disisikan dengan seni sehingga akan
mengembangkan fisik, perseptual, intelektual, emosional, sosial, kreativitas, dan estetik.
Seni merupakan kegiatan manusia yang amat menyenangkan karena di dalamnya terdapat
kegiatan bermain dan bereksplorasi serta bereksperimentasi dengan menggunakan berbagai
unsur seni untuk mencipta suatu hal baru bagi diri mereka.

Peran pendidikan seni yang bersifat multidimensional, multilingual, dan


multikultural (M. Goldberg,1999) memiliki potensi dalam pengembangan kecerdasan
manusia agar mampu bertahan hidup dan mampu tampil secara bermartabat pada masa kini
dan depan, dipandang perlu agar dapat lebih dipahami oleh banyak pihak

B. Tujuan

Tujuan utama dari inovasi pembelajaran adalah berusaha meningkatkan


kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana
temasuk struktur agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai secara optimal.

C. Manfaat

Manfaat diadakannya inovasi diantaranya dapat memperbaiki keadaan sebelumnya


ke arah yang lebih baik, memberikan gambaran pada pihak lain tentang pelaksanaan
inovasi sehingga orang lain dapat mengujicobakan inovasi yang kita laksanakan,

1
mendorong untuk terus mengembangkan pengetahuan dan wawasan,
menumbuhkembangkan semangat dalam bekerja.

BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. Permasalahan Umum

Salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Menurut Lepiyanto, A. (2011) guru
harus mampu mendorong siswa aktif dalam pembelajran melalui penggunaan metode
pembelajran yang variatif. Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru
dalam menampilkan pebelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga
pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena itu, salah satu hal
yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan
metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sama
pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan.
Nashar, N. (2015) menegaskan bahwa pemilihan metode pembelajaran sangat penting agar
tujuan pembelajaran tercapai.
Menurut Astuti, W. W., Sukardi, F. S. F., & Partono, P. (2012) penggunaan metode
pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok
bahasan yang diajarkan. Pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu tugas guru
sebagai fasilitator yang bertugas menyediakan lingkungan belajar bagi siswa.
Ketidaksesuain metode yang dipilih oleh guru dalam pembelajaran akan berdampak pada
prestasi siswa di sekolah.

B. Identifikasi Permasalahan

Model pembelajaran yang innovative tentu tidak mengesampingkan trend pada


masa tertentu, karena dimensi apresiasi seni anak cenderung berubah menurut usianya
(Mack, 2002). Semakin guru bias memahami trend music anak, perhatian dan motivasi

2
anak juga semakin bertambah. Walaupun ini bukan utama, namu bias menjadi daya Tarik
tersendiri diamping meletakkan dasar-dasar musik.
Menyimak kurikulum 2006 pada standart kompetensi kelas X, XI, XII, terdapat
materi berkarya seni. Pada kompetensi dasar disebutkan peserta didik mampu merancang
karya music sederhana non tradisi daerah setempat. Dari kompetensi dasar tersebut peserta
didik di tuntut untuk bias berkarya seni walaupun masih sederhana. Tentu untuk
mewujudkan itu semua seorang guru harus belajar bagaimana menciptakan karya musik.
Padahal untuk menciptakan sesuatu yang baru atau lagu yang baru adalah pekerjaan tidak
mudah. Maka perlu dibangun strategi, metode belajar yang menarik agar peserta didik
mampu berkarya seni atau mampu menciptakan lagu baik secara klasikal, kelompok dan
individu.
Dalam pembelajaran di kelas, siswa membuat syair beberapa bait kemudian
menuliskan notasinya. Hal ini bias dilakukan kalau siswa sudah punya dasar yang kuat
tentang solfeggio atau membaca notasi musik. Padahal rata-rata siswa SMK belum bias
membaca not angka maupun not balok, karena pada waktu disekolah dasar rata-rata belum
diberi pelajaran tentang membaca not balok.

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Seni merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dilakukan manusia dengan
mengunakan media tertentu untuk menyampaikan pemikiran dan perasaan kepada orang
lain dalam bentuk visual, suara maupun gerakan. Seni diartikan sebagai sesuatu kegiatan
manusia untuk menciptakan suatu benda bernilai keindahan, biasanya dilawankan dengan
istilah craft. Hal yang membedakan art dengan craft ialah apabila seni bersifat
perlambangan dan menciptakan realita baru, sedangkan kerajinan merupakan pekerjaan
rutin yang ditujukan untuk kegunaan praktis (Flemming dalam The Liang Gie, 1976:62).
Pendapat lain menyatakan bahwa seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetis
yang dinyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub
dan haru (Bastomi, 1982:11). Senada dengan hal tersebut, Ki Hajar Dewantara menjelaskan
bahwa seni adalah segala perbuatan-perbuatan yang timbul dari perasaan yang bersifat
indah sehingga menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.

Menurut Flemming (dalam The Liang Gie, 1976:60), seni berarti bentuk
kemampuan atau skill yang berasal dari bahasa latin art. Sejalan dengan itu, Sudarmaji
(1979:5) menyebutkan bahwa seni dalam bahasa asing disebut art. Kata seni berasal dari
bahasa Yunani mempunyai pengertian yang sangat luas. Namun, dapat dikatakan adanya
hubungan antara seni dengan kemampuan, kecakapan, keterampilan, serta memuat nilai
estetis yang menyangkut masalah kesenangan batin.

Darmawan (1988:40) menyatakan bahwa seni adalah usaha oleh manusia untuk
menciptakan bentukbentuk yang menyenangkan, seni adalah emosi yang menjelma menjadi
suatu ciptaan yang nyata, seni merupakan getaran jiwa dan keselarasan dan perasaan serta

4
pikiran yang terwujud menjadi sesuatu yang indah. Hal ini menjelaskan bahwa seni
berkaitan dengan ciptaan manusia yang memuaskan penciptanya dan memenuhi kebutuhan
jiwa akan nilai keindahan. Adapun, nilai adalah segala sesuatu yang dianggap berharga
yang melekat pada sesuatu termasuk pada karya seni. Nilai mengandung makna sifat atau
kualitas dari segala sesuatu yang dipandang berharga atau bermanfaat dan oleh karena itu
orang selalu mencarinya (Rondhi, 2002:11).

Berbicara mengenai seni tidak lepas dari karya seni. Karya seni merupakan produk
atau hasil dari seni itu sendiri. Karya seni merupakan bentuk indrawi yang diciptakan
manusia dengan meragakan perasaan terhadap suatu nilai (Sahman, 1993:29). Rondhi
(2002:19) menjelaskan bahwa karya seni merupakan karya ciptaan manusia untuk
diapresiasikan kepada penonton. Penonton merupakan orang-orang yang diharapkan mau
menerima dan menghargai karya seni ciptaan seniman. Karya seni merupakan benda
ciptaan manusia yang memuat banyak nilai seperti nilai keindahan, religi, mistis, historis,
pendidikan, sosial dan nilai ekonomi.

Proses pembelajaran seni mengupayakan terciptanya situasi dan kondisi yang


kondusif bagi kegiatan belajar yang menyangkut ekspresi artistik dan menciptakan
lingkungan yang dapat membantu perkembangan anak untuk menemukan sesuatu melalui
eksplorasi dan eksperimentasi dalam belajar. Oleh karena itu, ditegaskan bahwa situasi dan
kondisi serta suasana lingkungan menjadi hal yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran seni (Ismiyanto, 2010:22). Pendidikan seni pada dasarnya berfungsi sebagai
pemenuhan kebutuhan berekspresi, berapresiasi, berkreasi, dan berekreasi anak. Selain itu
sebagai media pemenuhan kebutuhan anak, pada hakikatnya pendidikan, termasuk
pendidikan seni juga dimaksudkan sebagai upaya pelestarian sistem nilai oleh masyarakat
pendukungnya.
Menurut Lowenfeld dan Brittain (dalam Ismiyanto 2010:2), pembelajaran kelas
difokuskan pada hal-hal yang memungkinkan siswa terdorong dalam prosesnya. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran seni rupa harus diperhatikan tahap perkembangan anak,
yang terpenting bukan hasil karya tetapi bagaimana proses anak dalam menghasilkan karya.

5
Dalam proses pembelajaran seni rupa adalah mengupayakan terciptanya situasi dan kondisi
yang kondusif bagi kegiatan belajar anak didik dan menciptakan lingkungan yang dapat
membantu perkembangan anak untuk “menemukan” sesuatu melalui eksplorasi dan
eksperimen dalam belajar.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mengenal (mengidentifikasi)
masalah secara tepat dan memberikan jawaban yang tepat terhadap masalah itu (Saini KM
dalam Mertopo, 2006). Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Edward De Bono
dalam Martopo, 2006) untuk menghasilkan ide-ide baru atau pemecahan masalah seseorang
harus menggunakan kekuatan berpikirnya. (the power of lateral thinking).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kegiatan
menyusun kembali berbagai ide untuk membentuk sesuatu yang baru dengan menggunakan
kekuatan pemikiran. Fungsi pikiran adalah untuk mengatasi masalah karena memberikan
jawaban yang tepat adalah bentuk kreativitas seseorang. Kemampuan dalam kreativitas
merupakan karunia Allah SWT untuk makhlunya agar dapat mengatasi masalah kehidupan.
Dari berbagai landasan teori antara lain Uqshari (2005), Soenarno (2006) dan Martopo
(2006) dapat diperoleh ciri-ciri kreativitas antara lain :
a. Unik, unik artinya tidak seperti biasanya, ada yang berbeda baik pemikiran maupun
karya yang dihasilkan
b. Baru, membuat karya baru dari belum ada menjadi ada atau sebuah komposisi baru
yang dibangun dari ide-ide lama
c. Menarik, karya cipta dapat dinikmati, harmonis, sehingga punya daya tarik
d. Orisinalitas pemikiran atau karya yang dihasilkan benar-benar merupakan hasil cita
rasa dan karsa sendiri.
e. Inovatif, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnnya atau adanya perubahan yang positif tantang hasil karya yang pernah ada
Permainan cipta lagu adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang
mempunyai sifat yang menyenangkan, bertujuan meningkatkan kreativitas dengan cara
menciptakan lagu dengan cara bersama dari dalam kelas melalui kartu cipta lagi (KCL).

6
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Jadi bukan hanya alat bantu
pembelajaran saja yang bisa dikemas secara inovatif tetapi juga proses pembelajarannya,
misalnya menggunakan strategi/metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri
atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian
rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang lebih kondusif.

Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh


instruktur/pengajar atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang
dipandang baru agar mampu menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh kemajuan dalam
proses dan hasil belajar.

Dalam konsep kekinian dapat dijumpai bahwa pembelajaran yang dikemas inovatif
lebih bersifat student centered. Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang
kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self directed) dan
dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction). Pembelajaran ini mendasarkan
diri pada paradigma konstruktivistik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Indri, Yasrizal. 2018. Peningkatan Kreativitas Siswa Melalui Permainan Cipta Lagu Dalam
Pembelajaran Seni Budaya. Riau. Jurnal PAJAR

Soenarno, Adi. 2006. Creativity Games. Yogyakarta: Andi

Uqsari, Yusuf. 2005. Melejit dengan Keatife. Jakarta: Gama Insani

Anda mungkin juga menyukai