Anda di halaman 1dari 14

STRUKTUR KURIKULUM MATEMATIKA SD KTSP DAN K.

13
Dosen Pengampu : Ismail Hanif Batubara, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Ibnah Wanda Fahrani 1902030003

Puspa Kartika 1902030010

Tiara Nur Fadila 1902030026


Elvira 1902030041

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada kami

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Struktur

Kurikulum Matematika SD KTSP dan K.13. Makalah ini telah kami susun

dengan maksimal.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih

ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan

kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan

manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 18 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Masalah...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6
A. Konsep Dasar Kurikulum...........................................................................6
B. Struktur KTSP dan Kurikulum K13.........................................................7
C. Perbedaan Sistem Pembelajaran Matematika di SD/MI Ketika
Menggunakan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013..........................9
BAB III PENUTUP................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi strategis,


karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Pada dasarnya
kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen.
Komponen sendiri adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak
terpisahkan dari suatu sistem kurikulum, karena komponen itu sendiri mempunyai
peranan dalam pembentukan sistem kurikulum. Sistem adalah kesatuan komponen
yang antara satu sama lain saling berkaitan. (Ktsp et al. 2006)

Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan


pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Oleh karena itu, dalam pengembangannya harus
mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek).

Di samping itu, kurikulum harus bisa memberikan arahan yang jelas terhadap
peserta didik akan perannya setelah menyelesaikan pendidikan. Sedangkan peran
guru sebagai pengembang kurikulum disatuan pendidikan harus selalu tanggap
terhadap perubahan zaman, perkembangan iptek, kondisi sosial budaya yang
sangat dinamis, dan mampu melakukan evaluasi kurikulum secara berkelanjutan
sehingga dapat mewujudkan kurikulum yang kontekstual.

Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah mengarahkan kurikulum


sekarang ketujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh
yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan
harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Sehingga perbaikan kurikulum yang dilakukan dari tahun ketahun tujuannya
untuk menyempurnakan kurikulum-kurikulum sebelumnya.(Daga 2020)

Pengembagan kurikulum yang dilakukan berisi tentang materi ajar, strategi


pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, indikator keberhasilan dalam
belajar, dan penilaian dengan berpedoman pada SK, KD, dan, SI, dan SKL yang
ditentukan oleh pusat, dan terdidri dari beberapa mata pelajaran yang harus
diajarkan pada tingkat satuan pendidikan. Dalam implementasinya guru dituntut
untuk mampu merencanakan, dan melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, dalam
rangka melayani kebutuhan dan harapan masyarakat. Lebih-lebih perubahan
kurikulum yang dilakukan baru-baru ini yaitu perubahan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menuju Kurikulum 2013 (Kurtilas). Sehingga dalam
4
makalah ini kami akan lebih banyak memaparkan Kurikulum tingkat satuan
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kurikulum secara umum ?
2. Bagaimana struktur kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memaparkan konsep dasar kurikulum secara umum.
2. Untuk memaparkan struktur KTSP dan Kurikulum 2013.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani yaitu curir
artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga, terutama dalam bidang atletik pada zaman romawi
kuno di Yunani. Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier
yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu yang harus ditempuh oleh
seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh
medali atau penghargaan jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah
menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya. Dalam
sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar(Ktsp et al. 2006).

Dalam dunia pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupun secara
luas. Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa di sekolah atau di perguruan tinggi.
Secara lebih luas kurikulum diartikan tidak terbatas pada mata pelajaran saja,
tetapi lebih luas daripada itu, kurikulum diartikan merupakan aktivitas apa saja
yang dilakukan di sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk
mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya kegiatan belajar mengajar, mengatur
strategi dalam proses belajar, cara mengevaluasi program pengembangan
pengajaran. (Wahyuni 2015)

Oemar Hamalik melihat kurikulum dari beberapa tafsiran sebagai berikut: 1)


Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran, 2) Kurikulum sebagai rencana
pembelajaran, dan 3) Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Kurikulum memuat
isi dan materi pelajaran yang yang berarti dalam kurikulum terdapat sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh serta dipelajari oleh siswa selama mengikuti
kegiatan pendidikan atau kegiatan pembelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.
Dalam pandangan ini mata pelajaran merupakan pengalaman orang tua atau
orang-orang pandai masa lalu yang telah tersusun secara rasional, logis dan
sistematis.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran merupakan suatu program dan rencana


pendidikan yang disesuaikan untuk membelajarkan siswa. Dengan program dan
rencana yang telah dibuat siswa melakukan aktivitas belajar untuk
mengembangkan dan merubah tingkah laku sesuai dengan tujuan yang telah
6
ditetapkan. Dalam rencana pembelajaran yang dibuat guru harus merancang
keterlibatan siswa secara aktif untuk melakukan aktivitas belajar.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dalam hal ini kurikulum dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar serta mengembangkan kecakapan hidup siswa.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar mengisyaratkan bahwa kegiatan belajar
tidak hanya berlangsung dalam ruangan kelas, akan tetapi juga bisa berlangsung di
luar ruangan kelas. Dengan demikian semua kegiatan belajar yang dilakukan baik
di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas disebut kurikulum.
Dari beberapa pengertian diatas maka kurikulum dapat diartikan secara luas
merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa, serta
rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah pembelajaran belajar
yang harus dilakukan oleh siswa.

2. Fungsi Kurikulum

Bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:

a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar


memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, baik fisik maupun sosial.

b. Fungsi Integrasi (the integrating function)

Kurikulum harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada


dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat dan karenanya
harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi
dengan masyarakatnya.

c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)

Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan


harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.

d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)

Kurikulum harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke


jenjang pendidikan berikutnya.

e. Fungsi Pemilihan (the selective function)

Kurikulum harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih


program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

7
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)

Kurikulum mesti membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.

B. Struktur KTSP dan Kurikulum K13

1. Pengertian

Dalam kurikulum 2013, Struktur kurikulum dijelaskan sebagai gambaran


konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi
konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten / mata pelajaran dalam
semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar
perminggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi
konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran.(Dra. Titik Sugiarti 2014)
Sedangkan dalam KTSP, struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai
dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.

Berdasarkan dua pengertian tersebut, pengertian struktur kurikulum dalam


kurikulum 2013 maupun KTSP tidak jauh berbeda. Perbedaannya, pengertian
kurikulum 2013 tidak menyebutkan adanya standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Akan tetapi, dalam kurikulum 2013 nanti terdapat kompetensi inti dan
kompetensi dasar.

2. Mata Pelajaran

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam


satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas
VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan
dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan-ketentuan tertentu
tergantung dari kurikulum yang dipakai.

8
Kurikulum SD/MI di dalam KTSP memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Muatan lokal dalam KTSP meliputi Bahasa
Daerah dan Bahasa Inggris yang merupakan muatan lokal wajib serta muatan
lokal pertanian yang tidak diwajibkan. Sedangkan pengembangan diri meliputi
Pramuka dan Komputer yang tidak berstatus wajib (Permendikbud 2013).

Sedangkan pada kurikulum 2013, mata pelajaran dikelompokkan menjadi dua


yaitu kelompok A yang menekankan aspek kognitif dan kelompok B yang lebih
menekankan aspek afektif dan psikomotor. Kelompok A terdiri dari 4 mata
pelajaran untuk kelas III dan 6 mata pelajaran untuk kelas IV – VI. Perbedaan
tersebut terletak pada tidak adanya mata pelajaran IPA dan IPS. Sedangkan pada
kelompok B, terdapat 2 mata pelajaran termasuk di dalamnya muatan lokal. Pada
kurikulum 2013, muatan lokal SD meliputi Pramuka, UKS, PMR, dan Bahasa
Daerah. Berbeda dengan KTSP, Pramuka merupakan muatan lokal wajib.
Pengembangan diri tidak dicantumkan dalam kurikulum 2013 SD/MI karena
sudah dimasukkan dalam muatan lokal. Selain itu, Bahasa Inggris yang
sebelumnya merupakan mata pelajaran wajib menjadi tidak wajib dan hanya
berupa muatan lokal.

Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada KTSP SD/MI merupakan ”IPA
Terpadu” dan ”IPS Terpadu”. Hal ini masih diterapkan pada kurikulum 2013.
Bahkan untuk kelas rendah, IPA dan IPS diintegrasikan dengan mata pelajaran
lain melalui pendekatan tematik integratif.

3. Pembelajaran
Berdasarkan KTSP, Pembelajaran pada Kelas I–III dilaksanakan melalui
pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV–VI dilaksanakan melalui
pendekatan mata pelajaran. Akan tetapi, dalam melalui kurikulum 2013,
pembelajaran dari kelas I – VI seluruhnya harus dilaksanakan dengan pendekatan
tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua
hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut
makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh
kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia
(Permendikbud 2013).

9
4. Beban Belajar

Beban belajar selama satu minggu pada kurikulum 2013 mengalami penambahan
jika dibandingkan KTSP. Pada KTSP, beban belajar kelas satu 26 jam, kelas dua
27 jam, kelas tiga 28 jam, dan kelas empat sampai enam selama 32 jam dengan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Sedangkan pada kurikulum 2013, beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III
masing-masing 30, 32, 34 dan untuk kelas IV, V, dan VI menjadi 36 jam setiap
minggu. Alokasi waktu satu jam pembelajaran baik dalam kurikulum 2013
maupun KTSP adalah 35 menit (Setiana and Nuryadi 2020).

Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses
pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Selain itu, bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

5. Pengembangan Kurikulum

Jika dilihat dari pengembangan kurikulum KTSP, kurikulum dikembangkan hanya


sampai pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam kurikulum KTSP,
guru dituntut mengembangkan kompetensi dasar yang telah ditentukan menjadi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakterisrik siswa.
Guru juga diberikan kebebasan menentukan buku referensi serta media. Akan
tetapi, kenyataan di lapangan, guru cenderung memisahkan antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lain. Guru juga lebih mementingkan aspek kognitif
dibanding aspek afektif dan psikomotor (Daga 2020).

Berbeda dengan kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan tahun ini,


pengembangan kurikulum sudah mencakup silabus, buku teks, serta buku
pedoman guru. Hal tersebut akan meringankan pekerjaan guru karena tidak perlu
membuat silabus lagi. Guru hanya tinggal membuat rencana pengajaran dalam
bentuk RPP. Sebagian orang berpendapat, hal tersebut akan mematikan kreativitas
guru karena semua sudah diatur dari pusat. Akan tetapi, jika dilihat kembali,
kurikulum 2013 ini masih memberikan peluang dan kebebasan kepada satuan
pendidikan dan pendidik khususnya untuk melaksanakan KTSP dalam
pembelajaran dan penilaian (Agusniar 2015).

C. Perbedaan Sistem Pembelajaran Matematika di SD/MI Ketika


Menggunakan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
Berikut adalah salah satu contoh materi matematika di SD/MI kelas 3, dapat kita
lihat perbedaan antara materi matematika ketika menggunakan kurikulum KTSP
dan menggunakan kurikulum 2013.

10
KTSP KURIKULUM 2013
Materi Matematika Kelas III SD/MI Materi Matematika Kelas III SD/MI
Bilangan Bilangan
SK KD KI KD
1. Melakukan 1.1 Menentukan 2. Menunjukkan 2.1. Menunjukkan
operasi hitung letak bilangan perilaku jujur, perilaku patuh,
bilangan sampai pada garis disiplin, tanggung tertib dan
tiga angka bilangan jawab, santun, mengikuti aturan
1.2 Melakukan peduli, dan dalam melakukan
penjumlahan dan percaya diri penjumlahan dan
pengurangan tiga dalam pengurangan,
berinteraksi
angka perkalian dan
dengan keluarga,
1.3 Melakukan pembagian
teman, guru dan
perkalian yang bilangan asli,
tetangganya
hasilnya bilangan bilangan bulat dan
tiga angka dan pecahan dengan
pembagian memperhatikan
bilangan tiga nilai tempat
angka ribuan, ratusan,
1.4 Melakukan puluhan dan
operasi hitung satuan
campuran 2.2. Menunjukkan
1.5 Memecahkan perilaku teliti dan
masalah rapi dengan
perhitungan menata benda-
termasuk yang benda di sekitar
berkaitan dengan
dengan cara
uang
melipat rapi
dengan
memperhatikan
simetri lipatnya
2.3. Menunjukkan
perilaku adil
dalam
membagikan satu
potong atau
beberapa potong
kue, buah dan
sejenisnya kepada
sejumlah orang
dalam menerapkan
konsep pecahan
11
2.4. Menunjukkan
perilaku disiplin
dan tepat waktu
datang ke sekolah
dengan
memperhatikan
alat ukur waktu
2.5. Menunjukkan
perilaku cermat
dan teliti dalam
mentabulasi hasil
pengukuran tinggi
badan teman
sekelas

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah


perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

Kurikulum telah beberapakali mengalami perubahan dari mulai KBK, KTSP dan
sekarang berubah lagi menjadi kurikulum 2013. Perubahan kurikulum tersebut
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara terus-
menerus yang dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Berkaitan
dengan perubahan kurikulum KTSP menuju kurikulum 2013, karena adanya
pandangan dari berbagai kalangan bahwa perlunya untuk menerapkan kurikulum
yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (Competency and character
based curriculum).

Perbedaan mendasar struktur KTSP dan Kurikulum 2013

Pada kurikulum KTSP ada 13 mata pelajaran yang diajarkan , yaitu akhidah
akhlak, al-qur’an hadist, fiqih, dan SKI, pendidikan kewarganegaraan, bahasa
indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya dan keterampilan, pendidikan
jasmani olahraga, dan kesehatan, serta muatan lokal dan pengembangan diri.
Sedangkan kurikulum 2013 untuk tingkatan rendah I-III berjumlah 10 mata
pelajaran dan untuk kelas tinggi IV-VI 12 mata pelajaran.

B. Saran

Sebelum melakukan proses pembelajaran, semestinya pendidik mengerti apa tujuan


yang diinginkan oleh kurikulum yang telah disepakati. Seperti kurikulum 2013
misalnya, yang menginginkan pendidik untuk bisa mengintegrasikan pendidikan
pada seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum.
Sehingga dengan demikian, diharapkan tujuan dari kurikulum 2013 dapat terwujud.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agusniar, Eka. 2015. “Kemampuan Profesional Guru Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sdn 1 Simpang Peut Nagan
Raya.” Jurnal Ilmiah Didaktika 16(1):129. doi: 10.22373/jid.v16i1.590.
Daga, Agustinus Tanggu. 2020. “Kebijakan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah Dasar
(Sebuah Tinjauan Kurikulum 2006 Hingga Kebijakan Merdeka Belajar).” Jurnal
Edukasi Sumba (JES) 4(2):103–10.
Dra. Titik Sugiarti, M. P. 2014. “Struktur Kurikulum 2013.” Official Website Kementrian
Pendidikan Dan Kebudayaan 1–33.
Ktsp, Pendidikan, Berdasarkan Permendiknas, Nomor Tahun, and S. D. Mi. 2006.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Dan MI.
Permendikbud. 2013. “Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Dengan.” Journal of Chemical Information and
Modeling 01(01):1689–99.
Setiana, Dafid Slamet, and Nuryadi. 2020. Kajian Kurikulum Sekolah Dasar Dan
Menengah.
Wahyuni, Fitri. 2015. “KURIKULUM DARI MASA KE MASA (Telaah Atas
Pentahapan Kurikulum Pendidikan Di Indonesia).” Al-Adabiya 10(2):231–42.

14

Anda mungkin juga menyukai