Anda di halaman 1dari 17

Arah Inovasi Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) SD

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Inovasi Pembelajaran
IPS SD” dengan Dosen Pengampu

Dr. Abdul Mu’min Saud., S.Sos., M.Pd.

Disusun Oleh :

Wine Dwi Ria (205060060)

Adisti Diva Nurrachman (205060063)

Alpina Siti Nursa’diah (205060065)

Alwan A Fitrian (205060067)

Dinda Aqmalia Alghifary (205060069)

Semester / Kelas : V / B

POGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa karena telah memberikan rahmat,
hidayat serta karunia-nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Arah Inovasi Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) SD”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dr. Abdul Mu’min Saud., S.Sos., M.Pd.
pada mata kuliah Inovasi Pembelajaran IPS SD di Universitas Pasundan,
Bandung. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan juga
wawasan bagi pembaca tentang “Arah Inovasi Pembelajaran Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) SD”.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Abdul Mu’min Saud
S.Sos., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Inovasi Pembelajaran IPS SD. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang akan kami buat
di masa mendatang.

Bandung, 5 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD ................................. 3

B. Permasalahan dan Arah Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD ............ 5

C. Tantangan Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD ................................. 7

D. Faktor Penentu Mutu Pembelajaran Pendidikan IPS SD ........................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

A. Kesimpulan ................................................................................................ 13

B. Saran ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai salah satu instrumen utama dalam pengembangan
sumber daya manusia. Penyelenggaraan pendidikan menghendaki perencanaan dan
pelaksanaan yang matang agar hasil yang diharapkan tercapai secara maksimal. Hal
ini senada dengan UU SPN Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1yang menyebutkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Sesuai dengan pendapat Sadiman, Rahardjo,
Haryono, dan Harjito (2011, p. 9) bahwa proses pembelajaran harus dirancang
secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada peserta didik. Pembelajaran
direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta diarahkan
kepada perubahan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan yang akan
tercapai.

Dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar harus memperhatikan cara


berpikir peserta didik dari konkret ke abstrak. Anak sekolah dasar berusia antara 6-
12 tahun memiliki karakter bahwa kehidupan sosialnya diperkuat, selain
kemampuan dalam hal kerjasama juga dalam hal bersaing dan kehidupan kelompok
sebaya, semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu
juga semakin bertumbuhnya minat tertentu, kemampuan berfi kirnya masih dalam
tingkatan persepsional serta ketergantungan kepada orang dewasa semakin
berkurang dan kurang memerlukan perlindungan orang dewasa.

Proses pembelajaran dan media pembelajaran memiliki kaitan yang sangat


erat, proses pembelajaran tidak akan berjalan lancar tanpa adanya media
pembelajaran yang tepat. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pemberi
kepada penerima pesan. Association for Education Communicational and

1
Technology (AECT) menjelaskan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran
yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi (1977).
Penggunaan media yang tepat mampu menyampaikan informasi maupun pesan
yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dengan jelas oleh penerima
pesan. Begitu juga ketika media digunakan dalam proses pembelajaran di kelas,
informasi yang disampaikan guru sebagai penyampai pesan di kelas dapat diterima
dengan jelas oleh peserta didik sebagai penerima pesan di kelas. Mata pelajaran IPS
memiliki tujuan yang sesuai untuk membentuk anggota masyarakat yang produktif
(menjadi warga negara yang layak). IPS Learning lebih menjadikan kerja sama
sebagai residen. IPS bisa diterapkan dalam kehidupan pribadinya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD
2. Permasalahan dan Arah Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD
3. Tantangan Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD
4. Faktor Penentu Mutu Pembelajaran Pendidikan IPS SD

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD
2. Untuk Mengetahui Permasalahan dan Arah Inovasi Pembelajaran
Pendidikan IPS SD
3. Untuk Mengetahui Tantangan Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD
4. Untuk Mengetahui Faktor Penentu Mutu Pembelajaran Pendidikan IPS SD

D. Manfaat Penulisan
1. Makalah ini dapat dijadikan bahan acuan oleh Guru dalam melakukan proses
pembelajaran Pendidikan IPS SD
2. Makalah ini dapat memberikan wawasan kepada Guru ataupun calon Guru
agar lebih peduli mengenai permasalahan dan tatangan serta arah inovasinya
dalam pembelajaran pendidikan IPS SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD


Inovasi menurut Schumpeter memiliki arti, usaha mengkreasikan dan
mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi sehingga, dengan inovasi
seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, dan
kebijakan pendidikan tidak hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga Stakeholder
dan masyarakat. Wina Sanjaya dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran,
inovasi diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu dan
digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Secara harfiah
inovasi / innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat
perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru,inovasi kadang diartikan
sebagai penemuan namun, maknanya berbeda dengan penemuan dalam arti
discovery atau Invention.

Inovasi adalah memperkenalkan ide baru atau barang baru, pelayanan baru
dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia (Syafaruddin,
S., dkk., 2016:24). Jadi inovasi itu merupakan kreatifitas atau penemuan yang
berhubungan dengan manusia yang mana tujuannya memperkenalkan apa yang
baru atau hal-hal mengenai perubahan untuk menuju kearah yang lebih baik lagi.

Sedangkan pengertian dari inovasi Pendidikan ialah (Rusdiana, 2014:46)


menjelaskan inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan, dalam hal ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen
sistem pendidikan baik dalam arti sempit yaitu tingkat lembaga pendidikan maupun
arti luas yaitu sistem pendidikan nasional. Sebenarnya inovasi pendidikan ialah ide
atau pemikiran yang baru yang mana tujuannya ditujukan kepada pendidikan agar
mempermudah pembelajaran pada saat sedang berlangsung. Yang mana adanya
inovasi ini lebih ditujukan kepada pengajar (guru), sebab guru lah yang akan
menerapkan inovasi apa yang akan di ajarkan kepada peserta didiknya.

3
Pendidikan IPS merupakan pembelajaran wajib yang ada di kurikulum yang
mana pembelajaran IPS ini dimulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah
pertama (SMP/MTS), sekolah menengahah atas (SMA/SMK,MAN). Di jenjang
persekolahan erat kaitannya dengan disiplin ilmu sosial yang terintegrasi dengan
penetahuan lain yang dirancang secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan
pembelajaran. kita mengenal banyak istilah yang terkadang mengacaukan pikiran.
Misalnya istilah Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences), Ilmu Pengetahuan Sosial
(Social Studies), Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies Education)
dan Pendidikan Ilmu Sosial (Social Sciences Education). (Abbas, E. W. 2013:3).

Inovasi pembelajaran IPS pada hakekatnya, adalah upaya untuk memenuhi


peningkatan mutu proses pendidikan yang dilakukan terus menerus, untuk
memenuhi perkembangan tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Oleh karena
itu, inovasi tidak berarti peningkatan penyempurnaan dan pembaharuan inovasi
dalam proses pembelajaran yang bertentangan dengan prinsip tersebut yang justru
akan cepat ketinggalan dan bahkan akan menjadi penghambat, perubahan atau
lambatnya proses inovasi tersebut. Dengan demikian inovasi dalam pembelajaran
IPS akan efektif dilakukan, manakala ditunjuk oleh hasil evaluasi dan penelitian
dalam bidang pembelajaran IPS.

Era revolusi industri 4.0 menuntut sebagian besar komponen masyarakat


harus untuk mampu mengembangkan kemampuan diri agar digitalisasi benar-benar
dapat terpenuhi. Oleh karena itulah, pendidikan sebagai basis utama dalam hal
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mana mampu menghasilakan
orangorang hebat. Dengan adanya internet diharapakan para peserta didik mampu
menggunakan internet dengan sebaik mungkin. Yang mana adanya internet juga
bisa membuat peserta didik mudah untuk mendapatkan informasi tentang pelajaran
lewat aplikasi aplikasi yang di sediakan oleh pemerintah seperti perpustakaan
online,yang mana ini sangat membantu sekali peserta didik apabila masih
keurangan ilmu pengethuan. Adanya perpustakaan online pastinya mempermudah
para peserta didik mencari buku yang berkaitan dengan pelajaran.

4
Di zaman teknologi yang sudah canggih ini kebanyakan orang mampu
meangkases suatu pemeblajaran hanya melalu smart phone, laptop, komputer, dan
lain lain. Yang mana adanya tekonologi tersebut pastinya sangat membantu sekali
dalam proses pembelajaran. Yang mana sekarang ini telah banyak aplikasi-aplikasi
yang mampu menunjang pembalajar siswa atau mempermudah pembelajaran.
(Susanto, H., & Akmal, H. 2018:204) Pada dasarnya, apliksi pembelajaran
memiliki manfaat untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi tertentu.
Karena sekaraang ini sedang terjadi wabah virus maka aplikas-aplikasi penunjang
belajar sangat dibutuhkan agar pembelajaran bisa tetap berlangsung walau
pembelajarannya bersifat daring.

Pembelajaran Ips merupakan perpaduan antara pelajaran Sejarah, Geografi,


dan Sosiologi. Yang mana pembelajaran sejarah adalah melatih siswa untuk dapat
memikirkan sejarah, sehingga diperlukan model penilaian khusus untuk
mengetahui bagaimana pencapaian kemampuan siswa dalam berpikir sejarah.
(Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., dkk., 2020). Keterlibatan guru sebagai
pendidik dan subjek penelitian pembelajaran adalah mutlak, dengan dukungan
kemampuan profesional dan sumber daya pendidikan, dalam peran sebagai subyek
dalam inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran merupakan jawaban strategis
untuk mengimbangi pengembangan pendidikan dengan pendekatan masalitas
selama ini, sekaligus menjawab tantangan dunia pendidikan dalam membina
manusia Indonesia seluruhnya, dalam era globalisasi sekarang ini.

B. Permasalahan dan Arah Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD


Sumber daya manusia dalam pendidikan dan sumber dana pendidikan
semakin menunjukkan keterbatasan, baik kualitas maupun kuantitas. Di lain pihak,
kebutuhan dan tuntutan akan pendidikan yang berkualitas semakin tidak terbatas.
Terlebih pada saat pendidikan dihadapkan pada tugas dalam mempersiapkan SDM
untuk memenuhi kebutuhan percepatan perkembangan IPTEK yang juga tidak
terbatas dan semakin sulit diramalkan.

5
Dalam tantangan mempersiapkan kualitas manusia seutuhnya dalam rangka
menopang pembangunan nasional, pendidikan dihadapkan pada sejumlah masalah,
baik mutu maupun relevansi. Sementara itu, pendekatan demokratisasi pendidikan
yang antara lain dalam konsep pendidikan masal “for all” dalam negara sedang
berkembang, sering terkesan dalam bentuk mobilitas masal pendidikan, dengan
orientasi kuantitas partisipasi pendidikan lebih menonjol pada proses dan mutu
pendidikan.

Terlalu kuat dan lama orientasi pada pendekatan massal akan


mengakibatkan peran, baik para pengambil kebijakan maupun pengembangan dan
pelaksanaan pendidikan, cenderung mengabaikan masalah kualitas pembelajaran.
Demikian juga, bila inovasi dalam manajemen dan administrasi pendidikan lebih
menonjol pada inovasi pembelajaran. Implikasi-nya kerap muncul gugatan
tantangan pembaharuan pendidikan. Kondisi seperti itu akan terasa makin kuat pada
masyarakat berkembang, seperti halnya masyarakat kita yang sedang membangun.
Hal mi disebabkan transformasi melalui pembangunan nasional yang menuju pada
masyarakat industri modern, sering ditandai dengan perubahan orientasi nilai sosial
budaya dan pendidikan.

Pembangunan sebagai bagian dari perubahan dan transformasi sosial


budaya, ternyata melahirkan pula ekses-ekses yang memberikan perhatian serius,
antara lain melemahnya nilai-nilai lama yang telah memperkuat struktur
masyarakat. Sementara itu, nilai-nilai barr yang dibutuhkan belum muncul,
sehingga akan menimbulkan kesenjangan budaya antara format perubahan sosial
budaya dengan nilai-nilai baru yang relevan. Disinilah peran strategis pembaruan
pembelajaran dalam memenuhi tantangan pendidikan untuk mengatasi kesenjangan
tersebut. Dampak kelemahan tersebut, peningkatan mutu pendidikan sangat lama
prosesnya, karena tidak hanya menyangkut dukungan teoritik, juga dihadapkan
pada masalah budaya pendidikan kita dan sisi lain, bukan saja pendidikan perlu
disentuh pembaharuan dalam memperkuat SDM, akan tetapi dalam mengantisipasi
dampak negatif dan proses perubahan sosial budaya itu sendiri. Seperti kita ketahui,
pendidikan sangat kuat pengaruhnya terhadap perubahan sosial budaya.

6
Di lain pihak, pendidikan amat luas, mencakup berbagai unsur yang secara
sistematik mempengaruhi kualitas pendidikan, namun kiranya tepat apabila unsur
pembelajaran sangat strategis sebagai pusat kajian dalam kerangka inovasi
pendidikan. Hal ini disebabkan secara empirik, memang merupakan titik lemah
pendidikan kita dewasa mi, dan secara teoriitik diakui pada pakar, bahwa
pembelajaran merupakan inti pendidikan, sehingga budaya pembelajaran inilah
perlu dikembangkan.

Inovasi dalam pembelajaran sangat rendah, hal ini diungkap dalam


penelitian (Dikti; 1993), bahwa secara keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh
LPTK, tidak mencerminkan adanya inovasi dan pembaharuan secara konsepsional
dalam proses pembelajaran. Bahkan terjadi kemandegan dalam perkembangan
maupun penerapan hasil inovatif dalam bidang pendidikan, yang mengakibatkan
terjadinya kedangkalan (Konferensi Nasional Pendidikan III: 1996).

C. Tantangan Inovasi Pembelajaran Pendidikan IPS SD


Rendahnya pembelajaran selama ini diantisipasi cenderung menurun, bila
dihadapkan perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat. Hal ini berkaitan
dengan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek yang
sangat pesat. Sementara itu, pendidikan terjebak dan terstruktur oleh gejala
rutinitas. Keadaan inilah yang menyebabkan semakin kuatnya kesenjangan antara
mutu pendidikan dengan kemajuan teknologi. Tumpuan terhadap kualitas
pembelajaran cenderung menguat dalam mempersiapkan sumber daya manusia,
sementara itu pendidikan dihadapkan pada dua dimensi yang sekaligus menuntut
untuk ditumbuh kembangkan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
memiliki kekuatan untuk memberdayakan potensinya yang optimal, untuk
penguasan IPTEK dalam orientasi mencerdaskan kehidupan bangsa atas landasan
iman dan taqwa.

7
Memasuki era globalisasi tahun 2020 bangsa Indonesia, era kompetitif
secara global masuk dalam percaturan bangsa lain. Kondisi ini ditandai dengan
perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Jenis dan persyaratan pekerjaan
bertambah semakin tinggi dan peluang memasuki pekerjaan semakin kompetitif.
Demikian pula pendidikan formal persekolahan akan semakin ketinggalan.
Ketidakpastian perkembangan masyarakat yang dipacu oleh IPTEK mempengaruhi
terhadap tuntutan kualitas sumber daya manusia. Inilah yang menjadi tantangan
serius perlunya inovasi dalam proses pembelajaran IPS.

Berbicara konseptual tentang SDM, IMTAQ, dan IPTEK, pendidikan


merupakan inti persoalan. Dengan demikian, lemahnya kualitas pendidikan akan
secara langsung memperlemah kondisi SDM, baik dalam pemikiran IMTAQ
maupun dalam penguasaan IPTEK. Berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap
pendidikan, melahirkan tantangan baru bagi dunia pendidikan. selain itu,
berkembangnya teknologi informasi mempengaruhi terhadap perolehan peserta
didik tentang informasi, tidak terbatas pada guru dan buku sebagai sumber
informasi yang tersedia. Akan tetapi, sudah meluas dengan mengakses pada media
masa seperti jaringan internet sebagai sumber informasi modern. Di sisi lain media
massa informasi seperti TV, sangat besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan,
namun demikian belum terakses oleh para guru, baik dalam proses pengembangan
program maupun proses pembelajarannya.

Kondisi merupakan tantangan inovasi proses pembelajaran untuk


meningkatkan mutu pendidikan, supaya dapat mengimbangi tuntutan aktual
futuristik pendidikan IPS. Secara umum, pengembangan metodologi proses
pembelajaran belum terakses pada sumber informasi tersebut, namun untuk masa
mendatang kiranya tidak dapat dihindari untuk dijadikan isu sentral dan arah
pengembangan model pembelajaran, terutama dalam menyongsong tahun 2020.
Kondisi ini mengisyaratkan sebagai tantangan bagi inovasi dalam
pembelajarannya. Salah satu prinsip antara lain perlunya pergeseran dan peran guru
sebagai fasilitator dan partner belajar peserta didik, dengan memerankan siswa yang
paling utama dalam proses pembelajarannya.

8
Kesenjangan antara kualitas pendidikan dalam kenyataan empirik, dengan
tuntutan ideal kurikulum kehidupan praktis dan perkembangan masyarakat,
menuntut untuk dilakukan terus menerus inovasi pendidikan IPS. Inovasi
merupakan kebutuhan dan keharusan yang dilakukan, agar kesenjangan tadi dapat
dikendalikan. Selain itu, perlu disadari bahwa sistem pendidikan cenderung akan
selalu ketinggalan oleh perkembangan masyarakat. Disatu pihak masyarakat
bersifat dinamis, sedangkan di lain pihak pendidikan cenderung bersifat konservatif
terutama pada masyarakat yang sedang berkembang. Inovasi pembelajaran IPS
pada hakikatnya, adalah upaya untuk memenuhi peningkatan mutu proses
pendidikan yang dilakukan terus menerus, untuk memenuhi perkembangan
tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.

Oleh karena itu, inovasi tidak berarti peningkatan penyempurnaan dan


pembaharuan inovasi dalam proses pembelajaran yang bertentangan dengan prinsip
tersebut yang justru akan cepat ketinggalan dan bahkan akan menjadi penghambat,
perubahan atau lambatnya proses inovasi tersebut. Dengan demikian inovasi dalam
pembelajaran IPS akan efektif dilakukan, manakala ditunjuk oleh hasil evaluasi dan
penelitian dalam bidang pembelajaran IPS. Lemahnya dan langkanya penelitian
dalam bidang ini menyebabkan akan sulit inovasi dilakukan. Jika demikian, akan
mengakibatkan rendahnya mutu, relevansi, efisiensi pendidikan, bahkan akan
mempengaruhi kesempatan dan pemerataan pendidikan.

Gejala yang muncul dalam masyarakat kita sekarang, yang sangat


memprihatinkan berbagai kalangan, antara lain melemahnya moral,
penyalahgunaan obat terlarang, dan kenakalan remaja, sadisme dan perlakuan
penyimpangan seksual, penyalahgunaan kekuasaan dan jabatan. Disamping itu
pula, muncul gejala melemahnya solidaritas sosial dan meningkatnya sikap
individualistis, sebagai gejala yang dapat menimbulkan masalah sosial. Kenakalan
remaja yang sedang mengarah pada tindakan kriminal dalam usia sekolah kerap
terjadi, perkelahian antar pelajar bahkan di kalangan mahasiswa. Kondisi ini
merupakan tantangan bagi dunia pendidikan dan perlu dijadikan dasar pikiran bagi
perlunya inovasi dalam pembelajaran IPS.

9
Kondisi sosiologis ini menuntut motivasi pembelajaran IPS tidak
didasarkan hanya pada dimensi psikologis semata, akan tetapi harus mengakses
pada dimensi sosial budaya. Kualitas pembelajaran pada umumnya sangat rendah
seperti terungkap dalam beberapa penelitian. Seperti halnya dalam pelajaran
pendidikan ilmu pengetahuan sosial di sekolah menengah atas (Suwarma AM:
1991), pada pendidikan dasar (Sanusi dkk: 1993). Penelitian lain menunjukkan,
bahwa lemahnya proses pembelajaran di tingkat persekolahan, ada kaitannya pula
dengan pola belajar guru yang bersangkutan pada saat belajar di LPTK (Ranidar:
1996).

D. Faktor Penentu Mutu Pembelajaran Pendidikan IPS SD


Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.
Fungsi pendidikan cukup penting untuk menghasilkan kehidupan yang cerdas,
damai, terbuka, dan demokratis. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai
melalui penataan pendidikan yang baik. Indonesia memposisikan pendidikan
sebagai salah satu isu penting dan strategis. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan
UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu diantaranya adalah (1) Faktor-
faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang digolongkan menjadi dua golongan
yaitu: (a) Faktor-faktor non-sosial dalam belajar. Faktorfaktor ini boleh dikatakan
juga tak terbilang jumlahnya, misalnya: keadaan udara, cuaca, waktu, tempat
(letaknya, pergedungannya), alat-alat yang disukai untuk belajar dan sebagainya.
(b) Faktor-faktor sosial dalam belajar. Faktor-faktor sosial disini adalah faktor
manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun tidak langsung
hadir. Jadi dapat dikatakan kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu
seseorang sedang belajar, sangat mengganggu belajar. (2) Faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri pelajar, yang di golongkan menjadi dua yaitu: (a) Faktor-
faktor fisiologis yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Kondisi fisik yang bugar dan sehat akan memberikan dampak positif pada

10
kegiatan belajar seseorang. (b) Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologi
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar (Kurniawan et al., 2018).

Metode pembelajaran yang konvensional (umumnya ceramah) bisa


mengakibatkan kejenuhan pada siswa karena peserta didik menjadi pasif
(Hujaemah et al., 2015). Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses
belajar adalah: (1) Kecerdasan/inteligensi peserta didik. Secara umum, kecerdasan
dapat diartikan suatu kemampuan psikofisik terhadap reaksi, rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. (2) Motivasi.
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan belajar
peserta didik. Motivasilah dapat mendorong peserta didik untuk melakukan proses
belajar mengajar.(3) Minat merupakan kecenderungan dan gairah yang cukup
tinggi atau hasrat yang besar terhadap sesuatu. (4) Sikap individu dapat
memberikan dampak keberhasilan proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan
cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya. (5) Bakat.
Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (Pingge,
2016).

Model yang dapat digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


(IPS) adalah metode Snowball Throwing (Santika & Aulia, 2019). Metode
snowball throwing merupakan metode yang menitik beratkan pada suatu
pertanyaan yang diajukan dalam sebuah permainan (Wijayanthi et al., 2014). Di
mana masing-masing siswa saling melempar bola-bola yang terbuat dari kertas,
namun berisi tentang pertanyaan. Setiap individu yang terlibat dalam metode ini
harus mempersiapkan diri untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
temannya (Sunistini Luh et al., 2013). Metode adalah seperangkat cara, jalan, dan
teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar siswa dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Metode yang baik merupakan cara
yang bisa meningkatkan semangat atau gairah peserta didik dalam mengikuti
pelajaran (Afandi et al., 2013).

11
Tujuan metode pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih
tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada
temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat
seperti metode pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi
pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan
kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab
pertanyaannya (. et al., 2017). Metode snowball throwing dapat dijadikan sebagai
salah satu variasi metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan siswa SD kelas
V semester 1.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan, dalam hal ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen
sistem pendidikan baik dalam arti sempit yaitu tingkat lembaga pendidikan maupun
arti luas yaitu sistem pendidikan nasional. Inovasi pendidikan IPS di SD sangatlah
perlu untuk dilakukan dimana pembelajaran harus bisa menyesuaikan dengan
perkembangan jaman yang semakin modern, seperti halnya penggunaan media-
media teknologi. Inovasi ini mampu mengatasi berbagai masalah yang biasa terjadi
pada pembelajaran IPS di SD hanya saja akan menjadi sebuah tantangan berat bagi
beberapa guru yang kurang mampu untuk melakukan inovasi pada pembelajaran
IPS di SD. Disini kelompok kami menawarkan penggunaan metode snowball
throwing yang bertujuan untuk melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan
dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok.

B. Saran
Saran dari penulis untuk pembaca khususnya calon Guru yaitu lakukakanlah
inovasi-inovasi dalam pembelajaran pendidikan IPS SD, agar proses pembelajaran
dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman yang semakin modern ini dan
juga untuk mengurangi permasalahan mengenai pembelajaran pendidikan IPS SD.

Demikian makalah yang kami buat mengenai Arah Inovasi Pembelajaran


Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita, khususnya calon Guru. Apabila terdapat penulisan atau kata-
kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan. Kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah selajuntnya. Terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. JURNAL KEPENDIDIKAN, 15-25.

Faslia. (2021). Penggunaan Metode Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil


Belajar IPS. JURNAL BASICEDU, 1835-1836.

Gymmayil, O. A. (2021). PERAN INOVASI PENDIDIKAN TERHADAP


PEMBELAJARAN IPS DI. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2-3.

Selfi Rahmi Andini, V. M. (2021). Mendesain Pembelajaran PKn dan IPS yang
Inovatif dan Kreatif dengan Menggunakan. JURNAL BASICEDU, 5671-
5681.

14

Anda mungkin juga menyukai