Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

Dosen Pengampu Bapak Misbah S.Pd.,M.Pd

di susun oleh :
Warti Sri Ariani (132210105)
Siti Muthi’ah (132210029)

KELAS PGSD.22C1A
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN DAN
HUMANIORA UNIVERSITAS PELITA BANGSA (UPB)
CIKARANG 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet. Sehingga makalah yang berjudul,
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM dapat kami selesaikan
dengan baik.
Tidak lupa pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam
pembuatan tugas makalah ini.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, mohon dibukakan pintu maaf seluas luasnya.

Bekasi, 07 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I.............................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................2

1.3. Tujuan Pembahasan....................................................................2

BAB II............................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................3

2.1. Pengertian Akhlaq Terhadap Kedua Orang Tua..................3

2.2. Keutamaan Berbuat Baik Terhadap Kedua Orang Tua.........5

2.3. Manfaat Berbuat Baik Terhadap Kedua Orang Tua............10

2.4. Dalil Al-Qur’an dan Hadits yang Menjelaskan Tentang

Berbuat Baik Terhadap Kedua Orang Tua............................10

BAB III........................................................................................................15

PENUTUP...................................................................................................15

1.1. Kesimpulan................................................................................15

1.2. Saran...........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

kurikulum sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar berarti ba


hwa dalam kurikulum terdapat panduan untuk interaksi antara guru dan siswa.
Dengan begitu, kurikulum mempunyai fungsi sebagai "nafas atau inti" dari pro
ses pendidikan di sekolah untuk memberdayakan siswa yang berpotensi (Tam
ami 2016, p. 3). Kurikulum adalah media yang menentukan terhadap keberhas
ilan proses pendidikan, dalam artian bahwa tanpa kurikulum yang baik dan ses
uai akan sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan (Yulianti,
Hartatik 2016, p. 307). Untuk mempersiapkan hal itu, lembaga pendidikan ters
ebar di seluruh Indonesia, terutama lembaga pendidikan Islam di tingkat pusat,
daerah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja semua ko
mponen madrasah/sekolah agar memiliki persaingan yang kompetitif (Baharu
n 2016, p. 244). Dan salah satu program yang harus dilakukan adalah merenca
nakan pengembangan kurikulum yang dalam hal ini diupayakan untuk mening
katkan kualitas pembelajaran.
Salah satu aspek yang berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan
pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Keberadaan kurikulum merupak
an salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidika
n. Menurut Oemar Hamalik, setidaknya terdapat tiga peranan strategis yang di
emban oleh kurikulum dalam dunia pendidikan; pertama, peranan konservatif.
Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebaga
i warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh bu
daya asing menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikul
um memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulu
m berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nil
ai luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat akan tetap terpelihara deng

1
an baik. Kedua, peranan kritis. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap
dipertahankan, sebab terkadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai d
engan tuntutan perkembangan masyarakat; demikian juga ada kalanya nilai da
n budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai lama yang masih relevan
dengan keadaan dan tuntutan zaman. Di sini, kurikukum berperan dalam meny
eleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehid
upan anak didik. Ketiga, peranan kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab
setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang
cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal
baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap pote
nsi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyar
akat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.
Dalam proses pengembangan kurikulum, ketiga peran di atas harus berjala
n secara seimbang. Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya
cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman; sebal
iknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatifnya dapat membuat hi
langnya nilai-nilai budaya masyarakat. Khususnya di Indonesia, pengembanga
n kurikulum dimaksudkan agar pendidikan dapat menyesuaikan perkembanga
n zaman dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya masyarakat yang luhur.

2
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan


diatas, maka beberapa rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:

1. Apakah pengertian dari pengembangan kurikulum ?


2. Apa sajakah prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum?

1.3. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian


ini bertujuan untuk setiap Mahasiswa:

1. Dapat mendeskripsikan pengertian dari pengembangan kurikulum.

2. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berart
i jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish. Dalam b
ahasa Arab, kata kurikulum yang biasa digunakan adalah manhaj, yang berart
i jalan terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Adapun definisi menurut istilah, sebagaimana dikemukakan oleh S. Nasuti
on ialah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengaj
ar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
beserta staf pengajaran. Sedangkan menurut Zaenal Arifin, kurikulum merupa
kan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan p
edoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendi
dikan.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, kurikulum tidaklah bersifat sta
tis. Kurikulum dapat diubah maupun dimodifikasi secara dinamis mengikuti a
rah perkembangan zaman. Proses mengubah dan memodifikasi ini dinamakan
proses pengembangan. Dalam kajian ini dipahami bahwa kegiatan pengemba
ngan adalah penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaaan kuriku
lum. Istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan s
uatu alat atau cara yang baru. Selama kegiatan tersebut, penilaian dan penyem
purnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan. Apabila setelah men
galami penyempurnaan, akhirnya cara tersebut dipandang cukup mantap untu
k digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut.
Pengembangan kurikulum oleh Oemar Hamalik, didefinisikan sebagai per
encanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membaw
a siswa ke arah perubahan- perubahan yang diinginkan dan menilai sampai di

4
mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Sedangkan Dakir
menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum ialah proses mengarahkan kuri
kulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbaga
i pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sen
diri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya den
gan baik.
Istilah pengembangan kurikulum sebagaimana disebut di atas mencakup di
mensi yang luas. Pengembangan kurikulum merupakan istilah yang kompreh
ensif, yang meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan k
urikulum yaitu langkah terdepan dalam membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
rencana yang akan dipakai oleh guru dan siswa. Penerapan kurikulum atau ya
ng biasa disebut implementasi kurikulum berupaya memindahkan perencanaa
n kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum adalah tahap
akhir pengembangan kurikulum untuk melihat sejauh mana hasil pembelajara
n, tingkat pencapaian program yang direncanakan, dan hasil dari kurikulum te
rsebut. Pengembangan kurikulum bukan hanya melibatkan orang-orang yang
berhubungan langsung dengan dunia pendidikan, tetapi juga melibatkan bany
ak individu, seperti politisi, wirausahawan, orang tua siswa, dan elemen masy
arakat lainnya yang merasa tertarik dengan pendidikan. Prinsip-prinsip yang a
kan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada intinya adalah
aturan atau undang-undang yang akan menginspirasi kurikulum.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kur
ikulum adalah proses memaksimalkan pelaksanaan kurikulum dalam mencap
ai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebagaimana dalam kurikulum yang d
itetapkan pemerintah setelah dilaksanakan dalam waktu tertentu. Biasanya pe
ngembangan kurikulum ini adalah proses pembaruan kurikulum setelah dilak
ukan evaluasi kurikulum setelah dilaksanakan, bisa saja dilakukan atas kebija
kan pemerintah dan juga dapat dilakukan oleh pihak sekolah bersama dengan
guru dalam mendukung optimalisasi pelaksanaan kurikulum pendidikan di se
kolah dan luar sekolah terhadap perkembangan anak didik.

5
 Sumber-Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
Menurut Sukmadinata dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teori da
n Praktek menyebutkan beberapa sumber pengembangan kurikulum dianta
ranya ialah:
a. Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, di mana isi kurikulum disesua
ikan sebagai persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan
orang dewasa.
b. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang a
da sebagai pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda material dan
unsur kebudayaan lainnya.
c. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dal
am menyusun pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang akan dibe
rikan pada anak tapi bagaimana potensi yang ada pada anak dapat dike
mbangkan secara optimal.
d. Pengalaman penyusunan kurikulum sebelumnya, baik sesuatu yang ne
gatif maupun hasil evaluasi positif atas pelaksanaan kurikulum sebelu
mnya.
e. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajar
kan di sekolah atau dalam pelaksanaan kurikulum.
f. Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan da
n produk- produk politik berupa peraturan perundang-undangan yang b
erlaku.

2.2. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah berke

mbang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru.

Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat di

mungkinkan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang digun

6
akan di lembaga pendidikan lain, sehingga akan ada banyak prinsip yang digunak

an dalam pengembangan kurikulum.

Hamalik, sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin dan Amiruddin menyebut

kan delapan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut anta

ra lain; prinsip berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, fleksibilitas, kontinuit

as, keseimbangan, keterpaduan, dan mutu. Sedangkan Sukmadinata, membagi pri

nsip pengembangan kurikulum menjadi dua kelompok, yakni prinsip umum dan p

rinsip khusus.

Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk di

miliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang

membangunnya. Adapun penjabaran prinsip-prinsip umum ialah sebagai berikut:

1. Prinsip relevansi

Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsi

p relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan ekst

ernal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulu

m (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksterna

l komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi (releva

nsi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis), serta tunt

utan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis). Oleh seb

ab itu, dalam membuat kurikulum harus memperhatikan kebutuhan lingkungan

masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi si

swa untuk berkompetisi di dunia kerja yang akan datang. Dalam realitanya prin

sip di atas memang harus betul-betul diperhatikan karena akan berpengaruh ter

7
hadap mutu pendidikan. Dan yang tidak kalah penting harus sesuai dengan per

kembangan teknologi sehingga mereka selaras dalam upaya membangun negar

a.

2. Prinsip fleksibilitas

Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, d

an fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan

situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampua

n dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap per

kembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar-benar diperhatikan

sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan. Dalam prinsip fleksibil

itas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki fleksibilitas. Kurikulum

yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam imple

mentasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondi

si regional. Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. Kurikulum ini m

empersiapkan anak-anak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum tetap fleksi

bel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar belakang dan ke

mampuan yang berbeda, pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan.

Kurikulum harus menyediakan ruang untuk memberikan kebebasan bag

i pendidik untuk mengembangkan program pembelajaran. Pendidik dalam hal i

ni memiliki kewenangan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai denga

n minat, kebutuhan siswa dan kebutuhan bidang lingkungan mereka.

3. Prinsip kontinuitas

8
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, m

aupun secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus

memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang

pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan. Makna kon

tinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan antara kurikul

um dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi pengulangan atau d

isharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau membosankan bai

k yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta didik). Selain berhub

ungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan berhubungan den

gan berbagai studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi lainnya. 23 Se

dangkan fleksibilitas adalah kurikulum yang dikembangkan tidak kaku dan me

mberikan kebebasan kepada guru maupun peserta didik dalam memilih progra

m atau bahan pembelajaran, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam menempu

h program pembelajaran.

4. Prinsip efisiensi

Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bah

kan vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaa

n pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi indus

tri menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum yang dilahirkan ole

h para ahli dari dunia barat. Salah satu pengembangan kurikulum yang dipakai

oleh pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah cita-cita bangsa yaitu mengo

ptimalkan kecerdasan anak-anak generasi penerus bangsa untuk memilki akhla

k mulia dan berbudi pekerti yang luhur.

9
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam meng

embangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan tuj

uan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat diadakan satu

bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan

halangan. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan program pembelajaran l

ain karena upaya itu diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat me

manfaatkan sumber daya pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepa

t sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas

Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prins

ip efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana ren

cana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini

ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan efe

ktivitas belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif da

lam mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam mengem

bangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan, works

hop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikem

bangkan kurikulum yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa

yang sudah direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan m

ateri atau materi pembelajaran.

BAB III
PENUTUP

10
1.1. Kesimpulan

Kurikulum memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasila

n pendidikan. Keberadaan kurikulum merupakan salah satu bentuk nyata d

alam mengusahakan terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Dalam rangk

a mencapai tujuan pendidikan, kurikulum tidaklah bersifat statis. Kurikulu

m dapat diubah maupun dimodifikasi secara dinamis mengikuti arah perke

mbangan zaman dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur masyarakat.

Proses mengubah dan memodifikasi ini dinamakan proses pengembangan.

Pengembangan kurikulum bukanlah proses instan tanpa adanya kaji

an yang matang terhadapnya. Setidaknya sumber rujukan dalam mengemb

angkan kurikulum harus berdasar pada data empiris dan eksperimen, serta

cerita dan pengetahuan umum yang berkembang di masyarakat. Selain itu,

pijakan dalam menegembangkan kurikulum juga perlu memperhatikan pri

nsip-prinsip dasar, seperti; prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efisi

ensi, efektivitas, dan komponen pendidikan lainnya agar tujuan pengemba

ngan kurikulum dapat terarah dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

[1] Z. Arifin, "Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum," Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2015.

[2] Dakir, "Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum," Bumi Aksara, Jakarta,

2010.

[3] Fitroh, "“Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dan Strategi

Pencapaian.”," STUDIA INFORMATIKA: JURNAL SISTEM INFORMASI,

vol. 4, 2011.

[4] O. Hamalik, "Manajemen Pengembangan Kurikulum," Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2008.

[5] R. Mansur, "“PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM MULTIKULTURAL (Suatu Prinsip-Prinsip Pengembangan).”,"

Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 1, 18 November 2016.

[6] Rusman, "Manajemen Kurikulum," Rajawali Press, Jakarta, 2009.

[7] N. S. Sukmadinata, "Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek," Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2004.

12

Anda mungkin juga menyukai