Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu:

Anisa Khomariah, S.Pd., M.pd

Disusun Oleh:

Nurul Afni (1986206145)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS WIDIYAGAMA MAHAKAM SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah, tak lupa penulis panjatkan kepada Allah SWT.
Karena atas Berkat dan Hidayah-Nya lah sehingga penyusun mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dengan pokok bahasan “Tema IPS yang bertemakan Kayanya negeriku ” Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ali Mushofa, S.E., M.M. selaku Rektor yang telah memberikan
kami izin untuk berkuliah di Universitas WidyaGama Mahakam
Samarinda.
2. Ibu Anisa Khomariah, S.Pd, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Penddikan
IPS di SD yang telah membimbing kami dalam pembelajarn.
3. Dan teman-teman yang telah memberi kami semangat.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sangat penulis harapkan. Guna melengkapi atau memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan dapat
memberi manfaat pada pembaca umumnya.

Samarinda , 1 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................8
C. Tujuan.........................................................................................................9
D. Manfaat Penelitian ……………...…………………..…………..……………..10

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….………….13

Kompetensi dasar ……………………………………….…………………………………………………………..13


SBdP …………………………………………………………………………………………………………………………13
Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………………………….……………………13
Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar Buku, …………………………………….…………………….13
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran……………………………………………………….………..13
Ayo bernyanyi…………………………….…………………………………………………………………………….13
Hasil yang Diharapkan: …………………………………………………………………………………………….14
Ayo membaca……………………….………………………………………………………………………………….14
Hasil yang Diharapkan………………………………..…………………………………………………………….14
Ayo berdiskusi………………………………………………………………………………………………………….15
Ayo merenungkan…………………………………………………………………………………………………….15
Hasil yang Diharapkan: ………………………………………………………………….……………………………16
Penilaian …………………………………………………………………………………………………………………….17

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..17

A. KESIMPULAN........................................................................................17
B. SARAN.....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Membaca merupakan metode terbaik dan efektif untuk mendapatkan informasi. Dengan
giatnya membaca, tidak hanya wawasan yang akan bertambah luas, tetapi juga mengasah
kemampuan penalaran. Nalar itu sendiri yang menjadi kunci kemajuan suatu bangsa dalam bidang
pendidikan. Namun, sayangnya, membudayakan kegiatan membaca belum dianggap serius oleh
sebagian besar orang.
Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 Indonesia
menunjukkan bahwa kemampuan baca siswa masih rendah menempati posisi 72 sedangkan skor
matematika dan sains masih berada di bawah rata-rata dari 79 negara yang disurvei (Schleicher,
2018). Faktor yang menyebabkannya pun beragam, mulai dari peran pemerintah yang kurang
inisiatif, sampai orang tua yang kurang perduli pada budaya membaca. Salah satu alasan yang paling
kuat adalah kehadiran teknologi yang mencuri perhatian dari kegiatan membaca, dari televisi hingga
media sosial. Teknologi teknologi tersebut memiliki kemasan yang lebih menarik bagi anak. Anak-
anak tentu merasa tidak nyaman saat dipaksa membaca buku-buku yang tidak mereka sukai.
Padahal, menyesuaikan level bacaan dengan usia anak sangatlah penting dalam membudayakan
kegiatan membaca.
Di sekolah upaya atau program gemar membaca masih hanya sebatas sloganslogan di dinding
sekolah. Guru pun boleh dikatakan belum menjadi panutan untuk menumbuhkan minat baca pada
anak. Guru masih sebatas menyuruh anak-anak agar gemar membaca sedangakan guru sendiri
belum menjadikan dirinya sebagai model yang gemar membaca. Guru belum banyak dapat berbuat
untuk meningkatkan aktifitas membaca pada dirinya, dengan berbagai alasan pembenar yang dicari-
cari. Padahal seorang guru mesti mengawali dengan aktivitas membaca atau bercerita sebelum
melangkah ke aktivitas lain. Dalam rangka meningkatkan minat baca anak, penyedian buku bacaan
sastra anak dipandang sebagai cara yang paling tepat untuk menumbuhkan minat baca anak. Hal itu
disebabkan karena sastra dipercaya mempunyai pengaruh yan signifikan dalam perkembangan
anak. Ia memberi kenikmatan mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman baru, memberi
pengertian atas kebiasaan manusia dan memperkenalkan keuniversalan pengalaman.
Zaman yang semakin berkembang membawa perubahan bagi sejumlah sektor kehidupan, tak
terkecuali pendidikan, pemerintah terus melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia guna penyesuaian dengan kebutuhan para pelajar sebagai generasi
penerus bangsa. Pendidikan di Indonesia belum merata secara keseluruhan, meskipun sudah ada
anggaran khusus untuk pendidikan, namun ketimpanagn masih saja terjadi di negeri ini khususnya di
daerah Indonesia Timur.
Selain pendidikan formal, pendidikan karakter belum sepenuhnya dipahami oleh para pelajar.
Akibatnya sering mendengar kasus kekerasan yang terjadi antara guru dan siswanya ataupun antar
sesama siswa. Pengaruh perubahan zaman inilah ternyata memberikan stimulus pembaharuan
sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya pemerintah yang menimbulkan dampak besar bagi
dunia pendidikan adalah pengembangan kurikulum. Dengan pengembangan kurikulum, pemerintah

3
berharap mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pada
tantangan ke depan yang lebih keras lagi, baik untuk masalah lingkungan hidup, kemajuan tegnologi
informasi, globalisasi ekonomi serta kebangkitan indrusti kreatif dan budaya.
Pengembangan kurikulum menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan.
Karena dalam kurikulum terdapat nilai nilai keadilan dalam inti pendidikan. Kurikulum merupakan
subyek dan bahan pelajaran yang akan diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa sehingga sangat
berpengaruh terhadap kurikulum yang akan direncanakan dan dimanfaatkan. Selain itu kurikulum
juga dapat dijadikan pedoman atau standar bagi orang tua dalam membimbing proses belajar
anaknya. Kurikulum memungkinkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan
dan menyempurnakan program pendidikan yaitu melalui kritik dan saran membangun.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1
butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengertian kurikulum 2013 ialah kurikulum yang
terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan pengalaman yang
bermakna dan luas kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam kurikulum konsep
terpadu, peserta didik memahami konsep-konsep yang akan mereka pelajari itu utuh dan realistis.
Dikatakan luas karena yang mereka peroleh tidak hanya dalam satu ruang lingkup disiplin saja
melainkan semua lintasan didiplin karena di pandang berkaitan satu sama lain.
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang
menjadi pondasi pada tingkat selanjutnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis
karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan
masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada
orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding dan bahkan bertanding dengan bangsa-
bangsa lain.
Struktur kurikulum 2013 untuk tingkat satuan pendidikan dasar terdiri dari beberapa muatan
mata pelajaran yang terdiri dari kelompok A dan Kelompok B. Kelompok A memuat Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS sedangkan kelompok B
memuat Seni Budaya dan Prakarya (termasuk muatan lokal) dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (termasuk muatan lokal). Muatan pelajaran IPA dan IPS dimunculkan khususnya pada
kelas tinggi (IV-VI) dengan rasional bahwa siswa kelas IV-VI (usia 10-12 tahun) sudah termasuk pada
tahap berpikir abstrak (operasi formal), sehingga sudah mampu memahami konsep-konsep
keilmuan secara sederhana. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar, pendidikan karakter termuat
dalam kurikulum 2013 yang dalam proses pembelajarannya terintegrasi dalam muatan
pembelajaran seperti pendidikan Agama, PKn dan mata pelajaran lain yang relevan.
Pentingnya penanaman karakter pada proses pendidikan dikarenakan anakanak merupakan aset
masa depan bangsa. Dari tangan anak-anak nanti estafet pembangunan diteruskan. Anak adalah
langkah awal yang paling tepat dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter. Anak-anak
belajar dari apa yang dia lihat, dia dengar, dia sentuh, dan dia lakukan. Kasih sayang dan perhatian
yang cukup akan menghasilkan hal positif baik ilmu pengetahuan, sikap, dan perilaku anak sebagai
individu dan mahluk sosial. Pada kenyataanya anak cenderung dipaksa untuk mengeksplorasi bentuk

4
kecerdasan lain, khususnya kecerdasan intelektual. Dari awal anak sudah ditekankan untuk selalu
bersaing menjadi yang terbaik, sehingga menyebabkan kurangnya kepekaan anak.
Hal itu dapat diwujudkan melalui sastra anak seperti dongeng maupun cerita anak. Pengenalan
sastra bertujuan untuk menanamkan nilai nilai kemanusian dan moral pada diri anak. Sastra adalah
dunia yang bersifat dinamis sehingga membuka peluang bagi anak untuk memiliki pola pikir kritis
tanpa melupakan aspek aspek humanistik. Penyampaian pendidikan karakter melalui buku cerita
anak diharapkan akan membentuk karakter yang kuat. Sikap atau kepribadian seseorang ditentukan
oleh pendidikan, pengalaman, dan latihan latihan yang dilalui pada masa anak anak untuk
membentuk karakter anak dengan baik. Seseorang yang pada masa kecilnya mendapatkan
pendidikan, pengalaman, dan latihan latihan terhadap hal-hal yang membentuk karakter akan
mempengaruhi kepekaan anak. Pengetahuan tentang nilai nilai karakter adalah sifat abstrak
sedangkan tingkat berfikir usia TK masih dalam tahap kongkret, maka dongeng dengan tokoh-tokoh
yang dapat dibayangkan oleh siswa menjadi jembatan yang baik agar siswa mampu memahami
konsep nilai- nilai karakter tersebut. Masa usia dini merupakan periode keemasan (golden age)
dalam proses perkembangan anak. Anak-anak mengalami lompatan kemajuan yang luar biasa, baik
dalam hal fisik, emosional maupun sosial sehingga ia sangat berpotensi untuk belajar apa saja untuk
mendidik karakter anak.
Karya sastra dapat digunakan sebagai alat yang sangat efektif bagi para pendidik maupun para
orang tua di dalam menanamkan nilai-nilai, norma, perilaku luhur, dan kepercayaan yang diterima di
dalam menanamkan suatu masyarakat atau budaya. Buku cerita anak dipercaya sangat tepat
dipergunakan sebagai wahana pendidikan karakter untuk anak-anak. Sastra anak diyakini
mempunyai andil dalam usaha pembentukan dan pengembangan kepribadian anak. Jika sastra anak
di manfaatkan secara benar dan dilakukan dengan strategi yang tepat maka membentuk anak yang
berkarakter kuat.
Sastra anak khususnya yang berupa cerita (fiksi, dongeng, fable, biografi, dan sejarah)
menampilkan model kehidupan dengan mengangkat tokoh tokoh cerita sebagai pelaku kehidupan
itu. Sebagai seorang manusia, tokoh-tokoh tersebut dibekali sifat, sikap, dan watak. Anak dapat
memahami dan belajar tentang berbagai aspek kehidupan melalui apa yang diperankan oleh tokoh
tersebut, termasuk berbagai motivasi yang dilatari oleh keadaan sosial budaya tokoh itu. Pembaca
masuk ke dunia cerita dan merasa menjadi bagian dalam pertarungan antartokoh. Anak ingin
bersikap dan berperilaku sebagaimana halnya tokoh cerita yang menjadi superhero. Pada usia anak-
anak, keinginan untuk selalu menirukan segala sesuatu yang dikagumi masih amat besar, dan hal ini
potensial dimanfaatkan untuk pembelajaran karakter.
Cerita anak yang baik mendidik rasa, imajinasi, akhlak, dan mengembangkan pengetahuan
mereka. Cerita yang mengandung unsur-unsur kekerasan, tipu daya, permusuhan, atau hal-hal yang
tidak mendidik, bisa berpengaruh negative pada pembentukan moral dan akal anak, baik dalam
kepekaan rasa, imajinasi maupun bahasanaya. Manfaat cerita anak diantarnya yaitu dapat
mengasah daya pikir dan imajinasi anak.
Cerita anak merupakan sarana yang tepat untuk mengenalkan pengetahuan baru dan
lingkungan sekitar. Cerita anak membantu pembentukan pribadi dan moral anak. Cerita anak juga
bermanfaat untuk mengenalkan kosakata baru yang memperkaya pembendaharaan kata si anak.
Cerita anak merupakan media paling efektif untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan. Misal nilai-

5
nilai kejujuran, disiplin, suka menolong, rendah hati, dan nilai-nilai kearifan lokal. Cerita anak juga
dapat meningkatkan minat baca. Semua itu harus ditanamkan sejak dini. Melalui adanya buku cerita
anak diharapkan anak-anak bisa mengembangkan daya imajinasi menghubungkan sebab akibat dari
pesan moral yang disampaikan melalui cerita anak. Cara ini yang paling efektif untuk mendidik
karakter anak. Pendidikan karakter memfokus pada pendidikan nilai-nilai luhur
Pertumbuhan dan perkembangan anak dikatakan sempurna apabila sehat fisik dan mental.
Untuk memenuhi sehat fisik diperlukan makanan bergizi pada menu makanan sehari-hari.
Sementara itu, untuk memenuhi sehat mental pun diperlukan “makanan yang bergizi” pula. Tetapi,
fenomena yang saat ini terjadi ditengahtengah masyarakat kita, mental anak sering disuguhi
“makanan yang kurang bergizi” bahkan sering disuguhi “racun”. Perilaku kekerasan, pencurian,
kasus korupsi, pornografi yang jelas-jelas tidak bernilai pendidikan dan kemanusian selalu
diberitakan media masa dan menjadi santapan mental anak setiap saat. Bukubuku bacaan yang
menarik bagi anak pun kurang bahkan tidak mencerminkan budaya mereka. Terdapat berapa ribu
jilid buku bacaan anak terjemahan dari budaya asing yang digemari anak di setiap toko buku dan
laris manis bahkan, banyak anak kita yang sudah kecanduan buku-buku bacaan berseri hasil
terjemahan dari penulis asing. Padahal idealnya, mental dan pikiran anak dalam keseharian mesti
disuguhi “makanan bergizi”. Dalam konteks ini adalah buku bacaan yang bernilai pendidikan dan
kemanusian yang diangkat dari budaya sendiri yang penuh nilai-nilai kearifan.
Pada sisi lain, kebiasaan membaca, sebagai salah satu kegiatan positif,perlu ditumbuh
kembangkan sejak usia dini khususnya dalam dunia pendidikan. Meningkatkan budaya baca anak
sebagai strategi pendidikan merupakan tugas kita semua: pemerintah, pemerhati budaya, guru
akademisi, penulis cerita, orang tau, masyarakat. Strategi ini bukanlah pekerjaan yang mudah
karena kondisi masyarakat kita belum menjadikan membaca sebagai budaya. Padahal, budaya baca
merupakan salah satu indikator kemajuan bangsa. Hambatan untuk menumbuhkembangkan minat
baca pada anak begitu besar. Di rumah, acara-acara televisi dan permainan video game telah
membuat anak semakin menjauhi buku-buku yang mestinya dibaca. Lingkungan tempat tinggal anak
pun belum mendukung agar anak gemar membaca. Kebiasaan atau budaya baca di lingkungan anak
belum menjadi bagian dari hidupnya.
Di sekolah, upaya atau program gemar membaca masih sebatas slogan-slogan di perpustakaan.
Guru pun boleh dikatakan belum menjadi panutan untuk menumbuhkan minat baca pada anak.
Guru masih sebatas menyuruh anak-anak agar gemar membaca sedangkan guru sendiri belum
menjadikan dirinya sebagai contoh (model) sosok yang gemar membaca. Guru belum banyak
berbuat untuk meningkatkan aktivitas membaca pada dirinya, dengan berbagai alasan pembenar
yang di cari cari. Padahal, seorang guru mesti mengawali dengan aktifitas membaca atau bercerita
sebelum melangkah ke aktivitas lain. Dalam rangka meningkatkan minat baca anak, penyedian buku
bacaan sastra anak dipandang sebagai cara yang paling tepat. Sastra dipercaya mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam perkembangan anak. Ia memberi kenikmatan, mengembangkan
imajinasi, memberi pengalaman baru, memberi pengertian atas kebiasaan manusia, dan
memperkenalkan keuniversalan pengalaman.Bahkan, pendidikan melalui sastra memainkan peran
penting dalam membentuk citra budaya tertentu. Dalam kasus ini, penyediaan buku bacaan anak
berbasis etnopedagogik salah satu pilihannya.

6
Pengenalan karakter untuk anak usia sekolah dasar dapat dilakukan dengan adanya cerita anak
bermuatan etnopedagogik. Hal tersebut didukung yang pendapat bahwa etnopedagogik dapat
diperkenalkan melalui kegiatan membaca dan mengapresiasi dongeng. Pembentukan nilai moral
efektif jika ditanamkan sejak usia dini yakni jenjang Sekolah Dasar kelas rendah. Kebudayaan lokal
merupakan kebudayaan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat adat. Namun yang terjadi saat
ini sangat berbeda dengan apa yang kita pahami tentang etnopedagogik, bahkan kebudayaan itu
sudah terkikis dan tergantikan oleh budaya asing yang sama sekali tidak kita pahami. Agar eksistensi
budaya tetap kukuh, maka kepada generasi penerus perlu ditanamkan rasa cinta akan kebudayaan
lokal khususnya di daerah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh di sekolah adalah dengan cara
mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam proses pembelajran, dalam hal ini dapat
diintegrasikan ke dalam buku cerita anak.
Salah satu buku cerita yang baik untuk anak adalah dongeng. Buku Cerita anak berupa dongeng
memiliki beberapa manfaat, diantaranya dapat mengajarkan nilai moral yang baik, mengembangkan
daya imajinasi anak, menambah wawasan anak-anak, meningkatkan kreativitas anak, menambah
wawasan anak-anak, meningkatkan kreatifitas anak, menghilangkan ketegangan atau stress anak
dalam belajar dan mendekatkan anak-anak pada nilai-nilai etnopedagogik di daerahnya. Dalam buku
cerita anak atau dongeng tergambar peristiwa kehidupan karakter tokoh dalam menjalani
kehidupan sebagaimana diungkapkan dalam alur cerita.
Walaupun terlihat sederhana, melalui dongeng siswa biasanya sangat serius untuk
mendengarkan, menyimak, maupun membaca jika ceritanya menarik dan sesuai dengan dunia nyata
siswa. Dengan demikian, alangkah baiknya jika buku cerita yang dikembangkan dan disampaikan
memiliki efek positif yang tinggi bagi perkembangan mental siswa. Sebelum diberikan kepada siswa,
sebaiknya guru membaca terlebih dahulu buku cerita anak atau dongeng tersebut agar bisa
mengetahui apakah buku cerita anak tersebut layak diberikan kepada siswa. Buku cerita anak atau
dongeng yang baik, yaitu cerita yang menghantarkan dan berangkat dari dunia anak-anak sehingga
ketika membaca siswa tidak meraskan kesulitan.
Keberadaan buku cerita anak yang mengajarkan pendidikan karakter masih sangat jarang
ditemukan terutama buku cerita yang berbasis kurikulum 2013 dan sesuai dengan muatan mata
pelajaran. Kebanyakan cerita anak tersebut terdapat dalam buku ajar. Kalaupun ada buku cerita di
perpustakaan ketersediaanya hanya terbatas dan tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Selain faktor tersebut, pembelajaran sastra terutama mendongeng disekolah sekarang ini sudah
mulai diabaikan. Guru dan orang tua membutuhkan sebuah sarana berupa buku cerita anak untuk
mengajarkan dan mendidik karakter anak. Buku cerita anak yang ada di pasaran jumlahnya sangat
sedikit dan kurang sesuai dengan usia perkembangan anak. Kebanyakan buku cerita yang terdapat di
pasaran dikhususkan untuk pembentukan karakter anak usia dini. Sedangkan, buku cerita yang ada
di sekolah isi cerita tidak relevan lagi. Jadi buku cerita anak yang sesuai umur anak sekolah dasar
kelas tinggi jarang ditemukan.
Tidak tersedianya buku cerita anak berbasis etnopedagogik yang mengandung nilai sikap dan
muatan yang menunjang pembelajaran sesuai kurikulum 2013 khususnya tema Pembelajaran Tema
Kayanya Negeriku menyebabkan perlu adanya penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan
sebuah desain atau rancanagn pembelajaran mengenai muatan sikap dan muatan pembelajaran

7
yang nantinya bisa digunakan untuk membelajarkan anak tentang sikap spiritual, sikap sosial, dan
mengandung muatan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Etnopedagogik merupakan aktualisasi pembelajaran yang berorientasi pada penanaman nilai-
nilai kearifan lokal. Sebagai pendekatan, etnopedagogik di sekolah dasar perlu diimplementasikan
dengan strategi maupun media pembelajaran inovatif yang mampu menarik perhatian siswa, salah
satunya mengemasnya dalam buku cerita anak agar lebih memahami kearifan lokal. Sehingga
diharapkan siswa dapat meningkatkan keinginan membaca buku pada anak dan membelajarkan
siswa tentang sikap spiritual dan sosial.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah:
 Nilai-nilai sikap spiritual dan sosial apakah yang termuat pada pembelajaran tema Kayanya
Negeriku kelas IV Sekolah Dasar?
 Muatan pembelajaran apa sajakah yang termuat pada tema Kayanya Negeriku Kelas IV Sekolah
Dasar?
 Nilai-nilai Etnopedagogik apakah yang muncul dalam aktivitas umum anak kelas tinggi yang
dapat digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai sikap spiritual dan sosial pada pembelajaran
tema Kayanya Negeriku kelas IV Sekolah Dasar?
 Bagaimanakah analisis tentang buku cerita anak yang berbasis Etnopedagogik yang bisa
digunakan untuk muatan sikap dan pembelajaran pada tema Kayanya Negeriku Kelas IV Sekolah
Dasar?
 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
 Menganalisis dan mendeskripsikan nilai-nilai sikap spiritual dan sosial yang termuat pada
pembelajaran tema Kayanya Negeriku kelas IV Sekolah Dasar
 Menganalisis muatan pembelajaran yang termuat pada pembelajaran tema Kayanya Negeriku
kelas IV Sekolah Dasar.
 Menganalisis dan mendeskripsikan nilai-nilai etnopedagogik yang muncul dalam aktivitas umum
anak kelas tinggi yang dapat digunakan untuk mengembangkan nilai niali sikap spiritual dan
sosial pada pembelajaran tema Kayanya Negeriku kelas IV Sekolah Dasar.
 Merumuskan analisis buku cerita anak yang berbasis etnopedagogik yang bisa digunakan untuk
mengembangkan muatan pembelajaran pada tema Kayanya Negeriku Kelas IV Sekolah Dasar.

8
C. Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, sekolah dan peneliti
lain.

 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, berupa manfaat teoritis dan manfaat
praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan khususnya dapat mengembangkan teori sastra anak, dan mengembangkan materi ajar cerita
anak. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yakni sebagai bahan pemikiran
bagi guru kelas dalam pembelajaran membaca cerita. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran tentang sikap spiritual dan sikap sosial melalui
pemberian dongeng tematik yang berbasis etnopedagogik. Penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai
refrensi penulisan karya sejenis di masa mendatang.

 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, sekolah dan peneliti
lain.

1) Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam menanamkan sifat
dan karakter spiritual dan sosial kepada peserta didik dan melalui etnopedagogik dapat
memberikan keteladanan mengenai nilai-nilai karakter yang baik. Dapat mendorong motivasi
dan minat guru untuk senantiasa memberikan inovasi dan variasi dalam pembelajaran. Melalui
buku cerita ini, guru memperoleh contoh buku cerita anak bermuatan kurikulum 2013
khususnya tema Kayanya Negeriku.
2) Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan agar siswa agar senantiasa memiliki sikap spiritual dan
sosial serta menambah pengetahuan siswa sesuai dengan nilai nilai karakter yang didapat
melalui cerita anak yang berbasis etnopedagogik pada tema Kayanya Negeriku Kelas IV Sekolah
Dasar.
3) Bagi Sekolah

Dapat dijadikan standar prilaku dalam usaha meningkatkan kualitas guru, siswa, dan
sekolah karena sejalan dengan salah satu landasan yaitu pendidikan berakar dari budaya
bangsa.

4) Bagi peneliti lain


Hasil penelitian ini menghasilkan analisis cerita anak tema Kayanya Negeriku, sehingga
peneliti lain dapat mengembangkan analisis ini menjadi buku cerita anak dalam pembelajaran
tema Kayanya Negeriku kelas IV Sekolah Dasar.

9
D. Tujuan Penelitian

Berdsarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Menemukan peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya model Time Token berbantuan
Kartu Misteri pada Tema Kayanya Negeriku pada muatan IPS dan Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 1
Kendengsidialit Tahun ajaran 2017/2018.

2. Mendiskripsikan peningkatan aktivitas siswa dengan diterapkannya model Time Token berbantuan
Kartu Misteri pada Tema Kayanya Negeriku pada muatan IPS dan Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 1
Kendengsidialit Tahun ajaran 2017/2018.

3. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan


model Time Token berbantuan Kartu Misteri pada Tema Kayanya Negeriku pada muatan IPS dan Bahasa
Indonesia kelas IV SD Negeri 1 Kendengsidilait Tahun ajaran 2017/2018.

Definisi Operasional Untuk mempermudah dalam memahami penelitian tindakan kelas ini perlu
dijelaskan beberapa istilah atau definisi yaitu antara lain:
1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai kompetensi atau kemampuan tertentu baik sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses
belajar mengajar.
2. Model Pembelajaran Time Token Model pembelajaran Time Token adalah model
pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif, melatih dan mengembangkan ketarmpilan sosial
agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkah-langkah pada model
Time Token, antara lain:
1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar;
2) guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal;
3) guru memberi tugas pada siswa;
4) guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap
siswa;
5) guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau
memberi komentar;
6) guru memberi sejumlah nilai berdasarkan waktu yang digunakan tiap siswa dalam
berbicara.

10
Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang
akan disampaikan kepada si belajar, apakah itu orang, alat, atau bahan. Media mencakup semua
sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan peserta didik.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Kartu Misteri yang berbasis media visual
diam. Media visual diam mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi
tidak dapat menampilkan suara maupun gerak. Media Kartu Misteri ini nantinya akan berisi
sebuah pertanyaan yang diharapkan mampu membantu dan merangsang kegiatan belajar siswa.
Kartu Misteri ini dibagi sesuai dengan materinya masing-masing. Kartu Misteri pada pertemuan
pertama tentang lingkungan, pada pertemuan kedua tentang kondisi geografis, pada pertemuan
ketiga tentang jenis-jenis sumber daya alam, dan pada pertemuan keempat tentang pemanfaatn
sumber daya alam.

Sumber Daya Alam dan Kesejahteraan


Sumber daya alam adalah segala sesuatu di alam yang bermanfaat bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
Kesejahteraan adalah sebuah kondisi dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik
itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yag bersih serta kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang
kualitas hidupnya sehingga hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau
kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir maupun batin.

Informasi dan Kalimat Efektif


Informasi adalah data yag diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yag menerimanya. Dapat dikatakan bahwa data merupakan bahan mentah, sedangkan
informasi adalah bahan jadi atau bahan yang telah siap digunakan, jadi, sumber dari informasi
adalah data.
Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik
secara tatap muka maupun melalui saluran media tertentu.
Kosakata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi
yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah kata
dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalannya.

11
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembicara seperti apa yang ada dalam dalam
pikiran pembicara atau penulis.

12
BAB III
PEMBAHASAN
Kompetensi dasar
 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.
 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/ kabupaten sampai tingkat provinsi.

SBdP
 Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada
 Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tempo dan tinggi rendah nada

Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca dan menggamati gambar, siswa dapat mengidentifikasi pemanfaatan sumber daya
alam dengan penuh kepedulian.
2. Dengan bernyanyi, siswa dapat menyanyikan lagu dengan memerhatikan ketepatan nada dan tempo
dengan penuh percaya diri.

Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar Buku,


lirik lagu “Desaku yang Kucinta”, alat iring lagu sederhana.

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Ayo bernyanyi
Setelah berdoa, pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu “Desaku yang Kucinta”
 Guru memberi contoh cara menyanyikan lagu itu, lalu mengajak siswa menyanyikan bersama-
sama.
 Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang hingga siswa dapat menyanyikan dengan benar.
Selanjutnya, tunjuklah beberapa siswa untuk menyanyikan lagu tersebut di depan teman-
temannya. Siswa yang ditunjuk dapat diminta menyanyikan sendiri atau bersama siswa lain yang
juga ditunjuk.

13
Hasil yang Diharapkan:
 Siswa memiliki keterampilan dan kemampuan bernyanyi dengan nada, tempo, dan lirik dengan
benar.
 Siswa percaya diri.
 Siswa memiliki kepedulian.

Ayo membaca
 Beri siswa waktu selama 15 menit untuk membaca dan mengamati gambar tentang
pemanfaatan sumber daya alam.
Tips dan Saran:
• Ajarkan siswa sehingga terbiasa untuk menjadikan data (dalam hal ini data tentang hasil panen)
menjadi sebuah informasi yang berguna.
• Agar menjadi informasi yang berguna, sebuah data harus dikomunikasikan dengan baik dan benar,
salah satunya adalah dengan grafik. Jadi, ajarkan siswa agar terbiasa membaca dan membuat grafik
dengan baik dan benar.
 Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok untuk berdiskusi tentang data yang
disajikan dalam bentuk grafik. Gunakan pertanyaanpertanyaan pada guru siswa sebagai
panduan untuk berdiskusi.
 Guru dapat menerapkan alternatif berikut sebagai metode pembelajaran:
Alternatif Proses KBM Kegiatan berdiskusi ini dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif
berikut.
Alternatif 1: Kegiatan diskusi bisa dilakukan dengan teman sebangku atau teman di sampingnya.
Alternatif 2: Kegiatan berdiskusi dilakukan secara klasikal dan guru bertindak sebagai moderator.
Jawaban dan pendapat siswa ditulis di papan tulis.
Alternatif 3: Diskusi dilakukan secara berkelompok. Bentuk kelompok-kelompok terdiri atas 5-7
siswa per kelompok. Setiap kelompok diminta mendiskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan
tersebut dan menuliskan hasilnya. Selanjutnya, jawaban dari tiap kelompok didiskusikan
bersama kelompok lain. Guru dapat bertindak sebagai moderator atau menunjuk salah satu
siswa menjadi moderator.
Hasil yang Diharapkan:
 Siswa memahami bacaan dengan cermat.
 Siswa memahami pengaruh kondisi geografis terhadap aktivitas manusia

14
Ayo berdiskusi
Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasikan pemanfaatan sumber daya alam dalam kehidupan sehari-
hari.
Alternatif Pelaksanaan Diskusi:
• Guru menciptakan suasana interaktif dan atraktif dengan mengajak siswa melaksanakan diskusi secara
klasikal.
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih para petugas diskusi seperti pembawa
acara dan sekretaris/notulis. Sementara anak-anak yang lain bertindak sebagai peserta diskusi.
• Pembawa acara bertanggung jawab atas jalannya diskusi. Pembawa acara juga bertugas membacakan
pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan oleh peserta.
• Notulis bertugas mencatat kejadian-kejadian yang terjadi saat diskusi berlangsung, seperti pendapat-
pendapat yang disampaikan oleh peserta diskusi. Notulis juga bertugas untuk membuat laporan dan
kesimpulan hasil diskusi.
• Setiap peserta diskusi berhak mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh pembawa acara.
• Setelah siswa memberikan pendapatnya, guru mengonfirmasi pendapatpendapat siswa. Kemudian,
guru memandu siswa untuk menarik kesimpulan.
• Masing-masing siswa menulis jawaban sesuai pertanyaan pada buku siswa berdasarkan hasil diskusi.
Hasil yang Diharapkan:
• Siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
• Siswa memiliki keterampilan berkomunikasi lisan dan tulis.
• Siswa memiliki keterampilan dan kepercayaan diri mengungkapkan pendapat.

Ayo merenungkan
 Siswa mengisi tabel mengenai kompetensi yang sudah dipelajari, berkaitan dengan siklus hidup
hewan, lingkungan, dan keterampilan wawancara.
Catatan:
• Kegiatan ini merupakan media untuk mengukur seberapa banyak materi yang sudah dipelajari
dan dipahami siswa.
• Pada aktivitas ini lebih ditekankan pada sikap siswa setelah mempelajari materi. Hasil yang
Diharapkan:
• Siswa meningkatkan kegiatan belajarnya sesuai tingkat pencapaian.

15
 Siswa meminta orang tuanya bercerita tentang pemanfaatan sumber daya alam di daerah
tempat tinggalnya. Selanjutnya, sebuah cerita yang menarik.
 Siswa membacakan hasilnya di depan orang tuanya dan meminta pendapat dan tanggapan
Hasil yang Diharapkan:
• Siswa percaya diri.
• Siswa memiliki keterampilan bernyanyi sesuai nada dan tempo yang benar.
• Adanya kerja sama yang baik antara anak dengan orang tua.

Penilaian
a. Rubrik Menyanyi
Kompetensi yang dinilai:
- Pengetahuan siswa tentang materi lagu.
- Keterampilan siswa dalam menyanyikan lagu (tinggi rendah dan panjang pendek nada).
- Sikap percaya diri siswa ketika menyanyikan lagu.

Aspek
Penguasaan Lagu
Penguasaan tinggi rendah dan Panjang pendeknya nada
Kecermatan dan ketelitian

b. Rubrik Mengamati Gambar


Kompetensi yang dinilai:
- Pengetahuan siswa tentang materi gambar yang diamati.
- Keterampilan siswa dalam mengamati.
- Kecermatan dan ketelitian siswa dalam mengamati

Aspek
Isi dan Pengetahuan: Hasil pengamatan ditulis lengkap, menunjukkan pengetahuan siswa
tentang materi yang disajikan
Sikap: Ketelitian dalam mengamati gambar dan melihat perbedaan.
Keterampilan: Mengomunikasikan hasil

16
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca dan menggamati gambar, siswa dapat mengidentifikasi pemanfaatan
sumber daya alam dengan penuh kepedulian.
2. Dengan bernyanyi, siswa dapat menyanyikan lagu dengan memerhatikan ketepatan nada dan
tempo dengan penuh percaya diri.

Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar Buku,


lirik lagu “Desaku yang Kucinta”, alat iring lagu sederhana.

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Ayo bernyanyi
Ayo membaca
Ayo berdiskusi
Ayo merenungkan
Penilaian

B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat terutama untuk kelompok kami sendiri
selaku penyusun dan para pembaca. Untuk kesempurnaan makalah ini kami mohon kritik dan
saran kepada rekan-rekan dan dosen pengampu, agar kami selaku penyusun bisa memperbaki
kekurangan-kekurangan dari makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.undiksha.ac.id/4285/2/1829041021-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

http://eprints.umk.ac.id/11250/2/BAB%20I.pdf

SUMBER BUKU

https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_4sd/guru/Kelas_04_SD_Tematik_9_Kaya
nya_Negeriku_Guru_2017.pdf

Sri Sudarmi, Waluyo. 2008. Galeri Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.

Subekti, Ari, dan Budiawan. 2009. BSE Seni Tari SMP. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.

18

Anda mungkin juga menyukai