Disusun Oleh :
Kunafaah (20030174016)
Tika Anjasari (20030174010)
Moch. Dimas Firmansyah (20030174028)
Andayani (20030174022)
Mata Kuliah :
Dasar Kependidikan
Dosen Pengampu :
Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd.
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas segalarahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Dasar Kependidikan. Makalah
ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman
belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu
dalam mempersiapkan,melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untukmenyempurnakan makalah ini, namun tidak
mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak terdapatkekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikanmasukan dalam penyempurnaan Makalah ini.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………2
C. Tujuan……………………………………………………………………..2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013………………………………………………………….3
B. Sejarah……………………………………………………………………6
BAB III PEMBAHASAN
A. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….8
B. Hasil Wawancara…………………………………………………………9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………11
LAMPIRAN
1. Isu Dihapuskannya Mata pelajaran Sejarah………………………………12
2. Wawancara dengan guru di Jawa Timur…………………………………13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya pembelajaran sejarah merupakan suatu peristiwa
yang mengandung berbagai aspek kehidupan seperti politik, sosial,
ekonomi, budaya, maupun agama. Pelajaran sejarah adalah mata pelajaran
yang mengkaji permasalahan dan perkembangan masyarakat dari masa
lampau sampai masa kini, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Saat ini beredar isu “Pelajaran Sejarah Akan Dihapus di
Kurikulum”, padahal sejarah itu penting. Dari pidato Bung Karno yang
berjudul “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah” (JASMERAH), kita
bisa tahu betapa pentingnya sejarah itu baik bagi kehidupan bangsa dan juga
diri kita sendiri. Dengan pembelajaran sejarah ini membantu manusia untuk
menyelesaikan berbagai masalah dan membekali masa depan yang cerah
dengan melihat dari masa lalu. Dengan mempelajari sejarah, generasi muda
akan mendapatkan pelajaran berharga dari suatu tokoh atau generasi
terdahulu. Dari proses itu dapat diambil banyak pelajaran, sisi-sisi mana
yang perlu dikembangkan dan yang tidak perlu dikembangkan.
Namun saat ini dalam realitasnya, siswa kurang menyukai pelajaran
sejarah karena materinya yang banyak sehingga banyak siswa yang
menganggap pelajaran sejarah hanya pelajaran yang terlalu banyak hafalan,
dan hanya semata-mata pelajaran tambahan. Selain itu, masih banyak siswa
yang kurang memperhatikan saat pembelajaran ini dikarenakan cara guru
dalam menyampaikan kurang menarik. Sehingga mata pelajaran sejarah ini
diidentikan sebagai pembelajaran yang membosankan di kelas.
Dari hal tersebut, secara umum kita dapat mengetahui bahwa
pelajaran sejarah itu penting namun tidak sedikit juga siswa yang merasa
bahwa pelajaran sejarah itu membosankan. Maka dari itu kami melakukan
wawancara kepada guru terkait pendapatnya tentang isu “Pelajaran Sejarah
Akan Dihapus di Kurikulum” yang hasilnya akan kami bahas di makalah ini
1
tentang nilai penting pembelajaran sejarah di sekolah dan permasalahan
pembelajaran sejarah di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
rumusan makalah pada masalah ini adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana nilai penting pembelajaran sejarah di sekolah?
2. Apa alasan para guru tidak menyetujui dihapuskannya mata pelajaran
sejarah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui dan memahami:
1. Nilai penting pembelajaran sejarah di sekolah.
2. Pendapat dan argument tidak setuju oleh guru berkaitan dengan
dihapuskannya pelajaran Sejarah
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KURIKULUM 2013
Sistem pendidikan nasional telah berkali-kali mengadakan
perubahan. Perubahan yang paling esensi dalam sistem pendidikan nasional
ini adalah perubahan kurikulum. Kurikulum pendidikan nasional telah
empat kali mengalami perubahan, yaitu Kurikulum 1994, Kurikulum 2004
yang terkenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kurikulum 2006
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan sekarang yang sedang
berjalan yaitu Kurikulum 2013.
Perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi dalam sistem
pendidikan nasional tidak jarang membawa implikasi-implikasi yang
beragam, baik negatif maupun positif. Pada kenyataannya, implikasi
perubahan kurikulum itu membawa sekian banyak problem yang tidak
mudah untuk dipecahkan, dan problem-problem ini tidak hanya dialami
oleh para penyelenggara pendidikan di tingkat pusat, akan tetapi juga di
tingkat daerah, khususnya para pendidik di satuan pendidikan (sekolah)
masing-masing.
Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas sehingga masyarakat dan bangsa
Indonesia bisa menjawab berbagai masalah dan tantangan yang semakin
rumit dan kompleks.
Implementasi Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas
dan bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, dimulai kelas I dan IV untuk SD, kelas VII untuk SMP
dan kelas IX untuk SMA. Semula, Kurikulum 2013 akan
diimplementasikan pada 30% SD dan 100% untuk SMP, SMA dan SMK,
sehingga tahun 2016 semua sekolah diharapkan sudah menggunakan dan
mengembangkan kurikulum baru baik negeri maupun swasta. Artinya
Kurikulum 2013 dapat diterapkan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan
dan pada berbagai ranah pendidikan. Meskipun demikian, kurikulum ini
3
tidak dapat digunakan untuk memecahkan seluruh permasalahan
pendidikan, namun memberi makna yang lebih signifikan kepada perbaikan
pendidikan.
Pada dasarnya Kurikulum 2013 masih mengacu kepada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Maka dalam pelaksanaannya guru dan
sekolah harus menggunakan prinsip-prinsip yaitu sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi siswa untuk menguasai kompetensi
yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini siswa harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya
secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar
pelajar, yaitu:
1) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
maha esa.
2) Belajar untuk memahami dan menghayati.
3) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif.
4) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain.
5) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan siswa mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan atau percepatan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi siswa
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan
pribadi siswa yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka dan hangat dengan prinsip ing ngarsa sung tulada,ing
4
madia mangun karsa, tut wuri handayani, (di belakang
memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun
semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi
yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar.
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi
alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi
mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri
diselengarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.
5
d. Standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis
kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum
tegas menuntut adanya keberlanjutan pembelajaran.
e. Materi dan evaluasi yang dilakukan selama ini lebih banyak
menekankan pada aspek kognitif saja, belum banyak
mengolah aspek afektif yang berkaitan dengan pembentukan
nilai-nilai, perilaku, akhlak mulia dan sejenisnya.
B. Sejarah
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan
sebagai silsilah, asal-usul (keturunan), atau kejadian yang terjadi pada
masa lampau. Sedangkan para ahli mengemukakan definisi sejarah antara
lain sebagai berikut:
a. Sejarah menurut Widja adalah suatu studi yang telah dialami
manusia diwaktu lampau dan telah meninggalkan jejak
diwaktu sekarang, di mana tekanan perhatian diletakkan,
terutama dalam pada aspek peristiwa sendiri. Dalam hal ini
terutama pada hal yang bersifat khusus dan segi-segi urutan
perkembangannya yang disusun dalam cerita sejarah (I Gede
Widja, 1989: 9).
b. Sejarah Sartono Kartodirdjo adalah gambaran tentang masa
lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang
disusun secara ilmiah dan lengkap. Meliputi urutan fakta masa
tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan
pengertian pemahaman tentang apa yang telah berlalu (Sartono
Kartodirdjo, 1982: 12).
c. Sejarah menurut Sidi Gazalba adalah gambaran masa lalu
tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang
disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa
tersebut dengan tafsiran dan penjelasan, yang memberi
pengertian tentang apa yang telah berlalu (Gazalba, 1981: 13).
6
Dari beberapa pengertian sejarah di atas maka dapat disimpulkan
bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian atau
peristiwa pada masa lalu manusia serta merekontruksi apa yang terjadi
pada masa lalu. Dengan adanya pembelajaran sejarah pada siswa maka
dapat membantu siswa dalam memahami perilaku manusia pada masa lalu,
masa sekarang dan masa yang akan datang.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
B. Hasil Wawancara
1. Ibu Kenti Bekti Sriawan, S.Pd. SMAN 1 Driyorejo
Menurut pendapat Bu Kenti saat melakukan wawancara daring ialah
beliau tidak percaya kalau dihapus, beliau mempercayai bahwa akan
penyederhanaan mata pelajaran sejarah, karena menurut beliau sejarah
merupakan sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan
serta perjalanan hidup bangsa Indonesia.
9
belum mengenal tulisan kemudian datang masa aksara. Contoh yg lain
arti kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Dr situ kita sadar ada banyak
nilai sejarah didalamnya. Mungkin byk org mengkritik sejarah adalah
pelajaran yang membosankan dan gak ada gunannya di dunia kerja.
Itulah sebabnya, Neo Historia hadir utk menghancurkan pemikiran kita.
Saat pendidikan berbicara,kurikulum yang tiap tahun berubah-rubah,
saya selalu ingat pesan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau lebih
dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. filosofi yang diajarkan sama
beliau sangat biasa. Pertama kalinya Taman Pintar dicetuskan. Dr sini
beliau memperkenalkan konsep pendidikan yang berkarakter,
manusiawi. Manusia tdk hanya dilatih sebagai sumber daya perusahaan
namun jg jati dirinya.
Bapak Wildan juga menambahkan bahwa sejarah memiliki nilai
yang sama penting seperti pelajaran pelajaran lainnya dan ilmu ada
karena sejarah. Boleh bersaing di dunia industri ,namun ingat kita
belajar dr sejarah utk berpikir kritis bagaimana menghadapi tantangan
global.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah disampaikan, maka dapat
disimpulkan bahwa banyak guru yang kontra terhadap rencana penghapusan
mata pelajaran sejarah oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia karena dinilai bahwa mata pelajaran sejarah merupakan identitas
bangsa dan sangat penting karena bagian dari negara Indonesia.
Terhapusnya mata pelajaran sejarah juga akan menurunan rasa kecinta tanah
air an pada siswa karena dengan mata pelajaran sejarah siswa dapat
mengembangkan karakternya melalui nilai nilai yang dapat diambil.
11
DAFTAR PUSTAKA
• Rofi. (2020).
Pentingnya Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Phiradio Net [online]
Available at : https://www.phiradio.net/pentingnya-pendidikan-sejarah-
perjuangan-bangsa/ [Accessed 20 September. 2020].
• I Alwi. (2016).
Kurikulum 2013. [online]
Available at : http://repository.uin-suska.ac.id/3108/3/BAB%20II.pdf
[Accessed 20 September. 2020].
• S. Suarga. (2017)
Kurikulum 2013. [online]
available at :
http://portalriset.uinalauddin.ac.id/bo/upload/penelitian/penerbitan_j
urnal/Suarga%20IP%202017%20Vol.1.pdf [Accessed 20 September.
2020].
12
Lampiran :
1. Isu dihapuskannya mata pelajaran sejarah
13